KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Sesi Diskusi Pelatihan HR Bagi Petugas Kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan April Kabar Menara Topas 9

KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan Maret Kabar Menara Topas 9

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

Revisi Pedoman Pelaporan dan Pencatatan. Pemutakhiran pedoman pencatatan Monev

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan Mei Kabar Menara Topas 9

Penguatan Fasilitator Gender. Mendorong perencaan dan penganggaran yang responsif gender

Pertemuan Evaluasi Program GWL. Untuk mendapatkan masukan dan rekomendasi pengembangan program

Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Penduduk Usia Muda. Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

Lokakarya LSL dalam Pengembangan SRAN. Integrasi program LSL dalam SRAN

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Kabar Menara Topas 9

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan Januari Kabar Menara Topas 9

Kabar Menara Topas 9. Pertemuan audiensi dengan Mendagri, Bapak Gamawan Fauzi

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

Evaluasi Lembaga Mitra KPAN Dukungan IPF Evaluasi program dukungan IPF untuk LSM. Edugames bagi Penasun Kota Pontianak. (Hal 7)

komisi penanggulangan aids nasional

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

Penguatan Fasilitator HR dan PMTS Kesepakatan kemitraan. program PMTS Paripurna,

Memperkuat Peran Daerah

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

Satiti Retno Pudjiati. Departemen Dermatologi dan Venereologi. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Pelatihan Pengelolaan. Mewujudkan pengelolaan program. akuntabel dan transparan

KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SEKRETARIAT KPA NASIONAL

Pelatihan Pengorganisasian Komunitas. Terbentuknya tenaga community organizer untuk program PMTS

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

Keberlanjutan program pada komunitas GWL. Mendorong komunitas GWL yang lebih berdaya. Pembentukan Kader Peduli AIDS Mappi Papua.

Lokakarya Kemitraan Program LBT. Membangun kerjasama dalam. upaya pencegahan HIV dan AIDS. Pemeriksaan IMS Populasi Kunci Maluku Tenggara.

Pelibatan Komunitas GWL dalam Pembuatan Kebijakan Penanggulangan HIV bagi GWL

Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO. I. Panduan untuk Peneliti

Peringatan Hari AIDS Sedunia 2013: Cegah HIV dan AIDS. Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa

Rencana Aksi Nasional Penanggulangan AIDS pada Buruh Migrant ( ) Dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH Sekretaris - KPAN Jakarta 19 Juli 2011

Evaluasi Program GWL Evaluasi dan pengembangan buku pedoman kesehatan Waria. Sosialisasi HIV dan AIDS Sintang, Kalbar

Lokakarya HR petugas Puskesmas. Peningkatan kapasitas petugas. puskesmas untuk layanan HR. Pembentukan Kader Peduli AIDS Mappi Papua.

Pelatihan Pendidik Sebaya Remaja Peningkatan kapasitas pendidik. sebaya remaja Penasun dan PS. Pendampingan Populasi Kunci Sumsel.

Laporan Ketua Panitia Pelaksana Selaku Chief Rapporteur Dalam Acara Penutupan Pertemuan Nasional AIDS IV Pembukaan

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

BAB 1 : PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pengembangan Kurikulum HIV Mengembangkan kurikulum dan modul ajar HIV dan AIDS tingkat PT. (Hal 5)

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

SRAN Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. Per 1 September 2015

Percepatan Pengetahuan Komprehensif TNI. Pelatihan peningkatan pengetahuan. Pemeriksaan Tes HIV Mobile Blitar Jawa Timur

Pedoman untuk Persiapan Pengajuan Proposal Program Pencegahan HIV dan Pengobatan Ketergantungan Napza Terpadu

REKOMENDASI PERTEMUAN NASIONAL JEJARING KONSELOR HOTEL GRAND CEMPAKA JAKARTA TANGGAL, NOVEMBER 2006

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015

Peningkatan Kemandirian Penanggulangan AIDS

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

Kerangka Acuan Desiminasi Hasil Analisa Pendokumentasian Data Kasus Kekerasan terhadap perempuan dengan HIV dan AIDS di 8 provinsi di Indonesia.

