PENGARUH BIAYA NGETEM TERHADAP PELAYANAN DAN EFISIENSI OPERASIONAL ANGKUTAN UMUM Najid Dosen Jurusan Teknik Sipil email : najid2009@yahoo.com Universitas Tarumanagara Husnu Aldi Alumni Teknik Sipil Telp. 085693328368 Universitas Tarumanagara Abstrak Sebagaimana diketahui bahwa penggunaan angkutan pribadi khususnya sepeda motor sangat tinggi di DKI Jakarta, menurut data selama 8 tahun jumlah sepeda motor di DKI Jakarta telah meningkat 3 kali lipat yaitu dari 2.212.961 tahun 2000 menjadi 6.765.723 tahun 2008, sementara pada beberapa rute penumpang angkutan umum menurun cukup berarti. Hal ini menunjukkan adanya perpindahan demand dari angkutan umum ke angkutan pribadi. Perpindahan penumpang angkutan umum ke angkutan pribadi menyebabkan pergerakan menjadi tidak efisien sehingga perlu diketahui penyebab perpindahan tersebut. Salah satu indikasi penyebabnya adalah rendahnya pelayanan angkutan umum yang salah satunya faktor penyebabnya adalah tingginya waktu ngetem angkutan umum. Sementara itu ngetem menyebabkan pengoperasian angkutan umum menjadi tidak efisien. Penelitin ini adalah untuk mengetahui waktu ngetem angkutan umum yang terdiri dari Bus, Metromini/ Kopaja dan Mikrolet serta berapa besar biaya ngetem masing-masing angkutan umum tersebut. Dari besarnya biaya ngetem tersebut dapat diketahui berapa besar pengaruh biaya ngetem terhadap biaya angkutan umum secara keseluruhan. Kata Kunci: Waktu ngetem, biaya ngetem, prosentase biaya ngetem terhadap biaya operasional. LATAR BELAKANG Sebagaimana diketahui saat ini sangat tingginya penggunaan sepeda motor di kota-kota di Indonesia terutama di kota Jakarta. Tingginya penggunaan sepeda motor tersebut disebabkan rendahnya pelayanan angkutan umum. Rendahnya pelayanan angkutan umum tersebut terutama disebabkan oleh lamanya waktu tempuh angkutan umum yang disebabkan oleh kemacetan lalu lintas jalan dan tingginya waktu ngetem. Yang dimaksud waktu ngetem disini adalah waktu berhenti bus diluar halte atau terminal, waktu menunggu bus ketika semua penumpang yang menunggu di halte sudah naik dan penumpang sudah selesai turun dan waktu berjalan angkutan umum yang sangat lamban. Untuk membandingkan nilai yang hilang akibat ngetem terhadap pengoperasian angkutan umum maka waktu ngetem (termasuk pemakaian bahan bakar) ini perlu dihitung dan dikonversi ke dalam rupiah untuk mengetahui dampak kerugian dari waktu ngetem terhadap pengoperasian angkutan umum. Panjang jalan ini hanya 6,28 persen dari luas wilayahnya, sementara jumlah kendaraan bermotor di wilayah DKI Jakarta mencapai 9.993.867 unit. Dinas Perhubungan DKI mencatat pertumbuhan kendaraan mencapai 10,79 persen per tahun. Sepuluh tahun ke depan, tanpa pengendalian jumlah kendaraan bermotor bisa dua kali lipat jumlah tahun ini. Berdasarkan fakta lima tahun terakhir penambahan jumlah kendaraan di DKI Jakarta menunjukkan setiap hari bertambah kendaraan baru sebanyak 1.127 kendaraan terdiri dari 1
