RANGKUMAN STUDI PENINGKATAN MUTU GARAM DENGAN PENCUCIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Rekristalisasi Garam Rakyat Untuk Meningkatkan Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

PEMBUATAN GARAM MENGGUNAKAN KOLAM KEDAP AIR BERUKURAN SAMA

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi

Penentuan Kesadahan Dalam Air

ILMU KIMIA ANALIT. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, MP

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kecamatan Batangan. Kabupaten Pati. Kecamatan Batangan terletak di ujung timur dari

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Pemurnian Garam Lokal Untuk Konsumsi Industri Syafruddin dan Munawar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Prarancangan Pabrik Magnesium Oksid dari Bittern dan Batu Kapur dengan Kapasitas 40.

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

TESIS STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER

PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP. Rusnoto. Abstrak

HUBUNGAN KANDUNGAN NATRIUM CHLORIDA (NaCl) DAN MAGNESIUM (Mg) DARI GARAM RAKYAT DI PULAU MADURA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMA DASAR SEMESTER I

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

STOIKIOMETRI. Oleh. Sitti Rahmawati S.Pd.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

Bab 1 Pendahuluan. I. Landasan Teori

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

PEMBUATAN GAS KLORIN (Cl 2 ) DAN NATRIUM HIDROKSIDA (Naoh) DARI HASIL PEMURNIAN GARAM JANGKA ACEH: Artikel Review. Ridwan *), Halim Zaini *) ABSTRAK

SOAL dan PEMBAHASAN Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. Tabel 7. Data Pengamtan Hidrolisis, Fermentasi Dan Destilasi. No Perlakuan Pengamatan

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

I. PENDAHULUAN. melimpah. Secara geologis, Indonesia terletak pada pertemuan jalur pergerakan

PROSES PELUNAKAN AIR SADAH MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

Larutan dan Konsentrasi

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

PERBANDINGAN PENGGUNAAN NAOH-NAH DENGAN NAOH-NA 2 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT IMPURITIES PADA PEMURNIAN GARAM DAPUR

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

BAB 8. Jika Anda memasukkan satu sendok gula ke dalam segelas air, kemudian Anda. Kelarutan Garam Sukar Larut. Kata Kunci.

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

BAB III METODE PENELITIAN

Cara membuat Hujan Buatan

LOGO. Analisis Kation. By Djadjat Tisnadjaja. Golongan V Gol. Sisa

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN. Penjelasan Konsep

PENGARUH KUALITAS BAHAN BAKU DAN F:S PADA PROSES PEMURNIAN GARAM DENGAN METODE HIDROEKSTRAKSI BATCH

Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Gravimetri

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR. Ca Mg

HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat

MENYARING DAN MENDEKANTASI

Perhatikan gambar diagram P-T berikut:

Antiremed Kelas 11 Kimia

BAB III METODE PENELITIAN

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

LAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN. Berat Sampel (gram) W 1 (gram)

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution)

ASAM, BASA, DAN GARAM

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN

STUDI PENGARUH PROSES PENCUCIAN GARAM TERHADAP KOMPOSISI DAN STABILITAS YODIUM GARAM KONSUMSI

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

Pemisahan dengan Pengendapan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengusahaan Garam di Indonesia

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Analisis Mutu Garam Tradisional di Desa Siduwonge Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION

PEMANFAATAN AIR LAUT PADA PEMBUATAN Mg(OH) 2 DENGAN PENAMBAHAN Ca(OH) 2 DARI DOLOMIT

BAB 5 KONSEP LARUTAN 1. KOMPOSISI LARUTAN 2. SIFAT-SIFAT ZAT TERLARUT 3. KESETIMBANGAN LARUTAN 4. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam

PENCEGAHAN KOROSI DENGAN BOILER WATER TREATMENT (BWT) PADA KETEL UAP KAPAL.