STRATEGI DAN RENCANA AKSI NASIONAL PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS TAHUN

Isu Strategis Kebijakan Penanggulangan HIV dan AIDS, Indonesia

ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

Kerangka Acuan Rekrutmen/Pemilihan Sub Sub-Recipient

PROGRAM HARM REDUCTION DI INDONESIA "DARI PERUBAHAN PERILAKU KE PERUBAHAN SOSIAL"

Lokakarya Asesmen Monev Masukan untuk formulasi rencana monev program AIDS. (Hal 6)

KPA NASIONAL. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional LAPORAN KEGIATAN BULAN FEBRUARI program Pencegahan Melalui Transmisi Seksual (PMTS).

STRATEGI DAN RENCANA AKSI NASIONAL PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS TAHUN

Kunjungan Program Coordinating. Board UNAIDS Pembahasan isu global penanggulangan AIDS. Sosialisasi HIV-AIDS bagi Masyarakat Kab.

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

NEW FUNDING MODEL (NFM) THE GLOBAL FUND ATM

2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan kembali Organisasi dan Tata

ASK Laporan Analisis Kebijakan

Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun

KERANGKA ACUAN PENGUMUMAN Call for Sub Sub Recipient (SSR) NEW FUNDING MODEL (NFM) GF-ATM

Peningkatan Kapasitas YKAP. Peningkatan kapasitas populasi. kunci muda melalui konsorsium SRH. Kerjasama Program HIV dan AIDS. Kupang, NTT.

KEBIJAKAN PROGRAM PENGENDALIAN HIV-AIDS DAN IMS. Subdit AIDS dan PMS DITJEN PP & PL, KEMENKES KUPANG, 4 September 2013

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

Term of Reference LEMBAGA KESEHATAN PENGURUS BESAR NAHDLATUL ULAMA

Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

Pengantar. September 2010 Sekretaris KPAN. Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH 2

Untuk komunitas dari komunitas: Jangan hanya di puskesmas dan rumah sakit!

Lokakarya PMTS Paripurna Persiapan pelaksanaan program. PMTS Paripurna di daerah. Sosialisasi HIV bagi Pekerja Asing Karawang.

DELPHI II Survei Delphi Pengembangan Model Pencegahan Melalui Transmisi Seksual di Tingkat Pelayanan Primer Puskesmas dan Jejaringnya

Latar belakang, Skema & Implementasi SUFA (Strategic Use of Antiretroviral) di Indonesia

Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan

KERANGKA ACUAN PENGUMUMAN Call for Sub Sub Recipient (SSR) NEW FUNDING MODEL (NFM) GF-ATM

Call for Proposal A. SR NASIONAL ADVOKASI & TA PROGRAM WPS LATAR BELAKANG

Kebijakan Program PMTS Paripurna KPA Nasional Dibawakan pada Lecture Series: Overview PMTS Kampus Atmajaya Jakarta, 7 November 2012

Pertemuan Regional KPAN. Evaluasi dan koordinasi. program bagi KPA daerah

PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN T.A 2013

PerPres 75 /2006 vs PerPres 124 /2016 Peran KPAN,dan Kab/Kota Kewenangan KPA paska PerPres 124/ 2016 Rekomendasi Penutup

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

Survei Delphi Pengembangan Model Pencegahan Melalui Transmisi Seksual di Tingkat Pelayanan Primer Puskesmas dan Jejaringnya

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. (HIV/AIDS) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. World Health

RENCANA AKSI NASIONAL PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI INDONESIA

Integrasi Upaya Penanggulangan. Kesehatan Nasional

Call for Proposal SUB-RECIPIENT NASIONAL ADVOKASI & TECHNICAL ASISTANCE PROGRAM PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS)

egala upaya demi pencegahan HIV dan AIDS harus dilakukan, dengan memanfaatkan setiap momentum yang ada. Salah satunya adalah kegiatan Sail Raja Ampat.

