V. NERACA ENERGI LISTRIK DI NUSA PENIDA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari pulau

Kata kunci Kabel Laut; Aliran Daya; Susut Energi; Tingkat Keamanan Suplai. ISBN: Universitas Udayana

DISAMPAIKAN DI DINAS PUPESDM PROP DIY

IV. POTENSI SUMBER ENERGI TERBARUKAN

Perkembangan Jasa Akomodasi Provinsi Kalimantan Tengah

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN

Penyesuaian Tarif Listrik Tahun 2014 per 1 Juli 2014

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Perkembangan Pariwisata Provinsi Jawa Timur Agustus 2017

ANALISIS POTENSI ENERGI ANGIN DALAM MENDUKUNG KELISTRIKAN KAWASAN PERBATASAN STUDI KASUS : DESA TEMAJUK KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

BAB II LANDASAN TEORITIS

Perkembangan Jasa Akomodasi Provinsi Kalimantan Tengah

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN KAWASAN BARAT PULAU NUSA PENIDA. dengan luas wilayah 315 km² atau 5,59% dari luas Provinsi Bali.

4 HASIL. Gambar 4 Produksi tahunan hasil tangkapan ikan lemuru tahun

Pertumbuhan Simpanan BPR/BPRS. Semester I Tahun 2013

SURVEI KONSUMEN. April 2015

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2009

PENERAPAN PROGRAM IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) DI KECAMATAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN I Nyoman P Suwindra

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI FEBRUARI 2012

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

BADAN PUSAT STATISTIK ACEH

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

1. Pendahuluan. diketahui bahwa jumlahnya terus menipis dan menghasilkan polusi yang cukup

PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2017

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI APRIL 2012

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI 2012

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI 2013

SURVEI KONSUMEN. Februari 2006

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR AGUSTUS 2012

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JULI 2016

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2016

III. METODE PENELITIAN

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PENGARUH PEMASANGAN PEMBANGKIT TERDISTRIBUSI TERHADAP RELE ARUS LEBIH PADA SISTEM TENAGA LISTRIK NUSA PENIDA - BALI

I. PENDAHULUAN. geografis dimana daerah tersebut berada sangat jauh dari jaringan listrik. Hal ini

PRESENSI DOSEN DIPEKERJAKAN KOPERTIS WILAYAH V

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi listrik hal ini juga terjadi di Bali. Data dari Pembangkit Listrik

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN UPAH BURUH


PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA TANJUNGPINANG AGUSTUS 2016

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terus membaik Harga secara umum diekspektasikan tetap akan meningkat

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JULI 2012

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2016

2

2

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN

MENGATASI TINGKAT KEMISKINAN DESA DENGAN AIR

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA OKTOBER 2016

Pulau Ikonis Energi Terbarukan sebagai Pulau Percontohan Mandiri Energi Terbarukan di Indonesia

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI

SURVEI KONSUMEN. September 2006

BADAN PUSAT STATISTIK PROPINSI KEPRI

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Juni 2013 Juni 2013 mengalami kenaikan sebesar 5,4 poin. Hal ini

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MARET 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2014

BADAN PUSAT STATISTIK PROPINSI KEPRI

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2015

SURVEI KONSUMEN. Juli 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

KAT (mm) KL (mm) ETA (mm) Jan APWL. Jan Jan

PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SKALA KECIL DI GEDUNG BERTINGKAT

BAB I PENDAHULUAN. manusia.dari kebutuhan yang sifatnya mendasar seperti untuk kebutuhan rumah

IMPLEMENTASI REGULASI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK. Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat

LAMPIRAN. Mulai. Penentuan Lokasi Penelitian. Pengumpulan. Data. Analisis Data. Pengkajian keandalan jaringan irigasi

BERITA RESMI STATISTIK

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

A. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 1) B. Indeks Ekspektasi Harga 1) - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) - Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA APRIL 2016

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MEI 2016

PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH


PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JULI 2017

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA HIBRIDA UNTUK LISTRIK PEDESAAN DI INDONESIA

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

Transkripsi:

