PRODUKSI BERSIH. Definisi PB berdasarkan UNEP (1992)

dokumen-dokumen yang mirip
24/05/2013. Produksi Bersih (sebuah pengantar) PENDAHULUAN. Produksi Bersih (PB) PB Merupakan pendekatan yang cost-effective

Oleh: Ridzky Nanda Seminar Tugas Akhir

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun

2015 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan

II. DESKRIPSI PROSES

Pengertian, Konsep Dasar serta Perkembangan. Teknologi Bersih. (Clean Technology)

PRODUKSI BERSIH (Cleaner Production) HA Latief Burhan Universitas Airlangga

PARADIGMA PENGELOLAAN USAHA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat

PENDEKATAN ECO-EFFISIENSI DALAM PENGELOLAAN USAHA

MODEL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. alam dalam prosesnya menjadi produk. Kegiatan tersebut dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

THE VIET TRI PAPER DESKRIPSI PERUSAHAAN DESKRIPSI PROSES

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP

BAB III. METODE PENELITIAN

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

I. PENDAHULUAN. Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri penghasil devisa non migas di

BAB VI AUDIT LINGKUNGAN

Pengelolaan Lingkungan

! " # $ % % & # ' # " # ( % $ i

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP

47. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KELAYAKAN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU PADA INDUSTRI KECIL DI DUSUN CURAH REJO DESA CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER

OLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA

ISO untuk meminimalkan limbah, by Sentral Sistem Consulting

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT PENGELOLAAN B3. Subdirektorat Penanganan B3

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak dan lemak merupakan komponen utama bahan makanan yang juga

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Produksi Kayu Gergajian dan Perkiraan Jumlah Limbah. Produksi Limbah, 50 %

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Pendekatan Pengelolaan Lingkungan. Investigasi Kerusakan Lingkungan. PengelolaanLingkunganHidup:

CLEANER PRODUCTION (PRODUKSI BERSIH)

BAB.I 1. PENDAHULUAN. Limbah pada umumnya adalah merupakan sisa olahan suatu pabrik atau industri.

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya demikian juga perkembangannya, bukan hanya untuk kebutuhan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

SIH Standar Industri Hijau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI KAYU GELONDONGAN, MEBEL DAN KAROSERI

LEMBAR PERTAMA UNTUK PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

SOSIALISASI DAN PEMBUATAN NUGGET DARI AMPAS TAHU UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT GAMPONG LENGKONG, KECAMATAN LANGSA BARO, KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan antara lain melalui peningkatan efisiensi proses produksi,

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP-42/MENLH/11 /94 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN AUDIT LINGKUNGAN,

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. oksigen. Senyawa ini terkandung dalam berbagai senyawa dan campuran, mulai

Pemanfaatan Limbah Pabrik Kelapa Sawit Sebagai Kompos Dengan Variasi Penambahan Dosis Abu Boiler Serta Penggunaan Bioaktivator EM-4

Lampiran 1 Daftar Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. ditanam di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bagian utama dari kelapa sawit yang diolah adalah

Membangun Perkebunan Kelapa Sawit yang Ramah Lingkungan, Kenapa Tidak?

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bahan Baku. Aktivitas Produksi. Limbah

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

OPTIMALISASI EFISIENSI TERMIS BOILER MENGGUNAKAN SERABUT DAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Globalisasi perekonomian menimbulkan pencemaran dan memunculkan kepedulian terhadap lingkungan. ISO mengembangkan standar spesifik lingkungan bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu cara untuk memantau kinerja produksinya. Pengukuran

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Zero Waste. [Prinsip Menciptakan Agro-Industri Ramah Lingkungan] Dede Sulaeman [1]

ecofirm ANALISIS KELAYAKAN LINGKUNGAN DALAM INDUSTRI PERTANIAN ELIDA NOVITA

STUDI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT & CAIR PT X - PASURUAN SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PROSES PRODUKSI BERSIH

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni. Faridah, Anwar Fuadi

BAB I PENDAHULUAN. Isu kelangkaan dan pencemaran lingkungan pada penggunakan bahan

KMA DEPARTEMEN ADMINISTRASI & KEBIJAKAN KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA PROF. DRH. WIKU ADISASMITO, M.SC., PH.D.