Lembar Pengumuman Proses Rekrutmen Untuk Publik

Supervisi Evaluasi Kurikulum HIV AIDS Persiapan penerapan kurikulum HIV. dan AIDS Perguruan Tinggi. Temu Media Lokal Provinsi Sulteng Kota Palu

Transkripsi:

www.aidsindonesia.or.id KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Laporan Kegiatan Bulan Maret 2011 Penandatangan Kerjasama KPAN dan BPPSDM Sesi Diskusi Pelatihan HR Bagi Petugas Kesehatan Diskusi kelompok dalam Pelatihan Penulisan Sektor dan Masyarakat Sipil Kabar Menara Topas 9 emasuki bulan ketiga di tahun M 2011, KPAN terus melakukan serangkaian kegiatan sesuai dengan tugas pokok yang tertuang dalam Perpres 75 Tahun 2006 untuk memimpin dan mengkoordinasikan upaya penanggulangan AIDS di Indonesia. Berbagai kegiatan telah dilakukan dengan melibatkan sektor dan jaringan kelompok populasi kunci sebagai anggota KPAN, serta para mitra internasional. Bulan Maret diawali dengan ditandatanganinya kesepakatan antara KPAN dengan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (BPPSDM) Kemkes dalam penguatan dan pengembangan sumber daya manusia di kedua pihak. Dalam penguatan kapasitas, di bulan Maret telah diadakan beberapa pelatihan antara lain Pelaporan, Pemetaan dan Harm Reduction (HR). Sedangkan lokakarya yang dilakukan adalah Pembahasan Modul PMTS (Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual), Diseminasi PABM (Pemulihan Adiksi Berbasis Masyarakat) dan Lokakarya HIV dan AIDS bagi TKI oleh BNP2TKI. Dalam kerjasama internasional, KPAN juga terus melakukan koordinasi dalam ATFOA Meeting di Bangkok. Selain itu, juga disampaikan hasil Rakernas IPPI di Bogor dan informasi program digitalisasi dokumen dan artikel informasi HIV dan AIDS yang dilakukan Pusat Informasi AIDS Nasional (PIAN). Hal ini diharapkan makin memudahkan para penggiat dan pemerhati HIV dan AIDS untuk mengakses informasi dalam format digital. Tenaga kerja Indonesia dimana pun harus mendapat informasi HIV dan AIDS agar mampu melakukan pencegahan Jumhur Hidayat, Kepala BNP2TKI Sekretariat KPA Nasional: Menara Topas lt.9 Jl. MH Thamrin Kav.9 Jakarta Telp. 021.3901758 Fax. 021.3902665 www.aidsindonesia.or.id