V. NERACA ENERGI LISTRIK DI NUSA PENIDA Neraca energi listrik menggambarkan tingkat pemenuhan kebutuhan listrik yang dicerminkan oleh keseimbangan antara permintaan dan penyediaan daya listrik di wilayah Kecamatan Nusa Penida. Wilayah kajian meliputi 3 pulau kecil, yaitu Nusa Penida, Nusa Ceningan, dan Nusa Lembongan, terdiri atas 16 desa. Secara formal, pengelolaan listrik di wilayah tersebut dilakukan oleh PT. PLN Unit Jaringan Nusa Penida yang merupakan salah satu unit dibawah kordinasi PLN Jaringan Bali Timur yang berkantor di Klungkung Bali. Permintaan listrik didekati dengan perkembangan beban puncak jaringan Nusa Penida, sedangkan penyediaan listrik didekati dari daya mampu PLTD ditambah dengan kapasitas pembangkit listrik tenaga alam (angin dan matahari). 5.1. Perkembangan Permintaan Listrik Perkembangan permintaan listrik di Nusa Penida ditunjukkan oleh perkembangan beban puncak jaringan baik untuk malam maupun siang hari. Data dari PLN Unit Jaringan Nusa Penida menunjukkan bahwa beban puncak jaringan listrik Nusa Penida selama tiga tahun terakhir cenderung meningkat baik dari bulan ke bulan maupun antar bulan yang sama dari tahun ke tahun. Data perkembangan beban puncak malam hari unit jaringan listrik Nusa Penida tahun 2005-2007 disajikan pada Gambar 5.1. sedangkan beban puncak siang hari disajikan pada Gambar 5.2. 2500 2000 beban (kw) 1500 1000 500 0 JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES bulan Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Gambar 5.1 Perkembangan beban malam hari unit jaringan Nusa Penida, tahun 2005-2007

54 Beban (kw) 1000 800 600 400 200 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Gambar 5.2 Perkembangan beban siang hari unit jaringan Nusa Penida, tahun 2005-2007 Gambar 5.1 dan 5.2 menunjukkan bahwa beban unit jaringan Nusa Penida pada siang hari lebih rendah dibandingkan beban malam hari. Pada siang hari beban tertinggi mencapai 800 kw sedangkan pada malam hari beban tertinggi mencapai 1800 kw. Hal ini mencerminkan bahwa penggunaan listrik di Nusa Penida sebagian besar untuk penerangan. Kondisi tersebut sejalan dengan pernyataan Hilal (1998), bahwa profil kebutuhan listrik masyarakat didaerah terpencil mencapai puncak pada pagi dan petang hari, sementara pada siang hari konsumsi listrik relatif rendah disebabkan oleh kenyataan bahwa energi listrik umumnya digunakan untuk kebutuhan pribadi seperti penerangan, radio, dan televisi. Oleh karena itu dalam menyediakan sumberdaya listrik seyogyanya mengacu kepada beban pada malam hari. Perkembangan beban puncak unit jaringan Nusa Penida selama tiga tahun terakhir dapat digambarkan dengan persamaan polinomial y = 2E-05x 5-0.000x 4 + 0.009x 3-0.205x 2 + 15.70x + 1351 (Gambar 5.3). Gambar 5.3 Grafik kecenderungan peningkatan beban puncak unit jaringan Nusa Penida, bulan Januari 2005 sampai dengan Desember 2007

55 Gambar 5.3. menunjukkan bahwa beban puncak unit jaringan Nusa Penida cenderung mengalami peningkatan dari bulan ke bulan. Koefisien regresi R 2 = 0.736 mencerminkan bahwa persamaan tersebut merepresentasikan 73,66% dari perkembangan beban puncak unit jaringan Nusa Penida. Perkembangan beban puncak unit jaringan Nusa Penida, selain ditentukan oleh konsumsi rumah tangga, tentu tidak terlepas dari perkembangan aktivitas komersial termasuk industri pariwisata terutama di Nusa Lembongan. Gambaran mengenai industri pengguna listrik di Nusa Lembongan disajikan pada Gambar 5.4. Gambar 5.4 Industri Pariwisata di Pulau Lembongan sebagai konsumen listrik Unit Jaringan Nusa Penida 5.2. Perkembangan Penyediaan Listrik Perkembangan penyediaan listrik di Nusa Penida ditunjukkan oleh pengadaan pembangkit listrik baik berupa PLTD maupun pemanfaatan sumberdaya alam sebagai penghasil listrik, antara lain pembangkit listrik tenaga angin, dan tenaga matahari. 5.2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Disel Informasi yang diperoleh dari PLN unit jaringan Nusa Penida menunjukkan bahwa pembangunan PLTD yang berlokasi di Desa Kutampi pada awalnya merupakan sebuah diesel desa yang diadakan pada tahun 1982 atas permohonan masyarakat pada saat mendapat kunjungan menteri pertahanan (saat itu dijabat M. Yusuf). Saat ini PLTD