Reaksi dan Stoikiometri Larutan

Transkripsi:

Oleh: RANGKUMAN STUDI PENINGKATAN MUTU GARAM DENGAN PENCUCIAN. Vita Ageng Mayasari (347). Riansyah Lukman (348) I.. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan dengan panjang garis pantai 8. km merupakan kawasan pesisir dan lautan yang memiliki berbagai sumber daya hayati dan non-hayati yang sangat besar. Dengan lautan yang merupakan 7% dari luasan total negara, maka laut menyimpan banyak potensi untuk dimanfaatkan, antara lain adalah garam. Garam selain sebagai bumbu dapur juga merupakan bahan baku pada berbagai proses industri, antara lain pembuatan Natrium Sulfat (Na SO 4 ), soda ash (Na CO 3 ), Natrium Bikarbonat (NaHCO 3 ) dan lain-lain. Namun, di luar negeri garam diperoleh tidak hanya dari pengkristalan air laut tetapi juga melalui penambangan deposit di bawah tanah. Selama ini garam banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur dalam rumah tangga, oleh karena itu standar dalam pengolahannya masih sederhana dan harga jualnya pun masih rendah. Pembuatan garam secara tradisional, dilakukan dengan meratakan petak tambak menggunakan alat bantu silinder baja yang ditarik tenaga manusia. Setelah itu diisi air laut dan dengan bantuan sinar matahari air laut ini mengkristal dan menjadi butiranbutiran garam. Pemanenan garam dilakukan setelah hari. Proses ini berlangsung rutin pada musim kemarau di dareah (pesisir) penghasil garam, sejak berakhirnya musim hujan pada bulan April hingga mulai turunnya hujan pada awal Desember. Dalam pengisian air laut, sebagian penduduk sudah menggunakan teknologi tepat guna dengan memanfaatkan kincir angin yang digerakkan udara. Namun demikian masih ada yang mempergunakan tenaga manusia untuk menimba air dari sumur galian. Garam yang diproduksi rakyat pada umumnya tidak mengalami pencucian, sehingga pada umumnya berkualitas rendah. Kadar NaCl dalam garam rakyat biasanya bervariasi sekitar 88 %. Oleh karena itu garam rakyat tidak dapat memenuhi standar kualitas garam untuk pembelian stok nasional. Sehingga harga jual garam rakyat cenderung rendah. Garam rakyat dikelompokan 3 jenis yaitu:. K- yaitu kwalitas terbaik yang memenuhin syarat untuk bahan industri maupun untuk konsumsi. Dengan komposisi sebagai berikut: NaCl : 97.46 % CaCl :.73 % CaSO4 :.49 % MgSO4:.4 % HO :.63 % Impurities:.65 %

. K- yaitu kulitas dibawah K-, garam jenis ini harus dikurangi kadar berbagai zat agar memenuli standart sebagai bahan baku industri. Secara fisik garam K- berwarna agak kecoklatan dan agak lembab. 3. K-3 merupakan garam kualitas terendah, tampilan fisik yang coklat dan bercampur lumpur. Pencucian diharapkan dapat meningkatkan kualitas garam rakyat. Pengurangan kandungan MgSO 4, MgCl, CaSO 4 dengan pencucian diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan dapat memenuhi syarat sebagai bahan baku industri. I. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah :. Menentukan pengaruh kualitas air pencuci terhadap % losses dan kadar air diruang terbuka.. Menentukan pengaruh konsentrasi larutan pencuci terhadap rate penurunan kadar Ca dan Mg. 3. Menentukan pengaruh perbandingkan larutan pencuci dan garam terhadap rate penurunan kadar Ca dan Mg. I.3 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas garam dengan proses pencucian garam di skala industri dengan memberikan informasi mengenai konsentrasi larutan pencuci dan variabel perbandingan larutan pencuci dan garam. BAB II II. Pengertian Garam Garam merupakan salah satu kebutuhan terpenting dalam kehidupan sehari-hari. Pembuatan garam sebagian besar dilakukan secara tradisiaonal oleh petani rakyat disamping oleh perusahan garam industri. Menurut segi kualitas produksi garam dalam negeri masih belum memenuhi syarat kesehatan, terutama garam yang dihasilakan dari petani garam, sebab mutu garam umumnya dibawah mutu II menurut spsifikasi SNI/SII No.4-76 (C, Pujiastuti, 8). II. Tinjauan Umum Pencucian Secara umum, pencucian adalah penghilangan sejumlah zat-zat pengotor seperti senyawa-senyawa Mg, Ca dan kandungan zat pereduksi. Pencucian garam dilakukan dengan memakai larutan jenuh garam (brine) yang digunakan berulang kali, tujuannya untuk menghilangkan pengotor dari permukaan garam (Bahruddin, et al, 3). Pada proses pencucian yang optimum pada garam selain dapat menghilangkan zat pengotor, juga dapat melarutkan zat pereduksi pada garam. Untuk larutan pencucian dengan menggunakan air bersih, maka pencucian dengan menggunakan rasio air dan garam : paling efektif untuk menghilangkan Mg. Hal ini dikarenakan pada larutan :, konsentrasi NaCl dalam air pencucian paling sedikit sehingga semakin efektif untuk menghilangkan Mg dalam garam. Untuk senyawa-senyawa Ca, kelarutannya jauh lebih rendah dibandingkan senyawa Na dan Mg, sehingga pencucian baik dengan air bersih maupun larutan garam tidak banyak berpengaruh (Nelson, ). II.3 Deskripsi Proses Pencucian Garam Proses pembuatan garam yang sederhana adalah menguapkan air laut sehingga mineralmineral yang ada di dalamnya mengendap. Hanya saja mineral-mineral yang kurang diinginkan

