Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

dokumen-dokumen yang mirip
Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium

Pupuk dolomit SNI

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Pupuk kalium sulfat SNI

Air dan air limbah Bagian 12: Cara uji kesadahan total kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dengan metode titrimetri

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

Pupuk super fosfat tunggal

SNI Standar Nasional Indonesia

Pupuk amonium klorida

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer

Pulp - Cara uji bilangan kappa

Uji emisi formaldehida panel kayu metoda analisis gas

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 7: Cara uji kadar hidrogen sulfida (H 2 S) dengan metoda biru metilen menggunakan spektrofotometer

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

BAB III METODE PENELITIAN

Pupuk SP-36 SNI

PANDUAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK DAN LINGKUNGAN

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

Metodologi Penelitian

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

Pupuk tripel super fosfat plus-zn

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAHAN DAN ALAT-ALAT Bahan Serbuk Natrium khlorida mumi (NaCI), serbuk Kalium kromat (K 2 CrO4 ), serbuk Perak nitrat (AgNO 3), Air suling dan contoh m

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

PENENTUAN KADAR KLORIDA

PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE. ARGENTOMETRI (metode mohr)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Pupuk amonium sulfat

Cara uji kimia - Bagian 4: Penentuan kadar protein dengan metode total nitrogen pada produk perikanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

LAMPIRAN. 200 mg / L Minyak dan lemak 25 mg/l. Amoniak (N-NH.-,) 0,5 nig/l

Penentuan Kesadahan Dalam Air

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus tomat ICS Badan Standardisasi Nasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Cara uji... 1 4.1 Prinsip... 1 4.2 Bahan... 2 4.3 Peralatan... 2 4.4 Persiapan contoh uji... 3 4.5 Persiapan pengujian... 3 4.6 Prosedur... 4 4.7 Perhitungan... 4 5 Jaminan mutu dan pengendalian mutu... 5 5.1 Jaminan mutu... 5 5.2 Pengendalian mutu... 5 6 Rekomendasi... 5 Lampiran A Pelaporan... 6 i

Prakata Dalam rangka menyeragamkan teknik pengujian kualitas air dan air limbah sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 1988 tentang Baku Mutu Air dan Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis Pengujian Kualitas air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan, maka dibuatlah Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk pengujian parameter-parameter kualitas air dan air limbah sebagaimana yang tercantum didalam Keputusan Menteri tersebut. Metode ini merupakan hasil kaji ulang dari SNI yang telah kadaluarsa dan menggunakan referensi dari metode standar internasional Standard Methods. Metode ini telah melalui uji coba di laboratorium pengujian dalam rangka validasi dan verifikasi metode serta dikonsensuskan oleh Subpanitia Teknis Kualitas Air, Panitia Teknis 207S Bidang Manajemen Lingkungan, dengan para pihak terkait. Standar ini telah disepakati dan disetujui dalam rapat konsensus dengan peserta rapat yang mewakili produsen, konsumen, ilmuwan, instansi teknis, pemerintah terkait dari pusat maupun daerah pada tanggal 30 Januari 2004 di Serpong, Tangerang Banten. Metode ini berjudul Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) yang merupakan revisi dari SNI 06-2431-1991 dengan judul Metode pengujian khlorida dalam air dengan argentometrik mohr. ii

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) 1 Ruang lingkup Metode ini digunakan untuk penentuan kadar klorida (Cl - ) dalam air dan air limbah dengan metode argentometri cara mohr pada kisaran kadar 1,5 mg/l sampai dengan 100 mg/l. 2 Acuan normatif Standard Methods, 4500, 20 th edition, 1998, Standard Methods for the examination of water and wastewater. SNI 06-2412-1991, Metode pengambilan contoh uji kualitas air. 3 Istilah dan definisi 3.1 larutan baku klorida, Cl - larutan yang mempunyai kadar klorida, Cl - yang diencerkan dengan air suling sampai kadar tertentu 3.2 larutan blanko bebas klorida air suling yang tidak mengandung klorida atau mengandung klorida dengan kadar lebih rendah dari batas deteksi 3.3 blind sample larutan baku dengan kadar tertentu, yang dibuat oleh seorang analis atau penyelia untuk diuji kadarnya oleh analis yang lain 3.4 spike matrix contoh uji yang diperkaya menggunakan larutan baku dengan kadar tertentu 3.5 certified Reference Material (CRM) bahan standar bersertifikat yang tertelusur ke sistem nasional atau internasional 4 Cara uji 4.1 Prinsip Senyawa klorida dalam contoh uji air dapat dititrasi dengan larutan perak nitrat dalam suasana netral atau sedikit basa (ph 7 sampai dengan ph 10), menggunakan larutan indikator kalium kromat. Perak klorida diendapkan secara kuantitatif sebelum terjadinya titik akhir titrasi, yang ditandai dengan mulai terbentuknya endapan perak kromat yang berwarna merah kecoklatan. 1 dari 6