236 kendaraan mobil dan 891 motor. Bahkan di Jadetabek setiap hari bertambah kendaraan baru sebanyak 2.027 kendaraan terdiri dari 319 mobil dan 1.707 motor. Perkembangan angka tersebut belum memperhitungkan pertumbuhan sepeda motor sehingga kemungkinan macet total akan lebih cepat atau sebelum 2014. Jika prediksi awal disesuaikan dengan fakta lima tahun terakhir mengenai penambahan jumlah kendaraan di DKI Jakarta, dimana rata-rata pertumbuhan kendaraan bermotor tetap 9,5% pertahun, dan pertumbuhan rata-rata luas jalan tetap 0,01% pertahun maka sudah sangat diperlukan peningkatan pelayanan angkutan umum untuk memindahkan pengguna angkutan pribadi menjadi pengguna angkutan umum melalui perbaikan pelayanan angkutan umum. TINJAUAN PUSTAKA Waktu tempuh merupakan faktor utama dalam menentukan keandalan angkutan umum (NHI, 1995). Dengan demikian untuk meningkatkan minat terhadap penggunaan angkutan umum perlu dilakukan peningkatan pelayanan atau keandalan angkutan umum melalui perbaikan waktu tempuh angkutan umum. Penentuan keandalan angkutan umum berdasarkan waktu tempuh dapat dilakukan secara sistem pada pengoperasian angkutan umum yang dipengaruhi oleh waktu bergeraknya angkutan umum dan waktu delay (Bureau of Public Roads Formula). Salah satu faktor yang mempengaruhi delay pada pengoperasian angkutan umum adalah waktu ngetem. Perpindahan pengguna moda angkutan pribadi (mobil pribadi) ke moda angkutan umum dapat menurunkan volume lalu lintas di jalan. Penurunan volume lalu lintas dapat menurunkan waktu tempuh lalu lintas secara total. Dari 1000 perjalanan yang berpindah dari angkutan pribadi ke angkutan umum ternyata mampu menurunkan 40.000 menit secara total (NHI, 1995). METODOLOGI PENELITIAN Data yang diambil dibedakan atas data angkutan Besar (Bus Kota), angkutan Sedang (Metromini atau Kopaja) dan angkutan Kecil (Mikrolet). Masing-masing data angkutan tersebut terdiri dari data jumlah titik ngetem dan waktu ngetem. Dari data tersebut kemudian dilakukan analisis biaya bahan bakar, biaya pemeliharaan, biaya waktu yang hilang (sumber dari penelitian sebelumnya) dan biaya penyusutan. Dari hasil analisis tersebut dapat dihitung waktu ngetem total dan biaya ngetem dari masing-masing angkutan umum untuk satu kali operasi (satu rit). Untuk membandingkan total waktu ngetem terhadap total waktu pengoperasian masingmasing angkutan umum dan biaya ngetem terhadap biaya operasi masing-masing angkutan umum maka perlu dihitung total waktu pengoperasian dan biaya pengoperasian angkutan umum perharinya. Dari hasil analsis waktu dan biaya ngetem dan hasil analisis waktu dan biaya pengoperasian kemudian dibuat analisis perbandingannya. Metodologi studi lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut: 2
Tujuan Studi Desain Formulir Survei Penentuan Lokasi, Waktu dan Rute Survei Survei Bus, Metromini dan Mikrolet Survei waktu ngetem Survei Operasi Angkutan Umum Analisis waktu dan biaya ngetem Analisis Biaya Operasi Angkutan Umum Analisis Relatif Waktu dan Biaya Ngetem terhadap Waktu dan Biaya Operasi Angkutan Umum Kesimpulan Gambar 1 Metodologi Studi PENGUMPULAN DATA Survei dilakukan pada hari kerja dan penentuan lokasi survei didasarkan pada kondisi aktifitas tata guna lahan. Survei Bus Besar dilakukan pada panjang trayek 20 hingga 25 km, dilakukan pada tanggal 16 November 2009 jurusan Kampung Rambutan - Blok M dan Kampung Rambutan - Kota. Sedangkan pada