KONSEP PERGERAKAN TRANSPORTASI DI KOTA SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi darat memiliki fungsi sangat mendasar yaitu : 1. membantu pertumbuhan ekonomi nasional,

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

JURNAL ANALISIS KINERJA RUAS JALAN STUDI KASUS : JALAN WATURENGGONG DI KOTA DENPASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

EVALUASI U-TURN RUAS JALAN ARTERI SUPADIO KABUPATEN KUBU RAYA

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 3 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

BAB II TNJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) karakteristik geometrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu pergerakan barang dan orang dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

Indikator pengukuran kinerja jalan perkotaan

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk bepergian menuju arah kebalikan (Rohani, 2010).

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KETERTIBAN LALU LINTAS DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KAJIAN PERBAIKAN KINERJA LALU LINTAS DI KORIDOR GERBANG PERUMAHAN SAWOJAJAR KOTA MALANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN DE PAPILIO TAMANSARI SURABAYA

ANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA

BAB VI KESIMPULAN SARAN. Jalan R. W. Monginsidi Kota Kupang sebegai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

ANALISA KINERJA JALAN MARGONDA RAYA KOTA DEPOK Endang Susilowati Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002

ANALISIS HAMBATAN SAMPING AKIBAT AKTIVITAS PERDAGANGAN MODERN (Studi Kasus : Pada Jalan Brigjen Katamso di Bandar Lampung)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik suatu jalan akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut.

KAJIAN KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KAWASAN PASAR TANAH MERAH BANGKALAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN RENCANA SIMPANG TAK SEBIDANG

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG

terjadi, seperti rumah makan, pabrik, atau perkampungan (kios kecil dan kedai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perempatan Cileungsi Kabupaten Bogor, terdapat beberapa tahapan pekerjaan

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kawasan Jalan Teuku Umar Kota

BAB III METODOLOGI. Bagan alir dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari :

BAB V PENUTUP. Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG

Laporan Survey RLL Traffic Counting Jalan Kertajaya Indah

ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI SUATU WILAYAH (STUDI KASUS DI JALAN LENTENG AGUNG)

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengamatan untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari Senin dan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Kapasitas Jalan Indonesia 1997 sebagai berikut: a. Arus lalu lintas (Q) sebesar 1023,40 smp/jam.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

II. TINJAUAN PUSTAKA. kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau mencapai

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. titik pada jalan per satuan waktu. Arus lalu lintas dapat dikategorikan menjadi dua

BAB. I. Pendahuluan I - 1 BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. penyusunan tugas akhir ini dengan judul Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya, maka dengan ini penulis mengambil referensi dari beberapa buku dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

KAJIAN DAMPAK PEMBANGUNAN SPBU TERHADAP DAMPAK LALU LINTAS (Studi Kasus : SPBU Pejompongan Jakarta) Abstrak

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA JALAN RAYA MOJOPAHIT JL. HASANUDIN JL. ERLANGGA SIDOARJO TUGAS AKHIR. Disusun Oleh:

ANALISIS PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP KINERJA JALAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas. Menurut peranan pelayanan jasa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

EVALUASI FAKTOR PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING MENURUT MKJI 1997 UNTUK JALAN SATU ARAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DALAM MENDUKUNG ANGKUTAN MASSAL BUSWAY YANG BERKELANJUTAN DI SURABAYA

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG)

BAB III METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas. Menurut peranan pelayanan jasa

ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN DALAM KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISTILAH. lingkungan). Rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas. (1) Kecepatan rata-rata teoritis (km/jam) lalu lintas. lewat.

Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan

KAJIAN KINERJA JALAN ARTERI PRIMER DI SIMPUL JALAN TOL JATINGALEH KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Penggal Ruas Jalan Setia Budi)

KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

Transkripsi:

KONSEP PERGERAKAN TRANSPORTASI DI KOTA SURABAYA Christina Wahyuningtyas Bagus Ginanjar Dewantara A Mahasiswa Program D3 Manajemen Transportasi Program Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya Jl. Ketintang, Kampus Ketintang, Surabaya 60231 tina.chiia@gmail.com, maribalovers@yahoo.com Abstrak-Transportasi sebagai dasar untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan masyarakat serta pertumbuhan industrialisasi. Pertumbuhan ekonomi suatu kota tergantung pada tersedianya pengangkutan sebagai sarana masyarakat untuk melakukan pergerakan. Di surabaya termasuk dalam pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dapat dilihat bahwa di surabaya tersedianya macam-macam pengangkutan untuk melayani pergerakan penduduknya hanya saja masyarakat masih lebih memilih kendaraan pribadi. Pergerakan di Surabaya pun belum tertata sehingga mix traffic yang hanya dilayani pada suatu ruas jalan menjadi semrawut dan macet. Pengaturan pergerakan berupa tata cara mengemudi, tingkat pelayanan jalan, lalu lintas lajur kanan, lalu lintas lajur kiri, rekayasa lalu lintas, pengawasan dan pengendalian merupakan suatu konsep dan solusi yang tepat saat ini agar kondisi eksisting kota surabaya yaitu kemacetan lalu lintas dapat teratasi.serta mewujudkan sebuah kota untuk masyarakat dengan pergerakan lalu lintas yang tertata. Keywords: Pergerakan lalu lintas, mix traffic, kemacetan lalu lintas,rekayasa lalu lintas, pengawasan, dan pengendalian. I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kemacetan lalu lintas merupakan suatu hal yang sudah amat biasa kita dengar bahkan sering sekali kita menemuinya dalam kehidupan sehari-hari. Kemacetan lalu lintas yang selama ini kita temui disebabkan oleh banyak faktor yang komplek, dimana faktor satu dengan faktor lainnya saling barkaitan.adapun transportasi sebagai dasar untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan masyarakat serta pertumbuhan industrialisasi. Pertumbuhan ekonomi suatu kota tergantung pada tersedianya pengangkutan sebagai sarana masyarakat untuk melakukan pergerakan. Di surabaya termasuk dalam pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dapat dilihat bahwa di surabaya tersedianya macam- macam pengangkutan untuk melayani pergerakan penduduknya hanya saja masyarakat masih lebih memilih kendaraan pribadi. Pergerakan di Surabaya pun belum tertata sehingga mix traffic yang hanya dilayani pada suatu ruas jalan menjadi semrawut dan macet. Maka perluadanya pergerakan lalu lintas yang tertata dengan pengawasan yang ekstra dari pihakpihak terkait. Pengaturan pergerakan berupa tata cara Seminar nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011 mengemudi, tingkat pelayanan jalan, lalu lintas lajur kanan, lalu lintas lajur kiri, rekayasa lalu lintas, pengawasan dan pengendalian merupakan suatu konsep dan solusi yang tepat saat ini agar kondisi eksisting kota surabaya yaitu kemacetan lalu lintas dapat teratasi. TUJUAN Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengurangi kemcetan lalu lintas, menata ulang pergerakan kendaraan serta mengetahui kondisi eksisting saat ini. MANFAAT Tidak ada lagi kesemrawutan di kota surabaya terutama di jalan-jalan utama, mengurangi angka kemacetan lalu lintas. II. METODOLOGI Studi ini meliputi pengumpulan data sekunder yang berupa dari buku-buku pendamping, layanan internet, dan dari dinas-dinas terkait. Serta data primer dari survey kondisi eksisting di beberapa ruas jalan di surabaya terutama di jalan arteri primer seperti Jl. Ahmad Yani yang menajadi pintu gerbang utama di kota surabaya. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Penyebab Kemacetan Lalu-Lintas di Perkotaan Jika arus lalu lintas mendekati kapasitas, kemacetan mulai terjadi. Kemacetan semakin meningkat apabila arus begitu besarnya sehingga kendaraan sangat berdekatan satu sama lain. Kemacetan total terjadi apabila kendaraan harus berhenti atau bergerak sangat lambat (Ofyar Z Tamin,2000). Lalu-lintas tergantung kepada kapasitas jalan, banyaknya lalu-lintas yang ingin bergerak, tetapi kalau kapasitas jalan tidak dapat menampung, maka lalu-lintas yang ada akan terhambat dan akan mengalir sesuai dengan kapasitas jaringan jalan maksimum. Kemacetan, ditinjau dari tingkat pelayanan jalan (Level Of Service = LOS), pada saat LOS < C.LOS < C, kondisi arus lalu-lintas mulai tidak stabil, kecepatan operasi menurun relatif cepat akibat hambatan yang timbul dan kebebasan bergerak relatif kecil. A-39

