KEBIJAKAN PENGANGGARAN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
POKOK-POKOK KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK.02/2014 TENTANG

2017, No kementerian negara/lembaga dan pengesahan daftar isian pelaksanaan anggaran; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

2016, No b. bahwa dalam rangka pemantapan penerapan kerangka pengeluaran jangka menengah, penganggaran terpadu,penganggaran berbasis kinerja,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENELITIAN RKA-K/L

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PAGU ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2015

Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara No

Pokok Pokok Perubahan Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN APBN TAHUN 2017

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN

ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN BELANJA 2012 dan 2013

Pidato Presiden - Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU APBN serta..., Jakarta, 16 Agustus 2016 Selasa, 16 Agustus 2016

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/PMK.02/2015

PAGU ALOKASI ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TA 2015


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PENDAPAT AKHIR PEMERINTAH PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG

Kebijakan Penganggaran TA 2018

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

POKOK-POKOK PERUBAHAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 10/PMK.02/2017 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TA 2017

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

Perkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014

POKOK POKOK HASIL PEMBAHASAN RAPBN TAHUN 2012 DAN TINDAK LANJUT PENYELESAIANNYA

I... 1 PENDAHULUAN... 1 BAB II... 2 TATA CARA PELAKSANAAN PERTEMUAN TIGA PIHAK...

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG

DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP DAN RENJA K/L TAHUN 2014

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

Kebijakan Penganggaran Tahun 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. KETERANGAN PERS Pokok-Pokok UU APBN-P 2016 dan Pengampunan Pajak

RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.02/2014 TENTANG

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon

Menjaga Kualitas Belanja Melalui Pengendalian Pelaksanaan Anggaran

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/PMK.02/2013 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

Membedah Kinerja Setahun Pemerintahan Jokowi

PEMANFAATAN FISCAL SPACE DALAM APBN-P 2015 dan RAPBN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2016 PMK No.15/PMK.02/2016

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2014

2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

BERITA NEGARA. No.1341, 2012 KEMENTERIAAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT. Petunjuk Operasional. Kegiatan. Revisi. Pedoman.

Lampiran III PMK tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL Tahun Anggaran 2011 Nomor :.../PMK.02/2011 Tanggal :...

RPJMN dan RENSTRA BPOM

GAMBARAN UMUM DAN ARAH KEBIJAKAN BUMD, BLUD DAN BMD DALAM PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2019

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Negara R

DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG POLHUKHANKAM & BA BUN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Perencanaan, Penelaahan, dan Penetapan Alokasi Anggaran BA BUN dan Pengesahan DIPA BA BUN (PMK No. 231/PMK.02/2015)

KEBIJAKAN PENGANGGARAN TAHUN 2014 DAN BASELINE TAHUN 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Rapat Paripurna DPR RI, 25 Agustus 2015 REPUBLIK INDONESIA

Tahun terakhir RPJMN

Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi

KEBIJAKAN PENGANGGARAN TUNJANGAN PROFESI GURU Oleh : Kasubbag Renkeu Kanwil Kemenag

PADA MUSRENBANG RKPD PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN Drs. REYDONNYZAR MOENEK, M. Devt.M

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. 25-Jul-13 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN

LATAR BELAKANG belum sepenuhnya dapat memberikan panduan secara teknis

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.677,2012

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN PEBRUARI TAHUN 2015

FORMAT SURAT PERNYATAAN PENGGUNAAN HASIL OPTIMALISASI UNTUK KEGIATAN PRIORITAS, MENDESAK, KEDARURATAN ATAU TIDAK DAPAT DITUNDA

REVIU ANGKA DASAR (BASELINE) (Bagian 1)

SAMBUTAN/PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA MUSRENBANG RKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Sebagai upaya memperkuat keterkaitan antara perencanaan dan penganggaran secara

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143/PMK.02/2015 TENTANG

REVIU LAPORAN KEUANGAN DAN RKA KL SEBAGAI KEGIATAN ASSURANCE ITJEN KEMHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN UO KEMHAN

Revisi Anggaran Tahun Anggaran Bandung, 27 April 2018

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

STAN KEBIJAKAN FISKAL PENGANTAR PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA. oleh: Rachmat Efendi