56 Kutampi memiliki 8 unit mesin diesel dengan total daya terpasang 2.730 kw sedangkan daya mampunya mencapai 1.945 kw. Diantara 8 unit diesel tersebut ada 2 unit diesel mengalami gangguan generator, sehingga tidak berfungsi (Tabel 5.1). Selain PLTD Kutampi, juga telah dibangun PLTD di Jungut Batu yang terdiri atas 3 unit mesin diesel dengan total daya terpasang 700 kw sedangkan daya mampunya mencapai 460 kw. Perkembangan daya terpasang PLTD unit jaringan Nusa Penida mengikuti persamaan eksponensial y = 119.4e 0.3493x dengan koefisien regresi R 2 = 0.9266 (Gambar 5.5). Daya Terpasang (kw) 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 y = 146.97e 0.2987x R 2 = 0.9283 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Daya Terpasang Gambar 5.5 Perkembangan kapasitas daya terpasang pada PLTD UJ Nusa Penida, tahun 1996-2007 Tabel 5.1 Daya mampu PLTD unit jaringan Nusa Penida, tahun 2008 Tahun Operasi Daya Daya Catatan No. Terpasang Mampu PLTD Kutampi 1. 2002 500 400 2. 2004 720 600 3. 2004 720 600 4. 1999 100 0 Gangguan generator 5. 1999 100 65 6. 2002 200 150 7. 2002 220 0 Gangguan generator 8. 2000 170 130 Jumlah PLTD Kutampi 2.730 1.945 PLTD Jungut Batu 1. 2002 250 180 2. 2003 200 150 3. 1996 250 130 Jumlah PLTD Jungut Batu 700 460 JUMLAH UJ NUSA PENIDA 3.430 2.405 Sumber : PT. PLN Unit Jaringan Nusa Penida, 2008 (komunikasi pribadi)

57 Data daya mampu PLTD pada Tabel 5.1. menunjukkan bahwa peningkatan penyediaan listrik melalui PLTD sebagaimana dikemukakan pada Gambar 5.5. berlangsung hanya sampai tahun 2004, tetapi sejak tahun 2005 tidak ada pengadaan mesin baru sehingga daya mampu PLTD menurun, dan sampai dengan tahun 2007 daya mampu PLTD unit jaringan Nusa Penida tinggal 2.405 kw. Kondisi PLTD Nusa Penida disajikan pada Gambar 5.6. Gambar 5.6 PLTD Nusa Penida 5.2.2. Pembangkit Listrik Tanaga Angin Pemanfaatan tenaga angin sebagai sumber energi listrik di Nusa Penida diawali dengan proyek rintisan yang dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Desa Tanglad pada tahun 1996 melalui uji coba pembangkit listrik sistem hibrid dengan metode interior point (Rostyono, 1998). Sejalan dengan pengembangan pariwisata di Nusa Penida terutama di Nusa Lembongan dan peningkatan aktivitas kehidupan masyarakat, maka terjadi peningkatan kebutuhan listrik di Nusa Penida. Di sisi lain peningkatan harga minyak dunia dan kecenderungan penurunan ketersediaan bahan bakar minyak nasional yang juga berdampak terhadap penyediaan bahan bakar untuk PLTD di pulau-pulau kecil dan daerah terpencil, maka mulai tahun 2005 pemerintah Kabupaten Klungkung melakukan investasi pengembangan pembangkit listrik tenaga angin yang dikenal dengan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) Puncak Mundi. Pada awalnya PLTB yang dibangun sebanyak 2 unit secara bertahap, unit pertama (PLTB1) mulai beroperasi tahun 2006 sedangkan unit kedua (PLTB2) mulai beroperasi pada tahun 2007. Kedua unit PLTB masing-masing memiliki kapasitas 80 kw yang dihubungkan secara interkoneksi dengan jaringan listrik