Pada kondisi ini nisbah volume-kapasitas lebih besar atau sama dengan 0,8( V/ C > 0,8 ). Jika LOS (Level Of Service) sudah mencapai E, aliran lalu-lintas menjadi tidak stabil sehingga terjadilah tundaan berat, yang disebut dengan kemacetan lalu-lintas. Dari beberapa teori-teori yang telah dihimpun dalam bab ini, yang berhubungan dengan kemacetan lalu-lintas, baik secara langsung, maupun secara umum, dengan memperhatikan dan memahami pengertian kemacetan lalu lintas, transportasi, teknik perlalulintasan, jaringan jalan, tundaan, hambatan samping, manajemen transportasi, guna lahan, interaksi guana lahan dan transportasi, kita dapat jadikan sebagai tinjauan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kemacetan lalu lintas jalan Ahmad Yani Surabaya. Kondisi Lalu-Lintas Angkutan Darat di Jalan Ahmad Yani Surabaya Adanya kawasan perdagangan, kawasan perkantoran, kawasan yang nantinya akan dihubungkan oleh jalan lokal dengan kawasan industry, dan sebagai jalur utama antar kota, jalan arteri primer, jalan Ahmad Yani sangat penting dan ramai akan aktivitas transportasi. Pergerakan lalu-lintas yang terjadi di jalan Ahmad Yani dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu pergerakan eksternal dan internal kota. A. Pergerakan eksternal : Pergerakan lalu-lintas yang berasal dari luar kota Surabaya seperti sidoarjo dan gresik, baik dengan tujuan ke Kota Surabaya dengan lewat ruas jalan Ahmad Yani, atau hanya sekedar lewat jalan Ahmad Yani untuk ketujuan kota lain. Kendaraan umum : - angkutan penumpang - angkutan barang - Bus Kota - truk - Bus Angkutan luar kota (Bus Kopaja /Penghubung kota mojokerto dengan surabaya) - Mobil box, pick up, dll Kendaraan pribadi - Mobil - Sepeda - Sepeda motor dll B. Pergerakan internal : Pergerakan lalu-lintas yang berasal dari dalam kota Surabaya, yang melewati jalan Ahmad Yani. Kendaraan umum: - angkutan penumpang & angkutan barang - Truk, Bus kota, microlet, mobil box, daihatsu, taxi --,Ojek,Becak, dll. Kendaraan pribadi : - Mobil - Sepeda - Sepeda motor - dll TUNDAAN-HAMBATAN SAMPING JALAN AHMAD YANI SURABAYA Tundaan yang terjadi di jalan Ahmad Yani ada beberapa macam tundaan, berupa tundaan tetap (fixed delay), tundaan operasional (operational delay), dan tundaan akibat gangguan samping (side friction). Tundaan tetap (fixed delay), disebabkan oleh peralatan kontrol lalu-lintas dan terutama terjadi pada persimpangan kaki tiga Margorejo. Penyebabnya adalah lampu lalu-lintas, dan rambu-rambu perintah berhenti. Tundaan operasional (operational delay), tundaan yang disebabkan oleh adanya gangguan di antara unsur-unsur lalu-lintas itu sendiri, tundaan ini berkaitan dengan pengaruh lalu-lintas kendaraan lainnya. Hambatan samping terbagi atas dua jenis tundaan yaitu, (side friction) dan (internal friction). Hambatan akibat gangguan samping (side friction), disebabkan oleh pergerakan lalu-lintas lainnya, yang mengganggu aliran lalu-lintas, seperti kendaraan parkir, pejalan kaki, kendaraan yang berjalan lambat, dan kendaraan keluar masuk halaman karena suatu kegiatan. Hambatan akibat gangguan di dalam aliran lalu-lintas itu sendiri (internal friction), seperti volume lalu-lintas yang besar dan kendaraan yang menyalip. HASIL ANALISA Waktu tempuh dan kecepatan, dari hasil olah data lapangan, yang meliputi pengukuran, pencatatan dan perhitungan, diperoleh data, waktu tempuh, kecepatan lalu lintas, dengan waktu tercepat dan terlambat pada jam pengukuran adalah Jam 07.00 11.00 WIB (LV) Kendaraan ringan : 24.59 km/jam (HV) Kendaraan berat : 13.17 km/jam (MC) Sepeda motor : 24.76 km/jam 2. Jam 11.00 15.00 WIB (LV) Kendaraan ringan : 22.64 km/jam (HV) Kendaraan berat : 11.60 km/jam (MC) Sepeda motor : 25.10 km/jam 3. Jam 15.00 18.00 WIB (LV) Kendaraan ringan : 26.32 km/jam (HV) Kendaraan berat : 11.80 km/jam (MC) Sepeda motor : 27.95 km/jam Adapun rumus dari kecepatan rata-rata ruang adalah sebagai berikut: V = Kecepatan rata-rata ruang (Km/jam) L = Panjang segmen/penggal jalan (Km) TT = Waktu tempuh kendaraan segmen (Jam) L V = ----- TT Jadi dari data-data lapangan yang didapat waktu tempuh dan kecepatan kendaraan, lambat dan merayap. Kecepatan kendaraan sangat tergantung pada waktu tempuh dan jarak perjalanan. Selanjutnya waktu perjalanan akan tergantung pada kelancaran arus lalu lintas, semakin kecil kecepatan kendaraan, maka dapat dikatakan ruas jalan tersebut bermasalah atau terjadi penurunan kinerja jalan. Perhitungan Tingkat Pelayanan ( Level Of Servise) : V V= Volume lalu lintas (smp/jam) LOS =----- C= Kapasitas Jalan (smp/jam) C A-40 ISBN : 978-979-18342-3-0

