Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

dokumen-dokumen yang mirip
Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 7: Cara uji kadar hidrogen sulfida (H 2 S) dengan metoda biru metilen menggunakan spektrofotometer

SNI Standar Nasional Indonesia

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 4: Cara uji kadar uap air dengan metoda gravimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Perhitungan nilai konsentrasi gas SO 2 yang terjerap. Analisis data. Penulisan skripsi. Selesai

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Pupuk amonium klorida

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Pupuk dolomit SNI

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

Uji emisi formaldehida panel kayu metoda analisis gas

SNI Standar Nasional Indonesia

Pupuk kalium sulfat SNI

Pupuk urea SNI 2801:2010. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Pulp - Cara uji bilangan kappa

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Pupuk super fosfat tunggal

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Pupuk amonium sulfat

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH 3. Biasanya senyawa ini didapati

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

Metodologi Penelitian

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Cara uji kelarutan aspal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 11: Cara uji opasitas menggunakan skala Ringelmann untuk asap hitam

Udara ambien Bagian 10: Cara uji kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode Non Dispersive Infra Red (NDIR)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

MODUL I Pembuatan Larutan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus tomat ICS Badan Standardisasi Nasional

Pupuk SP-36 SNI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Mei tahun 2014/2015.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Cara uji kimia - Bagian 4: Penentuan kadar protein dengan metode total nitrogen pada produk perikanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

SNI Standar Nasional Indonesia. Gambir. Badan Standardisasi Nasional ICS

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Pupuk tripel super fosfat plus-zn

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Cara uji emisi formaldehida panel kayu metode ruangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

III. METODE PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus cabe

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Satuan... 1 5 Cara uji... 2 6 Jaminan mutu dan pengendalian mutu... 6 Lampiran A (normatif) Tabel tekanan uap air jenuh... 7 Lampiran B (normatif) Pelaporan... 8 Bibliografi... 9 i

Prakata SNI ini merupakan hasil pengkajian dari SNI 06-2880-1992, Cara uji kadar oksida-oksida belerang dalam gas buang. SNI ini menggunakan referensi metode standar dari Japan Industrial Standard (JIS). Secara teknis, SNI ini disiapkan dan diuji coba di laboratorium yang terakreditasi serta dikonsensuskan oleh Subpanitia Teknis Kualitas Udara dari Panitia Teknis 207S, Sistem Manajemen Lingkungan. Standar ini telah disepakati dan disetujui dalam rapat konsensus dengan peserta rapat yang mewakili produsen, konsumen, ilmuwan, instansi teknis, pemerintah terkait dari pusat maupun daerah pada tanggal 4 Nopember 2004 di Depok. Dengan ditetapkannya SNI 19-7117.3.2-2005, maka SNI 06-2880-1992 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pemakai SNI agar dapat meneliti validasi SNI yang terkait dengan metode ini, sehingga dapat selalu menggunakan SNI edisi terakhir. ii

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri 1 Ruang lingkup Standar ini digunakan untuk penentuan kadar oksida-oksida sulfur dalam emisi gas buang sumber tidak bergerak menggunakan metode netralisasi titrimetri. Lingkup pengujian meliputi: a) Cara pengambilan contoh uji gas SO x dengan menggunakan larutan penjerap. b) Cara penentuan kadar gas SO x dalam contoh uji emisi gas buang sumber tidak bergerak menggunakan metode netralisasi secara titrimetri dengan konsentrasi 70 ppm sampai 2800 ppm (200 mg/nm 3 sampai 8000 mg/nm 3 ). c) Cara perhitungan kadar SO x sebagai SO 2.. 2 Acuan normatif JIS K 0103-1999, Methods for determination of sulphur oxides in flue gas. 3 Istilah dan definisi 3.1 emisi zat, energi dan atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk atau dimasukkannya ke udara ambien yang mempunyai dan atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar 3.2 oksida-oksida sulfur (SO x ) oksida-oksida sulfur, terdiri dari SO 2 dan SO 3 yang dihasilkan dari proses pembakaran dan proses oksidasi sulfur yang diemisikan dari sumber tidak bergerak 3.3 larutan induk larutan standar konsentrasi tinggi yang digunakan untuk membuat larutan standar konsentrasi lebih rendah 3.4 larutan standar larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui untuk digunakan sebagai pembanding di dalam pengujian 3.5 larutan penjerap larutan yang dapat menjerap analat 3.6 larutan pencuci larutan yang digunakan untuk menghilangkan gas-gas yang terperangkap di dalam pipa pengambil contoh uji 1 dari 9

