PENGGUNAAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL SEBAGAI DASAR USULAN PERBAIKAN FASILITAS PADA LAYANAN MOBILE INTERNET

dokumen-dokumen yang mirip
TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER

Analisis Penerimaan Pengguna Terhadap Aplikasi Salatiga Mobile Library Menggunakan Technology Acceptance Model

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. interpretasi penelitian yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya maka pada Bab 5

Diterima: 9 Mei Disetujui: 26 Juni Dipublikasikan: September 2010

Increasing the Acceptance and On-Line Transaction of an E- Commerce Site Using Technology Acceptance Model

EVALUASI PENERIMAAN PENGGUNAAN MOBILE INTERNET PADA MASYARAKAT PEDESAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. commerce yang awalnya beralamat di yang didirikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI PENERIMAAN PENGGUNAAN MOBILE INTERNET PADA MASYARAKAT PEDESAAN

Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Penerimaan Website Imigrasi Kota Surabaya Dengan Kerangka Technology Acceptance Model

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

ANALISIS PENERIMAAN SISTEM E-LEARNING MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL. Sri Lestari Universitas Widyatama Bandung

Analisa Perilaku User Dalam Penerimaan Dan Transaksi Online Pada Website Groupon DISDUS Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat. Teknologi informasi sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Riset dan perkembangan dalam teknologi komunikasi sudah tumbuh

ANALISIS PERILAKU PENGGUNA PADA WEBSITE SISTEM INFORMASI AKADEMIK UNIVERSITAS XYZ DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

BAB V PENUTUP. nilai yang dihasikan belum memenuhi kriteria Goodness of fit atau nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dankesehatanissn EISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan sistem informasi menjadi suatu keharusan yang tidak dapat

ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK ATMA JAYA PADA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL TAM

ANALISIS AWAL PENERIMAAN APLIKASI E-KRS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL)

BAB III LANDASAN TEORI

Fitri Imandari Endang Siti Astuti Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ini didukung dengan berkembangnya jaringan internet di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK BAGI GURU DENGAN MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA

BAB V PENUTUP. keunggulan bersaing. Salah satu industri yang sangat berkembang dewasa ini adalah aplikasi

Vol. 4 No. 2 Oktober 2016 Jurnal TEKNOIF ISSN: ANALISIS E-LEARNING STMIK STIKOM BALI MENGGUNAKAN TECHONOLOGY ACCEPTANCE MODEL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Logika dan Desain Pemrograman adalah salah satu mata kuliah yang ada

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN DAN PERSEPSI KEMANFAATAN TERHADAP PENGGUNAAN YOUTUBE DENGAN PENDEKATAN TAM

BAB I PENDAHULUAN. keindahan di dalamnya sangat terkenal sebagai tempat tujuan pariwisata oleh

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan Internet Service Provider dalam Layanan Fixed Broadband

MODEL PENERIMAAN PENGGUNA PADA SITUS E-KOSAN.COM MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem informasi merupakan kombinasi teknologi dan aktivitas orang yang

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Technology Acceptance Model Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Digital Library di Perpustakaan IAIN Sunan Ampel Surabaya

PENGARUH MANFAAT DAN KEMUDAHAN PENGGUNAAN YANG DIRASAKAN TERHADAP SIKAP DAN NIAT PEMBELIAN ULANG ONLINE PADA PHEE BOUTIQ JEMBER

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekali mengalami perubahan (Jogiyanto, 2008: 1). Hal ini terjadi karena

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun untuk membantu tercapainya tujuan perusahaan. Perkembangan

Oleh : M. Chandra Budiman Pembimbing : Syarifa Hanoum, ST, MT. Ko Pembimbing : Effi Latiffianti, ST, M.Sc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi (TI) pada zaman sekarang merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Tercatat dalam statistik Bank Indonesia (2012), banyaknya perusahaan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pengaruh Karakteristik Manusia, Karakteristik Organisasi dan Karakteristik Teknologi. Terhadap Penerimaan Sistem Informasi di Rumah sakit

Analisis Penerimaan Layanan E-Filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (Tam) 2 Di KPP Pratama Surakarta

RESPONDEN TIAP PRODI

DAFTAR ISI. ABSTRAK...vi. KATA PENGANTAR...vii. DAFTAR ISI...ix. DAFTAR GAMBAR...xii. DAFTAR TABEL...xiii. DAFTAR LAMPIRAN...xvi BAB I PENDAHULUAN...

