7 2. Jenis Bank Jenis bank menurut Taswan (2010:8) adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, terdiri dari: 1) Ban

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERBANKAN MILIK PEMERINTAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Bank menurut Global Association of Risk Professionals

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang. mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dinda Yani Kusuma (2011)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS. Definisi bank dan perbankan menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

ANALISIS KINERJA BANK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Manajemen Pada Universitas Negeri Semarang. Oleh Yuyun Nurul Aini

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BANK. Alat likuid: uang kas di bank dan rekening giro yang disimpan di Bank Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomis di masa depan dan lain-lain (Suhardito et al, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitianyang dilakukan oleh Lutfiatun Nukhus pada tahun 2010, Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Kasmir (2006;2) mengemukakan bahwa: Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan keuangan seperti tempat mengamankan uang, melakukan investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sekarang ini sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Rasio Likuiditas Pada Pt. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Dan Banten, Tbk (Bank BJB) Periode

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar tempat bertemunya pihak yang membutuhkan dana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan. pengertian laporan keuangan dari beberapa para ahli :

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai lembaga intermediasi antara pihak-pihak yang memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang ditulis oleh Rizki Nindya Tantri Saputri (2012) yang berjudul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Bank 1. Pengertian Bank Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak yang mempunyai kelebihan dana (saver). Abdurrachman (dalam Suyatno, 2002:1) mengatakan bahwa Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha-usaha perbankan, dan lain-lain. Sedangkan menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan pasal 1, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perbankan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan bank, baik yang mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, maupun cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. 6

7 2. Jenis Bank Jenis bank menurut Taswan (2010:8) adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, terdiri dari: 1) Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Bank umum menjalankan seluruh fungsi perbankan, yaitu menghimpun dana, menempatkan dana dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral. 2) Bank Perkreditan Rakyat(BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang ada dalam kegiatannya, tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran. BPR tidak diperbolehkan mengikuti kliring atau terlibat dalam transaksi giral. b. Jenis bank dilihat dari fungsinya ada beberapa yaitu: 1) Bank Komersial, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima deposito dalam bentuk deposito lancar (giro) dan deposito berjangka dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek. 2) Bank Pembangunan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima deposito dalam bentuk deposito berjangka dan atau mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan jangka panjang dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang dibidang pembangunan. Bank pembangunan di Indonesia terdiri dari Bank Pembangunan Pemerintah, Bank Pembangunan Daerah, Bank Pembangunan Swasta, dan Bank pembanggunan Koperasi.

8 3) Bank Tabungan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima deposito dalam bentuk deposito tabungan dan dalam usahanya terutama dalam memperbungakan dananya dalam kertas berharga. Bank tabungan ini terdiri dari Bank Tabungan Negara, Bank Tabungan Swasta, Bank Tabungan Koperasi. c. Jenis bank berdasarkan kepemilikannya: 1) Bank Pemerintah Pusat, yaitu bank-bank komersial, bank tabungan atau bank pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada ditangan pemerintah pusat. 2) Bank Pemerintah Daerah, yaitu bank-bank komersial, bank tabungan atau bank pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada ditangan pemerintah daerah. 3) Bank Swasta Nasional, yaitu bank yang dimiliki oleh warga Negara Indonesia. 4) Bank Swasta Asing, yaitu bank yang mayoritas kepemilikannya dimiliki oleh pihak asing. 5) Bank Swasta Campuran, yaitu bank yang dimiliki oleh swasta asing dan swasta domestik. d. Jenis bank berdasarkan kegiatan devisa: 1) Bank Devisa, yaitu bank yang memperoleh ijin dari Bank Indonesia untuk menjual, membeli dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu lintas pembayaran dengan luar negeri. Contoh: Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank BCA.