3.7 blanko analitik laboratorium larutan penjerap gas yang diperlakukan sebagai kontrol kontaminasi selama preparasi dan penentuan contoh uji di laboratorium 3.8 blanko analitik lapangan larutan penjerap yang diperlakukan sebagai kontrol kontaminasi selama pengambilan contoh dalam perjalanan 3.9 pengendalian mutu kegiatan yang bertujuan untuk memantau kesalahan analisis, baik berupa kesalahan tehniskesalahan manusia, kontaminasi, dan pengambilan contoh uji. 4 Satuan mg/nm 3 satuan ini dibaca sebagai miligram per normal meter kubik, notasi N menunjukkan satuan volum hisap kering udara gas buang pada kondisi normal (25 o C, 760 mmhg) 5 Cara uji 5.1 Prinsip Oksida belerang dalam contoh uji gas diserap oleh larutan penjerap hidrogen peroksida membentuk asam sulfat, asam sulfat yang terbentuk dititrasi dengan natrium hidroksida. 5.2 Bahan 5.2.1 Larutan penjerap a) masukkan 100 ml H 2 O 2 30% v/v ke dalam labu ukur 1000 ml; b) encerkan dengan air suling sampai tanda tera ; c) simpan dalam botol coklat di tempat dingin. 5.2.2 Larutan natrium hidroksida (NaOH) 0,05 M a) larutkan 2 g NaOH ke dalam gelas piala dengan 1000 ml yang telah berisi kurang lebih 200 ml air suling bebas CO 2 yang diletakkan dalam penangas air es; b) larutan diencerkan hingga 1000 ml dan dihomogenkan. 5.2.3 Hablur asam sulfamat (amido sulphuric acid), HOSO 2.NH 2 5.2.4 Campuran indikator merah metil dan biru metilen a) larutkan 0,1 g merah metil dalam 100 ml etanol 95%; b) larutkan 0,1 g biru metilen dalam 100 ml etanol 95%; c) campurkan kedua larutan tersebut kemudian homogenkan; d) Simpan dalam botol coklat dan tempat dingin. 2 dari 9

5.3 Peralatan a) peralatan pengambilan contoh uji SO x seperti pada Gambar 1; b) labu ukur 100 ml, dan 250 ml; c) pipet ukur 0,5 ml, 10 ml, 20 ml, 25 ml dan 50 ml; d) gelas ukur 100 ml; e) gelas piala 100 ml dan 500 ml; f) tabung uji 50 ml; g) timbangan analitik dengan ketelitian 4 desimal; h) kaca arloji; i) buret 50 ml; j) labu erlenmeyer 250 ml; k) oven; l) desikator; m) mortar; dan n) alu. M O P Keterangan gambar: A adalah pipa pengambil contoh uji; I adalah pompa penghisap; B adalah flange; J adalah wet gas meter; C adalah elemen pemanas; K adalah termometer; D adalah glass wool ; L adalah manometer; E1, E2 adalah botol penjerap; M adalah termometer; F1, F2 adalah kran cabang tiga; N1 adalah kran penutup; G adalah tabung pengering; N2 adalah kran pengatur kecepatan alir; H adalah botol pencuci; O adalah pipa karet (flurorubber). P adalah wadah pendingin. Gambar 1 Rangkaian peralatan pengambil contoh uji SOx 5.4 Pengambilan contoh uji a) susun peralatan pengambilan contoh uji seperti pada gambar 1; b) masukkan 50 ml larutan penjerap gas (langkah 5.1) ke dalam masing-masing botol penjerap dan masukkan pula 50 ml larutan penjerap gas ke dalam botol pencuci; c) panaskan pipa pengambil contoh uji pada suhu 120 o C. Pertahankan suhu pipa selama pengambilan contoh uji; 3 dari 9

