Pedoman Pengembangan Materi e- Pembelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
Info awal, ringkasan, pemandu, mind map, dll 1 per babak. Latihan, contoh soal, contoh tugas 2 per semester

Info awal, ringkasan, pemandu, mind map, dll 1 per babak. Latihan, contoh soal, contoh tugas 2 per semester

1. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Dasar Hukum Manfaat 4

Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

Sisdiknas No. 20/2003. Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. PP No. 66/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (perbaikan atas PP 17/2010)

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL HIBAH PENGEMBANGAN KONTEN PDITT UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengembangan Model Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web pada Perkuliahan

PANDUAN HIBAH PENYELENGARAAN PDITT

BAB 1 PENDAHULUAN PEDOMAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT EDISI X 1

Panduan Pengguna Sistem Kelas Maya

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan. Proses pembelajaran di dalam kelas harus dapat menyiapkan siswa

Kelas Maya. Panduan Pengguna Sistem - Siswa. Republik Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nomor : 05/465/F-/III/2009 Jakarta, 10 Maret Perihal: Tata Cara Perkuliahan e-learning

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tahun ajaran 2013/2014. Pencapaian tujuan dari Kurikulum 2013

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Panduan. Pengembangan dan Penyelenggaraan Kuliah Daring Indonesia Terbuka & Terpadu. Rumah Belajar

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fariz Eka Nurfu ad, 2013

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk mendapat pengajaran secara adil dan merata.

BAB I PENDAHULUAN. dimana berbagai informasi mudah didapatkan oleh semua orang di. Perkembangan IPTEK yang sangat pesat dapat berimbas pada tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Perkembangan E-Learning di Dunia Pendidikan Yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. wawasan. Di sini jugalah tempat kita membina bangsa kita. Tanggung jawab

II. PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI PENDIDIKAN. A. Identitas Program Studi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

PENGELOLAAN DAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA.

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA.

BAB I PENDAHULUAN. tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012.

Pengembangan Sistem Aplikasi dan Konten INHERENT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. ada waktu dan tempat. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memimpin, mengajar anak baik dari segi jasmani maupun rohaninya.

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

PANDUAN PROGRAM MUHIBAH SENI PERGURUAN TINGGI KE LUAR NEGERI

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi perkembangan global menuju ekonomi berbasis pengetahuan.

Data Akses ke Lembaga Keuangan Formal

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen pembiayaan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu

Manual Mutu Kurikulum Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.02. Manual Mutu Kurikulum 2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

PANDUAN HIBAH PENGEMBANGAN PROGRAM PJJ TAHUN 2018

I. PENDAHULUAN. sekarang dunia pendidikan ikut memanfaatkan kemajuan teknologi untuk

PKM-ARTIKEL ILMIAH (PKM-AI)

1 P edo m a n P J J S 2 A p t i k o m T e k n o l o g i P e m b e l a j a r a n

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian Profil Perusahaan Visi, Misi, Tujuan dan Struktur Organisasi a. Visi b. Misi c.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

Manual Mutu Akademik

KEBIJAKAN TEKNIS. Oleh: Winarno, M.Sc

PETUNJUK TEKNIS ANUGERAH KIHAJAR 2016

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

Universitas Respati Yogyakarta. Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta B A D A N P E N J A M I N A N M U T U

BAB I PENDAHULUAN. Di bawah ini struktur organisasi Kemdikbud sesuai Permendiknas Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemdikbud.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PANDUAN PROGRAM INSENTIF BAHAN AJAR DAN PEDOMAN PEMBELAJARAN

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan pendidikan khususnya pendidikan di sekolah. Pembinaan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

KONSEP KURIKULUM 2013

PELATIHAN PENGEMBANGAN E-LEARNING

Arah Kebijakan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irwandani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

A. Identitas Program Studi

PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN SELEKSI TAHAP II

BAB I PENDAHULUAN. Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kemdiknas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN UNIVERSITAS ESAUNGGUL. Modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan,

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL HIBAH PENGEMBANGAN MATA KULIAH DARING (PDITT) UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai Standar. Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi yang tinggi baik dilihat dari aspek

