Menjaga Kualitas Belanja Melalui Pengendalian Pelaksanaan Anggaran

Transkripsi

1 Menjaga Kualitas Belanja Melalui Pengendalian Pelaksanaan Anggaran disampaikan oleh: Marwanto Harjowiryono Direktur Jenderal Perbendaharaan Budget Day Jakarta, 22 November 2017

2 Anggaran yang dikelola dengan baik tidak hanya mencerminkan kualitas ekonomi yang baik, tapi juga mencerminkan martabat suatu bangsa yang baik... (Sri Mulyani Indrawati, Rakornas Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017) 2

3 Pendahuluan 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai alat kebijakan fiskal untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bangsa. 2. Volume APBN dari tahun ke tahun semakin besar sejalan dengan tujuan Pemerintah untuk mencapai target makro ekonomi dan pembangunan. 3. Pentingnya Pemerintah untuk menjaga kredibilitas, confidence, & trust, mulai dari angka-angka APBN yang bisa mencerminkan realita ekonomi yang sedang dihadapi. 4. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran diperlukan agar belanja negara semakin berkualitas, efektif, dan efisien. 3

4 APBN dan Perekonomian Nasional Sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi nasional di atas 5%, belanja pemerintah diharapkan dapat menjadi penggerak perekonomian secara keseluruhan. Perekonomian Ekonomi sektor swasta/ privat memerlukan dorongan pemerintah APBN Keterbatasan penerimaan negara Potensi shortfall penerimaan Keterbatasan ruang fiskal Belanja pemerintah diharapkan sebagai pendorong ekonomi (Efek Multiplier) Belanja Negara APBN meningkat dari tahun ketahun nilainya. Dengan peningkatan efisiensi akan mendukung kesinambungan fiskal dan meringankan beban belanja Ease of Doing Business 2017 Naik ke Peringkat 72 (Semula 91) Rank 1 Kepercayaan publik pada pemerintah (OECD - Gallup) Investment grade BBB- (Standard and Poor s) Global Competitiveness Index Naik ke Peringkat 36 (Semula 41) 4

5 Pentingnya Efisiensi & Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Meningkatnya volume anggaran belanja negara perlu didukung oleh pelaksanaan anggaran yang pruden, kredibel, efektif dan efisien agar setiap rupiah belanja negara memberikan dampak yang optimal bagi pertumbuhan. Perencanaan & Penganggaran Tahapan pengalokasian APBN, dengan mempertimbangkan faktor terkait Pendapatan Negara Penetapan Target Pendapatan Negara Belanja Negara Penetapan Pagu (plafon) Belanja Negara Pembiayaan Penetapan Besaran Pembiayaan dan Tingkat Defisit Pelaksanaan Anggaran Tahapan pelaksanaan kegiatan dan anggaran guna mendukung pencapaian kinerja belanja 1. Memastikan kecukupan penerimaan negara untuk membiayai pengeluaran belanja 2. Memastikan belanja negara dilakukan secara tepat (waktu, jumlah, penerima) 3. Mengupayakan pembiayaan anggaran untuk menutup missmatch kas pemerintah Kinerja Pengukuran Capaian Kinerja belanja pemerintah dilihat dari output dan outcome Output Hasil performa baik berupa barang yang dihasilkan/ jasa layanan Layanan pendidikan, kesehatan Infrastruktur terbangun, jalan Pelayanan publik dan operasional pemerintah Outcome Dampak/tujuan yang tercapai. Dukungan pembangunan/ pertumbuhan ekonomi Terciptanya ketertiban masyarakat Pengurangan kemiskinan Pengurangan buta huruf, kapasitas EFISIENSI & EFEKTIVITAS 5