Halaman 2 Penandatanganan Kerjasama BPPSDM dan KPAN Sumber daya manusia handal merupakan kebutuhan utama dalam upaya peningkatan dan penguatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. Untuk itu dibutuhkan pelatihan dan pendidikan yang bermutu, terpola, serta berkesinambungan. Menjawab tantangan tersebut, Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (BPPSDM) Kementerian Kesehatan dan Sekretaris KPA Nasional menandatangani kesepakatan untuk mengadakan kerjasama penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak dr. Bambang Giatno Rahardjo, MPH, selaku Kepala BPPSDM dan Ibu dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH selaku Sekretaris KPAN. Dalam penandatanganan yang dilakukan di kantor BPPSDM Jakarta pada tanggal 3 Penandatangan Kesepakatan Kerjasama oleh dr. Bambang Giatno, MPH (Kepala BPPSDM) dan dr. Nafsiah Mboi, Sp,A, MPH (Sekretaris KPAN) Maret 2011 ini, kedua pihak bersepakat untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki dalam rangka penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan HIV dan AIDS. Tindak lanjut penting dari kesepakatan ini adalah akan dilakukan proses sertifikasi setiap kegiatan yang dilakukan KPAN terkait dengan peningkatan keterampilan dan keahlian dalam bidang HIV dan AIDS. Dengan demikian, pelatihan yang dilakukan KPAN akan memiliki standar mutu dan kompetensi yang terukur dan diakui Kemkes. Hal ini diharapkan mampu memberikan nilai lebih bagi para peserta pelatihan terutama bagi penggiat HIV dan AIDS di daerah. Dalam kerjasama ini juga, BPPSDM juga berkomitmen menjadikan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto, Jawa Barat sebagai Pusat Pelatihan HIV dan AIDS Nasional yang didukung oleh Balai Pelatihan Kesehatan lain di tingkat provinsi. Pada acara ini, turut hadir perwakilan PB IDI, Deputi Pengembangan Program KPAN, Kepala Kepala Balai Pelatihan, serta undangan dari jajaran Kementerian Kesehatan. Lokakarya AIDS Pada TKI di BNP2TKI Tenaga Kerja Indonesia (TKI), merupakan kelompok penduduk yang rawan terinfeksi HIV. Terpisah dari keluarga, risiko kekerasan dan pelecehan seks, hingga kebutuhan biologis di tempat kerja merupakan factor penyebab TKI berisiko. Atas dasar itu Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) berinisiatif melakukan Lokakarya AIDS Pada TKI, tanggal 16-17 Maret 2011 di Jakarta. Acara dibuka oleh Kepala BNP2TKI, Jumhur Hidayat yang menekankan pentingnya perlindungan kesehatan bagi TKI, yang harus dimulai dengan upaya pencegahan komprehensif, yaitu dengan pemberian informasi melalui pelatihan yang benar sebelum pemberangkatan. Hadir selaku pembicara adalah Sekretaris KPAN, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu, Tatang Budie Utama dan Deputi Jumpa Pers dalam Workshop AIDS pada TKI di BNP2TKI Jakarta Penempatan BNP2TKI, Ade Noch. Dalam paparannya, Ibu Nafsiah menekankan, AIDS merupakan isu kesehatan nasional, sebagaimana dalam Inpres 3/2010, HIV dan AIDS merupakan salah satu butir penting. Selain itu, seharusnya perlindungan TKI bisa dilakukan dalam tiap tahap penempatan TKI, dari sebelum pemberangkatan hingga kepulangan. Hal ini harus dilakukan secara berkelanjutan. Ini juga berlaku bagi para pekerja dalam negeri, terutama dalam kategori 4 M (man mobile with money in macho environment), yaitu laki-laki yang memilki uang, jauh dari keluarga serta bekerja di lingkungan dengan mayoritas pekerja lakilaki, Sementara itu, Bapak Tatang dari Kemlu, menekankan pentingnya kerjasama luar negeri dalam upaya perlindungan TKI di bidang kesehatan, termasuk HIV dan AIDS di luar negeri. Keluaran dari acara ini adalah meningkatnya komitmen BNP2TKI dan juga pemangku kepentingan lain, seperti PJTKI, Asosiasi Buruh Migran, termasuk sektor terkait, terutama dalam pendidikan dan pemberian informasi HIV kepada calon TKI.