Level Of Servise Tertinggi / Puncak Jalan Ahmad Yani Surabaya : 1. Tertinngi pada Jam 07.00 08.00 LOS = 5164 / 5594 = 0,92 (E) 2. Tertinggi pada Jam 15.00 16.00 LOS = 4446 / 5594 = 0,96 (E) Jika LOS (Level Of Service) sudah mencapai E, maka tingkat pelayanan jalan sudah maximum. ACTION PLAN Pengendalian Transportasi mempunyai dua unsur utama dalam pergerakaannya yaitu benda dan jalur dimana benda tersebut bergerak. Karena pergerakan tersebut memiliki beberapa asal dan tujuan sesuai keinginan maka secara ekonomis perlulah dibuat pergerakan dan jalur yang membatasi mix traffic. Untuk mengantisipasi pergerakan ini yang akan dikaitkan maka diperlukan pengaturan rute angkutan umum yang tidak membebani jalan. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini : Hanya boleh berhenti di terminal perbatasan selanjutnya masyarakat akan dilayani oleh angkutan missal surabaya. 4. Pemberian sanksi kepada angkutan umum yang waktu ngetemnya lama di pinggri jalan. 5. Memeberi sanksi tegas kepada bangunan yang memiliki aktivitas tinggi tetapi persediaan ruang parkir mengganggu arus lalu lintas. 6. Memisahkan jalur sepeda, sepeda motor dengan Kendaraan ringan (mobil, pick-up, mobil box, angkutan umum dan lain-lain) dalam konsep pergerakan lalu lintas. KONSEP PERGERAKAN LALU LINTAS Dikarenakan kondisi eksisting jalan ahmad yani maupun jalan-jalan utama di surabaya ini tidak layak dan dinilai LOS D-E maka perlu adanya konsep perubahan pergerakana lalu lintas untuk surabaya. Untuk jalan-jalan utama di surabaya harus dibagi antara kendaraan roda dua dengan kendaraan ringan dalam pembatas median maupun marka dan colour zone. Sebab dengan dipisahkannya jalur tersebut dapat mengurangi angka kemacetan dan angka kecelakaan. Apalagi saat ini pengguna sepeda juga meningkat tetapi belum terdapat jalur khusus untuk sepeda. Tidak hanya di berlakukan pada Jalan ahmad yani saja tetapi jalan-jalan rawan macet di seluruh surabaya. Seperti pada gambar dibawah ini : Gambar 1 Pengaturan jaringan angkutan Pada dasarnya yang menyebabkan kepenuh sesakan di jalan utama merupakan beban jalan yang diterima pada jalan tersebut sangat besar, seluruh kendaraan menggunakan jalan tersebut, dengan berbagai macam angkutan kota yang sesungguhnya dapat diangkut dengan angkutan missal seperti Bus Rapid Transit (BRT) pengaturannya dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Jalur utama harusnya hanya dilayani oleh Bus Rapid Transit (BRT) angkutan missal, yang menghubungkan ke berbagai wilayah didalam kota surabaya. 2. Angkutan kota (lyn) harusnya melayani jalan-jalan lokal dan tidak boleh masuk di jalur utama, 3. Angkutan kota dari luar surabaya seperti Sidoarjo, gresik, dsb tidak boleh memasuki wilayah surabaya. Seminar nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011 Pada gambar diatas lebar jalur untuk sepeda 1,5 meter tetapi jika diperuntukkan pula untuk sepeda motor harus diperlebar menjadi 3,5-4 meter. Gambar 3. Jalur penyebarangan sepeda Pemberian jalur penyeberangan tersendiri untuk sepeda kayuh. A-41