d) arahkan aliran gas buang ke posisi pencucian hingga aliran akan melalui botol pencuci; e) hidupkan pompa penghisap udara dan atur laju alir antara 1 L/menit sampai 2 L/menit, matikan pompa setelah 5 menit; f) arahkan aliran gas buang ke posisi pengambilan contoh uji hingga aliran akan melalui botol penjerap; g) baca penunjukkan awal pada gas meter V1 ( L) ; h) hidupkan pompa dan lakukan pengambilan contoh uji sampai volum total 20 L dengan mengatur laju alir gas meter antara 1 L/menit sampai 2 L/menit; i) catat temperatur dan tekanan gas buang pada saat pengambilan contoh dengan menggunakan termometer dan manometer pada gas meter; j) matikan pompa, tutup aliran gas dan baca penunjukan akhir pada gas meter V 2 (L). 5.5 Persiapan pengujian Standardisasi NaOH 0,05 M: a) hancurkan asam sulfamat dengan bantuan mortar lalu keringkan dalam desikator selama 48 jam; b) timbang 1 gram dengan ketelitian 0,1 mg; c) larutkan dengan air suling di dalam labu ukur 250 ml, encerkan hingga tepat tanda tera lalu homogenkan; d) pipet 25 ml larutan asam sulfamat ke dalam labu erlenmeyer, tambahkan dengan air suling hingga volum akhir 100 ml; e) tambahkan 6 tetes - 8 tetes campuran indikator merah metil dan biru metilen; f) titrasi dengan larutan NaOH 0,05 M sampai tepat terjadi perubahan warna larutan dari violet menjadi hijau; g) catat volum titrasi dan hitung faktor natrium hidroksida dengan rumus sebagai berikut: f = a' dengan pengertian : 25 m 250 0,004854 f adalah faktor dari larutan natrium hidroksida 0,05 M; m adalah berat asam sulfamat yang ditimbang (g); a adalah volum larutan natrium hidroksida hasil titrasi (ml); 0,004854 adalah berat asam sulfamat yang sebanding dengan 1 ml larutan natrium hidroksida 0,05 M. 5.6 Persiapan contoh uji a) pindahkan larutan yang berisi contoh uji dari kedua botol penjerap ke dalam labu ukur 250 ml; b) bilas botol penjerap dengan sedikit air suling dan masukkan ke dalam labu ukur di atas, encerkan dengan air suling sampai tanda tera lalu homogenkan; c) siapkan 100 ml larutan penjerap gas ke dalam labu ukur 250 ml, encerkan dengan air suling sampai tanda tera lalu homogenkan. Larutan ini digunakan sebagai blanko. 5.7 Pengujian contoh uji a) pipet 25 ml larutan contoh uji pada langkah 5.6 butir b ke dalam labu erlenmeyer; b) pipet 25 ml larutan blanko pada langkah 5.6 butir c ke dalam labu erlenmeyer; c) tambahkan 6 tetes sampai dengan 8 tetes campuran indikator merah metil dan biru metilen ke dalam masing-masing labu erlenmeyer; d) titrasi dengan larutan NaOH 0,05 M sampai tepat terjadi perubahan warna larutan dari violet menjadi hijau; e) catat volum titrasi untuk blanko dan contoh uji. 4 dari 9

5.8 Perhitungan 5.8.1 Volum contoh uji gas yang diambil Volum contoh uji gas yang diambil, dihitung pada kondisi normal (25 C, 760 mmhg) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Vs = V 298 273 + t (Pa + Pm 760 Pv) dengan pengertian: Vs adalah volum contoh uji gas yang dihisap pada kondisi normal (L); V adalah volum dari pembacaan gas meter dengan menghitung V 2 - V 1 (L); Pa adalah tekanan udara atmosfer (mmhg); Pm adalah tekanan manometer dibaca pada gas meter (mmhg); Pv adalah tekanan uap air jenuh pada temperatur t C (mmhg), lihat pada tabel Lampiran A; t adalah temperatur gas dibaca pada gas meter ( C); 298 adalah temperatur pada kondisi normal; 760 adalah tekanan pada kondisi normal. 5.8.2 Konsentrasi SOx dalam emisi gas buang sumber tidak bergerak Konsentrasi SOx dalam contoh uji dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : 250 0,560 (a b) f C = v 1000 1 Vs dengan pengertian: C 1 adalah konsentrasi volumetrik oksida-oksida sulfur (ppm); a adalah volum larutan NaOH 0,05 M hasil titrasi yang digunakan untuk titrasi larutan contoh uji (ml); b adalah volum larutan NaOH 0,05 M hasil titrasi yang digunakan untuk titrasi larutan blanko (ml); f adalah faktor larutan NaOH 0,05 M; v adalah volum larutan contoh uji yang digunakan untuk analisis (ml): Vs adalah volum contoh gas uji dalam kondisi normal (L); 0,560 adalah volum oksida-oksida sulfur ( SO 2 + SO 3 ) yang sebanding dengan 1 ml larutan NaOH 0,05 M. 5.8.3 Konversi konsentrasi SOx 250 1,60 (a b) f C = v 1000 2 Vs dengan pengertian: C 2 adalah konsentrasi berat oksida-oksida sulfur dalam contoh uji gas dikonversi dalam SO 2 ( mg/nm 3 ); a adalah volum larutan NaOH 0,05 M hasil titrasi yang digunakan untuk titrasi larutan contoh uji (ml); 5 dari 9