9 2) Bank Non Devisa, yaitu bank tidak memperoleh ijin dari Bank Indonesia untuk menjual, membeli, dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu lintas pembayaran dengan luar negeri. Contoh: Bank BPD tertentu. e. Jenis bank berdasarkan dominasi pangsa pasarnya: 1) Retail Banking, bank yang dalam kegiatannya mayoritas melayani perorangan, usaha kecil dan koperasi. Contoh Retail Banking : BCA, BRI, dan sebagainya. 2) Wholesale Banking, yaitu bank yang mengandalkan nasabah besar atau nasabah korporasi. Contoh Bank BNI sebelum krisis 1997 mayoritas kredit diberikan kepada konglomerat. 2.1.22 Laporan Keuangan Bank 1. Pengertian Laporan Keuangan Bank Setiap perusahaan, baik bank maupun non bank pada suatu waktu (periode tertentu) akan melaporkan kegiatan keuangannya. Informasi tentang proses keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, aliran kas dan informasi lainnya yang berkaitan dengan laporan keuangan dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini bertujuan untuk memberikan informasi keuangan perusahaan, baik kepada pemilik, manajemen, maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara keseluruhan dan dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Laporan keuangan bank juga menunjukkan kinerja manajemen bank selama periode

10 waktu tertentu. Keuntungan dari membaca laporan ini, pihak manajemen dapat memperbaiki kelemahan yang ada serta mempertahankan kekuatan yang dimiliki. Fuad dan Rustam (2005:17) berpendapat bahwa laporan yang disajikan oleh suatu perusahaan dalam hal ini lembaga perbankan pada periode tertentu bertujuan, antara lain: a. Memberi informasi tentang posisi keuangan bank menyangkut harta bank, kewajiban bank serta modal bank pada periode tertentu. b. Memberi informasi menyangkut laba rugi suatu bank pada periode tertentu. c. Memberi informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan yang disajikan suatu bank. d. Memberi informasi tentang performance suatu bank. Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress report) ) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh. Sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri atas data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi. Sifat laporan keuangan menurut Munawir (2007:6), antara lain: a. Fakta yang telah dicatat (record fact) Berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi seperti jumlah yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan dalam bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, liabilitas maupun aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan.

11 b. Prinsip-prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulate) Berarti data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapananggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim (general accepted accounting principles), hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman. c. Pendapatan pribadi (personal judgement) ) Dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi dasar yang telah ditetapkan dan menjadi standar praktik pembukuan, namun tergantung daripada akuntan manajemen perusahaan yang bersangkutan. 2. Pihak Yang Berkepentingan Dengan Laporan Keuangan Bank Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan aktivitas perusahaan tersebut. Banyak pihak yang mempunyai kepentingan untuk mengetahui lebih mendalam tentang laporan keuangan perusahaan. Masing-masing pihak mempunyai kepentingan yang berbeda, sehingga cara analisisnya juga berbeda yang disesuaikan dengan sifat dan kepentingannya. Munawir (2007:2) mengatakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah:

12 a. Pemilik perusahaan, dengan laporan keuangan dapat menilai sukses tidaknya manajer dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan manajer biasanya dinilai dengan laba yang diperoleh perusahaan. b. Manajer atau pimpinan perusahaan, dengan mengetahui laporan keuangan dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki sistem pengawasan dan menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang lebih tepat. c. Para investor. Dapat mengetahui jaminan investasi dan kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut. d. Para kreditur dan bankers, sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlu mengetahui terlebih dahulu laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. e. Pemerintah, untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan. Faud dan Rustam (2005:18) mengatakan bahwa laporan keuangan dapat diterima oleh pihak-pihak tertentu jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Relevan, laporan keuangan yang disajikan harus sesuai dengan data yang ada kaitannya dengan transaksi yang dilakukan b. Jelas dan dapat dimengerti, laporan keuangan yang disajikan harus jelas dan dapat dimengerti oleh pemakai laporan keuangan c. Dapat diuji kebenarannya, laporan keuangan yang disajikan datanya harus dapat diuji kebenarannya dan dipertanggungjawabkan d. Netral, laporan yang disajikan harus bersifat netral artinya dapat dipergunakan oleh semua pihak

13 e. Tepat waktu, laporan yang disajikan harus memiliki waktu pelaporan atau periode pelaporan yang jelas. f. Dapat diperbandingkan, laporan keuangan yang disajikan dapat diperbandingkan dengan laporan-laporan sebelumnya, sebagai landasan untuk mengikuti perkembangan dari hasil yang dicapai. g. Lengkap, laporan keuangan yang disajikan harus lengkap yang sesuai dengan aturan yang berlaku agar tidak terjadi kekeliruan dalam menerima informasi keuangan. 3. Keterbatasan Laporan Keuangan Bank Pengambilan keputusan ekonomi tidak dapat semata-mata didasarkan atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Hal ini disebabkan laporan keuangan memiliki keterbatasan. Keterbatasan laporan keuangan bank menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (2008:12) adalah sebagai berikut: a. Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah lampau. b. Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna. Biasanya informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak tertentu tidak dapat secara langsung dipenuhi semata-mata dari laporan keuangan saja. c. Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran. d. Hanya melaporkan informasi yang material.

