RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Laju perekonomian provinsi Kepulauan Riau di triwulan III-2008 mengalami koreksi yang cukup signifikan dibanding triwulan II-2008. Pertumbuhan ekonomi tercatat berkontraksi dari 8,6% menjadi 6,52% (yoy) di triwulan III-2008. Namun demikian jika ditinjau secara triwulan (qtq), perekonomian masih mampu tumbuh 1,22%, naik dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat 0,97%. Turunnya laju pertumbuhan merupakan efek lanjutan naiknya harga BBM pada bulan Mei 2008, meski perlambatan aktivitas ekonomi global mulai berimplikasi pada tertahannya laju pertumbuhan. Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Sumber : BPS *)angka sementara **)angka sangat sementara Di sisi permintaan, penurunan terjadi pada seluruh komponen selain konsumsi yang meningkat selama bulan Ramadhan dan menjelang perayaan Idul Fitri. Penurunan ekspor dan investasi barang modal menjadi pemicu melambatnya laju pertumbuhan di triwulan laporan. Respon di sisi penawaran ditunjukkan dengan terkoreksinya pertumbuhan seluruh sektor ekonomi terutama pada sektor industri pengolahan dan perdagangan. Melambatnya pertumbuhan investasi dan ekspor langsung berimplikasi pada kinerja sektor industri pengolahan, yang menjadi determinan utama melambatnya laju perekonomian triwulan III-2008. Sektor lainnya yang dihitung dalam Produk Domestik Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.III-2008 1
Regional Bruto (PDRB) juga mengalami pertumbuhan yang menurun merespon perlambatan yang terjadi di sisi penerimaan. Secara persentase penurunan terbesar dialami oleh sektor bangunan dan sektor listrik, gas dan air bersih (LGA), namun kontribusinya terhadap penurunan cukup minimal. Asesmen Inflasi Laju inflasi Kota Batam pada triwulan III 2008 mengalami peningkatan. Laju inflasi tahun kalender Kota Batam sampai dengan triwulan III 2008 tercatat sebesar 7,76% (ytd), lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2007 yang tercatat sebesar 3,23% (ytd). Sedangkan inflasi tahunan Kota Batam tercatat sebesar 8,91% lebih rendah daripada triwulan sebelumnya yang tercatat 8,93% namun lebih tinggi dibandingkan inflasi tahunan posisi yang sama tahun 2007 yang tercatat sebesar 5,26%. Meskipun demikian laju inflasi di Kota Batam pada triwulan III 2008 baik secara tahun kalender maupun secara tahunan masih dibawah inflasi nasional. Inflasi tahun kalender nasional sampai dengan triwulan III 2008 tercatat sebesar 10,47% (ytd) sedangkan inflasi tahunan tercatat 12,14% (yoy). PERKEMBANGAN LAJU INFLASI TAHUNAN BATAM & NASIONAL Asesmen Perbankan Kondisi perbankan di Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2008 menunjukkan peningkatan yang cukup stabil terhadap periode sebelumnya. Beberapa indikator-indikator perbankan, seperti total aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit oleh perbankan terus mengalami pertumbuhan. Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.III-2008 2
Tabel Indikator Perbankan Provinsi Kepulauan Riau Periode Indikator 2007 2008 Tw. III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw. III Bank Umum Jaringan Kantor 44 44 45 45 45 Total Asset 15.851.731 16.000.135 16.065.809 16.709.890 17.600.675 Total DPK 13.497.036 13.586.189 13.442.509 14.071.918 14.446.343 Total Kredit 7.726.078 8.215.755 8.583.889 9.291.399 9.944.195 LDR (%) 57,24 60,47 63,86 66,03 68,84 NPLs (%) 3,47 2,6 1,57 2,33 2,94 BPR Total Asset 593.383 628.812 642.366 680.641 776.379 Total DPK 461.030 476.104 498.168 504.879 564.556 Total Kredit 348.435 370.587 394.750 461.337 538.346 Total asset, DPK dan total kredit yang diberikan oleh perbankan (bank umum dan BPR) di Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan trend peningkatan jika dibanding triwulan II 2008. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap perbankan tetap tinggi. Total asset perbankan di Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan III 2008 tercatat sebesar Rp18,38 triliun atau mengalami peningkatan sebesar Rp986,52 miliar (5,67%) dibandingkan triwulan II 2008. Sedangkan secara tahunan total asset perbankan mengalami peningkatan Rp1,93 triliun (11,75%) dibandingkan posisi yang sama tahun 2007. Sementara itu, total DPK yang berhasil dihimpun oleh perbankan di Provinsi Kepulauan Riau sampai dengan triwulan III 2008 tercatat sebesar Rp15,01 triliun atau mengalami peningkatan sebesar Rp434,10 miliar (2,98%) dibandingkan triwulan sebelumnya. DPK perbankan mengalami peningkatan sebesar Rp1,05 triliun (7,54%) dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp13,96 triliun. Penyaluran kredit yang dilakukan oleh perbankan di Provinsi Kepulauan Riau mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Pada triwulan III 2008, penyaluran kredit di Provinsi Kepulauan Riau oleh perbankan tercatat sebesar Rp10,48 triliun atau mengalami kenaikan sebesar Rp729,81 miliar (7,48%) dibandingkan triwulan II 2008 yang tercatat sebesar Rp9,75 triliun. Secara tahunan penyaluran kredit perbankan di Provinsi Kepulauan Riau mengalami peningkatan sebesar Rp2,41 triliun (29,82%) dibandingkan triwulan III 2007 yang tercatat sebesar Rp8,07 triliun. Peningkatan kredit yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan DPK tersebut menyebabkan kenaikan tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan di Provinsi Kepulauan Riau. Jika pada triwulan II 2008 LDR perbankan tercatat sebesar 66,91%, maka pada Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.III-2008 3
triwulan III 2008 LDR perbankan tercatat sebesar 69,83%. Tingkat LDR tersebut juga lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama pada tahun 2007 yang tercatat sebesar 57,85%. Peningkatan LDR ini menunjukkan bahwa fungsi intermediasi yang dilakukan oleh perbankan di wilayah Provinsi Kepulauan Riau sudah cukup optimal. Asesmen Sistem Pembayaran Pada triwulan III 2008 terjadi outflow sebesar Rp1,52 triliun atau lebih dari dua kali lipat dibandingkan triwulan II 2008 yang tercatat sebesar Rp791 miliar. Sementara itu inflow ke Kantor Bank Indonesia Batam tercatat sebesar Rp65 miliar. Oleh karena itu secara keseluruhan terjadi net outflow Rp1,46 triliun. Jumlah penarikan yang cukup tinggi pada triwulan III 2008 terkait dengan penarikan untuk memenuhi kebutuhan uang masyarakat dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Nilai transaksi melalui sistem kliring lokal di wilayah Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan III 2008 mencapai Rp2,96 triliun dengan jumlah warkat sebanyak 111.429 lembar. Nilai total kliring tersebut meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp2,72 triliun dengan jumlah warkat sebanyak 108.574 lembar. Transaksi BI-RTGS yang berasal dari Kota Batam tercatat sebesar Rp1,87 triliun atau 88,07% dari total seluruh transaksi BI-RTGS yang berasal dari Provinsi Kepulauan Riau. Sedangkan transaksi yang berasal dari Kabupaten Tanjung Balai Karimun dan Kota Tanjung Pinang masing-masing tercatat sebesar Rp149,45 miliar dan Rp104,52 miliar. Sementara itu, transaksi BI-RTGS yang masuk ke Kota Batam sampai dengan Juni 2008 tercatat sebesar Rp2,51 triliun atau 82,82% dari seluruh transaksi BI-RTGS yang masuk ke Provinsi Kepulauan Riau. Transaksi BI-RTGS yang masuk ke Kota Tanjung Balai tercatat sebesar Rp335,32 miliar. Sedangkan transaksi BI-RTGS yang masuk ke Tanjung Pinang dan Natuna tercatat sebesar Rp186,12 miliar dan 1,34 miliar. Jumlah uang rupiah palsu yang dilaporkan ke Bank Indonesia Batam pada triwulan III 2008 berjumlah Rp6.450.000,00 dengan jumlah lembar sebanyak 85 lembar. Jumlah tersebut meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan triwulan II 2008 yang tercatat sebesar Rp3.280.000 dengan jumlah lembar sebanyak 52 lembar. Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.III-2008 4
Prospek Ekonomi 2008 Berbagai tekanan dari sisi permintaan akan menjadi determinan utama tertahannya laju pertumbuhan di triwulan IV-2008. Meski dampaknya semakin minimal, belum pulihnya daya beli masyarakat masih akan mempengaruhi kinerja sejumlah sektor ekonomi seperti sektor perdagangan, pengangkutan dan bangunan. Di samping itu, perekonomian juga mendapat tekanan dari melambatnya aktivitas ekonomi global, terlebih sejak terjadinya resesi keuangan di Amerika Serikat. Inflasi IHK kota Batam selama triwulan IV-2008 diproyeksi relatif menurun dibanding saat ini. Tekanan inflasi akhir tahun (Natal dan Tahun Baru) diperkirakan cukup minimal karena tidak terjadi lonjakan permintaan dan distribusi barang yang relatif stabil. Sementara efek kenaikan harga BBM terhadap inflasi sudah mulai hilang sejak bulan Agustus 2008. Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.III-2008 5