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2011

APBN 2013: Mendorong Peningkatan Kualitas Belanja

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 104/PMK.02/2010 TENTANG

B. VISI : Terwujudnya Lembaga Koordinasi dan Sinkronisasi Pembangunan Ekonomi Yang Efektif dan Berkelanjutan

PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

Disampaikan oleh: MENTERI DALAM NEGERI TJAHJO KUMOLO KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Yogyakarta, 7 Maret 2016

SURAT EDARAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 59/SE/M/2015 TENTANG

Asumsi : Satker Ditetapkan pada Tahun 2010

FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

2017, No Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5178); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tat

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

Dalam Rangka Penyusunan RKP

KEBIJAKAN DANA TRANSFER KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta KUPA

Transkripsi:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN PENGANGGARAN 2016 Direktorat Jenderal Anggaran Jakarta, Oktober 2015

POKOK BAHASAN 1 POKOK-POKOK RAPBN TAHUN 2016 Tantangan APBN ke Depan Arah Kebijakan Fiskal 2016 Gambaran Umum RAPBN 2016 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Defisit RAPBN 2016 di bawah Outlook Defisit Tahun 2015 Kebijakan Belanja Negara 2 PETUNJUK PENYUSUNAN RKAKL Penyusunan RKAKL Review RKAKL Penyampaian RKAKL Penelaahan RKAKL Output Cadangan Pencantuman tanda @ dan pemberian Catatan 2

POKOK-POKOK RAPBN 2016 3

Tantangan APBN ke Depan Ruang Fiskal Terbatas Mandatory Spending dan belanja wajib relatif besar Kualitas Belanja yang lebih baik Penyerapan anggaran belum optimal Masih ada potensi perpajakan Harga minyak rendah dan Lifting minyak stagnan Mandatory spending (Pendidikan, Kesehatan, Transfer ke Daerah & Dana Desa) Belanja wajib (pegawai dan operasional, bunga utang, subsidi) Efisiensi belanja operasional (rapat, perjalanan dinas, gedung) Efektifitas perencanaan belanja produktif Belanja K/L masih berkisar 90%-95% Belanja masih menumpuk pada triwulan III dan IV 4

ARAH KEBIJAKAN FISKAL 2016 Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Memperkuat Fondasi Pembangunan yang Berkualitas Dimensi Pembangunan Manusia RKP 2016 Tiga Dimensi Pembangunan Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan Tema Kebijakan Fiskal Dimensi Pemerataan & Kewilayahan Penguatan Pengelolaan Fiskal dalam Rangka Memperkokoh Fundamental Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas Strategi Stimulus Daya Tahan Sustainabilitas Pemberian Insentif fiskal Peningkatan belanja yang produktif Dukungan PMN, Penjaminan, dan kerjasama dengan swasta. Cadangan risiko fiskal Fleksibilitas fiskal dalam UU APBN Defisit APBN terkendali (2,1% PDB) Debt ratio dijaga sekitar 26% PDB Menjaga keseimbangan primer 5 5

Mencapai target Pembangunan: Tingkat Kemiskinan 9-10% Tingkat Pengangguran Terbuka 5,2-5,5% Gini Ratio 0,39 IPM 70,1 Gambaran Umum RAPBN 2016 Asumsi dasar Ekonomi Makro disusun mengikuti perkembangan terkini dan prospek ke depan Pertumbuhan ekonomi 5,5% Defisit Anggaran tahun 2016 pada tingkat yang sustainable (sekitar 2,1% dari PDB), yang masih di bawah outlook Defisit Anggaran tahun 2015 Penerimaan perpajakan didasarkan pada outlook Penerimaan tahun 2015 (pertumbuhan Penerimaan Perpajakan sekitar 14,5%) Transfer ke Daerah dan Dana Desa sudah lebih besar dari Belanja K/L, dalam rangka penguatan peran Daerah dalam pemerataan pembangunan dan implementasi Desentralisasi Fiskal. 6

ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO Indikator 2015 2016 APBNP RAPBN a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 5,5 b. Inflasi (%, yoy) 5,0 4,7 c. Tingkat bunga SPN 3 bulan (%) 6,2 5,5 d. Nilai tukar (Rp/US$) 12.500 13.400 e. Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/barel) 60 60 f. Lifting Minyak (ribu barel per hari) 825 830 g. Lifting Gas (ribu barel setara minyak per hari) 1.221 1.155 7