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

Pedoman Pengembangan Materi e- Pembelajaran Membudayakan Berbagi Pengetahuan dan Mengubah Perilaku Pembelajaran dari Pengajaran ke Pembelajaran DIREKTORAT PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2011

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 2 C. Dasar Hukum 3 D. Manfaat 3 BAB II RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN MATERI e-pembelajaran 4 BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN A. Tahapan Perencanaan 6 B. Strategi Pembelajaran 6 BAB IV HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL 8 BAB V PENUTUP 9 i

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini membawa berbagai perubahan dalam kehidupan manusia. Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi ((TIK) semakin dirasakan di berbagai sektor, utamanya di bidang pendidikan. Peran TIK dalam pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan sebagai salah satu pilar pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan menjadi prioritas dengan kesadaran bahwa keberhasilan suatu bangsa di masa depan sangat tergantung pada kualitas pendidikan. Oleh karena itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sangat serius menempatkan pilar-pilar pendidikan melalui misinya yang dikenal dengan 5 K yaitu Ketersediaan, Keterjangkauan, Kualitas dan Relevansi, Kesetaraan dan Kepastian. Sumber belajar merupakan salah satu aspek dalam pendidikan yag harus tersedia, terjangkau, berkualitas, relevan dengan kebutuhan dunia kehidupan bermasyarakat, dan dapat diakses oleh semua, dengan tidak membedakan jenis kelamin, usia, agama, ras, serta dijamin kepastian dalam aksesibilitinya. Saat ini ketercapaian cita-cita tersebut dapat dilakukan hanya dengan satu kata yaitu TEKNOLOGI. Perkembangan Teknologi informasi dan komunikasi sudah sedemikian pesatnya, yang berdampak pada mudahnya orang berjejaring sosial, dan mendapat akses informasi, serta beinteraksi langsung tanpa batas ruang dan waktu. Dalam rangka menjalankan misinya untuk mencapai visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah berupaya membuka akses dengan menggunakan teknologi jaringan, dan teknologi komunikasi. Adanya Buku Sekolah Elektronik, dan Rumah Belajar merupakan sarana yang ampuh bagi siswa dan mahasiswa untuk belajar tanpa mengenal keberadaannya dan waktunya. Pembelajaran ini sangat efisien, karena sumber belajar yang sama dapat digunakan oleh ribuan orang dalam waktu yang bersamaan. Pembelajaran akan menarik terutama bagi siswa, jika informasi yang dihadirkan dalam sarana tersebut mudah dipahami, menyenangkan, membuat peserta belajar semakin penasaran untuk lebih tahu, dan murah. Konten 1

yang lengkap, jelas, menumbuhkan minat belajar, akan semakin digemari sampai tumbuhnya masyarakat yang cerdas, kaya pengetahuan, bahkan sampai berkemampuan mengembangkan ilmu pengetahuannya melalui percobaan, penelitian, kajian yang akhirnya akan berdaya dengan pengembangan kompetensinya. Untuk memperkaya konten sumber belajar ini diperlukan campur tangan perguruan tinggi yang memiliki ilmuwan, peneliti, innovator, dan cokreator dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi serta berpengetahuan dalam bidangnya. Idealnya, apabila sumber belajar ini mampu diakses oleh banyak pengguna, murah, dan dinamis, seyogyanya dapat diproduksi oleh dosen di perguruan tinggi dalam rangka menumbuh kembangkan technopreneurship perguruan tinggi. Dalam rangka inilah, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti mengajak para dosen yang berkemampuan tinggi dalam pengembangan teknologi digital dan berjiwa entrepreneur untuk berkolaborasi dengan pengembang konten pembelajaran untuk siswa SMA/SMK, SMP, atau SD guna mengembangkan digital asset dalam e-pembelajaran. Pada periode ini akan diberikan kesempatan untuk mengembangkan digital asset untuk materi-materi pembelajaran yang akan diujikan secara nasional di tingkat dasar dan menengah. Ujicoba ini sekaligus menguji pedoman Pengembangan Materi e-pembelajaran guna penyempurnaan lebih lanjut. Rencananya pedoman ini akan digunakan untuk pengembangan materi di tahun 2012 dan seterusnya. B. Tujuan Pedoman Pengembangan Materi e-pembelajaran diharapkan dapat memberikan: 1. Informasi tentang rambu-rambu proses pengembangan Materi e- Pembelajaran yang sistematis dan akuntabel; 2. Acuan pengendalian mutu materi e-pembelajaran; 3. Acuan pengambilan keputusan tentang hal-hal berkenaan dengan materi e-pembelajaran.

