Nurul Khanifah, Hermin Sulistyarti*, Akhmad Sabarudin

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH WAKTU PEMBENTUKAN DAN KESTABILAN HIDRINDANTIN SERTA KONSENTRASI NINHIDRIN PADA PEMBUATAN TES KIT SIANIDA ABSTRAK

PENENTUAN KADAR IODIDA SECARA SPEKTROFOTOMETRI BERDASARKAN PEMBENTUKAN KOMPLEKS IOD-AMILUM MENGGUNAKAN OKSIDATOR PERSULFAT ABSTRAK ABSTRACT

Jl. Veteran Malang *Alamat korespondensi, Tel: , Fax : ABSTRAK

PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM DAN ph OPTIMUM DALAM PEMBUATAN TES KIT SIANIDA BERDASARKAN PEMBENTUKAN HIDRINDANTIN ABSTRAK ABSTRACT

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

PEMBUATAN TES KIT TIOSIANAT BERDASARKAN PEMBENTUKAN KOMPLEKS MERAH BESI(III)TIOSIANAT ABSTRAK ABSTRACT

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

PENENTUAN KADAR IODIDA SECARA SPEKTROFOTOMETRI BERDASARKAN PEMBENTUKAN KOMPLEKS AMILUM-IODIUM MENGGUNAKAN OKSIDATOR IODAT ABSTRAK ABSTRACT

kondisi analisis kuantitatif simultan Cr(III) dan Cr(VI) yaitu konsentrasi kuersetin sebesar 2,95 x 10-3 M, konsentrasi surfaktan

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PENGEMBANGAN METODE ANALISIS HISTAMIN DENGAN PEREAKSI KOBALT(II) DAN ALIZARIN S SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

PENGARUH KONSENTRASI ASAM DAN DIAMETER SPOT REAKSI PADA KEMAMPUAN DETEKSI TEST KIT MERKURI(II) ABSTRAK ABSTRACT

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

BAB III METODE PENELITIAN

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

SNI Standar Nasional Indonesia

UJI SELEKTIFITAS DAN VALIDITAS PADA KINERJA TEST KIT MERKURI(II) ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI GANGGUAN KROM (III) PADA ANALISA BESI DENGAN PENGOMPLEKS 1,10-FENANTROLIN PADA PH 4,5 SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-TAMPAK

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

HASIL DAN PEMBAHASAN. hubungan serapan pada berbagai panjang gelombang tertera pada Gambar 2.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT)

PENENTUAN KADAR BESI DALAM SAMPEL AIR SUMUR SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Pupuk SP-36 SNI

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

PERBANDINGAN PEREDUKSI NATRIUM TIOSULFAT (Na 2 S 2 O 3 ) DAN TIMAH (II) KLORIDA (SnCl 2 ) PADA ANALISIS KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEREDUKSI Na 2 S 2 O 3 DAN K 2 C 2 O 4 PADA ANALISA KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

Proses Klorinasi untuk Menurunkan Kandungan Sianida dan Nilai KOK pada Limbah Cair Tepung Tapioka

Pupuk tripel super fosfat plus-zn

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR. Disusun oleh. Sucilia Indah Putri Kelompok 2

PENENTUAN BATAS DETEKSI (LOD) DAN BATAS KUANTITASI (LOQ) PADA PENGUKURAN FOSFAT (PO 4 -P) DALAM AIR TAWAR DENGAN METODE ASAM ASKORBAT

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

PENGARUH PERBEDAAN WAKTU DESTILASI TERHADAP KONSENTRASI FLUORIDA PADA PENJERNIHAN AIR LIMBAH LABORATORIUM DENGAN PROSES DESTILASI SEDERHANA

ANALISIS TIOSIANAT DALAM URIN SEBAGAI METODE MONITORING POTENSI GAKI (GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN IODIUM) BERBASIS TEST KIT

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

SNI Standar Nasional Indonesia

LAMPIRAN. 1.Dokumentasi Kegiatan 1.1 Persiapan rangkaian akuaponik. 1.2 Pencarian tanaman Genjer