Gambar 4. Pembagian jalur kendaraan Gambar diatas merupakan standart pembagian jalur di surabaya untuk mengatasi kemacetan lalu lintas, pemabgian jalur seperti ini sudah dilakukan di berbagai kota di Indonesia seperti Jl. Prambanan Solo, Jawa Tengah. Di dukung dengan pemberian rambu-rambu yang mengatur gerak kendaraan dan beberapa sanksi yang tegas bagi yang melanggar dari pihak-pihak yang terkait. Pengalihan kendaraan berat lainnya seperti (Truk tronton, Truk Gandengan, mapun truk tempelan) juga bisa digunakan sebagai alternative mengurangi kemacetan dan angka kecelakaan. PENGAWASAN Jika pengaturan- pengaturan telah dilakukan pihak-pihak terkait lebih memperketat pengawasan serta adanya sistem jaga di setiap beberapa sta. Yang ditujukan untuk: 1. Pemantauan dan penilaian terhadap kebijakan lalu lintas. Kegiatan pemantauan dan penilaian dimaksud untuk mengetahui efektivitas dari kebijaksanaan tersebut dalam mendukung pencapaian tingkat pelayanan yang telah ditentukan. 2. Tindakan korektif terhadap pelaksanaan kebijaksanaan lalu lintas. Untuk menjamin tercapainya sasaran tingkat pelayanan. Dengan cara tinjauan ulang apabila dalam pelaksanaan menimbulkan masalah yang tidak diinginkan. Cara-cara diatas merupakan aplikasi atau rekayasa lalu lintas untuk menanggulangi kemacetan yang sulit sekali di tangguli, disamping itu pemerintah harus menekan angka penjualan kendaraan pribadi serta mengatur atau membatasi gerak kendaraan pribadi dengan cara meningkatkan pelayanan angkutan umum agar masyarakat tertarik menggunakan angkutan umum tersebut. IV. PENUTUP Penurunan tingkat pelayanan jalan di jalan-jalan arteri surabaya karena perkembangan pesat kawasan-kawasan industri, dan peningkatan jasa transportasi yang melewati jalan arteri Surabaya, sehingga volume lalu lintas menjadi besar, hambatan samping yang ditimbulkan juga tinggi, untuk itu direkomendasikan, yaitu : 1. Meningkatkan disiplin, dan tindakan tegas terhadap pengguna jalan dengan tertib berlalu lintas, terutama melarang angkutan umum berhenti terlalu lama (ngetem), menaikan,menurunkan penumpang, bila bukan tempatnya (halte). 2. Untuk pergerakan pekerja, ada baiknya para pimpinan atau pemilik perusahaan menyediakan angkutan massal, bisa berupa bis atau truk, disamping bisa mengurangi kemacetan juga menguntungkan bagi karyawan. 3. Menata, memperbaiki, mengganti, dan memasang rambu-rambu lalu-lintas, termasuk juga pengecatan ulang marka jalan. 