C. Dasar Hukum 1. Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 3. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen: 4. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan; 5. Permendiknas Nomor 38 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional; 6. UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak atas Kekayaan Intelektual; 7. Peraturan Presiden Detiknas tentang Pemanfaatan TIK (KEPRES RI NOMOR 20 TAHUN 2006) 8. Dokumen Rencana Strategis Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014; 9. Renstra Strategis Direktorat Pendididkan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014; D. Manfaat Pedoman Pengembangan Materi e-pembelajaran diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Pengembang e-materi untuk mengembangkan materi e-pembelajaran secara sistematis dan akuntabel agar mencapai standar mutu. 2. Penilai e-materi untuk memeriksa tingkat pencapaian standar mutu yang berakibat pada pengakuan terhadap materi yang digolongkan sebagai bahan pembelajaran dengan menggunakan TIK. 3. Pengambil kebijakan untuk menetapkan langkah/strategi baru dalam pengembangan pembelajaran yang berbasis TIK.

BAB II RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN MATERI e-pembelajaran E-pembelajaran merupakan proses pembelajaran yang memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara efektif untuk memperoleh capaian pembelajaran (learning outcomes) sesuai dengan yang telah direncanakan. E-pembelajaran berkembang karena ada perkembangan perubahan paradigma strategi pembelajaran yang berpusat pada pendidik (teacher centered) menjadi berpusat pada peserta didik (learner centered). Pemanfaatan e-learning diharapkan dapat memotivasi peningkatan kualitas pembelajaran, kualitas materi ajar, kualitas kegiatan pembelajaran, dan kemandirian peserta didik, serta interaksi antara pendidik dengan peserta didik, antar peserta didik, maupun peserta didik dengan berbagai sumber belajar. e-pembelajaran memiliki fitur luwes yang memungkinkan pemanfaatannya lintas ruang dan waktu untuk mengatasi keterbatasan ruang kelas serta hambatan jarak dan waktu dalam pelaksanaan pembelajaran. Komponen utama e-pembelajaran adalah e-materi yang dikembangkan secara sistematis dan akuntabel sehingga mampu menumbuhkembangkan minat belajar sekaligus memelihara kualitas pembelajaran. e-materi yang tersedia mempunyai karakteristik tingkat akses oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja secara bersamaan atau secara individual. e-pembelajaran memungkinkan untuk pemerataan kualitas materi pembelajaran secara terstandar, sehingga memungkinkan terjadinya pemanfaatan fasilitas bersama (resource sharing) antar institusi pendidikan, dan lembaga lainnya di seluruh Indonesia. Dengan demikian e-pembelajaran memberikan harapan baru sebagai salah satu alternatif solusi atas sebagian besar permasalahan pendidikan di Indonesia, yaitu keterbatasan akses, fasilitas, keterbatasan pemahaman terhadap materi tertentu dan akses terhadap sumber daya pendidikan. E-Pembelajaran terdiri dari berbagai vitur materi yang disebut e-materi.