IMPLEMENTASI PERATURAN DAN KEBIJAKAN DI BIDANG PENGUMPULAN DAN PEMANFAATAN LIMBAH B3

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

GREEN INCINERATOR Pemusnah Sampah Kota, Industri, Medikal dsbnya Cepat, Murah, Mudah, Bersahabat, Bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

hasil analisis tersebut akan diketahui karakteristik (sifat fisik, biologi dan kimia)

PEMANFAATAN LIMBAH SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DI PROVINSI JAMBI DR. EVI FRIMAWATY

LAPORAN AKHIR PRODUKSI KOMPOS

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Transkripsi:

PRODUKSI BERSIH Definisi PB berdasarkan UNEP (1992) Aplikasi secara kontinyu dari suatu strategi pencegahan lingkungan terhadap proses dan produk untuk mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan Merupakan pencegahan kerusakan lingkungan secara proaktif bukan reaktif Ruang lingkup Produksi Bersih : Reduksi pada Sumber (Source reduction) dan Pemanfaatan Limbah

Keuntungan yang utama : Peningkatan Efisiensi dan pengurangan biaya pengolahan limbah dan pelaksanaannya relatif murah REDUKSI PADA SUMBER Upaya mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya limbah yang akan keluar ke Lingkungan secara preventif langsung pada sumbernya Bahan Baku (raw material); substitusi, pemurnian Operasi ; good-housekeeping, tata letak, prosedur kerja Teknologi Proses; modifikasi, substitusi Modifikasi Produk;

PEMANFAATAN LIMBAH Memberikan nilai tambah pada limbah sehingga memiliki nilai ekonomi Pelaksanaan on-situ dan off-situ Dibedakan menjadi : 1. Daur Ulang (Recycle); ada pengolahan fisik dan kimia 2. Penggunaan Kembali (Reuse); tanpa pengolahan/perubahan fisik dan kimia 3. Perolehan kembali (Recovery); mengambil satu unsur dalam limbah

MANFAAT PENERAPAN PRODUKSI BERSIH 1. Lebih efektif dan efisien dalam penggunaan Sumberdaya Alam 2. Mengurangi atau mencegah terbentuknya pencemar 3. Memberikan peluang pencapaian SML ISO-14000 4. Mengurangi biaya-biaya yang berkenaan dengan lingkungan 5. Keunggulan daya saing di pasar domestik dan internasional 6. Meningkatkan kualitas produk

KENDALA PENERAPAN PB 1. Kurangnya pengetahuan mengenai limbah 2. Adanya anggapan efisiensi sudah maksimal dan selalu terbentuk limbah 3. Kurangnya tempat untuk penambahan fasilitas PB 4. Komitmen manajemen yang kurang dan kekakuan pelaksanaan organisasi 5. Kurangnya pelatihan dan sosialisasi PB 6. Modal investasi yang seringkali tidak terjangkau/tinggi

KENDALA PENERAPAN PB 7. Menurunkan resiko kesehatan para pekerja 8. Meningkatkan citra pada masyarakat sekitar 9. Kemungkinan perolehan Hak Paten pada teknologi baru yang dikembangkan 10.Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan

TAHAPAN PENERAPAN PRODUKSI BERSIH PERENCANAAN DAN PENGORGANISASIAN KAJIAN ANALISIS KELAYAKAN IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN

PERENCANAAN DAN PENGORGANISASIAN 1. Memperoleh komitmen Manajemen; Kebijakan Lingkungan Perusahaan/Pabrik dengan penekanan pada minimisasi limbah 2. Membentuk Tim Penerapan Produksi Bersih - memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan PB - Minimal berasal dari bagian Teknik, Produksi, dan Spesialis Lingkungan 3. Menetapkan Tujuan dan Lingkup PB - Kualtitatif, Fleksibel, Terarah, Sesuai dengan komitmen manajemen - Mudah dimengerti dan dapat dicapai dengan metode yang ada saat ini 4. Identifikasi Sumber Pencemaran/ Permasalahan - mencatat semua masalah yang berkaitan dengan limbah - Identifikasi kemungkinan penyebab terjadinya masalah - Memilih dan menentukan penyebab utama permasalahan

KAJIAN Ada pengumpulan informasi mendalam terhadap sumber-sumber pencemar, Identiifkasi dan evaluasi peluang 1. Seleksi Anggota Tim Kajian Fokus pada aliran limbah tertentu didalam kegiatan/aktivitas 2. Kumpulkan Data Proses dan Fasilitas Identifikasi, Inventarisasi dan Dokumentasi untuk memudahkan evaluasi masalah 3. Prioritas Limbah dan Emisi untuk ditangani 4. Kaji Data dan Periksa Lokasi - Kunjungan Lapang - Observasi dan wawancara 5. Penetapan Peluang-peluang untuk penerapan PB Memperhatikan sifat limbah, potensi reduksi limbah, pemanfaatan limbah, biaya pengolahan limbah dan anggaran

MACAM INFORMASI YANG DIBUTUHKAN Proses : Diagram alir, neraca massa, neraca energi, penjelasan proses dan operasi, daftar dan spesifikasi peralatan, diagram perpipaan dan instrumen, peta lokasi dan ketunggian Lingkungan Hidup : Daftar Limbah B3, daftar emisi, laporan tentang lingkungan, hasil analsis limbah, hasil studi lingkungan, izin penggunaan lahan Produksi/Bahan : komposisi produk, diagram penggunaan bahan dan bahan kimia pembantu, laporan bahan baku dan produksi, lembar catatan produksi, prosedur pelaksanaan operasi, jadwal produksi Ekonomi : Biaya pengolahan dan pembuangan limbah, biaya bahanproduk-utilitas, biaya O&M, laporan keuangan Lainnya : Kebijakan Lingkungan, SOP, diagram organisasi

ANALISIS KELAYAKAN 1. Evaluasi Kelayakan Teknis Evaluasi terhadap proses, bahan, peralatan dan tata letak, tenaga kerja, dan lainnya 2. Evaluasi Kelayakan Ekonomi Metode-metode penghitungan keuntungan/penghematan dengan memperhatikan investasi, biaya, dll 3. Seleksi Pilihan untuk Implementasi Pemenuhan kelayakan teknik dan ekonomis dapat direkomendasikan untuk diimplementasikan

IMPLEMENTASI 1. Justifikasi Proyek dan Perolehan Dana 2. Pelaksanaan Produksi Bersih 3. Evaluasi Kinerja

TEKNOLOGI PRODUKSI BERSIH PADA INDUSTRI KELAPA SAWIT Indentifikasi dan Inventarisasi Limbah yang terbentuk pada Industri Kelapa Sawit : 1. Proses Sterilisasi dan Perontokkan/Penebahan - Limbah padat berupa Tandan Kosong Basah - Limbah Cair bekas Perebusan Buah 2. Proses Pengempaan -Limbah padat berupa Serat buah dan tempurung Kering -Buangan uap air panas

3. Proses Pemisahan cangkang dengan inti sawit (kernel) - Air bekas cucian bak Hydrocyclone 4. Proses perebusan Minyak Kasar - Air bekas rebusan minyak - Limbah padat berupa Lumpur 5. Proses Penjernihan (Klarifikasi) - Limbah Cair/Sludge 6. Proses Penyaringan - Limbah cair dan kotoran