14 e. Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila terdapat beberapa kemungkinan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aset yang paling kecil. f. Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya (formalitas). g. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat kesuksesan antar bank. 4. Komponen Laporan Keuangan Bank Perbankan wajib membuat laporan keuangan sebagai laporan kepada bank sentral dan pengguna lainnya yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, perubahan posisi keuangan, dan catatan atas laporan keuangan. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya laporan keuangan bank yang menyediakan informasi-informasi tersebut untuk pengambilan keputusan. Secara umum bentuk laporan keuangan bank menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (2008:10) terdiri dari: a. Neraca b. Laporan laba rugi c. Laporan arus kas d. Laporan perubahan ekuitas

15 Posisi keuangan bank dipengaruhi oleh sumber daya ekonomi yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas, dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Informasi ini berguna untuk memprediksi kemampuan bank di masa depan dalam menghasilkan kas dan setara kas, kebutuhan investasi, pendistribusian hasil pengembangan dan arus kas, memprediksi kemampuan bank dalam memenuhi komitmen keuangan pada saat jatuh tempo, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Informasi posisi keuangan bank tergambar dalam neraca. 5. Laporan Perubahan Posisi Keuangan Bank Informasi perubahan posisi keuangan bank menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (2008:11) antara lain: a. Perubahan kas dan setara kas Informasi perubahan kas dan setara kas berguna untuk menilai kemampuan bank menghasilkan arus kas dan setara kas serta kebutuhan bank untuk menggunakan arus kas pada setiap aktivitas. Informasi ini bermanfaat untuk menilai aliran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Informasi perubahan kas dan setara kas tergambar dalam laporan arus kas. b. Perubahan ekuitas Informasi perubahan ekuitas bank menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Informasi ini bermanfaat untuk mengetahui

16 perubahan aktiva bersih yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham dan jumlah keuntungan atau kerugian yang berasal dari kegiatan bank selama periode yang bersangkutan. Informasi perubahan ekuitas tergambar dalam laporan perubahan ekuitas. 6. Penyajian laporan keuangan Penyajian laporan keuangan menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (2008:6) adalah: a. Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas disertai pengungkapan yang diharuskan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Aset disajikan berdasarkan karakteristiknya menurut urutan likuiditas, sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya. c. Saldo transaksi sehubungan dengan kegiatan operasi normal bank, disajikan dan diungkapkan secara terpisah antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa termasuk pihak-pihak terkait sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. d. Laporan laba rugi menggambarkan pendapatan dan beban menurut karakteristiknya yang dikelompokkan secara berjenjang (multiple step) dari kegiatan utama bank dan kegiatan lainnya.

17 e. Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis dengan urutan penyajian sesuai komponen utamanya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Informasi dalam catatan atas laporan keuangan berkaitan dengan pos-pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas yang sifatnya memberikan penjelasan, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, termasuk komitmen dan kontinjensi serta transaksi- transaksi lainnya. f. Dalam catatan atas laporan keuangan tidak diperkenankan menggunakan kata sebagian besar untuk menggambarkan bagian dari suatu jumlah tetapi t harus dinyatakan dalam jumlah nominal atau persentase. g. Perubahan akuntansi wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Perubahan estimasi akuntansi Estimasi akuntansi dapat diubah apabila terdapat perubahan kondisi yang mendasarinya. Selain itu, juga wajib diungkapkan pengaruh material dari perubahan yang terjadi baik pada periode berjalan maupun pada periode- periode berikutnya. 2) Perubahan kebijakan akuntansi Kebijakan akuntansi dapat diubah apabila: a) Penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau standar akuntansi keuangan yang berlaku. b) Diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan penyajian kejadian atau transaksi yang lebih sesuai dalam laporan keuangan.