sedapat mungkin hanya sedikit yang dikandung oleh garam yang diproduksi. Lahan pembuatan garam dibuat berpetak-petak secara bertingkat, sehingga dengan gaya gravitasi air dapat mengalir ke hilir kapan saja dikehendaki. Untuk peningkatan mutu garam digunakan dua model, yaitu mengendapkan Ca dan Mg dengan menggunakan Natrium karbonat atau Natrium Oksalat yang dikombinasi dengan cara pengendapan bertingkat. Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air, membentuk Natrium Hidroksida dan Hidrogen. Dalam garam-garamnya natrium berada sebagai kation monovalen Na +. Garam-garam ini membentuk larutan tak berwarna, hampir semua garam natrium larut dalam air. Kebanyakan klorida larut dalam air, Merkurium (I) klorida, HgCl, perak klorida, AgCl, timbal klorida, PbCl (yang ini larut sangat sedikit dalam air dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih), tembaga (I) klorida, CuCl, bismuth oksiklorida, BiOCl, stibium oksiklorida, SbOCl, dan merkurium (II) oksiklorida, HgOCl, tak larut dalam air (Vogel, 979). BAB III III. Metode Pencucian Metode pencucian dengan cara menimbang dan mengoven garam yang akan dicuci, menimbang lagi setelah dioven kemudian garam dicuci dengan variable konsentrasi : 8%, 9%, % larutan NaCl dan mengaduk dengan motor pengaduk selama 3, 6, 9,, 5 menit, meniriskan garam yang telah dicuci hingga tidak ada lagi air yang menetes, menimbang garam sebelum dikeringkan dengan oven pada suhu 5 o C, menimbangnya lagi setelah dioven, dan menghitung kadar Mg dan Ca pada garam yang telah dicuci. Proses pencucian yang optimum pada garam selain dapat menghilangkan zat pengotor, jugs dapat melarutkan zat pereduksi garam. Sedangkan prose pengeringan/ pemanasan dapat mengurangi kadar air dalam garam sampel. III. Metode Menghitung Kadar Air Dalam Garam Menghitung kadar air, Mg dan Ca pada garam yang telah dicuci Menghitung kadar air/moisture content dengan persamaan: % kadar air = Dimana : W % W W = berat kering sampel setelah dicuci. W = sampel setelah dibiarkan diudara terbuka. Menghitung persen losses garam: X = M W M M % Dimana : M = sampel sebelum dcuci M = sampel setelah dicuci dan dioven BAB IV Dalam Studi peningkatan mutu garam dengan pencucian yang telah dilakukan dengan berbagai konsentrasi larutan pencuci serta dengan waktu yang bervariasi didapatkan uraikan sebagai berikut :