PILIHAN APLIKASI TEKNIK PB 1. APLIKASI LIMBAH CAIR PADA LAHAN PERKEBUNAN - Syarat aplikasi nilai BOD < 5000 ppm dan nilai ph berkisar 6-9 - Membutuhkan pengolahan limbah sampai nilai BOD yang disyaratkan - Penghematan pada biaya pupuk dan peningkatan produksi TBS

2. PEMANFAATAN TANDAN KOSONG UNTUK TANAMAN MENGHASILKAN - Sebagai mulsa pada areal tanaman - Penghematan dalam biaya pupuk - Peningkatan produksi TBS 3. PEMANFAATAN LIMBAH SERAT DAN CANGKANG SEBAGAI BAHAN BAKU BOILER - Sebagai substitusi penggunaan bahan bakar pada boiler

4. IN-HOUSE KEEPING - mengurangi jumlah bahan yang tercecer dan berpotensi menjadi limbah - Perbaikan prosedur kerja dan tata letak 5. PENGAWASAN BAHAN BAKU LEBIH EFEKTIF - mengurangi jumlah buah mentah ataupun terlalu matang 6. DAUR ULANG LIMBAH (WATER RECYCLE) - Segregasi limbah cair yang terbentuk - penggunaan kembali air rebusan

7. PENGOMPOSAN - Tandan kosong dikonversi menjadi pupuk organik - Membutuhkan areal tersendiri untuk pengomposan - Penghematan biaya pembelian pupuk PERBAIKAN TEKNOLOGI PROSES EKSTRAKSI MINYAK YANG TELAH DIKEMBANGKAN OLEH PENELITI DI MALAYSIA TELAH MENGURANGI PEMBENTUKKAN LIMBAH MENJADI 0,25 TON PER TON TBS DENGAN BOD 10000 ppm

CONTOH KASUS PENERAPAN PB PADA INDUSTRI IKAN -Kapasitas Produksi : 5600 Kg/bulan -Kebutuhan Bahan Baku 6000 Kg/bulan Tahap Proses Produksi : Pengadaan Ikan Tenggiri; Pembersihan dan Pencampuran dengan air, kanji dan tawas; Perebusan; Penirisan dengan mesin pemeras; Pencetakan; Pengukusan; Pengeringan; Pemotongan; dan Pengeringan; Pengemasan

Penerapan Produksi Bersih : 1. Penghematan bahan Baku; -memilih ikan dengan mutu dan kualitas yang baik (dpt menghemat sampai 3 024 000 rupiah) 2. Memperpendek waktu pengolahan: (1) menambah alat pengukusan (hemat Rp. 2 451 120) (2) menambah alat pengeringan (hemat Rp 2 451 120) 3. Mengurangi jumlah kegagalan produk -membuat alat potong khusus (hemat Rp. 465 696)

Industri Penghasil Sambal dan Bumbu Masak - Kapasitas Produksi : 120 ton/bulam - bahan baku utama : Cabe, bawang merah, sereh, lengkuas - bahan baku lainnya : minyak goreng, garam, gula, bawang Proses : 1. Pemeriksaan : (biasanya terdapat reject bahan baku 10%, bahan lainnya 1%) 2. Penimbangan; Pencucian; ada 3 tahap pencucian 3. Pemotongan; Penggilingan ; tidak ada peralatan sirkulasi udara; cabe dimasak sebelum digiling dgn aliran steam 4. Pemasakan; tanpa adanya isolator pad ketel pemasakan, air kondensat di buang 5. Pengemasan

Peluang-peluamg Produksi bersih : 1. Penghematan dalam bahan baku: pemilihan, jadwal, mutu (hemat Rp. 54 930 000) 2. Penghematan penggunaan air - Air pad bak terakhir digunakan sebagai air pencuci pertama (hemat Rp. 565 248) - Air kondensat didaur ulang (hemat Rp. 13 050 000) 3. Efektifitas penggumaan steam dan penggunaan insulator (Investasi Rp. 7 393 525; hemat Rp. 12 955 454) 4. Meningkatan K3 dengan mengadakan exhaust fan (investasi 1 600 000; hemat Rp. 8 100 000)