18 h. Pada setiap lembar neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas harus diberi pernyataan bahwa catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan. i. Di samping hal-hal di atas, penyajian laporan keuangan bagi bank wajib mengikuti ketentuan yang dikeluarkan Bank Indonesia. 2.1.22 Kinerja Keuangan Perbankan Kinerja keuangan bank adalah kinerja bank yang dilihat dari aspek keuangan. Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu bank maka dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan oleh bank secara periodik. Dalam melakukan penilaian kinerja keuangan bank, harus didasarkan pada data keuangan bank yang dipublikasikan serta diperlukan adanya suatu tolok ukur. Tolak ukur yang dipakai adalah rasio dan indeks. Analisis rasio merupakan suatu alat atau cara yang paling umum digunakan dalam membuat analisis laporan an keuangan. Analisis rasio adalah suatu teknik yang digunakan untuk menilai sifat-sifat kegiatan operasi bank dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran kinerja yang telah distandarisasi. Kinerja keuangan bank dapat memberikan gambaran atas posisi atau keadaan keuangan serta prestasi kerja keuangan bank. Dalam penilaian kesehatan bank dapat digunakan metode CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, dan Liquidity), hal ini sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 tentang penilaian kesehatan bank metode CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, dan Liquidity) dapat dijabarkan sebagai berikut:

19 1. Capital Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan kata lain, Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau au menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan (Dendawijaya, 2009:121). Menurut SEBI No.7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005 CAR adalah rasio yang menunjukkan kemampuan bank menutupi kemungkinan terjadinya kerugian dari penyaluran kredit dan pengalokasian dana dalam bentuk surat berharga dengan menggunakan modal sendiri. Mulyono (2000:113) mengatakan bahwa CAR merupakan perbandingan antara equity capital dengan aset total loans dan securities. Secara matematis CAR dapat dirumuskan dengan: Equity Capital CAR = X 100% Total Loans + Securities Modal bank terdiri atas modal inti dan modal pelengkap. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebegai berikut: a. Modal inti, terdiri atas modal disetor dan cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak dan laba yang diperoleh setelah diperhitungkan pajak. Secara rinci modal inti dapat berupa:

20 1) Modal disetor, yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. 2) Agio saham, selisih lebih setoran modal yang diterima bank sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya. 3) Modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham, termasuk selisih antara nilai yang tercatat dengan harga jual apabila saham tersebut dijual. 4) Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penghasilan laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah pajak dan mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham/rapat anggota sesuai dengan ketentuan pendirian/anggaran dasar masing-masing bank. 5) Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan RUPS/Rapat Anggota. 6) Laba yang ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh RUPS atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan. 7) Laba tahun lalu, yaitu seluruh laba bersih tahun-tahun yang lalu setelah diperhitungkan pajak dan belum ditetapkan penggunaannya oleh RUPS atau rapat anggota. 8) Laba tahun berjalan, yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran hutang pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan tersebut diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50%.

21 b. Modal pelengkap, yaitu modal yang terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk tidak berasal dari laba, modal pinjaman serta pinjaman sub-ordinasi. Secara rinci sebagai berikut: 1) Cadangan revaluasi aset tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aset tetap yang telah mendapat persetujuan dari Dirjen Pajak. 2) Cadangan penghapusan aset produktif, yaitu cadangan yang dibentuk dengan membebani laba rugi tahun berjalan dengan maksud untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak diterimanya kembali sebagian dari keseluruhan aset produktif. 3) Modal pinjaman, yaitu hutang yang didukung oleh instrumen atau warkat yang memiliki sifat seperti modal. 4) Pinjaman sub-ordinasi, yaitu pinjaman yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a) Ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman. b) Mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia. c) Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah disetor penuh. d) Minimal berjangka waktu 5 tahun. e) Pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari Bank Indonesia dan dengan pelunasan tersebut permodalan bank tetap sehat. f) Hak tagihnya jika terjadi likuidasi berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang ada (kedudukannya sama dengan modal).

22 Total Loans, merupakan jumlah kredit yang diberikan bank kepada pihak ketiga dan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa setelah dikurangi penyisihan penghapusan. Taswan (2010:41) mengatakan securities/surat berharga, adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal atau pasar uang. Widjanarto (2003:165) mengatakan bahwa posisi CAR suatu bank sangat tergantung pada: a. Jenis aset serta besarnya risiko yang melekat padanya. b. Kualitas aset atau tingkat kolektibilitasnya. c. Total aset suatu bank, semakin besar aset semakin bertambah pula risikonya. d. Kemampuan bank untuk meningkatkan pendapatan dan laba. Widjanarto (2003:167) juga mengatakan posisi CAR dapat ditingkatkan atauau diperbaiki dengan: a. Memperkecil komitmen pinjaman yang digunakan. b. Jumlah atau posisi pinjaman yang diberikan dikurangi atau diperkecil sehingga risiko semakin berkurang. c. Fasilitas bank garansi yang hanya memperoleh hasil pendapatan berupa posisi yang relatif kecil namun dengan risiko yang sama besarnya dengan pinjaman ada baiknya dibatasi.