6 Pengukuran Efisiensi & Efektivitas Belanja Dalam rangka mendorong peningkatan efisiensi dan efektivitas belanja pemerintah, Ditjen Perbendaharaan melaksanakan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Anggaran dan Spending Review sebagai strategi optimalisasi peran Belanja K/L. ISU BELANJA PEMERINTAH MONEV PELAKSANAAN ANGGARAN Keterbatasan Fiscal Space Belanja Mandatory Shortfall penerimaan Defisit Evaluasi Kinerja PA Evaluasi kinerja operasional dengan indikator pelaksanaan anggaran Perbaikan tata kelola pelaksanaan anggaran Optimalisasi Perencanaan Baseline berlebih Penumpukan Q4 Peningkatan Kualitas Value added belanja Tuntutan Publik Spending Review Reviu belanja dalam; Peningkatan celah fiskal Pengukuran baseline ideal Identifikasi inefisiensi Perbaikan perencanaan tahun berikut Opsi penghematan belanja tahun berjalan 6

7 Hasil Spending Review TA 2017 Untuk mencapai value for money belanja pemerintah masih terdapat potensi meningkatkan pelaksanaan anggaran belanja K/L menjadi lebih efisien. Total indikasi inefisiensi belanja K/L berdasarkan spending review tahun 2017 mencapai 8,5 triliun atau 1,1% dari anggaran belanja K/L APBNP 2017 sebesar Rp 798,6 triliun. Reviu Alokasi Identifikasi kelebihan alokasi atas ketidaksesuaian anggaran di RKA-KL dengan norma yang ditetapkan Hasil SR ,0 triliun Belanja Jasa 634,2 miliar Perjalanan Dinas 491,1 miliar Brg Non Operasional 431,7 miliar Lain-Lain 443,0 miliar Benchmarking Mengukur kemampuan unit dalam mengubah input menjadi output, dibandingkan dengan unit sejenis Deviasi Kebutuhan Mengukur kebutuhan riil belanja operasional sesuai kebutuhan dan mengidentifikasi potensi saving Hasil SR ,5 triliun Hasil SR ,0 triliun Hasil uji benchmarking indikasi inefisiensi sebesar 1,5 triliun, dimana masih banyak satker belum efisien dalam operasional perkantoran Rata-rata tingkat deviasi antara kebutuhan dengan alokasi anggaran DIPA K/L sebesar 8,94% Einmalig Pemetaan program/kegiatan yang tidak berulang Hasil SR 2017 Gedung/Bangunan 1,35 triliun 3,6 triliun Lain-Lain Peralatan/Mesin 954,6 miliar Jln, Jaringan & Irigasi 850,8 miliar 444,6 miliar 7

8 Penilaian Kinerja Pelaksanaan Anggaran Triwulan III 2017 Penilaian kinerja pelaksanaan anggaran dilakukan dalam upaya menjaga value for money belanja pemerintah, dengan fokus pada sisi proses yaitu menilai kinerja pelaksanaan anggaran belanja Satker K/L. Kategori Kesesuaian Pelaksanaan Dgn Perencanaan Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Kepatuhan Terhadap Regulasi Efisiensi Pelaksanaan Kegiatan NILAI: 74,28 NILAI: 66,08 NILAI: 78,78 NILAI: 62,34 Revisi DIPA Jml DIPA Jml revisi Retur SP2D Jml SP2D Jml retur Data Kontrak Jml kontrak Tepat waktu Perencanaan Kas Jml renkas Tepat waktu Indikator dan Hasil Deviasi Hlm. III DIPA Deviasi 30,8% Nilai Rp 131,4 T Realisasi Anggaran % Realisasi 55,6% Nilai Rp 450,6 T Pengelolaan UP Jml GUP Tepat waktu Kesalahan SPM Jml SPM SPM salah Penyelesaian Tagihan Jml tagihan Tepat waktu LPJ Bendahara Jml LPJ Tepat waktu Tindak Lanjut Perkuat aspek perencanaan anggaran Reviu periodik atas pelaksanaan dan rencana pada hal III DIPA Input data tagihan dengan benar Melaksanakan kegiatan sesuai rencana Mematuhi norma waktu penyampaian tagihan Mematuhi norma waktu pendaftaran kontrak Mengelola UP dengan baik Mematuhi norma waktu penyampaian LPJ Reviu ketepatan pencairan dengan pengajuan renkas Menyusun SPM dengan benar 8

