BAB I PENDAHULUAN. alam dalam prosesnya menjadi produk. Kegiatan tersebut dapat menimbulkan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kebutuhan manusia terhadap makanan ringan menjadikan semakin berkembangnya industri baik industri skala besar maupun industri skala kecil dan menengah yang melakukan proses produksi barang dan jasa. Perkembangan tersebut dapat memberikan dampak bagi penggunaan sumber daya alam dalam prosesnya menjadi produk. Kegiatan tersebut dapat menimbulkan dampak yang positif dan negatif. Dampak positifnya yaitu dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat khususnya di Kabupaten Bantul sedangkan dampak negatifnya yaitu menghasilkan material lain bukan produk karena hasil kegiatan proses industri termasuk di dalamnya adalah limbah. Berikut ini adalah perkembangan industri kecil menengah di Kabupaten Bantul. Tabel 1.1 Perkembangan IKM di Kabupaten Bantul Uraian Unit Usaha Tenaga Kerja Nilai produksi (000) Nilai tambah (000) Nilai Investasi (000) Sentra UPT Sumber : Renstra , Disperindagkop Bantul 2011 Peningkatan jumlah unit usaha dari tahun ke tahun secara tidak langsung akan mempengaruhi banyaknya jumlah limbah yang dihasilkan oleh industri termasuk di dalamnya adalah keluaran bukan produk (KBP). Keluaran bukan produk berupa bahan, energi dan air yang dipakai dalam proses produksi, namun 1

2 2 tidak berakhir menjadi produk akhir. Keluaran bukan produk dapat juga dikatakan sebagai aktivitas yang tidak menghasilkan nilai tambah, dan akibatnya menghasilkan biaya yang tidak perlu bagi perusahaan. Padahal total biaya KBP mencakup 10-20% total biaya produksi. Di samping itu, keluaran bukan produk berupa bahan pencemar tersebut seringkali mengarah pada suatu kondisi yang menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan hidup. Kegiatan proses industri menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan dan pada umumnya industri melakukan pengolahan pada saat limbah telah terbentuk. Pengolahan limbah setelah limbah terbentuk membutuhkan biaya yang lebih besar sehingga meningkatkan biaya operasional. Di sisi lain masyarakat masih beranggapan bahwa industri kecil tidak menimbulkan potensi pencemaran lingkungan karena dilihat dari besaran usaha yang masih dianggap tidak terlalu signifikan. Menurut Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001 tentang Pengendalian Pencemaran Lingkungan, menjelaskan bahwa tidak diperkenankan membuang limbah cair ke dalam tanah kecuali mendapat izin dari menteri terkait dan berdasarkan hasil penelitian. Hal tersebut dikarenakan keseimbangan lingkungan dapat terganggu oleh adanya kegiatan industri. Apabila keseimbangan lingkungan terganggu maka kualitas lingkungan juga berubah. Perubahan komponen lingkungan sebagai akibat masuknya bahan pencemar menyebabkan perubahan kualitas lingkungan. Limbah yang berasal dari hasil bahan-bahan pertanian akan menimbulkan limbah yang di dalamnya terkandung bahan organik (organic sludge) yang dapat mencemari lingkungan.

3 3 Usaha kecil wingko Hayu merupakan salah satu usaha pembuatan makanan ringan yang terbuat dari bahan baku kelapa. Rata-rata proses produksi per hari menghabiskan butir kelapa. Proses pembuatannya terdiri dari pengupasan buah kelapa, pencucian, pemarutan, pengadonan dengan bahan-bahan lain, pengukusan, pembulatan, pemanggangan, pendinginan dan pengemasan. Industri wingko hayu dalam proses produksinya menghasilkan limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berupa kulit ari kelapa (testa), limbah ceceran parutan dan wingko yang gosong sedangkan limbah cair berupa limbah cair pencucian, air kelapa dan limbah cair pengukusan. Limbah padat yang berupa testa telah dimanfaatkan sebagai pakan ternak, wingko yang gosong telah direcycle kembali, ceceran parutan kelapa direuse kembali sedangkan limbah air kelapa telah dimanfaatkan sebagai bahan baku nata de coco. Limbah cair pencucian dan pengukusan pada industri ini belum dilakukan penanganan dengan baik sehingga langsung dibuang ke lingkungan. Selain mempunyai jumlah yang banyak, limbah ini terkadang menghasilkan bau yang tidak sedap apalagi ketika musim hujan tiba. Hal ini tentunya mengganggu kenyamanan lingkungan sekitar industri. Limbah cair yang dihasilkan pada proses produksi wingko mempunyai jumlah yang banyak dan berpotensi dapat mencemari lingkungan. Pengolahan limbah setelah limbah terbentuk membutuhkan biaya yang tinggi salah satu diantaranya yaitu pembuatan IPAL membutuhkan biaya operasional yang tinggi sehingga industri kecil tidak mampu untuk membangunnya. Oleh karena itu diperlukan suatu teknik untuk meminimalkan terbentuknya limbah cair tersebut.

4 4 Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu melalu pendekatan produksi bersih. Produksi bersih merupakan strategi pencegahan terbentuknya limbah untuk mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan. Permasalahan di industri ini yaitu limbah cair dengan jumlah banyak yang belum tertangani dengan baik maka teknik yang dapat digunakan yaitu good housekeeping. Good housekeeping merupakan tata kelola internal yang baik yang meliputi rasionalisasi pemakaian bahan baku, air, energi, mengurangi jumlah atau toksisitas limbah serta memperbaiki kondisi kerja dan keselamatan kerja. Implementasi teknik good housekeeping ini, diharapkan dapat mengurangi jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh industri ini. B. Rumusan Masalah Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah limbah cair yang dihasilkan pada proses produksi wingko berjumlah banyak dan belum ditangani serta implementasi alternatif penerapan good housekeeping untuk menurunkan jumlah dan konsentrasi limbah cair. C. Batasan Masalah 1. Upaya minimasi limbah hanya dilakukan di stasiun kerja yang menghasilkan limbah cair paling banyak 2. Minimasi limbah fokus pada pengurangan limbah pada sumbernya (source reduction)

5 5 3. Penelitian ini tidak melakukan pengolahan limbah baik secara fisika, kimia, maupun biologi 4. Upaya penerapan produksi bersih dibatasi hanya menggunakan teknik good housekeeping D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Menentukan stasiun kerja yang paling banyak menghasilkan limbah cair 2. Menyusun alternatif-alternatif penerapan good housekeeping limbah cair yang dapat diterapkan di industri wingko Hayu 3. Mencari alternatif good housekeeping yang memberikan penurunan jumlah dan konsentrasi limbah cair paling besar serta mengukur persentase penurunannya. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi limbah pada sumbernya sehingga meningkatkan keuntungan secara ekonomi sekaligus mengurangi resiko terhadap lingkungan akibat kegiatan produksi.