KAJIAN PERGERAKAN BANGKITAN PERUMAHAN TERHADAP LALU LINTAS. Juanita 1*

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. volume lalu lintas tinggi. Lalu lintas lancar dan teratur dapat menunjukkan bahwa

KAJIAN DAMPAK PEMBANGUNAN SPBU TERHADAP DAMPAK LALU LINTAS (Studi Kasus : SPBU Pejompongan Jakarta) Abstrak

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Survey Pendahuluan. Pengumpulan Data. Analisis data. Pembahasan. Kesimpulan dan saran.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISA KINERJA RUAS JALAN MANADO BYPASS TAHAP I DI KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang sangat

Pengaruh Pemberlakuan Rekayasa Lalulintas Terhadap Derajat Kejenuhan Pada Simpang Jalan Pajajaran dan Jalan Pasirkaliki


III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang. memegang peranan penting dalam sektor perhubungan terutama guna

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan transportasi. Akibatnya terjadilah peningkatan pengguna jaringan. hambatan bila tidak ditangani secara teknis.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan aktifitas suatu kota menyebabkan peningkatan pergerakan orang dan

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

STUDI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL YANG TIDAK SEBIDANG DI KOTA MAKASSAR: STUDI KASUS SIMPANG JALAN URIP SUMOHARJO-JALAN LEIMENA

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.1, November 2012 (16-21)

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan yang rendah, terbatasnya sumber daya, khususnya dana, kualitas dan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KAJIAN KELAYAKAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI PURWOKERTO

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Bangak di Kabupaten Boyolali)

PERBANDINGAN PENILAIAN TINGKAT PELAYANAN JALAN MENURUT PM 96/2015 DAN KM 14/2006

EVALUASI PENGENDALIAN LALU LINTAS DENGAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA SIMPANG BERSINYAL

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya pembangunan suatu daerah maka semakin ramai pula lalu

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil studi di kawasan sekitar Jalan Sardjito. Lokasi ini dipengaruhi oleh:

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Observasi awal. Proposal disetujui. Ya Survei Pendahuluan

KAJIAN KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA DI PURWOKERTO. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2

Analisa Dampak Lalu Lintas Terhadap Kinerja Simpang dan Ruas Jalan Akibat Pembangunan Apartemen Guna Wangsa Di Kawasan Menur Surabaya

DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN BALI KUTA RESIDENCE (BKR) Di KUTA, BALI

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Simpang jalan merupakan tempat terjadinya konflik lalu lintas. Kinerja dari suatu

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI PENERAPAN BELOK KIRI LANGSUNG PADA SINMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG TIGA SUPRIYADI)

EVALUASI KINERJA SIMPANG PATUNG NGURAH RAI (SIMPANG JALAN I GUSTI NGURAH RAI JALAN AIRPORT NGURAH RAI)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Manajemen Lalu Lintas Akibat Pembangunan Surabaya Organ Transplant Center (SOTC) RSUD Dr. Soetomo Surabaya

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG)

ANALISA GELOMBANG KEJUT PADA LENGAN PERSIMPANGAN TERHADAP ALIRAN ARUS LALULINTAS

METODE BAB 3. commit to user Metode Pengamatan

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini bertujuan untuk mempermudah

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr

KATA PENGANTAR. penyusunan tugas akhir ini dengan judul Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal

BAB I PENDAHULUAN. bergerak bersamaan. Persimpangan pun menjadi salah satu bagian yang harus diperhatikan

KAJIAN LALU LINTAS PERSIMPANGAN TAK SEBIDANG DI BUNDARAN SATELIT SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. Rencana pelaksanaan tugas akhir Analisa Simpang Bersinyal di Jl.Cideng dimulai

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL SECARA TEORITIS DAN PRAKTIS

Iin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang

Kata kunci: Bangkitan Pergerakan, Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan.

BAB 3 METODOLOGI Metode Pengamatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jalan. Ketika berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah kepemilikan kendaraan dewasa ini sangat pesat.