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

PEMBUATAN TES KIT KERTAS NITROGEN-AMONIA BERDASARKAN PEMBENTUKAN SENYAWA INDOFENOL BIRU

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TEST KIT UNTUK ANALISIS SIANIDA DALAM KETELA POHON BERDASARKAN PEMBENTUKAN HIDRINDANTIN

PENGOMPLEKS BATHOFENANTROLIN PADA PENENTUAN KADAR BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

EFEKTIVITAS DAN KAPASITAS RESIN PENUKAR ANION DENGAN SISTEM BATCH DALAM MENGIKAT NITRAT DAN APLIKASINYA PADA AIR DARI SUMBER MATA AIR DI DESA SEDANG

Makalah Pendamping: Kimia Paralel A PENETAPAN LOGAM TIMBAL SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

Transkripsi:

KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol.1, No. 1, pp. - 7, UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received 2 February 2015, Accepted 6 March 2015, Published online 9 March 2015 PEMBUATAN TES KIT KROMIUM BERDASARKAN PEMBENTUKAN KOMPLEKS Cr(VI)-DIFENILKARBAZIDA Nurul Khanifah, Hermin Sulistyarti*, Akhmad Sabarudin Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang 65145 *Alamat korespondensi, Tel : +62-341-575838, Fax : +62-341-575835 Email: hermin@ub.ac.id ABSTRAK Kromium heksavalen merupakan salah satu senyawa kimia yang dapat mencemari lingkungan dan merupakan racun yang berbahaya bagi organisme. Penentuan kromium(vi) dapat dilakukan dengan tes kit kromium yang dibuat dengan cara pembentukan kompleks Cr(VI)-difenilkarbazida. Pembentukan kompleks ini dapat dilakukan dalam suasana asam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa konsentrasi kromium(vi) yang dapat digunakan pada pembuatan komparator warna larutan dan keakuratan aplikasi tes kit kromium apabila dibandingkan dengan metode standar. Pembuatan tes kit kromium dilakukan dengan menggunakan variasi konsentrasi kromium(vi) yaitu 0-1 ppm dengan interval 0,1 ppm dan 0-10 ppm dengan interval 1 ppm pada kondisi optimum dari penelitian sebelumnya yang meliputi panjang gelombang 542 nm, ph 1, waktu kestabilan kompleks 20 menit, dan konsentrasi difenikarbazida 4x10-4 M. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi Cr(VI) 0-1 ppm dengan interval 0,1 ppm dan Cr(VI) 0-5 ppm dengan interval 1 ppm dapat digunakan untuk pembuatan komparator warna larutan. Hasil aplikasi pada air limbah kromium menunjukkan bahwa tes kit kromium yang dibuat memiliki akurasi yang baik karena dari uji validasi memberikan nilai akurasi sebesar 95,83 %. Kata kunci: difenilkarbazida, kromium(vi), pembuatan, test kit, validasi ABSTRACT Chromium hexavalent is a poisoneous substance which can harm environment and organism. The chromium test kit was developed based on the complex formation of Cr(VI)- diphenylcarbazide. The Cr(VI)- diphenylcarbazide complex can be formed by reacting chromium(vi) with diphenylcarbazide under acidic condition. This research is focused on the investigation of chromium(vi) concentration range which can be distinguished from the color by visual detection, called standard color, and the accuracy of the chromium test kit was compared to that of standard method. Chromium test kit was prepared by reacting various concentration of chromium(vi) from 0-1 ppm with interval of 0.1 ppm and 0-10 ppm with interval of 1 ppm with diphenylcarbazide 4x10-4 M under optimum conditions from previous research, i.e: wavelength of 542 nm, ph of 1, and reaction time 20 minutes. The results of the research showed that the range concentration of chromium(vi) can be used for standard color with intervals of 0.1 ppm for 0-1 ppm and standard color with interval of 1 ppm for 0-5 ppm. The chromium test kit showed good agreement compared to spectrophotometric standard method with accuracy of 95.83 %. Keywords: diphenylcarbazide, chromium(vi), development, test kit, validity PENDAHULUAN Kromium(VI) atau kromium heksavalen merupakan bentuk kromium yang paling berbahaya dan dapat menimbulkan efek yang merugikan bagi lingkungan dan kesehatan manusia [1]. Senyawa Cr(VI) di dalam lingkungan berasal dari limbah industri, tambang kromium, pembakaran minyak bumi, kertas dan kayu [2]. Akibat dampaknya yang merugikan, pemerintah mengeluarkan PP No. 82 tahun 2001 mengenai kadar maksimum 730