4.2 Bahan a) air suling bebas klorida; b) larutan natrium klorida (NaCl) 0,0141 N; 1) Keringkan serbuk NaCl dalam oven pada suhu 140 o C selama 2 jam, kemudian dinginkan dalam desikator. 2) Timbang 824 mg NaCl kering, kemudian larutkan dengan air suling bebas klorida di dalam labu ukur 1000 ml. Tepatkan sampai tanda tera dengan air suling bebas klorida. Larutan ini mempunyai kadar klorida 500 µg Cl - /ml. c) kertas saring bebas klorida berukuran pori 0,45 µm; d) larutan indikator kalium kromat (K 2 CrO 4 ) 5% b/v; Larutkan 5,0 g K 2 CrO 4 dengan sedikit air suling bebas klorida. Tambahkan larutan AgNO 3 sampai mulai terbentuk endapan merah kecoklatan yang jelas. Biarkan 12 jam, lalu di saring. Filtrat yang diperoleh diencerkan dengan air suling bebas klorida hingga volume 100 ml. e) larutan baku perak nitrat (AgNO 3 ) 0,0141 N; Larutkan 2,395 g AgNO 3 dengan air suling bebas klorida dalam labu ukur 1000 ml dan tepatkan sampai tanda tera. Lakukan pembakuan dengan menggunakan larutan NaCl 0,0141 N. Simpan di dalam botol berwarna coklat. f) suspensi ammonium hidroksida; Larutkan 125 g Al(K)(SO 4 ) 2.12H 2 O atau Al(NH4)(SO4)2.12H2O dalam 1000 ml air suling bebas klorida. Panaskan 60oC dan tambahkan 55 ml NH4OH pekat secara perlahan sambil di aduk. Biarkan selama 1 jam, pindahkan ke dalam botol dan cuci endapannya dengan cara di tambah air suling bebas klorida, di aduk dan dienaptuangkan. Lakukan hal tersebut secara berulang-ulang sampai bebas klorida. Tambahkan air suling bebas klorida sampai volume mendekati 1000 ml. g) indikator fenol ftalein; h) larutan natrium hidroksida (NaOH) 1N; i) larutan asam sulfat (H 2 SO 4 ) 1N; dan j) hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) 30%. 4.3 Peralatan a) buret 50 ml atau alat titrasi lain dengan skala yang jelas; b) labu erlenmeyer 100 ml dan 250 ml; c) labu ukur 100 dan 1000 ml; d) gelas ukur 100 ml; e) pipet volume 25 ml dan 50 ml; f) pipet ukur 10 ml; g) gelas piala 250 ml dan 1000 ml; h) spatula; i) alat pengukur ph; j) pengaduk magnet; 2 dari 6

k) corong gelas; l) pemanas listrik; m) timbangan analitik; n) gelas arloji; o) oven; p) botol semprot; q) botol cokelat; dan r) desikator. 4.4 Persiapan contoh uji a) Sediakan contoh uji sesuai dengan metode SNI 06-2412-1991. b) Gunakan volume contoh uji air maksimum 100 ml atau jumlah yang sesuai dan diencerkan hingga volume 100 ml. c) Jika contoh uji air berwarna pekat, tambahkan 3 ml suspensi Al(OH) 3, aduk, biarkan mengendap kemudian di saring. d) Jika contoh uji air mengandung sulfida, sulfit atau tiosulfat, tambahkan 1 ml H 2 O 2 30% dan aduk selama 1 menit. e) Apabila contoh uji keruh, saring dengan kertas saring berukuran pori 0,45 µm. f) Jika ph tidak pada kisaran 7 sampai dengan 10, atur dengan menambahkan larutan NaOH 1N atau H 2 SO 4 1N. 4.5 Persiapan pengujian Pembakuan larutan baku perak nitrat (AgNO 3 ) dengan NaCl 0,0141 N a) Pipet 25 ml larutan NaCl 0,0141 N, masukkan ke dalam labu erlenmeyer 100 ml. Buat larutan blanko menggunakan 25 ml air suling. b) Tambahkan 1 ml larutan indikator K 2 CrO 4 5% b/v dan diaduk. c) Titrasi dengan larutan AgNO 3 sampai terjadi warna merah kecoklatan. d) Catat volume larutan AgNO 3 yang digunakan untuk contoh uji (A ml) dan blanko (B ml). e) Lakukan pengukuran duplo. Bila standar deviasi (SD) kadar klorida secara duplo lebih besar dari 5%, maka dilakukan titrasi yang ketiga. f) Catat volume AgNO 3 yang digunakan, kemudian dirata-ratakan. g) Hitung normalitas larutan baku AgNO 3 dengan cara sebagai berikut: N AgNO 3 = V 1.N 1 V A - V B dengan pengertian: N AgNO 3 adalah normalitas larutan baku AgNO 3 (mgrek/ml); V A V B N 1 V 1 adalah volume larutan baku AgNO 3 untuk titrasi larutan NaCl (ml); adalah volume larutan baku AgNO 3 untuk titrasi blanko (ml); adalah normalitas larutan NaCl yang digunakan (mgrek/ml); adalah volume larutan NaCl yang digunakan (ml). 3 dari 6