IV. Faktor yang mempengaruhi penurunan kadar Ca dan Mg adalah :. Konsentrasi larutan pencuci ( dalam hal ini menggunakan larutan garam K- dengan berbagai konsentrasi).. Perbandingan pencuci dengan garam sample yang dicuci. 3. Waktu pencucian ( lama pengadukan). Pada proses ini digunakan 3 jenis garam, yaitu : K-, K-, K-3. Kandungan awal Ca dan Mg dalam garam dapat dilihat pada tabel 4.. Tabel 4... Kandungan Ca dan Mg awal garam sampel kandungan K- K- K-3 Ca %.84.35.38 Mg %.58.78.85 Garam K- dan K-3 dicuci dengan larutan pencuci yang konsentrasinya bervariasi. Larutan pencuci yang digunakan, merupakan larutan garam K- dengan beda konsentrasi 8%, 9%, dan % dari larutan jenuh garam (garam larut jenuh pada 38.64 gr/ ml (Vogel,979). Pada setiap variabel konsentrasi dilakuakan pencucian sampel (K- dan K-3) dengan variabel waktu 3, 6, 9,, 5 menit, dan perbandingan larutan pencuci dengan garam sampel 3:, :, 3:. Proses pencucian yang dilakukan dengan mengaduk garam sampel dengan larutan pencuci sesuai variabel. Pengadukan dalam proses ini, agar kontak garam dengan larutan pencuci lebih homogen. Dengan pencucian ini diharapkan dapat mengurangi hingga menghilangkan zat-zat pengotor dalam garam sampel K- maupun K-3. Pengotor dalam sampel sebagian besar merupakan senyawa Ca dan Mg serta lumpur yang terperangkap dalam kristalan garam yang ikut mengering. Pengotor-pengotor tersebut mengakibatkan tampilan garam menjadi kecoklatan karena banyak lumpur yang terkandung didalamnya. Sedangkan pengotor Ca dan Mg membuat rasa dari garam menjadi lebih pahit (Nelson,). Moisture merupakan kadar air dalam sampel garam dapat diketahui dengan menimbang berat sampel yang telah dicuci dan mengurangkannya dengan berat kering sampel yang telah dicuci dan dioven. Kadar air diharapkan menurun mengikuti penurunan kadar Ca dan Mg dengan variabel konsentrasi larutan pencuci, perbandingan larutan pencuci dan garam, serta waktu pencucian. Sehingga garam hasil pencuci lebih kering dari sebelum pencucian. IV. Konsentrasi larutan pencuci Pada studi ini menggunakan larutan pencuci dengan konsentrasi 8%, 9%, dan % dari larut jenuhnya. Dari hasil analisis yang ditunjukkan pada tabel 4.. menunjukan bahwa pencucian dengan penggunaan larutan garam K- dapat menghilangkan Ca dan Mg yang terkandung dalam garam sampel. Jumlah Mg yang hilang akibat pencucian akan lebih besar dibandingkan dengan Ca. Hasil tersebut sesuai dengan kelarutan senyawa Mg yang lebih besar dibandingkan senyawasenyawa Ca (Perry,999). Pencucian dengan larutan garam, semakin rendah konsentrasi larutan pencuci, semakin effektif dalam menghilangkan senyawa Mg dan Ca dalam garam (Nelson,). Pencucian dengan kehilangan kadar Ca dan Mg yang terbesar adalah pada konsentrasi 8 %. Berikut ini merupakan grafik kandungan Ca dalam sampel setelah mengalami pencucian :