4. Mengurangi akses langsung ke jalan Kaligawe, terutama pertigaan-pertigaan dengan jarak yang terlalu dekat, ini bisa dilakukan dengan membangun jalur pemisah. 5. Penyediaan jalur khusus untuk kendaraan lambat dan pengaturan khusus untuk lalu-lintas kendaraan berat. 6.. Mengoptimalkan fungsi trotoar sebagai pejalan kaki bukan untuk pedagang kaki lima atau kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan trotoar. 7. Meningkatkan kapasitas jalan arteri, dengan perbaikan dan memperlebar jalan tersebut dengan memaksimalkan fungsi daerah milik jalan. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kami kepada ALLAH SWT yang telah meridhoi, memberikan kemudahan dalam penyelesaian makalah ini. pertama-tama kami sampaikan kepada kedua orang tua kami yang mendukung setiap langkah kami, kepada kakak kami, adik-adik yang turut serta dalam memberikan dukungan kepada kami. Kedua kepada Pak Dadang yang sangat baik kepada kami memeberikan ilmu-ilmu yang sangat berharga kepada kami. Kepada dosen-dosen d3 manajemen transportasi Bu Anita, Bu Ari, Pak Soeparno, Pak Sapari, Pak Agus Haris yang membantu kami menjadi memahami ilmu transportasi dan lalu lintas. Ketiga kepada, keluarga besar kami D3 Manajemen Transportasi angkatan 2008-2010, selalu memberikan kami semangat dalam perkuliahan. Keempat untuk Mas Deddy PT. Transmikon yang selalu memberi kami banyak pengalaman tentang survey-survey dan pemecahan permasalahan lalu lintas. Terakhir untuk Panitia Semnas ATPW ITS yang telah memeberikan kami kesempatan untuk menuangkan pemikiran kami dalam bentuk makalah ini, serta untuk pihak-pihak yang belum kami sebutkan satu persatu namanya, terima kasih banyak jasa anda semua sangat berharga bagi kami. A-42 ISBN : 978-979-18342-3-0

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN [1]. Sani,Zulfiar.2010.Transportasi.Jakarta:UI Press [2]. Hobbs,F.D.1995Perencanaan dan Teknik Transportasi Yogyakarta: Gadjah Mada University Press [3]. Tamin, Ofyar Z.2000.Pemodelan dan Perencanaan Transportasi. Bandung:ITB [4]. http://www.google.com [5]. Dinas perhubungan kota surabaya Gambar 5. Kemacetan di jalan ahmad yani surabaya pada malam hari Gambar 6. Pengguna sepeda yang tidak dibatasi jalur sehingga mix dengan kendaraan lain. Gambar 7. Kemacetan di surabaya barat Seminar nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011 A-43

Halaman ini sengaja dikosongkan A-44 ISBN : 978-979-18342-3-0