panjang trayek 25 hingga 30 km, dilakukan pada tanggal 17 November 2009 jurusan Pulogadung - Kalideres dan Pulogadung - Blok M. Lalu pada panjang trayek 30-35 km, dilakukan pada tanggal 18 November 2009 jurusan Senen -Ciputat dan Senen Depok. Survei Bus Sedang dengan panjang trayek 15 hingga 16 km, dilakukan pada tanggal 19 November 2009 jurusan Blok M - Pondok Labu dan Blok M - Petukangan. Sedangkan pada panjang trayek 16 hingga 17 km, dilakukan pada tanggal 20 November 2009 pada pukul 11.00 jurusan Blok M Ciledug dan Blok M Ciputat. Lalu pada panjang trayek 17 3
hingga 18 km, dilakukan pada tanggal 23 November 2009 jurusan Senen Taman Solo dan Senen Bendungan Mikrolet dengan panjang trayek 11 hingga 12 km, dilakukan pada tanggal 24 November 2009 jurusan Kota Tanjung Priok dan Grogol Joglo. Sedangkan dengan panjang trayek 12 sampai dengan 13 km, dilakukan pada tanggal 25 November 2009 jurusan Senen Mangga Dua dan Senen Kota. Lalu dengan panjang trayek 13 sampai dengan 14 km, dilakukan pada tanggal 26 November 2009 jurusan Kampung Melayu Senen dan Kampung Melayu PWI. ANALISIS DATA Biaya ngetem = jumlah armada x jumlah rit x (nilai penyusutan + biaya bahan bakar + biaya pemeliharaan + time value) x waktu ngetem rata-rata x jumlah titik ngetem Biaya Penyusutan Nilai/ biaya penyusutan adalah penyusutan mesin kendaraan pada saat diam. Dengan menggunakan rumus: Np = Hk 1 + Pbt-1 x Ubat Pbt Pbt.2 100 dimana: Tabel 1 Np = Nilai penyusutan (Rp/menit) Hk = Harga kendaraan (Rp) Pbt = Penyusutan (thn) Ubat= Bunga pajak (%) Data Perhitungan Nilai Penyusutan Komponen Bus Besar Bus Sedang Mikrolet Harga Kendaraan Rp 650.000.000 Rp 230.000.000 Rp 70.000.000 Penyusutan 5 tahun 5 tahun 5 tahun Bunga Pajak 12% 12% 12% (Sumber: Biaya Pokok Angkutan Kota Kelas Ekonomi, 2008) Tabel 2 Analisis Nilai Penyusutan Akibat Ngetem Pada Bus Besar Jarak Waktu Nilai Penyusutan >20-25 35 10883.4845 >25-30 40 12438.268 >30-35 45 13993.0515 Tabel 3 Analisis Nilai Penyusutan Akibat Ngetem Pada Bus Sedang Jarak Waktu Nilai Penyusutan >15-16 2 220.0616 >16-17 38 4181.1704 >17-18 41.6667 4584.6167 4
Tabel 4 Analisis Nilai Penyusutan Akibat Ngetem Pada Mikrolet Jarak Waktu Nilai Penyusutan >11-12 11.3333 379.5261 >12-13 12 401.8512 >13-14 15 502.314 Biaya Bahan Bakar Pada keadaan diam dalam waktu 127,997 detik kendaraan menghabiskan 50 ml minyak/bensin. Percobaan dilakukan dengan mesin berbahan bakar bensin sedangkan karena angkutan umum terutama bus Sedang dan bus Besar menggunakan bahan bakar Solar, maka biaya bahan bakar bus Sedang dan bus Besar merupakan hasil konversi dari biaya bahan bakar bensin. Tabel 5 Analisis Biaya Bahan Bakar Akibat Ngetem Pada Bus Besar Jarak Waktu Biaya Bahan Bakar Tempuh(km) "Ngetem"(detik) Akibat "Ngetem"(Rp) >20-25 2100 9841.05 >25-30 2400 11247.1875 >30-35 2700 12653.0859 Tabel 6 Analisis Biaya Bahan Bakar Akibat Ngetem Pada Bus Sedang Jarak Waktu Biaya Bahan Bakar Tempuh(km) "Ngetem"(detik) Akibat "Ngetem"(Rp) >15-16 120 337.4663 >16-17 2280 6411.6984 >17-18 2500 7030.3711 Tabel 7 Biaya Bahan Bakar Akibat Ngetem Pada Mikrolet Jarak Waktu Biaya Bahan Bakar Tempuh(km) "Ngetem"(detik) Akibat "Ngetem"(Rp) >11-12 680 1195.3125 >12-13 720 1265.625 >13-14 900 1582.0313 Biaya Pemeliharaan Analisis terhadap biaya pemeliharaan didasarkan pada informasi tentang waktu pemeliharaan yang biasa dilakukan oleh operator yaitu setiap 9000 km atau kurang lebih setiap jangka waktu satu bulan. 5