9 Menjaga Kualitas Belanja Infrastruktur TA 2017 Investasi Infrastruktur Target anggaran pembangunan infrastruktur sesuai RPJMN mencapai Rp 5.519,4 triliun, sesuai RKP 2017 Rp 700,0 triliun, dan alokasi APBN Tahun 2017 sebesar Rp 387,3 triliun Keberhasilan pencapaian out put dan out come Belanja Infstruktur sangat tergantung pada eksekusi anggaran, yang dicerminkan dari prosentase realisasi. OUTPUT RPJMN RKP 2017 ALOKASI 2017 REALISASI 2017 (K/L) OUTPUT RPJMN RKP 2017 ALOKASI 2017 REALISASI 2017 (K/L) BANDARA Rp 71,4 T 15 bandara Rp 7,9 T 13 bandara APBN: K/L : Rp 8,8 T Rp 5,2 T 59% JEMBATAN Rp 12,3 T 29,8 Km Rp 6,6 T 10,2 Km APBN: K/L : Rp 6,6 T Rp 4,2 T 64% PELABUHAN Rp 101,1 T 48 pelabuhan Rp 8,2 T 61 lokasi APBN: K/L : Rp 11,2 T Rp 7,7 T 69% BENDUNGAN Rp 208,6 T 65 bendungan Rp 30,0 T 9 bendungan APBN: K/L : Rp 33,2 T Rp 22,3 T 67% JALUR KA Rp 283,0 T Km sp Rp 20,6 T 710 Km sp APBN: K/L : Rp 17,8 T Rp 8,9 T 50% PERUMAHAN/ PERMUKIMAN Rp 33,1 T rumah khusus Rp 8,99 T rumah khusus APBN: K/L : Rp 8,1 T DAK : Rp 2,3 T Rp 5,8 T 72% JALAN Rp 805,0 T Km jalan baru (termasuk tol) Data s.d. 16 November 2017 Rp 46,2 T APBN: 836 Km K/L : Rp 37,7 T jalan baru DAK : Rp 19,7 T (termasuk tol) BUMN : Rp 37,4 T Rp 28,7 T 85% LISTRIK/ ENERGI Rp 55,3 T MW Rp 110 M MW APBN: K/L : Rp 160 M DAK : Rp 500 M Rp 130 M 81% 9

10 Menjaga Kualitas Belanja Human Development Belanja Pendidikan, Kesehatan dan Sosial harus dipastikan meningkatkan investasi sumber daya manusia. Human Development Target 2017: Pengangguran 5,6% Angka Kemiskinan 10,5% Indeks Gini Rasio 0,39 IPM 70,1% PENDIDIKAN APBN 2017: Rp 416,1 Triliun KESEHATAN APBN 2017: Rp 104,0 Triliun OUTPUT Kartu Indonesia Pintar Ruang Kelas/ Sekolah Bantuan Bidik Misi Tunjangan Profesi Guru OUTPUT Alat Kesehatan Puskesmas Penerima Bantuan Iuran RKP 2017 Rp 5,6 T 19,7 juta siswa Rp 44,1 T ruang baru Rp 2,1 T 317 rb mahasiswa Rp 2,8 T 431 rb guru non PNS RKP 2017 Rp 1,1 T 168 unit Rp 7,8 T puskesmas Rp 26,1 T 94,4 jt penerima ALOKASI 2017 K/L : Rp 9,5 T K/L : Rp 74,3 T DAK: Rp 8,0 T K/L : Rp 3,5 T K/L : Rp 4,8 T ALOKASI 2017 K/L : Rp 1,1 T K/L : Rp 7,8 T DAK: Rp 4,8 T K/L : Rp 25,5 T REALISASI 2017 (K/L) Rp 8,5 T Rp 56,7 T Rp 2,7 T Rp 3,5 T 89% 76% 77% 73% REALISASI 2017 (K/L) Rp 0,45 T 41% Rp 5,5 T Rp 25,4 T 71% 99% Ambulans Rp 5,7 M 4 unit K/L : Rp 5,7 M Rp 2,1 M 37% SOSIAL APBN 2017: Rp 58,3 Triliun OUTPUT Program Keluarga Harapan Bantuan Pangan Non Tunai RKP 2017 Rp 14,1 T 6 jt keluarga Rp 0,6 T 1,3 jt keluarga ALOKASI 2017 K/L : Rp 13,3 T K/L : Rp 2,2 T REALISASI 2017 (K/L) Rp 12,3 T 92% Rp 2,1 T 95% 10 Data s.d. 16 November 2017