Analisis Penerimaan Teknologi IPTV (Studi Kasus Groovia TV di Kota Semarang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Menggunakan Internet Banking dengan Menggunakan Kerangka Technology Acceptance Model (TAM)

Antika Larasati, Nurul Hiron, Aldy Putra Aldya. Fakultas Teknik Informatika, Universitas Siliwangi Tasikmalaya

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan sistem teknologi informasi merupakan salah satu hal yang

Heri Indrianto 1), Imanuel Susanto 2), Agustinus Fritz Wijaya 3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI EMPIRIS PENERIMAAN SISTEM JDIH DI BPK RI BERBASIS TAM DENGAN PENDEKATAN BAYESIAN SEM

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. faktor yang mempengaruhi niat beli konsumen E-Commerce berdasarkan kerangka

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PADA PENERIMAAN E-MONEY PADA KALANGAN MAHASISWA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) Untuk Mengidentifikasi Pemanfaatan Internet Usaha Kecil dan Menengah Sumatera Selatan

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN E-LEARNING TERHADAP MAHASISWA KELAS KARYAWAN (Studi kasus: E-learning Teknik Informatika Universitas Pasundan)

di Instansi Pemerintah : Model Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan dan Pengaruhnya Terhadap Produktivitas

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 dibawah ini, menggambarkan tentang tahapan-tahapan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

Pengaruh Persepsi Kemudahan dan Persepsi Kegunaan Terhadap Penerimaan Layanan Web Tracking (Studi Kasus PT XYZ)

Implementasi Technology Acceptance Model pada Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN TEKNOLOGI PADA LAYANAN INFORMASI PEMERINTAH BERBASIS WEB MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT BELI KONSUMEN E-COMMERCE

BAB 2 LANDASAN TEORI. penggunaan teknologi tersebut. Artinya persepsi negatif berkembang setelah

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terutama

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi mempermudah masyarakat untuk mengakses internet

MENGUKUR PENERIMAAN TEKNOLOGI SISTEM PRESENSI PEGAWAI. (Studi Kasus: PT. Telkom Bandung)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL TERHADAP PENERIMAAN PENGGUNA AKHIR E-LEARNING STMIK STIKOM BALI

ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi

JURNAL ILMIAH FIFO P-ISSN / E-ISSN

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting

Transkripsi:

PENGGUNAAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL SEBAGAI DASAR USULAN PERBAIKAN FASILITAS PADA LAYANAN MOBILE INTERNET Ali Sadiyoko 1, Ceicalia Tesavrita 2, Irfan Suhandi 3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit no 94, Bandung 40141 Jawa Barat, INDONESIA Email: 1,2 {alfa51, ceicalia}@home.unpar.ac.id, 3 irfan_suhandi@yahoo.com Abstrak Teknologi mobile internet adalah suatu teknologi yang menyediakan akses internet nirkabel dengan menggunakan perangkat mobile seperti telepon genggam atau PDA (Personal Digital Assistants). Adanya teknologi mobile internet ini akan memungkinkan seseorang mengakses Internet tanpa terbatas ruang dan waktu. Mobile internet saat ini telah berkembang dan diproyeksikan untuk dipergunakan pada berbagai macam kegiatan seperti m-commerce (perdagangan lewat mobile Internet), mobile banking, m-learning (belajar melalui mobile Internet), mobile marketing, dan sebagainya. Pada penelitian ini akan meneliti persepsi pengguna terhadap penggunaan teknologi mobile internet dengan mengidentifkasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan teknologi mobile internet ini. Penelitian ini akan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) yang banyak digunakan untuk menguji tingkat penerimaan masyarakat terhadap suatu bentuk teknologi informasi. Pada penelitian ini, TAM digunakan untuk menguji faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan mobile Internet di Indonesia. Pengolahan data lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan metode Structural Equation Model (SEM). Kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini membuktikan bahwa harapan akan besarnya manfaat yang dapat diberikan (perceived usefulness) dan rasa kemudahan penggunaan (perceived ease of use) pada teknologi mobile internet merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi keinginan masyarakat untuk terus menggunakan (behavioural intention to use) teknologi ini. Keinginan untuk terus menggunakan teknologi ini akan secara signifikan mendorong penggunaan nyata mobile internet (actual usage) di Indonesia. Berdasar fakta ini, maka diberikan usulan-usulan yang diharapkan mampu meningkatkan manfaat dan kemudahan penggunaan layanan mobile internet di Indonesia. Kata kunci: actual usage; behavioural intention to use; mobile internet; penerimaan teknologi; perceived usefulness; perceived ease of use; Structural Equation Modeling; Technology Acceptance Model. Pendahuluan Mobile internet adalah suatu teknologi mengakses internet secara nirkabel dengan menggunakan perangkat mobile seperti telepon genggam atau PDA (Personal Digital Assistants). Fasilitas mobile internet memungkinkan seseorang mengakses Internet tanpa terbatas ruang dan waktu. Walaupun mobile Internet diperkirakan sebagai salah satu teknologi yang akan sukses dan memiliki banyak peminat, namun ternyata jumlah penggunanya di Indonesia masih sangat terbatas. Sebuah survey yang dilakukan oleh Nielsen Mobile pada tahun 2008 mengungkap bahwa hanya 1,1% (sekitar 1 juta) pengguna ponsel yang menggunakan piranti tersebut untuk mengakses internet. Dengan jumlah pengguna ponsel yang mencapai 96 juta orang dan jumlah pengguna internet yang mencapai 25 juta orang, jumlah ini dapat dianggap sangat kecil. Sebuah survey lain yang dilakukan oleh Synofate Indonesia, menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih lebih memilih untuk menggunakan perangkat komputer PC ataupun laptop untuk mengakses internet. Jumlah pengguna teknologi mobile untuk mengakses internet yang masih sangat sedikit ini seharusnya dapat lebih ditingkatkan, sehingga efektifitas penggunaan jaringan para penyelenggara jasa telekomunikasi seluler dapat lebih tinggi. Sebuah penelitian yang dilakukan di negara Australia ternyata juga dijumpai masalah serupa (Kurnia, Smith & Lee, 2006). Tingkat pertumbuhan pengguna mobile Internet di negara tersebut tidak seperti yang diharapkan para pelaku bisnis di bidang tersebut. Penelitian ini menggunakan sebuah model, yang dikembangkan oleh Davis (Davis, 1989), yang dapat mengukur tingkat penerimaan sekelompok masyarakat terhadap sebuah teknologi, terutama I-14