Tabel 8 Data Untuk Perhitungan Biaya Pemeliharaan Komponen Bus Besar Bus Sedang Mikrolet 1) Bahan Bakar Diesel Diesel Bensin 2) Penggunaan BBM/liter 3 km/liter 5 km/liter 8 km/liter 3) Servis Dilakukan setiap 9000 km 9000 km 9000 km 4) Biaya bahan a) oli mesin 19 liter 12 liter 4 liter harga per liter Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 b) oli garden 5 liter 3 liter 2 liter harga per liter Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 c) oli transmisi 5 liter 3 liter 2 liter harga per liter Rp 28.000 Rp 28.000 Rp 28.000 d) gemuk 3 kg 2 kg 0,5 kg harga per kg Rp 72.000 Rp 72.000 Rp 72.000 5) Upah kerja servis Rp 75.000 Rp 75.000 Rp 75.000 (Sumber: Biaya Pokok Angkutan Kota Kelas Ekonomi, 2008 Tabel 9 Analisis Biaya Pemeliharaan Akibat Ngetem Pada Bus Besar Jarak Waktu Biaya Pemeliharaan >20-25 35 835.2995 >25-30 40 954.628 >30-35 45 1073.565 Tabel 10 Analisis Biaya Pemeliharaan Akibat Ngetem Pada Bus Sedang Jarak Waktu Biaya Pemeliharaan >15-16 2 31.3868 >16-17 38 596.3492 >17-18 41.6667 653.8922 Tabel 11 Analisis Biaya Pemeliharaan akibat Ngetem Pada Mikrolet Jarak Waktu Biaya Pemeliharaan >11-12 11.3333 83.1626 >12-13 12 88.0548 >13-14 15 110.0685 Analisis Biaya Ngetem Angkutan Umum Analisis biaya ngtem angkutan umum merupakan total dari masing-masing komponen biaya ngetem untuk keseluruhan dalam satu kali operasi atau satu rit operasi. Analisis biaya ngetem ini dibedakan berdasarkan jarak operasi per-ritnya untuk ketiga jenis angkutan umum. Tabel 12 Analisis Biaya Ngetem Pada Bus Besar Jarak Jumlah Jumlah Jumlah Titik Tot. Nilai Waktu "Ngetem" Biaya Tempuh(km) Armada Rit "Ngetem" Variabel Rata-rata(menit) "Ngetem"(Rp) >20-25 963 5 5 25923.1615 7 4368700792 >25-30 283 3 6 29626.7435 6.667 1006174515 >30-35 366 3 6 33329.6949 7.5 1646820225 Total biaya ngetem pada bus Besar = Rp 7021695532 6
Tabel 13 Analisis Biaya Ngetem Pada Bus Sedang Jarak Jumlah Jumlah Jumlah Titik Tot. Nilai Waktu "Ngetem" Biaya Tempuh(km) Armada Rit "Ngetem" Variabel Rata-rata(menit) "Ngetem"(Rp) >15-16 165 5 6 890.2478 0.333 1467439.961 >16-17 1438 4 8 16914.5488 4.75 3697114419 >17-18 1291 3 10 18546.66 4.167 2993206695 Total biaya ngetem bus Sedang = Rp 6691788554 Tabel 14 Analisis Biaya Ngetem Pada Mikrolet Jarak Jumlah Jumlah Jumlah Titik Tot. Nilai Waktu "Ngetem" Biaya Tempuh(km) Armada Rit "Ngetem" Variabel Rata-rata(menit) "Ngetem"(Rp) >11-12 621 8 17 3380.6623 0.667 190439982.5 >12-13 1265 7 9 3579.5298 0.632 380614410.4 >13-14 483 6 20 4474.4123 0.75 194502702.7 Total biaya ngetem mikrolet = Rp 765557095,6 Total seluruh biaya ngetem angkutan umum = Rp 14.479.041.181,6 Analisis Biaya Ngetem Terhadap Biaya Operasional Perbandingan biaya ngetem terhadap biaya operasional angkutan umum didasarkan pada pengoperasian per-ritnya. Analisis ini bertujuan untuk melihat seberapa besar biaya ngetem mempengaruhi biaya operasional angkutan umum. Tabel 