Pokok-Pokok Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat... (1) 1. Mempertahankan pendapatan riil aparatur pemerintah untuk memacu produktivitas dan peningkatan pelayanan publik, melalui pemberian THR (selain kebijakan baseline: pemberian gaji dan pensiun ke 13) 2. Melanjutkan kebijakan efisiensi pada belanja operasional dan penajaman belanja non-operasional (termasuk moratorium pembangunan gedung pemerintah, serta kebijakan sewa/leasing untuk kendaraan dinas operasional) 3. Mengarahkan subsidi yang lebih tepat sasaran (khususnya subsidi Listrik, Raskin, dan Pupuk) 4. Melanjutkan program prioritas pembangunan (a.l: pendidikan, kesehatan, kedaulatan pangan dan energi, kemaritiman, pariwisata, serta pengurangan kesenjangan) untuk memperbaiki kualitas pembangunan 5. Pemenuhan anggaran Pendidikan 20% dari APBN untuk peningkatan akses dan kualitas pendidikan, diantaranya melalui wajib belajar 12 tahun. 6. Meningkatkan efektivitas pelayanan dan keberlanjutan program SJSN di bidang kesehatan (dari sisi demand dan supply) dan ketenagakerjaan, termasuk perbaikan kebijakan dan regulasinya 8

Pokok-Pokok Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat... (2) 7. Menyelaraskan kebijakan Desentralisasi Fiskal dengan mengalihkan alokasi Dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan (Dekon/TP) di K/L ke DAK 8. Pemenuhan anggaran Kesehatan sebesar 5% dari APBN, dengan didukung program yang lebih efektif dan luas 9. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program bantuan sosial yang lebih berkesinambungan (KIP, KIH), termasuk perluasan cakupan penerima Bantuan Tunai Bersyarat menjadi 6 juta KSM 10. Penyediaan kebutuhan pokok Perumahan melalui program Sejuta Rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui dukungan pembangunan rumah, subsidi bunga kredit, bantuan uang muka, dan FLPP 11. Perluasan dan penajaman program KUR (coverage dan subsidi bunga) yang sudah dimulai tahun 2015. 9

PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RKAKL 10

Penyusunan RKAKL... (1) RKA-K/L disusun berdasarkan: 1. Pagu Anggaran K/L atau Alokasi Anggaran K/L untuk RKA-K/L APBN, atau Pagu Perubahan APBN untuk RKA-K/L APBN Perubahan; 2. Renja K/L; 3. RKP hasil kesepakatan Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat dalam pembicaraan pendahuluan Rancangan APBN; 4. hasil kesepakatan Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang APBN/Rancangan Undang-Undang tentang APBN-Perubahan; 5. standar biaya; dan 6. kebijakan pemerintah lainnya. 11

Penyusunan RKAKL... (2) Penyusunan RKA-K/L serta dokumen pendukungnya harus memenuhi kaidah-kaidah perencanaan penganggaran sebagai berikut: 1. mencantumkan sasaran Kinerja dalam RKA-K/L sesuai dengan sasaran Kinerja dalam Renja K/ L dan RKP; 2. mencantumkan sasaran Kinerja sesuai dengah sasaran Kinerja dalam Renja K/ L dan RKP, yang meliputi: sasaran strategis dan Keluaran strategis (Keluaran Kementerian/ Lembaga) beserta indikatornya; sasaran program dan Keluaran program (Keluaran eselon I) beserta indikatornya; sasaran Kinerja Keluaran (Keluaran level satuan kerja atau eselon II) beserta indikatornya; 3. menjamin total pagu dalam RKA-K/L sesuai dengan Pagu Anggaran K/L dan/atau Alokasi Anggaran K/L; 4. menjamin rincian sumber dana dalam RKA-K/L sesuai dengan sumber dana yang ditetapkan dalam Pagu Anggaran K/L dan/ atau Alokasi Anggaran K/L; 5. menjamin Kelayakan Anggaran dan mematuhi ketentuan antara lain penerapan standar biaya masukan, standar biaya keluaran, dan standar struktur biaya, kesesuaian jenis belanja dan akun, hal-hal yang dibatasi, pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang didanai dari PNBP, PHLN, PHDN, SBSN, BLU, kontrak tahun jamak, dan pengalokasian anggaran yang akan diserahkan menjadi penyertaan modal negara pada badan usaha milik negara; 6. memastikan pencantuman tematik APBN pada level Keluaran. 12