Pristiwa Sugiharti 1, Wahyu Widodo 2. 2 Staff Pengajar Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA JALAN KALIGARANG JALAN KELUD RAYA JALAN BENDUNGAN RAYA

ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN DALAM KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

PENGARUH PUSAT HIBURAN HERMES PLACE POLONIA TERHADAP KINERJA RUAS JALAN W. MONGONSIDI

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

TUNDAAN DAN TINGKAT PELAYANAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN KAROMBASAN MANADO

PEMODELAN LALU LINTAS PADA SIMPANG BERSINYAL DI KOTA YOGYAKARTA (STUDI KASUS SIMPANG PINGIT

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian

ANALISIS PARKIR PADA BADAN JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA RUAS JALAN

ANALISIS BUNDARAN PADA SIMPANG EMPAT JALAN A. YANI KM 36 DI BANJARBARU. Rosehan Anwar 1)

KAJIAN KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KAWASAN PASAR TANAH MERAH BANGKALAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN RENCANA SIMPANG TAK SEBIDANG

KAJIAN PERSEBARAN LALU LINTAS KAWASAN JALAN SEMERU DAN JALAN KAWI ATAS KOTA MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL DUKUHWALUH PURWOKERTO. (Analyze of Intersection Street Performance in Dukuhwaluh Purwokerto)

STUDI KINERJA RUAS DAN PERSIMPANGAN DI KAWASAN LAPANGAN KAREBOSI PADA JLN. JEND. SUDIRMAN DI KOTA MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan lalu lintas regional dan intra regional dalam keadaan aman,

BAB III LANDASAN TEORI. lintas (traffic light) pada persimpangan antara lain: antara kendaraan dari arah yang bertentangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaatnya (

Analisa Dampak Lalu Lintas Terhadap Kinerja Simpang dan Ruas Jalan Akibat Pembangunan Rumah Sakit Royal Di Kawasan Rungkut Industri Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

operasi simpang yang umum diterapkan adalah dengan menggunakan sinyal lalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seiring dengan perkembangan suatu kota dan semakin meningkatnya arus lalu-lintas, pertumbuhan perhotelan juga

EVALUASI KINERJA JALAN DAN PENATAAN ARUS LALU LINTAS PADA AKSES DERMAGA FERRY PENYEBERANGAN SIANTAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Lokasi Penelitian. Pengumpulan Data

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

KAJIAN LALU LINTAS DI KAWASAN PINTU GERBANG UNIVERSITAS BRAWIJAYA JALAN VETERAN KOTA MALANG KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PELAYANAN PERSIMPANGAN BERSIGNAL JALAN SAM RATULANGI JALAN BABE PALAR MANADO. James A. Timboeleng ABSTRAK

KAJIAN PERBAIKAN KINERJA LALU LINTAS DI KORIDOR GERBANG PERUMAHAN SAWOJAJAR KOTA MALANG

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA

TUGAS AKHIR. Oleh : BENI ANGGID LAKSONO L2D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. : Jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. (Suryadharma, H. & Susanto, B.,1999)

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Transportasi merupakan bagian terpenting dari kehidupan sehari-hari, namun masih mengalami berbagai

Kata kunci : Tingkat Kinerja, Manajemen Simpang Tak Bersinyal.

JURNAL EVALUASI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JALAN CIPTOMANGUNKUSUMO JALAN PELITA KOTA SAMARINDA.

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas perekonomian terus meningkat begitu pula dengan aktifitas kendaraan guna

Transkripsi:

KAJIAN PERGERAKAN BANGKITAN PERUMAHAN TERHADAP LALU LINTAS Juanita 1* 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh Po Box 202 Purwokerto, 53182. * Email: anni_moe@yahoo.com Abstrak Ketidakkonsistenan pengembangan tata guna lahan yang telah direncanakan dalam rancangan tata ruang kota akan mengakibatkan pergerakan bangkitan perjalanan yang bisa tidak terakomodir oleh sistem jaringan jalan yang ada sehingga menimbulkan permasalahan berupa kemacetan, antrian dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi bangkitan pergerakan yang ditimbulkan oleh aktivitas perumahan terhadap dampak lalu lintas. Berdasarkan survey yang telah dilakukan terhadap 2 perumahan dhasilkan bahwa bangkitan pergerakan yang ditimbulkan tiap 100 meter persegi luas kawasan pada jam puncak yaitu 7 orang di Purwokencana I dan II sedangkan di Griya Satria Indah Sumampir 3 orang. Kedua perumahan tersebut masuk ke dalam pengembangan kawasan berskala sedang dengan kelas analisis dampak lalu lintas kelas II. Hasil analisis menunjukkan 4 ruas jalan masih dibawah VCR kritis sedangkan 1 ruas jalan di atas VCR kritis. Satu simpang tak bersinyal memerlukan pengaturan dan memerlukan sinyal lampu lalu lintas dengan rasio belok kanan yang besar. Dapat disimpulkan disini bahwa bangkitan pergerakan perumahan dapat mengakibatkan dampak lalu lintas di jaringan jalan. Kata kunci: pergerakan,bangkitan,perumahan, dampak, lalu lintas 1. PENDAHULUAN Dalam rencana tata ruang wilayah Banyumas, Purwokerto dikembangkan sebagai kawasan strategis di bidang perekonomian. Dengan kebijakan strategis tersebut Pemda memberikan kemudahan kepada para investor untuk menanamkan modalnya di Purwokerto. Kebutuhan masyarakat yang meningkat terhadap perumahan mendorong para investor untuk menanamkan modalnya di bidang perumahan. Dengan ada perubahan fungsi lahan tersebut akan meningkatkan permintaan perjalanan dalam pemenuhan kebutuhannya. Bangkitan pergerakan yang bervariasi dari permukiman tersebut akan mempengaruhi pembebanan lalu lintas pada jaringan jalan di sekitar perumahan, apalagi dengan fluktuasi lalu lintas jam puncak yang bervariasi tiap harinya. Pergerakan ini jika dibiarkan dengan tingkat akumulasi yang semakin banyak maka akan menyebabkan perubahan kinerja jaringan jalan. Disamping itu, ketidakkonsistenan pengembangan tata guna lahan terhadap tata ruang kota yang sudah direncanakan, tidak diikuti dengan perubahan rencana jaringan transportasi akan mengakibatkan jaringan tidak mampu menampung beban pergerakan yang dibangkitkan oleh sistem kegiatan tersebut, sehingga timbul permasalahan diantaranya kemacetan, tundaan dan antrian kendaraan sehingga keselamatan dan kelancaran berlalu lintas berkurang. Oleh karena itu pengembangan lahan harus dibarengi dengan adanya peningkatan fasilitas transportasi yang baik sehingga perubahan guna lahan tersebut bermanfaat dan berdaya guna seoptimal mungkin. Berdasarkan hal tersebut maka bangkitan pergerakan dari perumahan memerlukan analisis dampak lalu lintas untuk mengatasi konflik perubahan guna lahan dan kepentingan transportasi. 2. METODOLOGI Metodologi yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan pada kondisi sebelum ada perumahan dan setelah ada perumahan dengan tahapan sebagai berikut : a. Pengkajian literatur, untuk mendapat pendekatan dan disain studi yang representative dan peraturan-peraturan mengenai analisis dampak lalu lintas. b. Melakukan identifikasi kebutuhan data awal c. Mencari metode yang tepat untuk survey dan analisis A-8

d. Pengumpulan data sekunder, yaitu : (1). Peta penggunaan lahan kawasan studi, (2) Data perumahan meliputi luas lahan perumahan dan jumlah unit rumah (3) Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK); (4) Data kondisi jalan dan lalu lintas (5) Data kependudukan daerah studi. e. Pengumpulan data primer, melalui survey langsung yaitu: 1. Data fisik (geometrik) jalan, didapatkan dengan melakukan pengukuran menggunakan pita meter 2. Data volume lalulintas jalan dan simpang yang didapatkan melalui pencacahan volume lalulintas (traffic count) di jalan tersebut. Pelaksanaan pencacahan volume lalulintas dilakukan secara manual dengan menghitung setiap kendaraan yang melewati pos-pos survey yang ditentukan dan dicatat pada formulir yang telah disediakan. 3. Data volume lalulintas keluar masuk perumahan yang didapatkan melalui pencacahan volume lalulintas (traffic count) di pada pintu-pintu perumahan tersebut. Pelaksanaan pencacahan volume lalulintas dilakukan dengan cara yang sama dengan pelaksanaan pencacahan volume lalulintas. f. Melakukan tabulasi data survey ke dalam format excel g. Melakukan analisis analisis bangkitan dan tarikan pergerakan, analisis distribusi lalu lintas, analisis pemilihan moda dan analisis pemilihan rute atau pembebanan lalu lintas h. Melakukan analisis dampak lalu lintas 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil 3.1.1. Karakteristik wilayah studi Perumahan Griya Satria Sumampir berlokasi di Purwokerto Utara, perumahan ini dibangun tahun 2004. Perumahan Griya Satria Sumampir masuk ke dalam kelurahan Sumampir, dalam RUTRK masuk ke dalam sub bagian wilayah kota II 2 yang potensial dikembangkan sebagai kawasan permukiman terutama di kelurahan Sumampir. Perumahan ini berada di jalan Jatisari yang diarahkan sebagai kawasan dengan pemukiman berkepadatan sedang sampai rendah. Sedangkan Perumahan Purwokencana I dibangun pada tahun 2003 yang kemudian berkembang pembangunan perumahannya dengan adanya Purwokencana II. Kedua perumahan ini berada di Jalan Brigjend Encung Purwokerto Barat. Wilayah ini masuk kedalam SBWK-II dengan pengembangan pemukiman kepadatan sedang. Di sepanjang Jl.Brig.Jend.Encung yang merupakan akses jalan di kota menuju kampus UNWIKU di arahkan sebagai daerah campuran dan permukiman dengan kepadatan sedang sampai rendah. 3.1.2. Bangkitan dan penetapan kelas dampak lalu lintas Perumahan griya satria Sumampir menghasilkan bangkitan pergerakan 687 orang per jam pada jam puncak dengan tingkat bangkitan 3 orang tiap 100 m2 luas kawasan. Sedangkan Purwokencana I dan Purwokencana II pada jam puncak menghasilkan bangkitan pergerakan 594 orang per jam dengan tingkat bangkitan 7 orang tiap 100 m2 luas kawasan. Berdasarkan hal tersebut maka kedua perumahan ini dikategorikan pada pengembangan kawasan berskala menengah dengan analisis dampak lalu lintas kelas II. Batasan wilayah studi untuk analisis dampak lalu lintas kelas II yaitu persimpangan minimal antara jalan kolektor dengan jalan kolektor baik itu bersinyal maupun tidak bersinyal, sedangkan jalan adalah ruas jalan yang diakses oleh pengembangan kawasan serta wilayah dalam radius 1 km dari batas terluar lokasi pengembangan kawasan. Bangkitan perjalanan tersebut terdistribusi ke beberapa ruas jalan yang mengakses langsung dari kedua perumahan disajikan pada Gambar 1 dan Gambar 2 berikut. A-9

