PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR DALAM UPAYA PENCAPAIAN AKREDITASI INSTITUSI BBPK JAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dan harapan pelanggan yang semakin meningkat. Melihat kondisi ini, tidak ada pilihan lain lagi bagi instansi untuk bertahan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, sudah banyak perusahaan atau lembaga-lembaga

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

LAPORAN AUDIT MUTU INTERNAL (AMI) PERIODE AGUSTUS 2015

MANUAL PROSEDUR PENGAJUAN & PENERIMAAN BARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

MENGGAGAS KUALITAS PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

LAPORAN AUDIT MUTU INTERNAL (AMI) PERIODE JANUARI 2015 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN `AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berbasis kompetensi. Setiap lulusan SMKwajib mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 725/Menkes/SK/V/2003 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN DI BIDANG KESEHATAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana

PENERAPAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi dan liberalisasi pasar modal dunia

PEMBENTUKAN PPID. Pembentukan PPID didasari oleh UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang KIP, Pasal 13

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KRITERIA PENILAIAN STANDAR 2 : Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu

B A B I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan. suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu

Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes MODUL MATERI INTI. 6 AKREDITASI INSTITUSI DAN PROGRAM KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik,

MANUAL PROSEDUR TINDAKAN KOREKTIF DAN PENCEGAHAN

PROSEDUR TINJAUAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di segala bidang. Hal ini juga berdampak pada kondisi lingkungan bisnis

PEDOMAN MUTU TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

PERSYARATAN SERTIFIKASI F-LSSM

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI (AIPT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. Revisi Tanggal Perpajakan Fakultas Ilmu Administrasi UB Agustus 2013 MP-UJM-P-FIA-UB

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BADAN PENJAMINAN MUTU (BPM) PENGESAHAN

KEGIATAN: PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURES PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI BATAN TAHAP: PEDOMAN EVALUASI SOP

DOKUMENTASI SISTEM MUTU ISO Lecture 4 By D. Tisnadjaja

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

NOTULEN RAPAT. Pelaksanaan rapat :

Sistem Penjaminan Mutu Internal sebagai Enabler Tercapainya Kampus Unggul di STIE Perbanas Surabayaq

DOKUMEN KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)

PPMI ( Pusat Penjaminan Mutu )

LEMBAR PENGESAHAN. Malang, 22 November 2016 Pimpinan Unit Kerja, Agustina Eunike, ST., MT., M.BA NIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PROSES PENERAPAN PENJAMINAN MUTU PADA UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA BADAN PENJAMINAN MUTU

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BUKU PENILAIAN

Manual Prosedur Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai

Tinjauan Manajemen. Oktober 2011

PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001: 2008 DI SMK NEGERI 2 PENGASIH KULON PROGO TAHUN 2014

Manual Prosedur Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2018 TENTANG BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR ISI. MOTTO LEMBAR PERNYATAAN KATA PENGANTAR. ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

2018, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa

RINGKASAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN LPJM TAHUN 2015

Kuesioner Pengguna layanan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irma Riswanti, 2013

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PROGRAM LIMA HARI. IQCS-SICS/QMS/LA/13A Rev 11 Issued October 2014 Hal 1 dari 6

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. manajemen mutu di SMK Negeri 13 Bandung sudah berjalan efektif, yaitu

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

MANUAL PROSEDUR PENANGANAN KELUHAN DAN EVALUASI KEPUASAN PELANGGAN

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

pemegang buku pedoman pendidikan dan/atau pelatihan personel bandar udara, kondisi dimaksud antara lain :

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA

3. kinerja dan efektivitas sistem manajemen mutu; 4. perencanaan telah berhasil dilaksanakan;

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) RAPAT TINJAUAN MANAJEMEN

EVALUASI AUDIT INTERNAL LUB PTBN UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI ISO/IEC 17025:2005

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

Survey Kepuasan Pelanggan. Penggunaan Fasilitas Penelitian/Laboratorium Perioda Juni - Desember 2014

AUDIT INTERNAL Kode. Dok Revisi Tgl Terbit Halaman LPM-POS-MNV Maret dari 9

MANUAL PROSEDUR PENANGANAN KELUHAN DAN EVALUASI KEPUASAN PELANGGAN

BAB I PENDAHULUAN. kualitas produk dan jasa pada perusahaan bertambah. Satu hal yang sangat berarti dalam