Pengertian e-materi yaitu seperangkat informasi bidang ilmu yang terstruktur untuk pembelajaran yang disajikan dalam bentuk elektronik. Seperangkat informasi bidang ilmu yang terstruktur meliputi capaian pembelajaran (learning outcomes), beragam bentuk informasi (textual, gambar, audio, video, simulasi, multimedia), ruang lingkup informasi (mata kuliah, topik, pokok bahasan), perangkat asesmen dan evaluasi. E-Materi dapat berupa aset-aset yang terpisah yang dapat diakses untuk memperkaya penjelasan agar pembelajar lebih memahami bagian yang diterangkan dalam sebuah buku ajar. Kepemilikan aset ini harus secara resmi berada di tangan Kemdikbud, sehingga pembelajaran dapat dilakukan dengan lebih murah. Aspek yang paling penting dalam e-materi ini yaitu sarat dan padat dengan teknologi komunikasi dan perangkat lunak yang digunakan seharusnya berupa perangkat yang sudah umum digunakan oleh orang pada umumnya dan bebas diunduh tanpa biaya. Pedoman ini berisi rambu-rambu tentang pengertian materi e-pembelajaran, jenis e-materi dengan tingkat aksesibilitasnya, tahapan pengembangan e-materi, standar mutu, serta Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI). Dengan demikian pedoman Pengembangan Materi e-pembelajaran diharapkan menjadi acuan bagi pengembang e-materi untuk mencapai standar mutu, penilai e-materi, pengambil kebijakan dalam bidang pendidikan, serta pihak-pihak yang berkepentingan dalam e-pembelajaran. Rambu-rambu pengembangan dibagi menjadi empat bagian yaitu: rencana pembelajaran, isi, metode pembelajaran, dan kerangka penyajian/sistematika penyajian. A. Rencana Pembelajaran 1. Menuliskan rumusan capaian pembelajaran (learning outcomes) dengan jelas. 2. Menyusun urutan kemampuan yang akan dicapai dalam satuan waktu. 3. Menyusun tahapan materi ajar yang akan disajikan dalam pembelajaran. 4. Menetapkan metode pembelajaran yang dipilih untuk mencapai kemampuan yang sudah direncanakan.

5. Menetapkan indikator pencapaiannya dan bobot penilaian dalam sebuah tahapan pembelajaran (apabila e-pebelajaran merupakan pembelajaran satu semester) 6. Menetapkan bentuk pengalaman belajar yang harus dilakukan oleh peserta didik. B. Isi (content) 1. Memuat pemetaan bidang keilmuan yang dibahas yang dapat menunjukan posisi materi ajar yang akan disusun. 2. Memuat uraian tingkat kedalaman dan keluasan materi yang akan disusun menjadi materi e-pembelajaran. 3. Menuliskan semua referensi yang digunakan C. Metoda pembelajaran Menyusun petunjuk untuk dapat mempelajari materi ajar dengan baik 1. Penyajian dapat menggugah keinginan peserta didik untuk belajar melalui ilustrasi dalam bentuk multi media 2. Menumbuhkan gagasan baru (bukan jawaban tunggal) dalam bentuk petanyaan kritis, ilustrasi, isyu yang aktual, problematik yang memerlukan pemikiran lanjutan/ solusi kreatif. 3. Menggunakan bahasa yang dapat menjembatani bahasa keilmuan dengan bahasa sehari hari sesuai tingkat intelektual mahasiswa dan konteks pembahasannya. 4. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam penyajiannya. 5. Menyajikan sistem komunikasi bagi peserta didik.

D. Kerangka penyajian/sistematika penyajian. 1. TINJAUAN MATA KULIAH/ TOPIK/ ISI Pemerian (deskripsi) singkat mata kuliah /topik Kegunaaan mata kuliah/topik bagi mahasiswa (mungkin sebagai prasyarat kerja, atau untuk pengembangan ilmu,atau sebagai landasan mata kuliah lain). Capaian pembelajaran Urutan bahan ajar.(bab per bab/ modul per modul ) Petunjuk mempelajari bahan ajar. 2. BAB (setiap Bab/Modul/sesi tatap muka) 2.1. PENDAHULUAN - Gambaran umum materi (sebagai stimulus agar mahasiswa tertarik) - Relevansi dengan pengetahuan mahasiswa. - Capaian pembelajaran. 2.2. PENYAJIAN - Uraian bahan ajar. - Contoh Latihan. - Rangkuman. 2.3. PENUTUP - Tes / Soal / Tugas - Umpan balik untuk menilai diri sendiri. - Tindak lanjut (saran). 3. PUSTAKA 4. SENARAI.