teknologi informasi. Model ini dikenal dengan nama model TAM (Technology Acceptance Model). Model ini menggunakan pendekatan psikologis yang akan mengukur faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi seseorang menggunakan sebuah teknologi. Pada penelitian ini, teknologi yang akan diukur tingkat penerimaannya adalah teknologi mobile internet. Rumusan Masalah Sedikitnya jumlah pengguna mobile Internet di Indonesia masih menjadi pertanyaan bagi para pelaku bisnis di bidang tersebut. Padahal dengan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, fasilitas ini seharusnya akan dapat mencapai sukses dalam waktu yang relatif singkat. Sedikitnya jumlah pengguna mobile Internet ini, berkaitan erat dengan tingkat penerimaan konsumen terhadap produk ini. Padahal, sebagai sebuah teknologi maju, produk mobile Internet ini pasti telah melalui tahap identifikasi kebutuhan. Namun mengapa masih terdapat celah yang besar antara harapan dan kenyataan di lapangan, hal ini menjadi pertanyaan mendasar pada penelitian ini. Penelitian ini mencoba memahami tanggapan masyarakat terhadap teknologi mobile Internet ini dengan menggali kembali faktor-faktor apa saja yang mungkin mempengaruhi penerimaan teknologi ini. Diharapkan, dengan adanya pemahaman baru tentang faktor-faktor ini akan dapat disusun berbagai usulan bagi strategi pengembangan produk yang dapat segera diimplementasikan oleh para pelaku bisnis mobile internet. Berdasarkan uraian di atas, maka dibuat rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Faktor faktor apa yang mempengaruhi penerimaan mobile Internet? 2. Bagaimana usulan pengembangan layanan mobile Internet yang dapat diterapkan? Agar penelitian dapat dilakukan dengan lebih fokus, maka dilakukan beberapa pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Yang dimaksud dengan perangkat mobile pada penelitian ini adalah perangkat telepon seluler (handphone) dan PDA (Personal Digital Assistant). 2. Responden utama penelitian ini adalah penduduk Kota Bandung. Metode Penelitian Setelah masalah teridentifikasi, penelitian ini dilanjutkan dengan tahap pemilihan model. Pemilihan model dilakukan dengan cara membandingkan beberapa model yang telah ada sebelumnya. Model yang terpilih untuk digunakan sebagai model hipotesis pada penelitian ini adalah model penelitian yang digunakan di Australia, yang dikembangkan oleh Kurnia, S., Smith, S.P. dan Lee, H (Kurnia, Smith & Lee, 2006). Model penerimaan teknologi mobile Internet di Australia tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 berikut: Gambar 1. Model TAM Hipotesis Penelitian Model pada Gambar 1 menunjukkan kemungkinan terjadinya pengaruh antar variabel yang berpengaruh pada tingkat penerimaan teknologi mobile Internet di Australia (Kurnia, S., Smith, S.P., Lee, H., 2006). Berikut ini adalah penjelasan masing masing variabel laten yang digunakan dalam penelitian tersebut: 1. Perceived Usefulness (PU) adalah suatu keadaan dimana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan performansinya. 2. Perceived Ease of Use (PEOU) adalah suatu keadaan dimana seseorang percaya bahwa dalam menggunakan suatu sistem tidak diperlukan adanya suatu usaha. 3. Attitude Towards Using Mobile Internet (ATT) adalah sikap seseorang terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan dalam menggunakan mobile internet. 4. Visibility (VIS) adalah suatu tingkat mengenai seberapa seringnya suatu teknologi terlihat oleh calon pengguna. 5. Cost (C) adalah kesesuaian antara harga yang harus dikeluarkan demi suatu teknologi dengan manfaatnya. I-15