58 unit jaringan Nusa Penida. Spesifikasi PLTB yang sudah dioperasikan sejak tahun 2005 disajikan pada Lampiran 8. Setelah beroperasi selama satu dan dua tahun, data produksi listrik dari kedua PLTB menunjukkan bahwa jumlah energi listrik yang dihasilkan setiap bulan tidak konstan, melainkan berfluktuasi dan tingkat produksi yang relatif tinggi tercapai pada bulan-bulan Mei sampai September. Kondisi tersebut sejalan dengan pernyataan Soentono (2007), bahwa output dari pembangkit listrik dengan sumber energi alam berfluktuasi, sehingga diperlukan sumber tenaga penyeimbang (backup power). Dari kedua unit PLTB yang sudah dioperasikan, baru membeikan kontribusi listrik dibawah 5% terhadap total produksi listrik unit jaringan Nusa Penida. Kontribusi produksi listrik PLTB terhadap produksi listrik unit jaringan Nusa Penida disajikan pada Tabel 5.2. Tabel 5.2 Kontribusi PLT B terhadap produksi listrik unit jaringan Nusa, tahun 2007 Produksi Listrik Per bulan Tahun 2006 Tahun 2007 Bulan UJ Nusa PLTB UJ Nusa PLTB (kwh) (kwh) (%) (kwh) (kwh) (%) Januari 528476 0.00 592363 8262 1.39 Pebruari 437432 0.00 561949 2102 0.37 Maret 532244 0.00 602750 3900 0.65 April 547632 4770 0.87 616860 5462 0.89 Mei 581580 4711 0.81 622454 10768 1.73 Juni 550332 11059 2.01 608560 21373 3.51 Juli 549922 10004 1.82 636038 17799 2.80 Agustus 582713 12025 2.06 649546 26249 4.04 September 520101 5570 1.07 638049 10795 1.69 Oktober 578488 4110 0.71 648269 7896 1.22 Nopember 587912 3056 0.52 658815 5871 0.89 Desember 615132 1230 0.20 687332 2363 0.34 Dengan adanya kontribusi PLTB terhadap produksi listrik unit jaringan Nusa Penida, maka perkembangan daya mampu unit jaringan Nusa Penida yang semula sama perbulannya, mengalami peningkatan pada bulan-bulan saat kecepatan angin cukup signifikan untuk menggerakkan PLTB. Gambaran daya mampu unit jaringan Nusa Penida pada tahun 2007 disajikan pada Gambar 5.7.

59 Daya m am pu UJ Nusa dengan 2 unit PLTB (kw) 2540 2520 2500 2480 2460 2440 2420 2400 2380 2360 Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Bulan Gambar 5.7 Perkembangan daya mampu unit jaringan Nusa Penida per bulan setelah dioperasikan 2 unit PLTB, tahun 2007 Pengembangan pembangkit listrik tenaga angin untuk memenuhi kebutuhan listrik di Nusa Penida terus dilakukan. Pada akhir tahun 2007 PLN mendirikan 3 unit PLTB dan Departemen Energi Sumberdaya Mineral juga mendirikan 4 unit PLTB, sehingga pada tahun 2007 telah dilakukan penambahan PLTB sebanyak 7 unit. Jadi sampai dengan saat penelitian ini dilaksanakan jumlah PLTB yang terpasang di Puncak Mundi mencapai 9 unit (Gambar 5.8). Namun demikian pembangunan ketujuh unit PLTB yang dibangun pada tahun 2007 belum tuntas dan secara resmi belum diserahterimakan kepada pemerintah daerah Kabupaten Klungkung. Gambar 5.8 Pembangkit listrik tenaga angin di Puncak Mundi Nusa Penida.

60 5.2.3. Pembangkit Listrik Tenaga Matahari Program rintisan pemanfaatan tenaga matahari sebagai sumber energi listrik di Nusa Penida dilakukan bersamaan dengan pemanfaatan tenaga angin yang dilakukan oleh BPPT tahun 1996. Namun demikian investasi untuk memanfaatkan tenaga matahari untuk mendukung pengadaan listrik di Nusa Penida baru dimulai pada tahun 2007 bersamaan dengan dicanangkannya Kawasan Desa Wisata Energi Pulau Nusa Penida oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudoyono pada bulan Nopember tahun 2007. Pembangkit listrik yang sudah dibangun memiliki kapasitas modul surya sebesar 32,4 kwp, trafo 50 kva, dengan output harian 130 kwh, 229 V arus bolak balik (AC) yang dihubungkan dengan unit jaringan listrik Nusa Penida secara interkoneksi (Grid Connected System)(Gambar 5.9). Gambar 5.9. Pembangkit listrik tenaga matahari di Puncak Mundi, Nusa Penida 5.3. Pemenuhan Kebutuhan Listrik Berdasarkan data dari Bappeda Kabupaten Klungkung dan PLN unit jaringan Nusa Penida, kebutuhan listrik di Nusa Penida belum seluruhnya dapat dipenuhi. Hal ini dapat dilihat dari sebagian masyarakat Nusa Penida masih menggunakan jenis penerangan minyak tanah karena belum terjangkau oleh jaringan listrik (Tabel 5.3).