kromium untuk keperluan air baku air minum dan kegiatan perikanan sebesar 0,05 mg/l [3]. Oleh karena itu, monitoring terhadap kadar kromium sangat diperlukan untuk mencegah keracunan kromium dan pencemaran lingkungan. Metode standar penentuan kadar kromium berdasarkan APHA [4] adalah metode spektrofotometri yang didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi. Akan tetapi teknik ini bersifat rumit karena tetap memerlukan keahlian, relatif mahal dan tidak dapat diaplikasikan untuk analisis lapang. Metode alternatif yang sesuai untuk digunakan di lapang adalah tes kit. Tes kit kromium merupakan merupakan suatu kit pereaksi yang mudah digunakan untuk mengetahui konsentrasi kromium pada suatu sampel yang didasarkan pada pembentukan warna yang proporsional terhadap konsentrasi. Namun tes kit kromium hingga saat ini belum diperjual belikan di pasaran. Pada penelitian ini tes kit kromium dibuat berdasarkan pembentukan kompleks Cr(VI)- difenilkarbazida, karena difenilkarbazida mudah bereaksi dengan Cr(VI) pada suasan asam dan menghasilkan kompleks khelat yang memiliki warna khas yaitu merah keunguan [5]. Pembuatan tes kit ini berbasis pada kondisi penelitian sebelumnya [6] yang meliputi panjang gelombang 542 nm, ph 1, waktu kestabilan kompleks 20 menit, dan konsentrasi difenikarbazida 4x10-4 M. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui konsentrasi kromium(vi) yang dapat digunakan sebagai komparator warna larutan serta aplikasi tes kit kromium pada sampel air limbah yang divalidasi dengan membandingkan hasilnya dengan metode spektrofotometri sinar tampak untuk mengetahui keakuratan tes kit yang dibuat. METODA PENELITIAN Bahan dan Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seperangkat alat gelas, neraca analitis Mettler, botol sampel, spektrofotometer UV-VIS Genesys 10S, kuvet, stopwatch, ph universal. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan kimia pro analisis (p.a) yaitu kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) (Merck), 1,5-difenilkarbazida (Merck), asam sulfat (H 2 SO 4 ) 7M, aseton (Merck), asam nitrat (HNO 3 ) 14,44% (Merck), kalium permanganat (KMnO 4 ), natrium azida (NaN 3 ), asam fosfat (H 3 PO 4 ) 85%, dan akuades. Sedangkan bahan sampel yang digunakan adalah air pembuangan limbah pabrik elektroplating PT. Abadi Malang, Jl. Kelayatan I/5 RT 07/RW 01, Malang, Jawa timur. 731