Halaman 3 Pelatihan Adiksi dan Konsep Program Harm Reduction (HR) bagi Dokter Evaluasi program HR tahun 2010 menunjukkan bahwa KPAN bersama dengaa Dinkes telah mengembangkan program LASS (Layanan Alat Suntik Steril) pada 161 puskesmas di 21 provinsi. Sebanyak 12.050 orang penasun mengakses layanan ini, baik di Puskesmas maupun dari petugas penjangkau LSM. Kerja kelompok dalam Pelatihan HR Petugas kesehatan perlu memiliki pengetahuan tentang adiksi dalam melakukan penilaian kondisi pasien untuk menentukan jenis layanan yang dibutuhkan. Pelatihan Adiksi dan Konsep HR bagi Dokter dan Perawat di Puskesmas diadakan di Surabaya pada tanggal 21-25 Maret 2011 merupakan gelombang 2 dari 3 gelombang yang direncanakan. Peserta pelatihan berasal dari Surabaya, Malang, Kab Banyuwangi, Kab Jember, Kab Malang, Makasar, Denpasar, Pontianak, Banjarmasin, Manado, Samarinda, Mataram, Kupang, Kab Lombok Timur. Peserta adalah perwakilan dari KPA Kabupaten/Kota, Dinkes, Puskesmas, dan LSM/PKNI. Dalam pelatihan ini membahas program HR, kebijakan penanggulangan gangguan penggunaan napza, ringkasan tentang adiksi napza, paparan 9 paket komprehen- sif HR, skrining dan assessment terapi adiksi. Juga dibahas program terapi rumatan bagi pasien, perubahan perilaku dalam program terapi rumatan, dan prinsip dasar konseling, koordinasi layanan dan rujukan serta rencana tindak lanjut. Masingmasing provinsi mengidentifikasi kebutuhan layanan program HR. Tindak lanjut dari pelatihan ini tiap wilayah mampu melakukan koordinasi program HR yang lebih baik, memperkuat jejaring kerja yang ada, serta mampu melaksanakan materi konseling adiksi yang tepat. Lokakarya Finalisasi Modul PMTS oleh 4 PR Penularan HIV melalui transmisi seksual merupakan faktor risiko tertinggi dalam laporan AIDS Kemkes sepanjang 2010. Karena itu dibutuhkan pendekatan baru yang komprehensif melalui intervensi struktural. Terkait hal tersebut, KPAN mengembangkan Pedoman Program Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS) dengan dukungan sektor terkait. Dalam rangka membangun harmonisasi dan sinkronisasi kebijakan dan pelaksanaan di lapangan maka dikembangkan tahapan kegiatan sistematis untuk penerapan PMTS sesuai pedoman yang telah disusun secara nasional di 33 propinsi. Dan pada tanggal 30-31 Maret 2011 di Jakarta, dilakukan Lokakarya Pembahasan Modul PMTS yang bertujuan untuk melakukan sosialisasi dan finalisasi draft Modul PMTS dan menetapkan calon Fasilitator Nasional PMTS dan memberi rekomendasi calon Fasilitator Provinsi PMTS. Lokakarya diikuti oleh 32 orang yang terdiri dari KPAN, NU, PKBI, Kemkes, BBPK Ciloto, YPI, FHI, OPSI, GWL-Ina, WHO, KPAP DKI, BKKBN dan CHAI. Lokakarya berjalan amat produktif dan menghasilkan banyak masukan untuk penyempurnaan modul. Tindak lanjut nya adalah penyesuaian struktur Modul PMTS yang mengikuti kaidah-kaidah kediklatan untuk memenuhi prasyarat sertifikasi BPPSDM. Akan dilakukan pertemuan yang mengumpulkan narasumber ahli untuk melengkapi materi Modul PMTS untuk topik-topik sesuai masukan lokakarya. Uji Coba Modul PMTS pada 30 orang Widya Iswara BPPSDM dengan dana BPPSDM. Dan pada bulan Mei Juni pertengahan akan dilakukan rangkaian pelatihan Fasilitator Provinsi secara regional.