Pengendalian Produk Yang Tidak Sesuai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mutu terpadu (TQM) termasuk dalam kategori tinggi, dengan pencapaian tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dan sasaran mutu ditetapkan untuk mengarahkan organisasi

2017, No Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019); 4. Pe

Transkripsi:

PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR DALAM UPAYA PENCAPAIAN AKREDITASI INSTITUSI BBPK JAKARTA (Oleh : Yulia Fitriani, SKM, MKM) Standar dan Standarisasi Peningkatan mutu merupakan satu hal yang menjadi penting di era globalisasi dan persaingan pasar bebas seperti saat ini, termasuk salah satunya adalah pelayanan jasa di bidang kesehatan. Dengan pesatnya perkembangan peran serta masyarakat di bidang kesehatan, BBPK Jakarta perlu meningkatkan peran dan fungsinya untuk menjadi pengelola program pelatihan kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat. Hal ini dapat terlaksana apabila BBPK Jakarta dilengkapi dengan sumber daya dan fasilitas yang memadai serta bermutu. Sebuah produk atau jasa dapat dikatakan bermutu bila produk atau jasa tersebut sesuai dengan standar. Standar merupakan bagian dari pelayanan itu sendiri dan akan memainkan peranan yang penting dalam mengatasi masalah mutu pelayanan. Sehingga apabila suatu organisasi pelayanan ingin menyelenggarakan pelayanan yang bermutu secara konsisten, maka keinginan tersebut harus dijabarkan menjadi suatu standar pelayanan. Dapat dipertegas bahwa standar, indikator, dan angka nilai ambang batas merupakan unsur-unsur yang akan membuat jaminan mutu pelayanan itu dapat diukur dan objektif. Sedangkan standarisasi adalah proses merumuskan, merevisi, menetapkan, dan menerapkan standar yang dilaksanakan secara tertib dan kerjasama dengan semua pihak. Standarisasi dilaksanakan dengan membuat berbagai macam standar yang sistematik dan menggunakannya secara efektif. Pelaksanaan standarisasi di setiap lini pelayanan diperlukan untuk meningkatkan mutu produk dan jasa pelayanan guna memenuhi kebutuhan kepuasan pelanggan internal dan eksternal. Untuk menjamin mutu dan kebutuhan

pelanggan, standar-standar tersebut harus diintegrasikan ke dalam pelayanan. Oleh karena itu, standar adalah esensi yang mendasar dalam pengendalian mutu. Berangkat dari pemikiran tersebut serta dalam rangka menerapkan upaya peningkatan mutu layanan, BBPK Jakarta telah menetapkan standar yang dipakai, yaitu standar dalam Akreditasi Institusi dan standar ISO 9001 : 2008. Standar ISO 9001 : 2008 telah diterapkan dan BBPK Jakarta telah memperoleh sertifikasi ISO 9001 : 2008 oleh badan sertifikasi pada bulan Oktober 2011 yang lalu, begitu juga standar standar yang diterapkan dalam akreditasi institusi, standar tersebut telah diterapkan oleh BBPK Jakarta sejak tahun 2003. Adapun standar yang dimaksud mencakup standar falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan, staf dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan prosedur, pengembangan staf dan program pendidikan, evaluasi dan pengendalian mutu, yang secara keseluruhan berjumlah 17 (tujuh belas) standar. Akreditasi Akreditasi institusi khususnya pada institusi Diklat adalah suatu pengakuan yang diberikan oleh pemerintah kepada institusi karena telah memenuhi standar mutu yang ditentukan. Akreditasi pada dasarnya adalah proses menilai sebuah institusi sejauh mana telah menerapkan standar. Tujuan dari akreditasi adalah untuk mengarahkan organisasi menuju optimasi penampilan. Akreditasi dilakukan berdasarkan pada standar yang ada dimana suatu penampilan diukur. Proses Akreditasi BBPK Jakarta Pada tahun 2003, BBPK Jakarta telah memperoleh sertifikat dari Pusdiklat Aparatur sebagai lembaga/institusi Diklat yang terakreditasi, dan telah diperpanjang pada tahun 2007, dan terakhir pada tahun 2011 yang lalu. Persiapan Akreditasi di BBPK Jakarta dimulai dengan membentuk tim dan penanggung jawab untuk masingmasing pelayanan, yaitu pelayanan administrasi dan manajemen, pelayanan pelatihan, dan pelayanan penunjang pelatihan. Tim ini akan mempersiapkan berbagai prosedur