Penyusunan RKAKL... (3) Dalam penyusunan RKA-K/ L terdapat kewajiban untuk mengkategorikan suatu Keluaran (output) ke dalam tema-tema APBN. Pengkategorian ke dalam jenis tema APBN berada pada level output Kegiatan. Tema-tema APBN adalah sebagai berikut: 1. Pemberantasan kemiskinan dan kelaparan (MDG's 1) Prioritas kedepan untuk menurunkan kemiskinan dan kelaparan adalah dengan memperluas kesempatan kerja, meningkatkan infrastruktur pendukung, dan memperkuat sektor pertanian. Perhatian khusus yang perlu diberikan adalah pada: a. perluasan fasilitas kredit untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM); b. pemberdayaan masyarakat miskin dengan meningkatkan akses dan penggunaan sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraannya; c. peningkatan akses penduduk miskin terhadap pelayanan sosial; dan d. perbaikan penyediaan proteksi sosial bagi kelompok termiskin di antara yang miskin. Output yang terkait atau dalam rangka mewujudkan hal-hal yang perlu diberikan perhatian khusus tersebut dapat dikategorikan dalam tema ini 2. Dst... 13

Penyusunan RKAKL... (4) Pengisian tematik melalui aplikasi tematik APBN, untuk RKA-K/L TA 2016 terdiri atas : 1. Pemberantasan kemiskinan dan kelaparan (MDG s 1); 2. Pencapaian pendidikan dasar umum (MDG s 2); 3. Peningkatan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan atau ARG (MDG s 3); 4. Penurunan angka kematian anak (MDG s 4); 5. Peningkatan kesehatan ibu (MDG s 5); 6. Pemberantasan HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya (MDG s 6); 7. Penjaminan kelestarian lingkungan hidup (MDG s 7); 8. Mengembangkan kerjasama global bagi pembangunan (MDG s 8); 9. Anggaran Infrastruktur; 10. Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST); 11. Anggaran Responsif Gender; 12. Mitigasi perubahan iklim; 13. Anggaran Pendidikan; dan 14. Anggaran Kesehatan. 14

Penyusunan RKAKL... (5) Dalam penyusunan RKA-K/ L terdapat yang dibatasi, meliputi: 1. Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan, lokakarya, peresmian kantor / proyek dan sejenisnya. 2. Pembangunan gedung baru yang sifatnya tidak langsung menunjang untuk pelaksanaan tugas dan fungsi satker, antara lain: mess, wisma, rumah dinas / rumah jabatan, gedung pertemuan. Untuk gedung yang bersifat pelayanan umum (seperti rumah sakit, rumah tahanan, pos penjagaan) dan gedung/ bangunan khusus (antara lain: laboratorium), dikecualikan dari ketentuan ini. 3. Pengadaan kendaraan bermotor, kecuali: a. Kendaraan fungsional seperti: Ambulan untuk rumah sakit; Cell wagon untuk rumah tahanan; dan Kendaraan roda dua untuk petugas lapangan. b. Pengadaan kendaraan bermotor untuk Satker Baru; c. Penggantian kendaraan operasional yang benar-benar rusak berat sehingga secara teknis tidak dapat dimanfaatkan lagi; d. Kendaraan roda 4 dan atau roda 6 untuk keperluan antar jemput pegawai dapat dialokasikan secara sangat selektif, dan e. Penggantian kendaraan yang rusak berat yang secara ekonomis memerlukan biaya pemeliharaan yang besar. Selanjutnya kendaraan dimaksud harus dihapuskan (didukung oleh berita acara penghapusan/pelelangan). 15

Penyusunan RKAKL... (6) Tingkat Satker : a. Penyusunan anggaran belanja dengan menuangkan alokasi Angka Dasar dan Anggaran Inisiatif Baru; b. Penyusunan anggaran pendapatan dengan menuangkan target pendapatan setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Satker dan Menuangkan angka prakiraan maju setaip kegiatan dan setiap jenis penerimaan (PNBP dan/atau penerimaan fungsional); c. Menyampaikan/melengkapi data dukung RKA-K/L; d. Menyampaikan KK RKA-K/L yang telah ditandatangani KPA berserta data pendukung terkait kepada Unit Eselon I.