11 Tindak Lanjut Monev PA melalui Spending Review dan Evaluasi Kinerja PA dilakukan secara berkesinambungan. Disamping digunakan untuk keperluan pelaksanaan anggaran yang baik, juga disampaikan kepada pihak-pihak terkait baik Kemenkeu (DJA, BKF, Bappenas dalam rangka perencanaan dan penganggaran) dan K/L (disampaikan dalam rangka pembinaan). Spending Review (Desember-Januari) Internal: Peningkatan kinerja pelaksanaan anggaran dan kualitas belanja Eksternal: Masukan Baseline Belanja TA 2017 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV TA 2019 TA 2018 Evaluasi Kinerja PA Evaluasi Kinerja PA Evaluasi Kinerja PA Evaluasi Kinerja PA 11

12 Kesimpulan Berbagai usaha yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas belanja pemerintah perlu secara terus-menerus dilanjutkan. Kesatuan Mekanisme Kinerja Pelaksanaan Perencanaan (alokasi) yang baik perlu diikuti dengan pelaksanaan (eksekusi) yang baik. Perlu adanya mekanisme feedback antar tahapan APBN dalam rangka penyempurnaan mekanisme APBN di periode selanjutnya Mendorong tindak lanjut hasil Spending Review dan Evaluasi Kinerja PA sebagai masukan dalam kebijakan perencanaan dan penganggaran Pelaksanaan yang baik adalah pelaksanaan yang tepat waktu, tepat salur, ekonomis, efektif, dan efisien. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan antara lain: Kepatuhan terhadap regulasi Kesesuaian atas perencanaan dan penganggaran dengan pelaksanaan anggaran Efisiensi Pelaksanaan Kegiatan Efektifitas Pelaksanaan Kegiatan Orientasi Pada Kinerja Orientasi perlu diarahkan pada pencapaian output dan outcome Output adalah hasil performa baik berupa barang yang dihasilkan/ jasa layanan Outcome adalah dampak/tujuan yang tercapai. 12

13

14 LAMPIRAN

15 Pagu dan Realisasi Anggaran Triwulan III Tahun 2017 Realisasi Belanja K/L Per Jenis Belanja No. JENIS BELANJA APBN-P 2017 (Rp.Triliun) APBN-P 2016 (Rp.Triliun) Pagu Realisasi % Real Pagu Realisasi % Real PEGAWAI 220,4 150,3 68,2% 209,1 151,6 72,5 % BARANG 318,3 166,9 52,4% 302,7 157,0 51,9 % MODAL 206,2 90,6 43,9% 206,6 81,4 39,4 % BANSOS 53,7 42,8 79,7% 49,4 35,4 71,7 % TOTAL 798,6 450,6 56,4% 767,8 425,4 55,4 % No Kategori Output (Rp Triliun) Realisasi Belanja K/L Per Kategori Output Jumlah Output Pagu (Rp.Triliun) Realisasi (Rp.Triliun) % Real 1 Operasional ,4 193,4 63,1% 2 Pelayanan Publik/Tusi ,9 110,1 52,7% 3 Infrastruktur ,0 86,0 42,6% 4 Kesejahteraan Rakyat ,6 60,2 71,1% 5 Cadangan 1 8,1 0,8 10,2% JUMLAH TOTAL ,1 450,6 55,6% 15

16 Norma Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran 16

17 Norma Waktu Penyelesaian Tagihan 17