untuk diterapkan oleh unit/bagiannya serta mendorong penerapannya. Tim lain yang juga berperan dalam proses ini adalah Tim Pengendali Mutu (TPM) yang kemudian melakukan audit serta melakukan self assessment atau self evaluation. Penilaian dilakukan dengan menggunakan Instrumen Akreditasi Unit Pelatihan yang diterbitkan oleh Pusdiklat Aparatur Kementerian Kesehatan. Instrumen ini tidak lain digunakan untuk menilai atau mengukur sejauh mana institusi Diklat dalam hal ini Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) serta Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) sudah menerapkan standar. Seperti dijelaskan pada alenia sebelumnya bahwa dalam instrumen ini berisi 17 (tujuh belas) standar, terdapat yang masing-masing jumlahnya berbeda-beda, kemudian ada skor, dan keterangan DO (Definisi Operasional) serta Cara Pembuktian. Instrumen ini telah dipelajari dengan cermat oleh tim sehingga diharapkan tidak ada dokumen yang terlewat. Penilaian akhir dilakukan oleh surveyor yang berasal dari Pusdiklat Aparatur dengan diawali pra-assessment dan pada bulan November 2011 telah dilakukan assessment terhadap 17 (tujuh belas) standar tersebut. Apa saja Pelayanan Yang Diakreditasi? Pelayanan yang diakreditasi meliputi 3 (tiga) pelayanan yang dikenal dengan komponen : 1. Administrasi & Manajemen, terdiri dari 7 standar dan 15 : a. Standar 1 (Falsafah dan Tujuan), memiliki 3 b. Standar 2 (Administrasi dan Pengelolaan), memiliki 2 c. Standar 3 (Staf dan Pimpinan), memiliki 3 d. Standar 4 (Fasilitas dan Peralatan), memiliki 2 e. Standar 5 (Kebijakan dan Prosedur), memiliki 3 f. Standar 6 (Pengembangan Staf dan Program Pendidikan), memiliki 1 g. Standar 7 (Evaluasi dan Pengendalian Mutu), memiliki 1 2. Pelayanan Pelatihan terdiri dari 5 standar dan 18

a. Standar 1 (Falsafah dan Tujuan), memiliki 1 b. Standar 2 (Administrasi dan Pengelolaan), memiliki 4 c. Standar 3 (Staf dan Pimpinan), memiliki 2 d. Standar 4 (Fasilitas dan Peralatan), memiliki 5 e. Standar 5 (Kebijakan dan Prosedur), memiliki 6 3. Pelayanan Penunjang Pelatihan terdiri dari 5 standar dan 15 a. Standar 1 (Falsafah dan Tujuan), memiliki 1 b. Standar 2 (Administrasi dan Pengelolaan), memiliki 4 c. Standar 3 (Staf dan Pimpinan), memiliki 2 d. Standar 4 (Fasilitas dan Peralatan), memiliki 3 e. Standar 5 (Kebijakan dan Prosedur), memiliki 4 Nilai hasil assessment akan ditetapkan dalam sebuah rekomendasi untuk menyatakan status akreditasi. Terdapat 4 (empat) status akreditasi, yaitu : (1) Akreditasi istimewa/a; (2) Akreditasi Penuh/b; (3) Akreditasi bersyarat/c; dan (4) tidak terakreditasi. BBPK Jakarta sendiri memperoleh nilai rata-rata 4,01 dengan kategori terakreditasi penuh/b karena masih ada satu komponen yang memperoleh nilai 3,74. Namun demikian BBPK Jakarta akan terus berupaya untuk memperoleh akreditasi istimewa/a pada tahun berikutnya. Sertifikat terakreditasi ini diperkuat dengan Surat Keputusan Kepala Badan PPSDM Kesehatan Nomor HK.03.05/IV/4/07938/2011 tanggal 23 November 2011. Bagaimana implementasi selanjutnya? Apa yang harus dilakukan setelah terakreditasi? Apakah pelanggan sudah puas setelah terakreditasi? Pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin ada atau bahkan masih banyak pertanyaan lain yang muncul sekaitan dengan terakreditasinya sebuah institusi. Namun itulah yang harus dijawab dengan rasa optimis dan perbuatan kongkrit untuk menjamin bahwa penerapan Sistem Manajemen Mutu perlu didesain

dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan. Dengan mengadaptasi proses dalam penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 : 2008, terdapat delapan prinsip dalam sistem manajemen mutu, salah satunya adalah peningkatan berkelanjutan. Pemenuhan persyaratan pelanggan diatur dalam sistem yang terdokumentasi, berupa Pedoman Mutu, Prosedur Mutu dan seterusnya. Dokumen-dokumen tersebut akan menjadi acuan dalam bekerja, maka penyusunannya harus mengacu pada kondisi riil dan tentunya yang seharusnya dilakukan, meskipun kita tahu bahwa hal-hal tersebut masih banyak yang belum dilaksanakan, namun dengan adanya prosedur yang terdokumentasi setidaknya akan menjadi pemicu kita untuk melakukan sesuatu secara konsisten dan tidak menutup kemungkinan akan terdapat penyesuaian agar lebih efektif. Hal inilah yang diharapkan menjadi acuan dengan penerapan terbaik dan peningkatan berkelanjutan. Langkah untuk menjaga proses mutu secara konsisten, maka sebagai tim pendokumentasi mutu di masingmasing pelayanan BBPK Jakarta mencoba melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Memahami dokumen yang terkait dengan standar-standar yang telah ditetapkan, mulai dari Pedoman Mutu, Prosedur Mutu, Instruksi Kerja, ketentuan-ketentuan, serta standar minimal. 2. Tim pendokumentasi mutu juga berperan sebagai document control yang bertugas untuk memeriksa kelengkapan dokumen, dimana ini merupakan bukti bahwa pelaksanaan proses telah dilakukan. Sesuatu akan menjadi tidak berarti ketika pencatatan tidak ada, walaupun hal tersebut telah dilakukan. Sehingga mengapa pencatatan merupakan hal sangat penting dalam manajemen mutu. 3. Tim pendokumentasi mutu juga memeriksa apakah bukti pencatatan tersebut mudah ditemukan bila diperlukan (dalam hal ini disebut dokumen terkait, atau rekaman/record dalam SMM ISO 9001:2008). Pencatatan yang

tentunya tidak sedikit, pengelolaannya harus dilakukan secara baik. Tim pendokumentasi mutu juga ditetapkan sebagai penanggung jawab terhadap kelengkapan data masing-masing pelayanan. 4. Menganalisis data tersebut sehingga menjadi informasi yang dapat dipergunakan oleh BBPK Jakarta dalam langkah perbaikan, karena akan tidak ada gunanya jika data tersebut tidak dianalisis dan tidak ditindaklanjuti. 5. Pertemuan tim pendokumentasi mutu secara rutin yang difasilitasi oleh Bidang Pengembangan dan Pengendalian Mutu, dimana akan dibahas mengenai progress dalam pendokumentasian data. 6. Pertemuan dengan Tim Pengendali Mutu terkait dengan pelaksanaan audit mutu internal yang dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun 7. Pertemuan dengan pihak manajemen (seperti Rapat Tinjauan Manajemen dalam SMM ISO 9001:2008), terkait dengan pembahasan data-data yang telah didokumentasikan, keluhan pelanggan, serta hasil audit mutu internal. Upaya tersebut akan terus dilakukan untuk menerapkan sistem manajemen mutu di BBPK Jakarta. Satu hal yang menjadi catatan kita bersama bahwa apapun bentuk standar yang akan diterapkan pada sebuah organisasi, baik itu ISO 9001, Akreditasi Institusi, ISO 14001, OHSAS ataupun standar lainnya akan terasa ringan dan kita memiliki rasa percaya diri yang tinggi jika hal-hal tersebut sudah dilakukan dengan baik. Auditorpun bukan menjadi seseorang yang kita takuti, namun menjadi partner untuk membantu kita menerapkan sistem manajemen mutu.