23 d. Komitmen L/C bagi bank-bank devisa yang belum benar-benar memperoleh kepastian dalam penggunaannya atau tidak dapat dimanfaatkan secara efisien sebaiknya juga dibatasi. e. Penyertaan yang memiliki risiko 100% perlu ditinjau kembali apakah bermanfaat optimal atau tidak. f. Posisi aset dan inventaris diusahakan agar tidak berlebihan dan sekedar memenuhi kelayakan. g. Menambah atau memperbaiki posisi modal dengan cara setoran tunai, go publik, dan pinjam sub-ordinasi jangka panjang dari pemegang saham. Berdasarkan Bank Indonesia nilai CAR tidak boleh kurang dari 8%. Ketentuan CAR dari Bank Indonesia menurut Hasibuan (2004:5) adalah sebagai berikut: Tabel 1 Ketentuan Capital Adequacy Ratio Tingkat Capital Adequacy Ratio Tingkat Peringkat 8 % Keatas Sehat 6,4 8 % Kurang Sehat Di bawah 6,4 % Tidak Sehat Sumber: www.bi.go.id 2. Assets Kinerja keuangan dari segi aset diukur melalui kualitas aset produktifnya. Salah satu rasio yang digunakan adalah RORA (Return On Risked Assets). RORA adalah rasio yang membandingkan antara laba kotor dengan besarnya risked assets yang dimiliki. Laba kotor adalah hasil pengurangan pendapatan terhadap biaya sedangkan risked assets terdiri atas surat berharga dan kredit yang disalurkan. Nilai RORA yang tinggi mengindikasikan bahwa pendapatan

24 yang diterima besar sehingga laba yang diperoleh juga optimal dan berpengaruh pada kenaikan harga saham. Menurut Bank Indonesia RORA dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Operating Income RORA = X 100% Total Loans + Investment Berikut adalah ketentuan tingkat RORA dari Bank Indonesia: Tabel 2 Ketentuan Return On Risked Assets Tingkat Return On Risked Assets Tingkat Peringkat Dibawah 3,35% Tidak Sehat 3,35% - 5,60% Kurang Sehat 5,60 % - 7,85 % Cukup Sehat Di atas 7,85 % Sehat Sumber: www.bi.go.id 3. Management Untuk mengukur tingkat kinerja manajemen, dapat dilakukan dengan penghitungan NPM (Net Profit Margin). NPM merupakan rasio keuangan yang mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasional pokok bank. Payamta dan Machfoedz (1999) mengatakan bahwa rasio NPM (Net Profit Margin) ) menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. NPM ini berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya. Semakin besar nilai NPM berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan yang berarti semakin besar tingkat kembalian keuntungan bersih. Nilai NPM berada pada rentang 0 sampai 1, semakin

25 mendekati 1 maka semakin efisien penggunaan biaya, yang berarti bahwa besar tingkat kembalian keuangan (return) yang akan diikuti tingginya harga saham. Berdasarkan Bank Indonesia perhitungan NPM sebagai berikut: 4. Earning NPM = Laba Besih Pendapatan Operasional Bersih X 100% Terdapat dua rasio yang dapat menjelaskan kinerja keuangan bank dari segi earning atau rentabilitasnya, yaitu: a. Return on Assets (ROA) ROA adalah rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan aspek earning atau profitabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Dendawijaya, 2009:118). Laba yang besar akan menarik investor karena perusahaan memiliki tingkat kembalian yang semakin tinggi. Rumus yang digunakan adalah: Net Income ROA = X 100% Total Assets 1) Net Income (EBT) adalah laba rugi bank yang diperoleh dalam periode berjalan sebelum dikurangi pajak. 2) Total assets merupakan komponen yang terdiri atas kas, giro pada BI, penempatan pada bank lain, surat-surat berharga, kredit yang diberikan,