Penyusunan RKAKL... (7) Tingkat Eselon I : a. Menghimpun/kompilasi KK RKA-K/L dalam lingkup Unit Eselon I berkenaan; b. Menyusun RKA-K/L Unit Eselon I berdasarkan KK RKA-K/L; c. Memvalidasi kinerja dan anggaran program yang menjadi tanggung jawab unit Eselon I berkenaan dengan total pagu anggaran, sumber dana dan sasaran kinerja (jenis barang/jasa dan volume output); d. Meneliti dan menyaring relevansi Komponen dengan Output kegiatan pada masing-masing KK RKA-K/L; e. Apabila terdapat ketidaksesuaian, Unit Eselon I melakukan koordinasi dengan Satker untuk perbaikan pada KK RKA-K/L; f. Mengisi informasi pada bagian L. formulir 2 RKA-K/L, tentang Strategi Pencapaian Hasil; g. Mengisi Bagian I, Formulir 3 RKA-K/L tentang Operasionalisasi Kegiatan; h. RKA-K/L Unit Eselon I ditandatangani oleh Pejabat Eselon I atau setingkat Eselon I, selaku KPA sebagai penanggungjawab Program; i. Menyampaikan RKA-K/L Unit Eselon I dan data dukung kepada K/L.

Penyusunan RKAKL... (7) Tingkat K/L : a. Menghimpun/kompilasi RKA-K/L Unit Eselon I dalam lingkup K/L; b. Menyusun RKA-K/L secara utuh utk lingkup K/L berdasarkan RKA-K/L Unit Eselon I; c. Memvalidasi alokasi anggaran K/L meliputi: total pagu anggaran; sumber dana dan sasaran kinerja; d. Apabila terdapat ketidaksesaian atas alokasi anggaran K/L sebagaimana butir c, K/L melakukan koordinasi dengan Unit Eselon I untuk perbaikan pada RKA-K/L Unit Eselon I berkenaan; e. Mengisi informasi pada Bagian J, Formulir 1 RKA-K/L, tentang Strategi Pencapaian Sasaran Strategis; f. RKA-K/L diteliti kembali kesesuaiannya dengan Pagu Anggaran K/L; g. Menyampaikan RKA-K/L beserta dokemen penelaahan terkait kepada Kementerian Keuangan c.q. Ditjen Anggaran dan Kementeriaan Perencanaan.

Penyusunan RKAKL... (8) Penelitian RKA-K/ L oleh Sekretariat Jenderal c.q. Biro dilakukan melalui verifikasi atas kelengkapan dan kebenaran dokumen yang dipersyaratkan serta kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah perencanaan penganggaran, difokuskan untuk meneliti: 1. konsistensi pencantuman sasaran Kinerja dalam RKA-K/ L sesuai dengan sasaran Kinerja dalam Renja K/ L dan RKP; 2. Kesesuaian total pagu dalam RKA-K/ L dengan Pagu Anggaran K/ L; 3. Kesesuaian sumber dana dalam RKA-K/ L dengan sumber dana yang ditetapkan dalam Pagu Anggaran K/ L; 4. kepatuhan dalam pencantuman tematik APBN pada level Keluaran; dan 5. kelengkapan dokumen pendukung RKA-K/L antara lain RKA Satker, TOR/RAB, dan dokumen pendukung terkait lainnya 19

Review RKAKL... (1) Reviu RKA-K/ L oleh APIP K/ L dilakukan untuk memberikan keyakinan terbatas (limited assurance) dan memastikan kepatuhan penerapan kaidah-kaidah perencanaan penganggaran, difokuskan pada: 1. Kelayakan Anggaran untuk menghasilkan sebuah Keluaran; 2. kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah perencanaan penganggaran antara lain penerapan standar biaya masukan, standar biaya keluaran, dan standar struktur biaya, penggunaan akun, hal-hal yang dibatasi, pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang didanai dari PNBP, PHLN, PHDN, dan SBSN, penganggaran BLU, kontrak tahun jamak, dan pengalokasian anggaran yang akan diserahkan menjadi penyertaan modal negara pada BUMN; 3. kelengkapan dokumen pendukung RKA-K/ L antara lain RKA Satker, TOR/ RAB, dan dokumen pendukung terkait lainnya; dan 4. rincian anggaran yang digunakan untuk mendanai inisiatif baru dan/ atau rincian anggaran angka dasar yang mengalami perubahan pada level komponen Kelayakan Anggaran adalah penghitungan besaran kebutuhan anggaran untuk menghasilkan sebuah Keluaran dengan mempertimbangkan satuan biaya yang paling ekonomis dan spesifikasi yang memadai pada tahap perencanaan. 20