31% 69% Gambar 1. Distribusi lalu lintas dari bangkitan GSI Jalan Jatisari 77% 23% Gambar 2. Distribusi lalu lintas dari bangkitan Jalan BrigJend Encung 3.1.3. Analisis dampak lalu lintas Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dan factor pertumbuhan kendaraan maka kondisi lalu lintas di jalan yang diakses dan terpengaruh akibat adanya pergerakan kendaraan keluar masuk perumahan untuk kondisi sebelum ada perumahan yang diproyeksikan sampai tahun 2012 dan kinerja jalan setelah ada perumahan tahun 2012 sebagai berikut. A-10

Tabel 1. Kinerja jalan sebelum dan setelah ada perumahan Sebelum ada Setelah ada perumahan Nama Jalan perumahan tahun 2012 Sebelum Tahun Tanpa Dengan ada 2012 bangkitan bangkitan Jl Jatisari 0.39 0.64 0.39 0.65 Jl Ringintirto 0.31 0.51 0.64 0.71 Jl Karangkobar 0.31 0.50 0.84 0.91 Jl Riyanto - 0.50 0.50 0.56 Jl Brigjend Encung 0.59 0.82 0.24 0.35 Kinerja persimpangan yang terpengaruh dampak bangkitan lalu lintas dari keberadaan perumahan yang disurvey disajikan pada Tabel 3 berikut. Nama Simpang Jumlah lengan Tabel 2. Kinerja simpang Volume (smp/jam) Kapasita s (smp/jam ) Derajat Kejenuha n Tundaan Simpang (detik/sm p) Peluang Antrian (%) Jatisari 3 1563.3 2891.25 0.54 9.38 10-24% Ringintirto 3 2726.8 3085.75 0.88 15.08 30-82% 3.2. Pembahasan Dalam mengevaluasi dampak lalu lintas maka perhitungan VCR (Volume Capacity Ratio) dari ruas ruas jalan yang terpengaruh sesudah dan sebelum pengembangan dikondisikan bahwa : 1. VCR sesudah pengembangan sama dengan VCR sebelum pengembangan 2. VCR sesudah pengembangan mendekati VCR sebelum pengembangan 3. VCR sesudah pengembangan lebih kecil dari VCR kritis jalan. Nilai VCR yang disyaratkan Manual Kapasitas Jalan Idonesia 1997 bahwa VCR < 0,75 merupakan kondisi stabil artinya jika > 0,75 jalan tersebut perlu penanganan sehubungan dengan geometric jalan dan pengaturan lalu lintas. Tetapi jika nilai VCR melebihi 0,8 maka harus ditinjau sehubungan dengan lingkungan jalan. Jalan Brigjend Encung dengan fungsi kolektor sekunder merupakan akses utama perumahan Purwokencana I dan Purwokencana II mempunyai kategori pada tingkat pelayanan A yaitu kondisi arus lalu lintas bebas dan besarnya kecepatan ditentukan oleh keinginan pengemudi sesuai dengan batasan kecepatan yang ditentukan. Ruas jalan mempunyai kategori tingkat pelayanan C yang dikondisikan arus lalu lintas masih dalam batas stabil dan kecepatan operasi mulai dibatasi serta hambatan dari kendaraan lain semakin besar yaitu Jalan Jatisari merupakan jalan local primer yang merupakan akses utama dari Perumahan Griya Satria Indah Sumampir dan Jalan Ringintirto merupakan akses jalan dari arah universitas Jendral Soedirman dan sekitar menuju perumahan Griya Satria Indah Sumampir dan Purwokencana I dan Purwokencana II dengan fungsi jalan kolektor sekunder. Jalan Riyanto merupakan akses keluar masuk ke Perumahan Griya Satria Indah Sumampir. Ruas jalan yang melebihi VCR kritis yaitu : Jalan Karangkobar merupakan akses jalan menuju Perumahan Griya Satria Sumampir dan Perumahan Purwokencana I dan Purwokencana II, jalan ini mempunyai tingkat pelayanan kategori D. MKJI 1997 menyatakan kinerja simpang yang baik nilai VCR < 0,75. Dari Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa simpang tak bersinyal Jatisari mempunyai VCR < 0,75 yaitu 0,54 jadi belum diperlukan penanganan, sedangkan Ringintirto mempunyai VCR 0,88 atau lebih dari 0,75 maka diperlukan penanganan pengaturan lalu lintas menjadi simpang bersinyal mengingat rasio belok kanan yang besar dari jalan Ringintirto sebesar 50 %. A-11