26 pendapatan yang masih akan diterima, biaya dibayar dimuka, uang muka pajak, aset tetap dan penyusutan aset tetap dan lain-lain. Rasio ini dapat dijadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan. Siamat (2000:50) mengatakan bahwa rasio ini sangat penting, mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber-sumber modal bank. Muljono (dalam Enderayanti, 2005:29) mengatakan bahwa perubahan rasio ini dapat disebabkan antara lain: 1) Lebih banyak aset yang digunakan, hingga menambah operating income dalam skala yang lebih besar. 2) Adanya kemampuan manajemen untuk mengalihkan portofolio/surat berharga kejenis yang menghasilkan income yang lebih tinggi. 3) Adanya kenaikan tingkat bunga secara umum. 4) Adanya pemanfaatan aset-aset yang semula tidak produktif menjadi aset produktif. Hasibuan (2004:100) menjabarkan ketentuan tingkat ROA dari Bank Indonesia yaitu: Tabel 3 Ketentuan Retun On Asset Tingkat Retun On Asset Tingkat Peringkat Di atas 1,22% Sehat 0,99% - 1,22% Cukup Sehat 0,77 % - 0,99 % Kurang Sehat Dibawah 0,77 % Tidak Sehat Sumber: www.bi.go.id

27 b. Rasio BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) Menurut SEBI No.7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005 rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatannya. Efisiensi bank merupakan faktor penting dalam kegiatan operasional sehari-hari untuk memaksimalkan profitabilitas dan nilai investasi dari para pemegang saham. Secara spesifik rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan biaya operasi terhadap pendapatan operasi yang diperoleh bank. Semakin kecil angka rasio BOPO, maka semakin baik kondisi suatu bank. Meningkatnya pendapatan operasional dan menurunnya biaya opersional dari suatu bank akan mengakibatkan bank memiliki efisiensi yang baik sehingga keuntungan yang diperoleh akan semakin besar. (Martono, 2007:85). Biaya Operasional BOPO = X 100% Pendapatan Operasional Biaya operasional adalah semua biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank yang pada umumnya terdiri dari : 1) Biaya bunga, yaitu biaya atas dana-dana yang berasal dari Bank Indonesia, bank-bank lain, dan pihak ketiga bukan bank. 2) Biaya valuta asing, yaitu semua biaya yang dikeluarkan bank untuk berbagai transaksi devisa. 3) Biaya tenaga kerja, yaitu semua biaya yang dikeluarkan bank untuk membiayai pegawainya.

28 4) Penyusutan, yaitu semua biaya yang dikeluarkan untuk penyusutan benda-benda tetap dan inventaris. 5) Biaya lainnya, yaitu biaya langsung dari kegiatan usaha bank yang belum termasuk dalam pos biaya-biaya tersebut diatas. Pendapatan operasional adalah semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang benar-benar telah diterima, terdiri dari : 1) Hasil bunga, yaitu pendapatan bunga, baik dari pinjaman yang diberikan maupun dari penanaman-penanaman yang dilakukan oleh bank, seperti giro, simpanan berjangka dan obligasi. 2) Provisi dan komisi, yaitu provisi dan komisi yang diterima oleh bank dari berbagai kegiatan yang dilakukan, seperti provisi kredit dan provisi transfer. 3) Pendapatan valuta asing, yaitu pendapatan yang dihasilkan bank dari hasil transaksi devisa. 4) Pendapatan lainnya, yaitu pendapatan lainnya yang merupakan hasil langsung dari kegiatan operasional bank yang belum termasuk dalam pos-pos tersebut di atas. 5. Liquidity Hasibuan (2004:92) mengatakan bahwa likuiditas adalah kemampuan bank untuk membayar semua utang jangka pendeknya dengan alat-alat likuid yang dikuasainya. Dendawijaya (2009:118) mengatakan bahwa likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo.

29 LDR (Loan to Deposit Ratio) merupakan rasio keuangan perusahaan perbankan yang berhubungan dengan aspek likuiditas. LDR (Loan to Deposit Ratio) adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan requests) nasabahnya. LDR disebut juga rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga yang digunakan untuk mengukur dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit. Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan ini. Semakin besarnya penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang harus ditanggung oleh bank yang bersangkutan. Mulyono (2000:101) mengatakan bahwa rasio LDR merupakan rasio perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. LDR = Total Loans Total Deposit + Equity X 100% Dendawijaya (2009:118) mengatakan bahwa rasio LDR menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah kemampuan likuiditas bank.