Prosedur Penentuan variasi konsentrasi kromium Larutan Cr(VI) dengan variasi konsentrasi 0-1 ppm dengan interval 0,1 ppm dan variasi konsentrasi 0-10 ppm dengan interval 1 ppm diambil 1 ml, dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambah 0,5 ml H 2 SO 4 1 M, 0,5 ml difenilkarbazida 0,004 M dan diencerkan dengan akuades hingga volume akhir 5 ml. Larutan ini dikocok, dan dibiarkan selama waktu pembentukan kompleks optimum, dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum (542 nm). Pembuatan komparator warna larutan Pembuatan komparator warna larutan dilakukan menggunakan cara yang sama dengan penentuan variasi konsentrasi kromium, namun setelah dibiarkan selama 20 menit warna yang terbentuk segera difoto. Pengukuran kadar kromium pada sampel air Preparasi sampel Sampel air dari limbah pabrik elektroplating PT. Abadi Malang, Jl. Kelayatan I/5 RT 07/RW 01, Malang, Jawa timur, disaring kemudian diasamkan dengan HNO 3 0,1 M. Pembuatan kurva kalibrasi Cr(VI) dengan metode standar Larutan Cr (VI) dengan variasi konsentrasi 0-1 ppm dengan interval 0,1 ppm dan variasi konsentrasi 0-10 ppm dengan interval 1 ppm ditambah 0,5 ml H 2 SO 4 1+1, ditambah 2 tetes 0,01% KMNO 4 hingga warnanya merah gelap, dipanaskan, jika warna pudar ditambah 2 tetes lagi dan dipanaskan hingga 1 menit, ditambah 0,5 ml NaN 3 dan dilanjutkan pemanasan hingga warna merah pudar semua, didinginkan, ditambah 3 tetes H 3 PO 4 85%, ditambah 1 ml difenilkarbazida, diencerkan hingga 50 ml, dibiarkan 5 10 menit sampai warna merah keunguan terbentuk, kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum (542 nm). Penentuan Cr(VI) pada sampel air dengan metode standar Sampel air diambil 5 ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml, ditambah 1 ml H 2 SO 4 0,1 M, ditambah 4 tetes difenilkarbazida 0,02 M, diencerkan sampai tanda batas, dibiarkan selama waktu pembentukan kompleks optimum, dan kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum (542 nm). Penentuan Cr(VI) pada sampel air dengan tes kit kromium Sampel diambil 1 ml, dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambah 0,5 ml H 2 SO 4 1 M, ditambah 0,5 ml difenilkarbazida 0,004 M, diencerkan dengan akuades hingga volume akhir 732

5 ml, dibiarkan selama waktu pembentukan kompleks optimum, diamati perubahan warna yang terjadi dan disesuaikan dengan komparator warna larutan pada tes kit. HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan variasi konsentrasi kromium Penentuan variasi konsentrasi kromium bertujuan untuk untuk mengetahui nilai sensitivitas tes kit kromium, dimana variabel yang dibuat berubah adalah konsentrasi kromium sedangkan variabel yang lain dibuat tetap. Gambar 1 menunjukkan bahwa pada konsentrasi Cr(VI) (0-1) ppm menghasilkan kurva yang linier dengan persamaan y = 0,427x - 0,025 dan nilai koefisien korelasi (R 2 )= 0,988. Hal ini menunjukkan bahwa absorbansi meningkat dengan meningkatnya konsentrasi kromium. Gambar 1. Kurva penentuan variasi konsentrasi Cr(VI) 0-1 ppm Dari hasil yang diperoleh maka penelitian dilanjutkan pada konsentrasi yang lebih besar yaitu pada konsentrasi (0-10) ppm. Gambar 2 menunjukkan bahwa pada konsentrasi Cr(VI) (0-10) ppm menghasilkan kurva yang linier dengan persamaan y = 0,402x + 0,017 dan nilai koefisien korelasi (R 2 )= 0,998. Berdasarkan data kedua kurva dapat dihitung nilai absorbtivitas molar yang menunjukkan sensitivitas tes kit kromium dimana didapatkan nilai rata-rata absorbtivitas molar sebesar 1,85 x 10 4 M -1 cm -1. Gambar 2. Kurva penentuan variasi konsentrasi Cr(VI) 0-10 ppm 733