Halaman 4 Lokakarya Diseminasi Pedoman PABM Pendekatan komunitas merupakan salah satu dasar dalam menentukan keberhasilan penatalaksanaan penyalahgunaan napza. Kolaborasi dengan sarana berbasis komunitas sangat diperlukan. Untuk itu KPAN menginisiasi pengembangan Pedoman Pemulihan Adiksi Berbasis Masyarakat (PABM). Program ini penting untuk diperluas karena angka penularan HIV pada penasun masih tinggi. Sebagai bagian dari pemantauan, KPAN mengadakan pertemuan diseminasi program PABM untuk mendapat solusi terhadap permasalahan yang ada sehingga terbentuk pelayanan berkelanjutan yang komprehensif. Pertemuan diadakan pada tanggal 30 Maret 2011 di Sekretariat KPAN, Jakarta. Hadir dalam acara ini perwakilan Kemkes, Polri, BNN, RS, PKM, perguruan tinggi, Badan PBB dan LSM. Salah satu kegiatan di Panti Rehab BNN Dalam diskusi dipaparkan tentang keberhasilan program di beberapa wilayah. Selain itu juga disampaikan pentingnya keberlanjutan dan integrasi program dalam layanan HR yang lain, termasuk mendorong pemberi layanan untuk memberikan informasi akses untuk layanan pengobatan dan perawatan. Sementara itu beberapa kendala dalam program adalah permasalahan pada penasun yang kompleks dan unik, pelibatan kelompok masyarakat yang minim, kebutuhan sumber daya manusia dan pendanaan. Masalah lain adalah masih tingginya stigma dan diskriminasi masyarakat. Rapat Kerja Nasional IPPI Untuk tetap mendorong berjalannya manajemen organisasi yang baik dan bertanggung jawab, Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) melakukan Rapat Kerja Nasional yang dilakukan di Bogor pada tanggal 28-31 Maret 2011. Tujuan umum kegiatan ini adalah melakukan finalisasi dan pengesahan RENSTRA IPPI 2011-2014. Dengan tujuan khususnya merumuskan fokus isu-isu prioritas yang akan dikerjakan IPPI periode tahun 2011-2014 serta merumuskan strategi IPPI dalam upaya memenuhi kebutuhan anggota. Peserta dalam rapat ini adalah para Dewan Pengurus, Sekretariat Nasional dan anggota IPPI sebanyak 20 orang, yang berasal dari wilayah Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Denpasar, Padang, Medan, Manado, Makassar, Sesi Pemberian Materi dalam Rakernas IPPI 2011 Mataram dan Papua. Dalam pertemuan ini, diawali dengan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan IPPI di tahun 2010. Evaluasi disampaikan dari tingkat nasional hingga regional dan daerah. Selain pembahasan kinerja, rapat juga disertai dengan materi peningkatan kapasitas berupa paparan dan dan diskusi tentang HAM, jender dan keorganisasian. Hasil dari pertemuan ini selain telah disahkannya Renstra IPPI 2011-2014, juga disepakati rencana kerja dan kegiatan IPPI untuk tahun 2011. Salah satu rekomendasi utama bagi IPPI adalah peningkatan koordinasi antar pengurus di tingkat nasional dan daerah. Rekomendasi penting lainnya adalah, IPPI sudah harus mulai melakukan advokasi untuk mampu mengakses APBD dalam kegiatan di daerah masingmasing.

Halaman 5 Pelatihan Dokumentasi Sektor dan Masyarakat Sipil Penulisan dan pelaporan yang baik merupakan bagian penting dalam penyampaian informasi kepada masyarakat. Terkait hal ini KPAN secara teratur melakukan pelatihan peningkatan kapasitas sektor dan masyarakat sipil dalam pendokumentasian laporan. Pelatihan kali ini diadakan di Bogor pada tanggal 22-25 Maret, dan dihadiri oleh 25 peserta dari sektor kementerian dan lembaga, serta Peserta Pelatihan Dokumentasi Sektor masyarakat sipil dan jaringan populasi kunci. Dalam acara yang berlangsung selama 4 hari, difokuskan pada pengumpulan data dalam rangka penyusunan dokumentasi pelaksanaan program HIV dan AIDS di masing-masing sektor. Teknik pengumpulan data yang dibahas dalam pelatihan ini adalah wawancara, focus group discussion (FGD) dan observasi atau pengamatan. Melalui pelatihan ini, para peserta, terutama yang berasal dari sektor kementerian dan lembaga mampu melakukan pengumpulan data yang valid dan dipercaya. Dalam pelatihan yang berlangsung secara partisipatif ini, para peserta tidak hanya mendapatkan materi melalui ceramah, tetapi juga praktek dan role play, mulai dari teori hingga pengolahan data dan penulisan laporan. Dalam evaluasi akhir, para peserta menyatakan cukup nyaman dengan metode pelatihan yang dilakukan. Tindak lanjut dari pelatihan ini adalah akan dilakukan pengumpulan data oleh semua sektor, terkait dengan evaluasi 5 Tahun Perpres 75 Tahun 2006 tentang KPAN, juga dilakukan pendalaman kajian di 6 sektor terpilih yaitu Kemkes, Kemdagri, Kemsos, Kemnakertrans, Kembudpar dan TNI. Diharapkan input dari pengumpulan data ini akan melengkapi laporan perkembangan penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. Penyebarluasan Informasi Pusat Informasi AIDS Nasional (PIAN) KPAN secara rutin mengembangkan dokumentasi e-book untuk dokumen, artikel, maupun pedoman yang terkait dengan informasi HIV dan AIDS. Daftar dokumen yang telah dilakukan digitalisasi dan diunduh dalam bentuk e-book. Daftar Buku Digitalisasi saat ini antara lain: 1. Strategi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS 2007-2010. 2. Strategi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Anak dan Remaja 2007-2010 3. Strategi Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Perempuan 2007-2010 4. Strategi dan Rencana Aksi Penanggulangan HIV dan AIDS 2010-2014 5. Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia 2007-2010 6. National HIV and AIDS Strategy and Action 7. Panduan Organisasi dan TAta kerja Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS di Daerah 8. Peraturan Menteri Dalam Negri No. 20 tahun 2007, Pedoman Umum Pembentukan KPA dan pemberdayaan Masyarakat dalam rangka penanggulangan HIV AIDS di Daerah. 9. Informasi Dasar Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia Seri 1: Profil KPAP di 33 Provinsi 10. Pembelajaran Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia Untuk dokumen lain, dapat juga dilihat dan diunduh melalui: www.aidsindonesia.or.id/elibrary. Sementara itu, dokumen lain saat ini masih dalam proses dan akan terus kami informasikan secara berkala melalui website tersebut dan laporan bulanan KPAN.