6. Social Influence (SI) adalah pengaruh-pengaruh sosial yang dapat menyebabkan seseorang menggunakan suatu teknologi. 7. Behavioural Intention to Use Mobile Internet (BI) adalah suatu kecenderungan perilaku yang menyebabkan seseorang tetap menggunakan mobile internet. 8. Actual Usage of Mobile Internet (AU) adalah suatu keadaan dimana seseorang menggunakan mobile internet. Beberapa hipotesis yang akan diuji pada peneltian dengan menggunakan model ini adalah: Hipotesis 1 H0 : Perceived Usefulness (PU) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Attitude Towards Using mobile Perceived Usefulness (PU) berpengaruh secara signifikan terhadap Attitude Towards Using mobile Hipotesis 2 H0 : Perceived Ease of Use (PEOU) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Attitude Towards Using mobile Perceived Ease of Use (PEOU) berpengaruh secara signifikan terhadap Attitude Towards Using mobile Hipotesis 3 H0 : Perceived Ease of Use (PEOU) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Perceived Usefulness (PU). Perceived Ease of Use (PEOU) berpengaruh secara signifikan terhadap Perceived Usefulness (PU). Hipotesis 4 H0 : Perceived Usefulness (PU) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Behavioural Intention to Use mobile Internet (BI). Perceived Usefulness (PU) berpengaruh secara signifikan terhadap Behavioural Intention to Use mobile Internet (BI). Hipotesis 5 H0 : Attitude Towards Using mobile Internet (ATT) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Behavioural Intention to Use mobile Internet (BI). Attitude Towards Using mobile Internet (ATT) berpengaruh secara signifikan terhadap Behavioural Intention to Use mobile Internet (BI). Hipotesis 6 H0 : Behavioural Intention to Use mobile Internet (BI) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Actual Usage of mobile Internet (AU). Behavioural Intention to Use mobile Internet (BI) berpengaruh secara signifikan terhadap Actual Usage of mobile Internet (AU). Hipotesis 7 H0 : Visibility (VIS) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Attitude Towards Using mobile Visibility (VIS) berpengaruh secara signifikan terhadap Attitude Towards Using mobile Internet (ATT). Hipotesis 8 H0 : Cost (C) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Attitude Towards Using mobile Internet (ATT). Cost (C) berpengaruh secara signifikan terhadap Attitude Towards Using mobile Hipotesis 9 H0 : Social Influence (SI) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Attitude Towards Using mobile Social Influence (SI) berpengaruh secara signifikan terhadap Attitude Towards Using mobile Langkah berikutnya setelah memilih model adalah melakukan penyusunan kuesioner. Kuesioner disusun berdasarkan model yang telah dipilih sebelumnya. Setiap variabel dalam model akan diukur dengan pertanyaanpertanyaan yang dapat merepresentasikan variabel tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini harus mampu menggambarkan suatu variabel laten yang terdapat pada model. Agar dapat dilakukan analisis kuantitatif, maka jawaban pada kuesioner penelitian ini disusun secara diskrit menggunakan skala Likert dengan enam tingkat skala. Untuk dapat mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada kuesioner dapat dimengerti dengan baik atau tidak oleh responden dan apakah pertanyaan tersebut dapat menghasilkan jawaban yang konsisten seandainya ditanyakan secara berulang-ulang terhadap responden yang sama, diperlukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah kuesioner cukup andal dan dapat dipercaya. Jika I-16

hasil pengujian menunjukkan data tidak valid atau tidak reliabel, maka perlu dilakukan pengambilan data ulang dan penyusunan ulang kuesioner. Setelah tahap penyusunan kuesioner selesai, tahap berikutnya adalah tahap pengambilan data. Data diambil dengan menyebarkan kuesioner penelitian tersebut kepada 200 responden. Responden dalam penelitian adalah semua penduduk Kota Bandung yang merupakan pengguna, pernah menggunakan atau minimal memiliki pengetahuan tentang teknologi mobile Internet. Data hasil dari penyebaran kuesioner ini selanjutnya akan diolah menggunakan SEM (Structured Equation Modeling) untuk menghasilkan kesimpulan. Pengolahan Data dan Analisis Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan bantuan software AMOS 7. Jika pembuatan model awal dengan AMOS telah selesai dilakukan, maka dapat dilakukan pengujian Goodness of Fit untuk mengetahui kesesuaian model. Setelah melakukan pengujian Goodness of Fit, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis penelitian. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa hipotesis 2, hipotesis 5, dan hipotesis 9 memiliki hasil Ho diterima (P>0,05 (α)). Hal ini berarti bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel yang diuji. Pengujian hipotesis dilakukan untuk seluruh variabel yang diuji, seperti yang ditampilkan pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1 Hasil perhitungan AMOS terhadap model (disunting) Estimate S.E. C.R. P PU <--- PEOU.892.164 5.440 *** BI <--- PU.924.084 12.222 *** ATT <--- PU.313.057 5.449 *** ATT <--- VIS.141.060 2.371.018 ATT <--- C -.109.038-2.897.004 AU <--- BI.481.109 4.399 *** Keterangan : *** berarti nilai P kurang dari 0.001. Dari hasil software AMOS 7, dapat disusun ulang model yang sesuai dengan kondisi di Indonesia, sesuai dengan hasil data kuesioner yang diperoleh. Model TAM baru yang lebih sesuai dengan kondisi Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2 di halaman berikut ini: Gambar 2 Model TAM Hasil Perhitungan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari Gambar 2 di atas adalah: 1. Pengaruh langsung Behavioural Intention to Use mobile Internet (BI) sebesar 0.481, yang berarti bahwa penerimaan teknologi mobile Internet di Indonesia dipengaruhi oleh keinginan masyarakat untuk terus menggunakan teknologi tersebut. 2. Pengaruh tidak langsung Perceived Usefulness (PU) sebesar 0.444, yang berarti bahwa penerimaan teknologi mobile Internet di Indonesia dipengaruhi oleh persepsi masyarakat terhadap manfaat yang diberikan mobile Internet. 3. Pengaruh tidak langsung Perceived Ease Of Use (PEOU) sebesar 0.396, yang berarti bahwa penerimaan teknologi mobile Internet di Indonesia dipengaruhi oleh persepsi masyarakat terhadap kemudahan penggunaan mobile Internet. I-17

Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah, bahwa tingkat penerimaan masyarakat terhadap teknologi mobile Internet di Indonesia: 1. Dipengaruhi oleh faktor keinginan dari masyarakat pengguna teknologi ini untuk terus menggunakan teknologi ini. 2. Sangat dipengaruhi pendapat/ persepsi dari masyarakat Indonesia yang memandang bahwa penggunaan teknologi ini dapat memberikan manfaat bagi dirinya. 3. Akan meningkat jika teknologi ini lebih mudah digunakan. Berdasar kesimpulan di atas, dapat disusun beberapa usul/saran untuk memperbaiki ataupun meningkatkan tingkat penerimaan teknologi mobile Internet di Indonesia. Saran-saran tersebut adalah: 1. Berdasarkan faktor keinginan masyarakat untuk terus menggunakan teknologi ini dan persepsi manfaat yang dapat diperoleh, disarankan agar para content provider (penyedia lisi layanan) mampu lebih menggali lagi keinginan masyarakat ini untuk menyediakan isi layanan yang benar-benar berguna, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Aplikasi perbankan (m-banking) dan perdagangan (m-commerce) diperkirakan masih menjadi aplikasi utama yang dibutuhkan, selain aplikasi trendy yang saat ini muncul. 2. Berdasarkan faktor kemudahan penggunaan mobile Internet, disarankan agar para content providerdan developer (pengembang) dapat menyediakan fasilitas yang dapat mempermudah akses pengguna terhadap situs/ aplikasi tertentu. Beberapa fasilitas yang diinginkan responden pada penelitian ini adalah: penyediaan fasilitas upload foto ataupun video, fasilitas push e-mail, fasilitas pemberitahuan (notification) kedatangan e-mail melalui SMS, fasilitas zoom dan tampilan website yang lebih user-friendly. Daftar Pustaka (2009), Survey Pengguna Internet di Indonesia (http://dokterkomputer.com/survey-pengguna-internetdi-indonesia/, diakses 15 Oktober 2009) Davis, F.D, (1989), Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use and User Acceptance of Information Technology, MIS Quarterly, Vol 13 (3), pp. 319-340 Kurnia, S., Smith, S.P. dan Lee, H., (2006), Consumers' Perception of Mobile Internet in Australia. e-business Review, Vol 5 (1), pp. 19-32 Lu, June, Chun-Sheng Yu, Chang Liu dan James E. Yao, (2003), Technology Acceptance Model for Wireless Internet, Internet Research: Electronic Networking Applications and Policy, Vol 13 (3), pp. 206-222 Phuangthong, D. dan Malisawan, S., (2005), A Study of Behavioral Intention for 3G Mobile Internet Technology: Preliminary Research on Mobile Learning, (Online) (http://www.au.ac.th/cide, diakses 1 Maret 2009) Santoso, Singgih, (2007), Structural Equation Modeling: Konsep & Aplikasi dengan AMOS, Elex Media Komputindo Sekaran, Uma, (1992), Research Method for Business. John Wiley and Sons, Inc., New York Wijaya, Tony, (2009), Analisis Structural Equation Modeling (SEM) Menggunakan AMOS, Universitas Atmajaya I-18