15 Persentase Biaya Ngetem Terhadap Biaya Operasional Bus Besar Dalam Satu Rit Jarak Biaya Biaya Persentase Tempuh(Km) "Ngetem"(Rp) Operasional(Rp) (%) >20-25 25923.1615 90000 28.8035 >25-30 29626.7435 157500 18.8106 >30-35 33329.6949 157500 21.1617 Rata-rata = 22,9253 % Tabel 16 Persentase Biaya Ngetem Terhadap Biaya Operasional Bus Sedang Dalam Satu Rit Jarak Biaya Biaya Persentase Tempuh(Km) "Ngetem"(Rp) Operasional(Rp) (%) >15-16 890.2478 36000 2.4729 >16-17 16914.5488 56250 30.0703 >17-18 18546.66 75000 24.7289 Rata-rata = 19,0907 % Tabel 17 Persentase Biaya Ngetem Terhadap Biaya Operasional Mikrolet Dalam Satu Rit Jarak Biaya Biaya Persentase Tempuh(Km) "Ngetem"(Rp) Operasional(Rp) (%) >11-12 3380.6623 14062.5 24.0403 >12-13 3579.5298 16071.4286 22.2726 >13-14 4474.4123 22500 19.8863 Rata-rata = 22,0664 % 7
Analisis Waktu Ngetem Terhadap Waktu Operasional Perbandingan waktu ngetem terhadap waktu operasional angkutan umum didasarkan pada pengoperasian per-ritnya. Analisis ini bertujuan untuk melihat seberapa besar waktu ngetem mempengaruhi waktu operasional angkutan umum secara keseluruhan. Tabel 18 Persentase Waktu Ngetem Terhadap Waktu Perjalanan Bus Besar Dalam Satu Rit Jarak Waktu Waktu Persentase Tempuh(Km) "Ngetem"(menit) Tempuh(menit) (%) >20-25 35 174 20.1149 >25-30 40 174 22.9885 >30-35 45 174 25.8621 Rata-rata = 22,9885 % Tabel 19 Persentase Waktu Ngetem Terhadap Waktu Perjalanan Bus Sedang Dalam Satu Rit Jarak Waktu Waktu Persentase Tempuh(Km) "Ngetem"(menit) Tempuh(menit) (%) >15-16 2 91 2.1978 >16-17 38 91 41.7582 >17-18 41.6667 91 45.7875 Rata-rata = 29,9145 % Tabel 20 Persentase Waktu Ngetem Terhadap Waktu Perjalanan Mikrolet Dalam Satu Rit Jarak Waktu Waktu Persentase Tempuh(Km) "Ngetem"(menit) Tempuh(menit) (%) >11-12 11.3333 116 9.7701 >12-13 12 116 10.3448 >13-14 15 116 12.931 Rata-rata = 11,0153 % KESIMPULAN 1. Total biaya ngetem bus Besar mempunyai biaya paling besar diikuti bus Sedang dan terakhir Mikrolet. 2. Rata- rata persentase waktu ngetem Bus sedang lebih besar yaitu 29,9145 %, diikuti dengan bus Besar dengan 22,9885 % dan terakhir Mikrolet dengan 11,0153 %. 3. Rata-rata persentase biaya ngetem bus besar terhadap biaya operasional lebih besar yaitu 22,9253 %, diikuti rata-rata persentase biaya ngetem Mikrolet sebesar 22,0664 % terakhir persentase biaya ngetem bus sedang sebesar 19,0907 %. DAFTAR PUSTAKA Najid, Albert, Analisis, The Study On wait For Sufficient Numbers Of passenger Time Of Bus Operation in West Jakarta Indonesia, prosiding FSTPT XII, 2009. 8
NHI (1995), Estimating the Impacts of Urban Transportation Alternatives, Participant s Notebook, National Highway Institute, Federal Highway Admin. Rosehan. Peningkatan kinerja Sistem Pengapian Pada Gasoline Internal Combustio Engines Dengan Mengoptimalkan ARC Duration. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Universitas Tarumanagara. 2004 Sub Dinas Bina Usaha Angkutan Jalan. Daftar Trayek/Rute Bus Besar. Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Dinas Perhubungan. Sub Dinas Bina Usaha Angkutan Jalan. Daftar Trayek/Rute Bus Sedang. Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Dinas Perhubungan. 9