4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis maka disimpulkan : 1. Perum Griya satria Indah Sumampir dan Perum Purwokencana (I dan II) masuk ke dalam klasifikasi kawasan berskala sedang dan kelas analisis dampak lalu lintas kelas II 2. Tingkat bangkitan 3 orang tiap 100 m2 luas kawasan untuk Perum Griya satria Indah Sumampir. Sedangkan Purwokencana I dan Purwokencana II pada jam puncak menghasilkan bangkitan pergerakan 594 orang per jam dengan tingkat bangkitan 7 orang tiap 100 m2 luas kawasan. 3. Dampak yang ditimbulkan pembangunan perumahan terhadap lalu lintas akan meningkatkan pembebanan lalu lintas di jaringan jalan sekitarnya. Dengan 1 ruas jalan melebihi VCR kritis, 3 ruas jalan mendekati VCR kritis dan 1 ruas jalan masih dalam kategori pelayanan tingkat A. 4. Kinerja simpang tak bersinyal yang terdekat dengan perumahan simpang Jatisari VCR 0,54 belum memerlukan penanganan. Simpang Ringintirto VCR 0,88 memerlukan penanganan pengaturan lalu lintas menjadi simpang bersinyal mengingat rasio belok kanan besar sebesar 50 %. DAFTAR PUSTAKA Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2011 tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas Juanita, (2009), Kajian Dampak Pembangunan Spbu Terhadap Dampak Lalu Lintas, Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Hidup, Teknik Kimia UMP, Purwokerto Juanita, (2009), Studi Pembangunan Kawasan Komersial Terhadap Problematika Transportasi, Prosiding Seminar Internasional Hasil Hasil Penelitian, LPPM UMP, Purwokerto Muhammad Efrizal, (2008), Penetapan model bangkitan pergerakan untuk beberapa tipe perumahan di kota Pematangsiantar dengan studi kasus di perumahan pinggiran kota Pematangsiantar, Tesis, USU, Medan Tamin O.Z., (2003), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi contoh soal dan aplikasi, Edisi Kesatu, ITB, Bandung Tamin O.Z, Russ Bona Frazila, (1997), Penerapan Konsep Interaksi Tata Guna Lahan-Sistem Transportasi dalam Perencanaan Sistem Jaringan Transportasi, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota ITB, Vol 8, No.3, hal 34-52, Juli 1997, ISSN:0853-9847 Tamin O.Z., Nahdalina, (1997), Analisis Dampak lalu Lintas, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota ITB, Vol 9, N0 3, hal 22-40, September 1998, ISSN:0853-9847 A-12