Halaman 6 Pertemuan Konsultasi Akses Universal Asia Pasifik Pada tanggal 28-29 Maret 2011 KPAN menghadiri pertemuan konsultasi ATFOA di Bangkok dalam rangka persiapan konsultasi Akses Universal Asia Pasifik, implementasi Rencana Kerja ASEAN (AWP) IV dan KTT ASEAN ke-18 dan ke-19 di Indonesia. Dalam pertemuan ini delegasi KPAN diwakili oleh Ibu Nafsiah Mboi dan Elis Widen. Beberapa hasil dari kegiatan ini adalah adanya pernyataan ATFOA yang dikembangkan dalam pertemuan konsultasi AT- FOA pada tanggal 28-29 Maret 2011 tersebut, dan akan dibacakan dalam pertemuan konsultasi Akses Universal Asia Pacific pada tanggal 30-31 Maret 2011 di Bangkok. Selain itu dalam pertemuan ini juga dibahas kemajuan Implementasi Rencana Kerja ASEAN (AWP) IV. Sedangkan beberapa rekomendasi penting yang ditujukan untuk persiapan KTT ASEAN ke-18 dan ke-19 di Indonesia antara lain: ATFOA mendukung penuh rencana Peringatan 10 tahun Komitmen ASE- AN untuk HIV dan AIDS dalam KTT ASEAN sebagai bagian dari pelaksanaan ASEAN Work Plan IV on HIV and AIDS 2011-2015. ATFOA telah menunjuk core team yang terdiri dari anggota ATFOA dari Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia dan Indonesia untuk bertemu pada bulan Mei 2011 di Jakarta, Indonesia, untuk mengembangkan rancangan Komitmen ASEAN untuk HIV dan AIDS pada KTT ASEAN ke-19. Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah: (I) Pemutakhiran data Indonesia dalam Laporan Regional ASEAN untuk HIV dan AIDS yang akan diluncurkan pada KTT ASEAN ke 19 di Bali, (II) Melakukan tindak lanjut kepada Kementrian Luar Negeri, Menkokesra, Kemkes dan BAPPENAS terkait pemindahan rencana kegiatan dari KTT ASEAN ke 18 ke KTT ASEAN ke 19 dan (III) Melakukan tindak lanjut kepada ATFOA dan Sekretariat ASEAN terkait pengembangan materi sebagai bagian dalam Peringatan 10 Tahun Komitmen ASEAN untuk HIV dan AIDS. Pelatihan Pemetaan Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota Salah satu cara mengidentifikasi besaran masalah HIV dan sebaran populasi kunci adalah dengan melakukan estimasi. Data estimasi ini banyak digunakan sebagai acuan dalam penyusunan rencana program respons HIV dan AIDS. Namun data esti,asi tidak cukup bagi pelaksana program, sehingga diperlukan pemetaan. Pemetaan merupakan upaya mendapatkan data yang lebih mendekati realita seperti jumlah dan persebaran populasi kunci. Untuk memperkuat hal tersebut, KPAN mengadakan Pelatihan Pemetaan Populasi Kunci. Kegiatan dilakukan di Bandung tanggal 28-31 Maret 2011. Peserta yang hadir berasal dari 10 Provinsi SSF Group C yaitu; NAD, Bangka Belitung, Bengkulu, Jambi, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan Maluku Utara. Masing masing provinsi diwakili oleh dua orang yang Presentasi dan diskusi praktek lapangan oleh peserta berasal dari Pengelola Program KPA Provinsi (PP), LSM, Jaringan atau populasi kunci. Narasumber berasal dari KPAN ditambah dengan perwakilan dari Jaringan Populasi Kunci (Waria, LSL dan WPS). Untuk memudahkan praktek lapangan maka panitia meminta bantuan fasilitator daerah, yaitu mereka yang pernah membantu pelatihan pemetaan populasi kunci pada tahun lalu. Mereka berasal dari jaringan/ LSM, yaitu Rumah Cemara, GWL- Ina, dan Srikandi Pasundan. Dalam proses pelatihan, peserta mendapat materi konsep pemetaan, penggunaan hasil pemetaan dan tools pemetaan. Hal penting lain adalah praktek lapangan yang dibagi dalam kelompok, yang dilanjutkan dengan presentasi hasil kegiatan dan diskusi. Dalam diskusi, peserta mengungkapkan proses kunjungan dan temuan di lapangan, termasuk dengan tantangan yang dihadapi. Yang selanjutnya para fasilitator memberikan masukan atas tantangan yang terjadi. Tindak lanjut kegiatan ini, peserta bersama fasilitator melakukan diskusi rancangan pedoman pemetaan populasi kunci. Hasil rancangan ini disepakati oleh peserta untuk diterapkan masing-masing daerah. *SSF= Single Stream of Funding