30 Kasmir (2003:272) mengatakan bahwa batas aman untuk LDR menurut peraturan pemerintah adalah maksimum 110%. Sedangkan tolok ukur untuk tingkat LDR yang baik menurut Bank Indonesia adalah: Tabel 4 Ketentuan Loan to Deposit Ratio Tingkat Loan to Deposit Ratio Tingkat Peringkat Dibawah 93,75 % Sehat 93,75% - 97,5% Cukup Sehat 97,5 % - 101,25 % Kurang Sehat Di atas 101,25 % Tidak Sehat Sumber: www.bi.go.id Tujuan penting dari perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta menilai sampai berapa jauh bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan operasi atau kegiatan usahanya. Dengan kata lain LDR digunakan sebagai suatu indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank. 2.2 Penelitian Terdahulu 1. Defri (2012) dengan judul Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas dan Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI. Persamaan yang ada dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Defri (2012) adalah variabel bebas, variabel terikat, dan teknik analisis data. Variabel bebas yang digunakan adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR). Variabel terikat yang digunakan adalah Return on Asset (ROA). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda, uji F, dan Uji t.

31 Perbedaan yang ada dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Defri (2012) adalah variabel bebas dan data penelitian. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian Defri (2012) ada 3 (tiga) yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan efisiensi operasional (BOPO). Data penelitian Defri (2012) adalah 57 sampel dari 19 perusahaan perbankan pada periode pengamatan 2008-2010, 2010, sedangkan data dalam penelitian ini adalah 5 (lima) perusahaan perbankan milik pemerintah pada tahun 2008 sampai 2012. Hasil penelitian Defri (2012) menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. 2. Pasaribu dan Sari (2011) dengan judul Analisis Tingkat Kecukupan Modal dan Loan to Deposit Ratio terhadap Profitabilitas. Persamaan yang ada dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu dan Sari (2011) adalah variabel bebas, variabel terikat, dan teknik analisis data. Variabel bebas yang digunakan adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR). Variabel terikat yang digunakan adalah Return on Asset (ROA). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda, uji F, dan Uji t.

32 Perbedaan yang ada dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu dan Sari (2011) adalah data penelitian. Data penelitian Pasaribu dan Sari (2011) adalah 10 sampel perusahaan perbankan yang termasuk 10 besar peringkat terbaik pada periode pengamatan 2004-2008, sedangkan data dalam penelitian ini adalah 5 (lima) perusahaan perbankan milik pemerintah pada tahun 2008 sampai 2012. Hasil penelitian Pasaribu dan Sari (2011) menunjukkan bahwa secara simultan CAR dan LDR berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). Secara parsial terdapat pengaruh antara CAR terhadap Profitabilitas (ROA), serta pengaruh antara LDR terhadap Profitabilitas (ROA). 3. Taunay (2008) dengan judul Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan To Deposit Ratio (LDR), Size, dan BOPO terhadap Profitabilitas (Studi Perbandingan pada Bank Domestik dan Bank Asing Periode Januari 2003-Desember 2007). Persamaan yang ada dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Taunay (2008) adalah variabel bebas, variabel terikat, dan teknik analisis data. Variabel bebas yang digunakan adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR). Variabel terikat yang digunakan adalah Return on Asset (ROA). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dan uji F. Perbedaan yang ada dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Taunay (2008) adalah variabel bebas, teknik analisis, dan data penelitian. Variabel bebas dalam penelitian Taunay (2008) selain Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terdapat Size, dan

33 BOPO. Teknik analisis data yang digunakan selain analisis regresi linear berganda dan uji F, terdapat uji Chow. Data penelitian Taunay (2008) adalah 10 bank domestik dan 10 bank asing pada periode pengamatan dari Januari 2003 hingga Desember 2007, sedangkan data dalam penelitian ini adalah 5 (lima) perusahaan perbankan milik pemerintah pada tahun 2008 sampai 2012. Hasil penelitian Taunay (2008) menunjukkan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada bank domestik, sedangkan pada bank asing hanya Size yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hasil uji F menunjukkan bahwa pada bank domestik, bank asing, serta gabungan bank domestik dan bank asing variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil Chow Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh perubahan Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Size, BOPO terhadap profitabilitas antara bank domestik dan bank asing. Persamaan dan perbedaan penelitian Defri (2012), Pasaribu dan Sari (2011), 1), dan Taunay (2008) dengan penelitian sekarang dapat diuraikan pada tabel berikut:

34 Tabel 5 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang Keterangan Defri Pasaribu dan Sari Taunay Ayu Judul Pengaruh Capital Analisis Tingkat Analisis Pengaruh Capital Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Kecukupan Modal dan Adequacy Ratio (CAR), Loan Adequacy Ratio dan Likuiditas dan Efisiensi Loan to Deposit Ratio To Deposit Ratio (LDR), Size, Tingkat Likuiditas Operasional terhadap terhadap Profitabilitas dan BOPO terhadap terhadap Profitabilitas Profitabilitas Profitabilitas Perusahaan Perbankan Perusahaan Perbankan Milik Pemerintah di yang Terdaftar di BEI Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 2011 2008 2014 Penelitian Sampel 19 perusahaan 10 perusahaan perbankan 10 bank domestik dan 10 bank 5 bank milik penelitian perbankan (2008-2010) (2004-2008) asing (2003-2007) pemerintah Variabel Capital al Adequacy Ratio Capital Adequacy Ratio Capital Adequacy Ratio (CAR), bebas (CAR), Loan to Deposit (CAR) dan Loan to Loan to Deposit Ratio (LDR), Ratio (LDR), dan Deposit Ratio (LDR) Size, dan BOPO efisiensi operasional (BOPO) O) Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) Variabel Return on Asset (ROA) Return on Asset (ROA) Return on Asset (ROA) Return on Asset (ROA) terikat Teknik Analisis regresi linier Analisis regresi linier Analisis regresi linier berganda, Analisis regresi linier analisis berganda, uji F, dan t berganda, uji F, dan t uji F, dan uji Chow berganda, uji F, dan t Hasil CAR berpengaruh Secara simultan CAR dan CAR dan LDR berpengaruh positif dan tidak LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap signifikan ikan terhadap signifikan terhadap ROA. ROA pada bank domestik, ROA, LDR Secara parsial terdapat sedangkan pada bank asing berpengaruh positif dan pengaruh antara CAR hanya Size yang berpengaruh tidak signifikan terhadap Profitabilitas positif dan signifikan terhadap terhadap ROA, dan (ROA), serta pengaruh ROA. Hasil uji F menunjukkan BOPOO berpengaruh antara LDR terhadap bahwa pada bank domestik, negatif dan signifikan Profitabilitas (ROA) bank asing, serta gabungan bank terhadap ROA. domestik dan bank asing variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil Chow Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh perubahan Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Size, BOPO terhadap ROA antara bank domestik dan bank asing

35 2.2 Rerangka Pemikiran Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tinjauan teori yang telah dikemukakan, maka dapat digambarkan rerangka pemikiran sebagai berikut: Capital Adequacy Ratio (X 1 ) Profitabilitas (Y) Tingkat Likuiditas (X 2 ) Gambar 1 Rerangka Pemikiran 2.3 Hipotesis CAR merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung kerugian serta mencerminkan kesehatan bank yang bertujuan untuk menjaga kepercayaan masyarakat kepada perbankan, melindungi dana masyarakat pada bank bersangkutan dan untuk memenuhi standar Bank Sentral. Dengan permodalan yang kuat akan mampu menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan, sehingga masyarakat percaya untuk menghimpun dana kepada bank tersebut, dana yang dihimpun tersebut kemudian disalurkan kembali ke bank kepada masyarakat melalui kredit. Dengan pengelolaan yang baik suatu bank akan terus meningkatkan modal dengan

36 memperhatikan indikator kesehatan permodalan yaitu CAR, maka profitabilitas pun akan ikut meningkat. Fungsi intermediasi bank yakni menghimpun dan menyalurkan kembali dana kepada masyarakat merupakan fungsi yang penting dalam perbankan. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat. Dalam hal penilaian kesehatan, bank yang sehat adalah bank yang tingkat LDR-nya rendah. Faktor ekspansi kredit yang ditunjukkan dengan rasio LDR sangat penting oleh bank dalam menjalankan fungsi intermediasinya dengan tujuan untuk memperoleh laba yang didapat dari selisih penerimaan bunga kredit dengan beban bunga simpanan. Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teori, dan rerangka pemikiran yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Capital adequacy ratio berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan perbankan milik pemerintah di Bursa Efek Indonesia. 2. Tingkat likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan perbankan milik pemerintah di Bursa Efek Indonesia. 3. Capital adequacy ratio berpengaruh dominan terhadap profitabilitas perusahaan perbankan milik pemerintah di Bursa Efek Indonesia.