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN MATERI e-pembelajaran Tahap pengembangan materi e-pembelajaran terdiri atas 2 tahap, yaitu: a) tahap perencanaan, b) tahap pengembangan. Kedalaman dua tahap ini dapat disesuaikan dengan kepentingan pengembang e-materi yang disesuaikan dengan tujuan penyajian e-materi. A. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan dimulai dengan: 1. Merumuskan capaian pembelajaran (learning outcomes) dari mata kuliah/pokok bahasan/topik yang akan disajikan 2. Menetapkan tingkat kedalaman dan keluasan materi yang akan ditayangkan 3. Membuat rancangan pembelajaran termasuk di dalamnya sistem asesmen pembelajarannya 4. Menyusun/membuat sistematika sajian B. Tahap Pengembangan Tahap pengembangan mencakup beberapa aspek yaitu isi (content) 1. Menggunakan teknologi digital, teknologi informasi dan komunikasi yang murah dan tersedia saat ini. Apabila teknologi yang digunakan membutuhkan perangkat lunak tertentu untuk menjalankannya, maka perangkat lunak tersebut harus dapat disediakan secara gratis. 2. Menggunakan teknologi yang memungkinkan interaksi langsung di laman tersebut, dan merekam jejak penggunaan materi e- Pembelajaran untuk dapat membandingkan kemajuan pengguna dalam memahami materi yang disampaikan. 3. Menggunakan ekstensi file yang menungkinkan file untuk dapat diunggah ke laman Rumah Belajar dan dihubungkan dengan file lain.

4. Materi yang dikembangkan terdiri atas komponen kecil yang harus dapat diakses satu persatu maupun diakses secara keseluruhan. 5. Menyajikan petunjuk cara mempelajari e-materi (apakah peserta didik dapat mempelajari secara acak ataukah harus berurutan sesuai dengan urutan subtopic/topic, atau pembelajaran ini bertaut dengan materi tertentu) 6. Memuat sajian untuk menggugah peserta didik agar tertarik belajar tentang e-materi yang disajikan melalui ilustrasi yang menggunakan multimedia. 7. Multimedia yang digunakan baik pada tahap pembuka maupun pesan utama materi yang disajikan diharapkan menumbuhkan gagasan baru dari peserta didik. 8. Sajian yang ditayangkan terkait dengan capaian pembelajaran yang akan dicapai sebagaimana yang dirancang sebelumnya 9. Memuat kejelasan sistem asesmen yang menunjukkan indikator keberhasilan pembelajaran peserta didik. 10. Menggunakan bahasa yang dapat menjembatani bahasa kelimuan dengan bahasa sehari-hari, mengingat kemampuan peserta didik yang beragam dan pengertian yang dapat dipahami dalam konteks tertentu. 11. Sajian e-materi mengandung : a. Ilustrasi yang informatif b. Penyediaan sarana dan prasarana digital c. Rangkuman di setiap topik bahasan, d. Soal-soal sebagai latihan pencapaian pembelajaran e. Referensi yang digunakan

BAB IV HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL MATERI e-pembelajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan memberikan dana untuk pengembangan materi e-pembelajaran. Dengan demikian Hak atas Kekayaan Intelektual dari materi tersebut menjadi milik Kemdikbud yang dapat diakses secara gratis oleh siapa saja. Penyerahan hak cipta kepada Kemdikbud dibuktikan dengan penandatanganan Pakta Serah Terima Hak Cipta. Sebagai bentuk penghargaan dan pengakuan atas kontribusi pengembang/penyusun materi e-pembelajaran, maka nama pengembang/penyusun akan dicantumkan dalam karyanya. Apabila pengembang/penyusun materi e-pembelajaran bermaksud untuk mengadaptasi atau mengadopsi karya yang telah ada, maka pengadaptasian dan pengadosian tersebut harus dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

BAB V PENUTUP E-Pembelajaran merupakan proses pembelajaran yang memanfaatkan TIK secara efektif untuk memperoleh capaian pembelajaran (learning outcomes) sesuai dengan yang telah direncanakan. E-Pembelajaran memungkinkan untuk pemerataan kualitas materi pembelajaran, dan memungkinkan terjadinya pemanfaatan fasilitas bersama (resource sharing) antar institusi pendidikan, dan lembaga lainnya di seluruh Indonesia. Pedoman Materi e-pembelajaran diharapkan menjadi acuan bagi pengembang e-materi untuk mencapai kualitas produk, penilaian e-materi, serta pihak-pihak yang berkepentingan dalam e-pembelajaran.