b adalah volum larutan NaOH 0,05 M hasil titrasi yang digunakan untuk titrasi larutan blanko (ml); f adalah faktor larutan NaOH 0,05 M; v adalah volum larutan contoh uji yang digunakan untuk analisis (ml); Vs adalah volum contoh gas uji dalam kondisi normal pada 25 o C, 760 mmhg (L); 1,60 adalah berat sulfur dioksida ( SO 2 ) yang sebanding dengan 1 ml larutan NaOH 0,05 M. 6 Jaminan mutu dan pengendalian mutu a) Kalibrasi gas meter dan termometer. b) Posisi pengambilan contoh uji berada pada posisi yang mewakili yaitu pada aliran yang homogen dan terhindar dari kemungkinan pengembunan, jarak antara lubang pengambilan contoh uji dengan botol penjerap sedekat mungkin. c) Pipa pengambilan contoh uji sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan terhadap gas korosif yang terdapat dalam aliran gas. d) Sumbat ujung atau pangkal pipa dengan filter glass wool untuk menghindari bercampurnya partikulat (debu) yang terdapat dalam aliran gas dengan contoh uji gas. e) Gunakan larutan penjerap gas sebagai contoh uji (blanko) dan dikerjakan sesuai dengan penentuan contoh uji untuk mengetahui kontaminasi, baik terhadap pereaksi yang digunakan maupun terhadap tahap-tahap selama penentuan, f) Gunakan alat gelas bebas kontaminasi dan bahan kimia berkualitas p.a. 6 dari 9

Lampiran A (normatif) Tabel tekanan uap air jenuh Tabel ini digunakan untuk mencari nilai Pv Tabel A.1 Tekanan uap air jenuh (mmhg) Suhu Pv ρ Suhu Pv ρ ( o C) 0 5 etanol ( o C) 0 5 etanol 0 4,6 4,8 0,809 1 4,9 5,1 0,808 31 33,7 34,7 0,782 2 5,3 5,5 0,807 32 35,7 36,7 0,781 3 5,7 5,9 0,806 33 37,7 38,8 0,781 4 6,1 6,3 0,805 34 39,9 41,0 0,780 5 6,5 6,8 0,804 35 42,2 43,4 0,779 6 7,0 7,3 0,804 36 44,6 45,8 0,778 7 7,5 7,8 0,803 37 47,1 48,4 0,777 8 8,0 8,3 0,802 38 49,7 51,1 0,776 9 8,6 8,9 0,801 39 52,5 53,9 0,775 10 9,2 9,5 0,800 40 55,3 56,8 0,775 11 9,8 10,2 0,799 41 58,4 59,9 0,774 12 10,5 10,9 0,798 42 61,5 63,1 0,774 13 11,2 11,6 0,798 43 64,8 66,5 0,772 14 12,0 12,4 0,797 44 68,3 70,1 0,771 15 12,8 13,2 0,796 45 71,9 73,7 0,770 16 13,6 14,1 0,795 46 75,7 77,6 0,770 17 14,5 15,0 0,794 47 79,6 81,6 0,769 18 15,5 16,0 0,793 48 83,7 85,8 0,768 19 16,5 17,0 0,792 49 88,0 90,2 0,767 20 17,5 18,1 0,792 50 92,5 94,8 0,766 21 18,7 19,2 0,791 51 97,2 99,6 0,765 22 19,8 20,4 0,790 52 102,1 104,6 0,764 23 21,1 21,7 0,789 53 107,2 109,8 0,764 24 22,4 23,1 0,788 54 112,5 115,2 0,763 25 23,8 24,5 0,787 55 118,0 120,9 0,762 26 25,2 26,0 0,787 56 123,8 126,7 0,761 27 26,7 27,5 0,786 57 120,8 132,9 0,76 28 28,4 29,2 0,785 58 136,0 139,2 0,759 29 30,1 30,9 0,784 59 142,5 145,9 0,758 30 31,8 32,8 0,783 60 149,3 152,8 0,758 Sumber : Steam Table from Perry s Chemical Engineering Handbook. 1986 7 dari 9

Lampiran B (normatif) Pelaporan Catat pada buku kerja hal-hal sebagai berikut: 1) Parameter yang dianalisis. 2) Nama analis. 3) Tanggal analisis. 4) Batas deteksi. 5) Rekaman kurva kalibrasi. 6) Perhitungan. 7) Data pengambilan contoh uji. 8) Hasil pengukuran blanko. 9) Hasil pengukuran contoh uji. 10) Kadar SO x dalam contoh uji. 8 dari 9

Bibliografi Kep-205/BAPEDAL/07/1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak. BAPEDAL Perry. 1986. Chemical Engineering Handbook. Mc Graw - Hill. USA. 9 dari 9