61 Kebutuhan listrik masyarakat yang sudah terjangkau unit jaringan listrik Nusa Penida selama tiga tahun terakhir sudah terpenuhi karena daya mampu PLTD Kutampi dan Jungut Batu ditambah dengan kontribusi dari PLTB Puncak Mundi masih melebihi beban puncak pengunaan listrik masyarakat setiap bulannya (Tabel 5.4). Tabel 5.3 Banyaknya rumah tangga menurut jenis penerangan yang digunakan perdesa di Kecamatan Nusa Penida, tahun 2006 Jenis Penerangan No. Desa/Kelurahan Jumlah Listrik Minyak Tanah KK KK % KK % 1. Sakti 820 320 39.02 500 60.98 2. Bunga Mekar 575 0 0.00 575 100.00 3. Batumadeg 438 121 27.63 317 72.37 4. Klumpu 569 229 40.25 340 59.75 5. Batukandik 577 116 20.10 461 79.90 6. Sekartaji 574 214 37.28 360 62.72 7. Tanglad 283 180 63.60 103 36.40 8. Pejukutan 362 102 28.18 260 71.82 9. Suana 659 356 54.02 303 45.98 10. Batununggul 362 242 66.85 120 33.15 11. Kutampi 536 271 50.56 265 49.44 12. Kutampi Kaler 518 414 79.92 104 20.08 13. Ped 538 389 72.30 149 27.70 14. Toyepakeh 244 244 100.00 0 0.00 15. Lembongan 735 735 100.00 0 0.00 16. Jungutbatu 682 682 100.00 0 0.00 Jumlah 8.472 4615 54.47 3.857 45.53 Sumber : Bappeda Kabupaten Klungkung, 2007. Tabel 5.4 Neraca listrik Unit Jaringan Nusa Penda, tahun 2007 Daya Mampu (kw) Beban Puncak (kw) Surplus/Defisit (kw) Bulan 2005 2006 2007 2005 2006 2007 2005 2006 2007 Januari 2.405 2.405 2.405 1.360 1.600 1.560 1.045 805 845 Pebruari 2.405 2.405 2.405 1.350 1.780 1.600 1.055 625 805 Maret 2.405 2.405 2.405 1.480 1.475 1.640 925 930 765 April 2.405 2.405 2.405 1.410 1.490 1.650 995 915 755 Mei 2.405 2.405 2.405 1.405 1.580 1.600 1.000 825 805 Juni 2.405 2.405 2.405 1.415 1.490 1.690 990 915 715 Juli 2.405 2.405 2.405 1.435 1.490 1.710 970 915 695 Agustus 2.405 2.405 2.405 1.485 1.610 1.680 920 795 725 September 2.405 2.405 2.405 1.460 1.605 1.660 945 800 745 Oktober 2.405 2.405 2.405 1.535 1.600 1.668 870 805 737 Nopember 2.405 2.405 2.405 1.420 1.735 1.750 985 670 655 Desember 2.405 2.405 2.405 1.450 1.820 1.750 955 585 655 Sumber : PT. PLN UJ Nusa Penida, 2007 (komunikasi pribadi)

62 Neraca listrik pada Tabel 5.4. menunjukkan bahwa daya mampu UJ Nusa Penida pada tahun 2007 sebesar 2.405 kw merupakan daya mampu PLTD, belum memperhitungkan kontribusi dari PLTB. Perkembangan produksi listrik unit jaringan Nusa Penida setelah dioperasikan 2 unit PLTB selama tahun 2005-2007 disajikan pada Gambar 5.10. produksi (kwh) 800,000 700,000 600,000 500,000 400,000 300,000 200,000 100,000 0 JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES bulan Tahun 2005 Tahun2006 Tahun 2007 Gambar 5.10 Perkembangan produksi listrik unit jaringan Nusa Penida, tahun 2005-2007.