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN Merupakan bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang ditekankan kepada Perbaikan Berkelanjutan Dokumentasi SML di nyatakan dengan Standar ISO 14001 yang memiliki tujuan utama mendukung perlindungan lingkungan dan pencegahan pencemaran yang seimbang dengan kebutuhan sosiao-ekonomis Sistem Manajemen Lingkungan meliputi: kebijakan lingkungan; perencanaan, penerapan dan operasional; pemantauan dan tindakan koreksi; tinjauan manajemen

Unsur-unsur Sistem Manajemen Lingkungan : 1. Adanya komitmen dan kebijakan lingkungan yang merupakan dasar dari semua unsur SML 2. Tujuan dan sasaran lingkungan 3. Program manajemen lingkungan yang meliputi proses, praktek, prosedur, dan garis tanggung jawab 4. Audit SML; yang bertujuan untuk memberikan keyakinan bahwa SML tetap terpelihara dan dijalankan seperti seharusnya 5. Peninjauan manajemen; untuk menentukan kecukupan, kesesuaian dan keefektifan SML 6. Mencaoai perbaikan berkelanjutan SML; untuk memberikan keyakinan bahwa perusahaan secara konsisten dan dapat dipercaya memenuhi kewajiban lingkungan dan melindungi lingkungan

Lingkup SML pada perusahaan meliputi pengelolaan seluruh aspek kegiatan: mulai dari masuknya bahan baku sampai penanganan limbah Produksi bersih : -kebijakan lingkungan -Tujuan dan sasaran pengelolaan lingkungan -Program lingkungan -Usaha perbaikan Sistem manajemen Lingkungan

BAKU MUTU LINGKUNGAN Baku mutu lingkungan sering juga disebut sebagai standar lingkungan Baku mutu adalah suatu peraturan pemerintah yang resmi dan harus dilaksanakan, yang berisi spesifikasi dari jumlah bahan pencemar yang boleh dibuang atau jumlah kandungan bahan pencemar yang diperkenankan berada dalam media ambien Standar adalah suatu kumpulan nilai mumerikal dari konsentrasi atau jumlah suatu bahan kimia atau pencemar, suatu keadaan fisik atau lainnya yang terdapat pada media ambien atu media limbah Baku mutu lingkungan dibedakan menjadi : 1. Baku mutu kualitas lingkungan (ambien) 2. Baku mutu kualitas limbah (emisi)

PENYUSUNAN BAKU MUTU 1. Identifikasi dari penggunaan sumberdaya atau media amien yang harus dilindungi 2. Merumuskan formulasi dan kriteria dengan menggunakan sekumpulan data dan pengolahannya dai berbagai informasi ilmiah 3. Merumuskan baku mutu ambien dari hasil penyusunan kriteria 4. Merumuskan baku mutu limbah (emisi) berdasarkan baku mutu ambien yang telah ditetapkan 5. Membentuk program pemantauan dan evaluasi, yang berfungsi sebagai feed back

Adanya perbedaan baku mutu pada setiap daerah/negara: (1) Pengaruh kondisi ambien (lingkungan) daerah/negara tersebut (2) Kondisi geografis; tropis, non-tropis, kutub (3) Tuntutan masyarakat => tingkat ekonomi

ANALISIS RESIKO LINGKUNGAN Resiko lingkungan adalah suatu faktor atau proses dalam lingkungan yang memiliki kementakan (probabilitas) tertentu untuk mengakibatkan konsekuensi yang merugikan kepada manusia dan lingkungan Resiko mengandung unsur ketidakpastian Metode Prakiraan Resiko: 1. Prakiran langsung 2. Prakiraan tidak langsung

nuhun terimakasih... thanks.