Review RKAKL... (2) 1. Penelitian RKA-K/ L oleh Sekretariat Jenderal c.q. Biro Perencanaan dapat dilakukan bersamaan dengan reviu RKA-K/ L oleh APIP K/L. 2. Sebagai tindak lanjut penelitian dan reviu RKA-K/ L, Sekretariat Jerideral c.q. Biro Perencanaan dapat memberikan tanda "@" pada RKA-K/ L yang selanjutnya akan menjadi catatan di halaman IV DIPA. 21

Penyampaian RKAKL 1. Menteri/ Pimpinan Lembaga, atau pejabat yang ditunjuk menyampaikan RKA-K/ L lingkup Kementerian/ Lembaga dalam bentuk Arsip Data Komputer (ADK) kepada Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional untuk dilakukan penelaahan. 2. Penyampaian ADK RKA-K/L, dilengkapi dengan ADK dokumen sebagai berikut: a. Surat pengantar RKA-K/L yang ditandatangani oleh Menteri/ Pimpinan Lembaga atau pejabat yang ditunjuk; b. surat pernyataan pejabat eselon I atau pejabat lain yang memiliki alokasi anggaran (portofolio) dan sebagai penanggung jawab program; c. daftar rincian Pagu Anggaran per satker / eselon I; dan d. RKA Satker. 22

Penelaahan RKAKL Penelaahan RKA- K/L dilakukan untuk meneliti: a. Kesesuaian pagu dan sumber dana dalani RKA-K/ L dengan Pagu Anggaran atau Alokasi Anggaran atau pagu APBN- Perubahan K/ L; b. Kesesuaian antara kegiatan, Keluaran, dan anggarannya; c. Relevansi komponen/tahapan dengan Keluaran; dan d. Konsistensi pencantuman sasaran Kinerja Kementerian/Lembaga dengan Renja K/ L dan RKP termasuk Prakiraan Maju untuk 3 (tiga) tahun ke depan. 23

Output Cadangan Keluaran (Output) cadangan digunakan untuk menampung : 1. Alokasi anggaran untuk Kegiatan/ Keluaran yang bukan merupakan tugas fungsi unit dan belum ada dasar hukumnya; 2. Alokasi anggaran untuk Kegiatan/ Keluaran yang sama dengan TA-1 (tahun sebelumnya) namun alokasi anggarannya berlebih; 3. Alokasi anggaran untuk Kegiatan/ Keluaran Inisiatif Baru yang sejenis dengan Kegiatan/ Keluaran yang sudah ada, namun alokasi anggarannya berlebih; 4. Alokasi anggaran untuk Komponen yang tidak berkaitan langsung dengan pencapaian Keluaran; 5. Alokasi anggaran untuk Komponen yang alokasinya berlebih; 6. Alokasi anggaran yang belum jelas peruntukkannya dan / atau kegiatan yang belum pernah dianggarkan sebelumnya (unallocated). 7. Alokasi anggaran pada Keluaran (Output) cadangan baru dapat dilaksanakan/ dicairkan setelah dilakukan revisi dengan berpedoman pada ketentuan mengenai tata cara revisi anggaran. 24

Pencantuman tanda "@" dan pemberian "Catatan" Pencantuman tanda "@" dan pemberian "Catatan" dilakukan oleh Biro Perencanaan, unit perencanaan K/ L sebagai tindak lanjut dari hasil penelaahan berdasarkan Alokasi Anggaran K/L, terhadap alokasi yang sudah jelas peruntukannya, namun : 1. Belum ada dasar hukum pengalokasiannya; 2. Belum ada naskah perjanjian (PHLN/PHDN) dan nomor register; 3. Masih terpusat dan belum didistribusikan ke satker-satker daerah; 4. Masih memerlukan hasil reviu dan persetujuan dari Bappenas ; 5. Masih memerlukan hasil reviu dari BPKP; dan/ atau 6. Belum mendapatkan lembar persetujuan dari DPR. 25

TERIMA KASIH 26

Nawacita (9 Harapan) Jokowi: (1) 1 Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim 2 Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan 3 Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan 4 Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya 27 27

Nawacita (9 Harapan) Jokowi: (2) 5 Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019; 6 Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya; 7 Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik 8 Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia 9 Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga 28 28