.6 Kandungan Ca (%).4...8.6.4. waktu (menit) 8%, K- 9%, K- %, K- 8%, K-3 9%, K-3 %, K-3 Gambar 4.. Kandungan Ca Vs Waktu pencucian, untuk perbandingan 3: Gambar 4.. menunjukkan bahwa pencucian dapat mengurangi kadar Ca dalam sampel garam. Ca merupakan senyawa yang hidroskopis yang dapat dengan mudah menempel pada air. Sehingga pencucian dengan menggunakan konsentrasi lebih rendah akan lebih effektif menurunkan kadar Ca dalam sampel. Penurunan kadar Ca paling tinggi yaitu pada sampel K- yang dicuci dengan larutan pencuci berkonsentrasi 8%. Kadar Ca menjadi.66 % pada perbandingan larutan pencuci 3: dengan kadar awal Ca pada K-.35%, sedangkan untuk K-3 menjadi.76% dengan kandungan awal.38 %. Apabila dibandingkan dengan kandungan Ca dalam K- yang sekitar.84, untuk pencucian sampel K- bervariabel larutan pencuci dengan konsentrasi 8%, kadar Ca dalam sampel lebih rendah. Bahkan untuk pencucian dengan konsentrasi larutan pencuci % pada sampel K-3 dengan waktu yang paling singkat yaitu 3 menit juga lebih kecil kandungan Ca dalam sampel yang sekitar.44%. Berikut ini merupakan grafik kandungan Mg dalam sampel setelah mengalami pencucian :.9 Kandungan Mg (%).6.3..7.4. -. 8%, K- 9%, K- %, K- 8%, K-3 9%, K-3 %, K-3 Series7 Gambar 4.. Kandungan Mg Vs Waktu pencucian, untuk perbandingan 3: Gambar 4.. menunjukkan penurunan kadar Mg pada penggunaan perbandingan larutan pencuci dan garam 3:. Terlihat jelas pada variabel konsentrasi % dari larutan jenuh, pada K- maupun K-3 tertinggi persentasi kadar Mg, yaitu dengan kadar.559% pada K- dan.589% pada K-3 untuk pencucian 5 menit, sedangkan untuk penggunaan larutan pencuci 8% dengan waktu yang sama, Ca menurun hingga.455% untuk K- dan.5384% untuk K-3. Penggunaan konsentrasi yang lebih rendah sangat berpengaruh terhadap penurunan kadar Mg. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa Mg lebih mudah larut dari pada Ca, sehingga semakin rendah konsentrasi larutan pencuci maka semakin besar penurunan kadar Mg dalam sampel garam yang dicuci.

Berikut ini merupakan grafik % losses sampel dalam proses pencucian : Losses (%) 8 6 4 8 6 4 8% 9% % Gambar 4.. 3 % Losses Vs Waktu pencucian, untuk perbandingan 3:, K- Losses (%) 8 6 4 8 6 4 '8% '9% '% Gambar 4..4 % Losses Vs Waktu pencucian untuk perbandingan 3:, K-3 Namun dari segi kehilangan garamnya pun paling besar sekitar 7.3 % untuk K-, 5 menit dan 7.4% untuk K-3, perbandingan 3:.Hal ini sesuai dengan sifat NaCl yang mudah larut dalam air, sehingga semakin kecil konsentrasi air pencuci, akan semakin besar NaCl yang akan larut (Perry,999). Pencucian juga berpengaruh pada kadar air dalam garam. Dalam sampel yang telah dicuci diketahui kemampuan garam menyerap air di udara menurun. Seperti pada variabel pencucucian 3:, 5 menit yang menunjukan penurunan. Berikut ini merupakan grafik % Moisture dalam sampel setelah mengalami pencucian :.5 Moisture (%).5.5 8% 9% %

Gambar 4..5 %Moisture Vs Waktu pencucian untuk penbandingan3:, K- 3.5 Moisture (%).5.5 8% 9% % Gambar 4..6 % Moisture Vs Waktu pencucian untuk penbandingan3:, K-3 Pencucian menggunakan konsentrasi yang lebih rendah menghasilkan penurunan kadar air lebih besar. Pada variabel larutan pencuci % pada sampel K- maupun K-3, terjadi angka penurunan yang cukup drastis. Pada menit ke-3 kadar air dalam sampel K- mencapai.98% dan untuk K-3 mencapai.465%, namun pada pencucian dengan konsentrasi larutan pencuci 8%, dengan waktu yang sama (3 menit) kadar air pada sampel K- menjadi.333% sedangkan untuk sampel K-3 menjadi.48%. Hal ini terpengaruhi oleh banyak Ca dan Mg yang ada dalam sampel garam, karena Ca dan Mg yang ada dalam garam merupakan senyawa senyawa hidroskopis yang mengikat air. Sehingga garam yang dibiarkan dalam udara bebas akan menyerap air. Semakin besar Ca dan Mg yang ada dalam garam akan semakin besar kadar air dalam garam.