4.6 Prosedur a) Gunakan 100 ml contoh uji air secara duplo, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml. Buat larutan blanko. b) Tambahkan 1 ml larutan indikator K 2 CrO 4 5% c) Titrasi dengan larutan baku AgNO 3 sampai titik akhir titrasi yang ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna merah kecoklatan dari Ag 2 CrO 4. Catat volume AgNO 3 yang digunakan. d) Lakukan titrasi blanko, seperti langkah 4.6.c. sampai dengan 4.6.d) terhadap 100 ml air suling bebas klorida (titrasi larutan blanko biasanya memerlukan 0,2 ml sampai dengan 0,3 ml larutan baku AgNO 3 ). e) Ulangi titrasi tersebut tiga kali (dengan titik akhir titrasi yang konsisten), rata-ratakan volume AgNO 3 yang diperoleh. f) Buat spike matrix dengan cara sebagai berikut : Ambil 95 ml contoh uji yang memiliki ph 7 sampai dengan ph 10, tambahkan 5,0 ml larutan baku natrium klorida, NaCl 0,0141 N. Masukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml. Lakukan langkah 4.6 b) sampai dengan 4.6 c) 4.7 Perhitungan 4.7.1 Kadar klorida Hitung kadar klorida dalam contoh uji dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kadar Cl - (mg/l) = (A B) x N x 35,450 V dengan pengertian : A adalah volume larutan baku AgNO 3 untuk titrasi contoh uji (ml) B adalah volume larutan baku AgNO 3 untuk titrasi blanko (ml) N adalah normalitas larutan baku AgNO 3 (mgrek/ml) V adalah volume contoh uji (ml) 4.7.2 Perhitungan kadar NaCl mg/l NaCl = (mg/l Cl - ) x 1,65 4.7.3 Persen temu balik (% Recovery, % R) Persen temu balik dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : A B % R = x 100 % C dengan pengertian: R adalah recovery; A adalah kadar contoh uji yang di spike (mg/l); B adalah kadar contoh uji yang tidak di spike (mg/l); C adalah kadar standar yang diperoleh (target value), (mg/l). Y x Z C = V 4 dari 6

dengan pengertian: Y adalah volume standar yang ditambahkan (ml); Z adalah kadar klorida yang ditambahkan (mg/l); V adalah volume akhir (ml). 5 Jaminan mutu dan pengendalian mutu 5.1 Jaminan mutu a) Gunakan bahan kimia murni pro analisis (p.a.). b) Gunakan alat gelas bebas kontaminan dan terkalibrasi. c) Gunakan alat ukur yang terkalibrasi. d) Gunakan air suling bebas klorida untuk pembuatan semua pereaksi dan blanko. e) Lakukan uji dalam jangka waktu yang tidak melampaui waktu simpan maksimum (holding time). 5.7 Pengendalian mutu a) Lakukan uji blanko untuk kontrol kontaminasi. Kadar klorida dalan larutan blanko harus lebih kecil dari batas deteksi. b) Lakukan uji secara duplo untuk kontrol ketelitian. Perbedaan pemakaian larutan AgNO 3 secara duplo tidak boleh lebih besar dari 0,10 ml. 6 Rekomendasi Kontrol akurasi a) Analisis CRM Lakukan analisis Certified Reference Material (CRM) untuk kontrol akurasi. b) Lakukan pengujian blind sample. c) Kisaran persen temu balik adalah 85% sampai dengan 115% atau sesuai dengan kriteria dalam sertifikat CRM. d) Untuk kontrol gangguan matriks lakukan uji spike matrix. Kisaran persen temu balik adalah 85% sampai dengan 115%. e) Buat kartu kendali (control chart) untuk akurasi pengujian. 5 dari 6

Lampiran A (normatif) Pelaporan Catat pada buku kerja hal-hal sebagai berikut: 1) Parameter yang dianalisis. 2) Nama analis dan tanda tangan. 3) Tanggal pengujian. 4) Rekaman volume titrasi 5) Nomor contoh uji. 6) Tanggal penerimaan contoh uji. 7) Batas deteksi. 8) Perhitungan. 9) Hasil pengukuran duplo. 10) Hasil pengukuran blanko. 11) Hasil pengukuran persen spike matrix dan CRM atau blind sample. 12) Kadar klorida dalam contoh uji. 6 dari 6