Pembuatan Komparator Warna Larutan Pembuatan komparator warna ini bertujuan untuk membandingkan antara intensitas warna proporsional terhadap konsentrasi kromium. Komparator warna pada tes kit ini digunakan sebagai alat bantu untuk menentukan konsentrasi kromium pada sampel secara langsung dengan hanya dilihat secara visual. Gambar 3 menunjukkan komparator warna larutan Cr(VI)-difenilkarbazida dengan variasi konsentrasi kromium 0-1 ppm dengan perbedaan 0,1 ppm dan 0-10 ppm dengan perbedaan 1 ppm. Gambar 3. Komparator Cr(VI)-difenilkarbazida dengan variasi konsentrasi 0-1 ppm dan 0-10 ppm Terlihat pada Gambar 3 komparator warna larutan dapat mendeteksi konsentrasi kromium(vi) dari 0-1 ppm dengan interval 0,1 ppm dan 0-5 ppm dengan interval 1 ppm karena pada konsentrasi 6-10 ppm komparator tidak menunjukkan warna yang berbeda secara visual meskipun secara spektrofotometri linier pada konsentrasi 0-6 ppm. Dengan demikian komparator warna pada tes kit ini dapat digunakan sebagai pembanding antara intensitas warna sampel dengan konsentrasi kromium(vi) yang ditunjukkan komparator. Pengukuran Kadar Kromium pada Sampel Air Pengukuran kadar kromium pada sampel air bertujuan untuk mengetahui kadar kromium dalam sampel alami yang dilakukan dengan cara membandingkan warna yang diperoleh dengan komparator warna. Gambar 4 menunjukkan konsentrasi kromium pada sampel air limbah berdasarkan tes kit kromium adalah 0,1 ppm. Gambar 4. Penentuan konsentrasi sampel Cr(VI) menggunakan tes kit kromium 734

Setelah didapatkan konsentrasi kromium yang diukur menggunakan tes kit kromium maka hasil ini dibandingkan dengan konsentrasi kromium yang diukur menggunakan metode standar. Gambar 5 menunjukkan kurva kalibrasi Cr(VI) (0-1) ppm metode standar dengan spektrofotometri yang memiliki persamaan y = 0,433x - 0,013 dan nilai koefisien korelasi (R 2 )= 0,990. Dari hasil perhitungan persamaan regresi didapatkan bahwa konsentrasi kromium pada sampel air dengan metode standar sebesar 0,096 ppm. Gambar 5. Kurva kalibrasi Cr(VI) (0-1) ppm Dari hasil konsentrasi yang didapat dilakukan uji akurasi dengan perhitungan persen kesalahan sebesar 4,17 % dan persen akurasi sebesar 95,83 %. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan metode tes kit kromium memiliki tingkat akurasi yang baik. KESIMPULAN Dari hasil penenelitian dapat disimpulkan bahwa konsentrasi kromium(vi) yang dapat digunakan untuk pembuatan komparator warna larutan adalah 0-1 ppm dengan interval 0,1 ppm dan 0-5 ppm dengan interval 1 ppm. Metode tes kit kromium memiliki akurasi yang baik karena memberikan nilai % akurasi sebesar 95,83 %. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dr.Hermin Sulistyarti dan Akhmad Sabarudin, S.Si., M.Sc., Dr.Sc selaku dosen pembimbing I dan II, segenap Staf Pengajar serta Karyawan Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, dan semua pihak yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. 735

DAFTAR PUSTAKA 1. Suminar, M., 2007, Pencarian Kondisi Pembentukan Senyawa Kompleks Cr (III & VI) dengan Pereaksi Kromogenik Campuran, Skripsi Fakultas MIPA, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 2. Kusnoputranto H., 1996, Toksikologi Lingkungan Logam Toksik dan B-3, UI-Press, Jakarta. 3. Apriadi, D., 2005, Kandungan Logam Berat Hg, Pb, dan Cr Pada Air, Sedimen, dan Kerang Hijau (Perna viridis L.) di Perairan Kamal Muara, Skripsi Fakultas MIPA, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 4. Greenberg, A.E., Lenore, S.C and Andrew, D.E., 1992, Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater, 18 th ed, American Public Health Association, Washington DC. 5. Soebaredja, A.S.L., 2013, Analisis Fosfor dan Krom(VI) secara Spektrofotometri Uv-Vis, https://www.scribd.com/doc/129522872/38005700-laporan-uv-vis, diakses pada tanggal 8 Desember 2014. 6. Suryati, L., 2014, Pengembangan Metode Spektrofotometri untuk Penentuan Spesi Kromium dengan Oksidator Hipoklorit dan Peroksida Berdasarkan Pembentukan Kompleks Cr(VI)-Difenilkarbazida, Thesis Program Sarjana Kimia, Universitas Brawijaya, Malang. 736