Halaman 7 Rencana Kegiatan KPA Nasional Bulan April 2011 No Kegiatan Gambaran Kegiatan Rencana Output 1 Briefing Jender Merupakan bagian dari upaya pengarusutamaan jender dalam tiap program penanggulangan AIDS di Indonesia Tiap program penanggulangan AIDS di Indonesia menjadi sensitif jender dan pelibatan aktif peserta perempuan 2 Pertemuan Tim Pelaksana Kegiatan rutin yang dilakukan KPAN untuk berkoordinasi dengan seluruh anggota KPAN Laporan kemajuan dan perkembangan program AIDS di lingkungan sektor anggota KPAN 3 Training HR Komprehensif dan Adiksi Angk 3 4 Penyusunan Kebijakan Penanggulangan AIDS bidang Agama, Buruh migran, pariwisata Rangkaian kegiatan bagi Petugas Kesehatan dalam program HR Pendampingan dalam penyusunan kebijakan dan penganggaran program penanggulangan AIDS di bidang agama Peningkatan kapasitas pada petugas kesehatan terkait dengan program HR di layanan kesehatan Adanya dokumen kebijakan penanggulangan AIDS di Kementerian terkait 5 Penyusunan Kebijakan Penanggulangan AIDS pada Buruh Migran 6 Lokakarya evaluasi kegiatan diskusi penasun melalui buku panduan 7 Lokakarya Pengembangan dan Pemanfaatan Kurukulum HIV dan AIDS untuk Pendidikan Pendampingan dalam penyusunan kebijakan dan program penanggulangan AIDS pada isu buruh migran yang melibatkan pihak-pihak terkait Pembahasan buku panduan serta diskusi masukan bagi penyempurnaan panduan. Meningkatkat peran serta akademisi dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam mengelola upaya penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia melalui perguruan tinggi Tersusunnya dokumen kebijakan Penanggulangan AIDS pada buruh migran Adanya masukan dalam penyempurnaan buku panduan diskusi bagi penasun Terdapatnya masukan bagi draft kurikulum penanggulangan HIV dan AIDS bagi perguruan tinggi 10 Persiapan Pertemuan NASA 2011 Penjelasan rencana dan mekanisme pengumpulan data NASA serta menjelaskan peran dan kontribusi KPAN dalam pengumpulan data. Adanya kesepahaman serta komitmen dalam penyusunan data NASA 2011