BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk kepentingan mengubah dan memperbaiki cara belajar dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN atau yang biasa disebut kurikulum KTSP. Penyelenggaraan pendidikan

Landasan Pengembangan Kurikulum. Farida Nurhasanah, M.Pd Sebelas Maret University Surakarta-2012

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

Perbedaan antara KBK, KTSP dan kurikulum 2013 KBK 2004: Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan keterampilan. masalah yang merupakan fokus dalam pembelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu tingkatan kelas rendah yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas III dan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan. dipertanggungjawabkan (Rusman, 2012:251).

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2007 TANGGAL 18 APRIL 2007

PERAN GURU BIDANG STUDI SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Sukanti dan Sumarsih. Abstrak

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 BAB III BEBAN BELAJAR 17. BAB IV KALENDER PENDIDIKAN 20 A. Alokasi Waktu 20 B. Penentapan Kalender Pendidikan 21

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya penelitian dan pengembangan, keterbatasan penelitian pengembangan,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar (Majid, 2014: 86). Dari pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan pembelajaran menurut Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum baru yaitu Kurikulum Kurikulum 2013 pada proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jenjang SD sampai SMP. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan formal

Kelompok Materi: MATERI POKOK

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III. Sosialisasi KTSP

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

PERANGKAT PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR. Sosialisasi KTSP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh tenaga pendidik dalam satuan-satuan pendidikan. Salah satu usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik kelas rendah di Sekolah Dasar merupakan rentang usia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penentu kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 (Sudrajat, 2010),

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1

Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Kulonprogo, Kepala SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dipahami selain sebagai proses juga merupakan sebuah hasil.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA SD KELAS AWAL

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 tiap mata

2 Kemampuan belajar peserta didik dapat berkembang dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Mengembangkan kemampuan peserta didik dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

4. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII 1. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPA, Program IPS, Pro-

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan dalam belajar. Jika sebelumnya pembelajaran

MEDIA AUDIO PEMBELAJARAN UNTUK PROGRAM S1 PGSD JARAK JAUH

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

Kelompok Materi: Pokok

BAB I PENDAHULUAN. mendidik murid-muridnya. Dengan kasih sayang pula ulama dan pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat utama bagi kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

BAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI SUB RAYON 03 KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. masalah itu sendiri sehingga pembelajaran akan lebih terpusat pada siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

STANDAR ISI PENDIDIKAN TINGGI BSNP

BAB I PENDAHULUAN. siswa memahami materi yang diajarkannya, sangat sesuai dengan kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan. Di dalam

PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU RAYON 44 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Formal dalam memasuki era globalisasi ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

Farida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011

Siaran Pers Kemendikbud: Hardiknas 2017, Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas Selasa, 02 Mei 2017

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 adalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda tergantung pada usia

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN dengan METODE SAINTIFIK DIREKTORAT PEMBINAAN

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III. Sosialisasi KTSP

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

MONITORING DAN EVALUASI PELATIHAN GURU/KEPALA SEKOLAH/PENGAWAS SEKOLAH KURIKULUM 2013

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Inovasi pendidikan di bidang kurikulum diharapkan secara periodik dapat dilakukan untuk kepentingan mengubah dan memperbaiki cara belajar dan membelajarkan materi kepada peserta didik. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, dengan mengedepankan peserta didik aktif (Muslich, 2011:33). Pembelajaran yang dimaksud diharapkan dapat membantu peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral. Kualitas pendidikan sangatlah bergantung pada kesadaran, pengertian, komitmen, dan partisipasi serta dedikasi dari para pendidik dan tenaga kependidikan, terutama guru sebagai ujung tombak yang secara langsung menghadapi peserta didik. Apabila guru dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengubah hasil belajar peserta didik, serta dapat meningkatkan motivasi belajar, dan meningkatkan rasa percaya diri peserta didik, dan dapat 1

2 meningkatkan harga diri dengan menerapkan berbagai strategi dan model pembelajaran, maka visi dan misi guru sebagai pembelajar boleh dikatakan berhasil. Proses pembelajaran merupakan fenomena yang kompleks. Guru lebih banyak berhubungan dengan pola pikir peserta didik dimana setiap peserta didiksiapa pun, dimana pun - memiliki setumpuk kata, pikiran, tindakan yang dapat mengubah lingkungan baik di keluarga, di sekolah maupun di masyarakat. Pembelajaran dengan pendekatan tematik adalah pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran, atau pembelajaran terpadu, melalui tema. Dengan pembelajaran tematik diharapkan suasana belajar dapat menyenangkan, serta mempermudah mereka untuk belajar, karena dalam pembelajaran tematik siswa belajar dengan bermain serta melalui pengalaman yang dihayatinya. di lapangan begitu beragam nuansa tematik ini sejak digulirkan dikalangan guru, dan sekolah, sepertinya terjadi suatu kerancuan, dan perbedaan pemahaman. Guru banyak yang berpikir dan bertanya-tanya, apakah selama ini cara pembelajaran yang dirasakanya sudah menghasilkan lulusan peserta didik berprestasi, dan sudah mencetak serta menghasilkan dokter, insinyur, birokrat dianggap kurang berhasil?. Sehingga ada ungkapan bahwa saya sudah mengajar puluhan tahun, dan saya sudah mempunyai alumni yang berhasil menjadi pejabat, menjadi dokter, menjadi insinyur dan sebagainya dianggap tidak berhasil. Pemikiran-pemikiran semacam ini akan menjadi penghambat bagi bergulirnya sebuah inovasi dalam bidang pendidikan. Pembelajaran dengan menggunakan berbagai pendekatan, strategi dan metode diharapkan dapat memberi kemungkinan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan

3 potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral. Pembelajaran yang diciptakan baik di kelas maupun di luar kelas diharapkan dapat dikondisikan dalam suasana hubungan peserta didik dan guru yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada yang berarti di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan. Terutama bagi siswa kelas 1 yang masih sangat memerlukan bimbingan, dan perhatian, sebagaimana pelayanan para orang tua dengan kasih sayang membimbing mereka. Melalui pembelajaran tematik terpadu diharapkan dapat menjawab ke semuanya itu dengan catatan guru dan peserta didik memiliki komitmen dan selalu berpikir positif bahwa pola pembelajaran yang dilakukan adalah menuju ketercapaian kompetensi sebagaimana yang dituangkan di dalam standar kelulusan. Peserta didik perlu dipersiapkan baik secara internal maupun eksternal, baik ketika di dalam kelas maupun di luar kelas. Terlebih bagi peserta didik yang masih berada di sekolah dasar tentu saja tidak dapat disamakan pelayanannya dengan peserta didik yang ada di kelas menengah. Namun demikian siswa kelas 1 pun juga sudah di kondisikan menggunakan pendekatan tematik terpadu dengan tema sebagai pemersatunya. Tema menurut Budiningsih (2007:127) merupakan pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Tema ditinjau dari berbagai mata pelajaran sepeti PPKn, IPA, Matematika, dan Bahasa Indonesia. Lebih luas lagi, tema-tema

4 itu dapat ditinjau dari bidang studi lain, seperti IPS, bahasa, dan seni. Sehingga tema berperan sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran, dengan memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus. Sebagai pembelajaran terpadu, pembelajaran tematik menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan. Sutirjo dan Sri Istuti Mamik (2004:6) menyatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Pembelajaran di sekolah kebanyakan masih menggunakan metode pembelajaran dengan media buku panduan, begitu pula dengan pembelajaran yang dilakukan di SD Muhammadiyah 1 Malang. Pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas I di SD Muhammadiyah 1 Malang, siswa diajarkan pelajaran dasar bahasa Indonesia, dengan materi dasar pengenalan urutan-urutan saudara dalam keluarga intinya misalnya ibu dan bapak, kakak, adik, nenek dan kakek yang bertempat tinggal satu rumah dengan siswa. Media yang telah diterapkan di SD Muhammadiyah 1 Malang dalam pembelajaran tematik menggunakan media bangun datar, bangun ruang, media gambar (foto), dan kartu nama. Sesuai dengan kompetensi dasar tentang mengenal nama dan urutan keluarga berdasarkan silsilah keluarga. Setelah dilakukan observasi di sekolah tanggal 22 Desember 2014, dan berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas, dikatakan bahwa siswa mengalami

5 kesulitan dalam menggambarkan silsilah keluarga dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia untuk menyebutkan susunan anggota keluarga dan menuliskan urutan nama-nama anggota keluarga intinya apalagi keluarga besarnya. Hal ini dapat dilihat pada saat siswa menuliskan urutan tentang keluarga intinya, banyak terjadi kesalahan terutama dalam menyebutkan urutan-urutan nama kepanjangan dari keluarga intinya, dan hasil nilai ulangan siswa kelas I pada materi pengenalan keluarga intinya dalam pelajaran bahasa Indonesia terdapat 16 siswa dari jumlah keseluruhan 5 siswa tidak dapat mencapai nilai ketuntasan belajar yang ditentukan. Melalui keterangan dari salah satu guru kelas 1 SD Muhammadiyah I Malang, penyebab utama siswa tidak dapat mencapai ketuntasan belajar adalah siswa kurang tertarik dan kurang perhatian dalam mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung. Selain itu materi yang disampaikan tidak dapat diserap dengan baik karena media yang digunakan kurang menarik. Ketika hal ini terjadi pada tahap pembelajaran dasar siswa akan mengalami kesulitan mengikuti materimateri pembelajaran selanjutnya. Oleh karena itu peneliti memandang penting dikembangkannya media pembelajaran untuk mengatasi kesulitan-kesulitan siswa dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran yang akan dikembangkan adalah media pembelajaran pohon ajaib dalam pelajaran bahasa Indonesia. Melalui media pembelajaran pohon ajaib ini diharapkan siswa lebih mudah memahami dan mengingat materi yang disampaikan oleh guru karena disajikan dalam tampilan yang menyenangkan. Pembelajaran dengan media pohon ajaib siswa lebih mudah dalam mengurutkan nama-nama keluarga intinya serta keluarga besarnya,

6 sehingga hampir seluruh keluarga besarnya dapat disajikan dalam bentuk pohon ajaib. Cara penggunaan media pohon ajaib, siswa menempelkan nama-nama sesuai dengan urutan keluarga intinya dan keluarga besarnya ke dalam kotak yang disediakan. Kotak tersebut digantungkan pada pohon ajaib dan siswa dapat menyusunnya sesuai dengan silsilah keluarganya. Sehingga susunan nama-nama keluarganya dapat terlihat jelas yang tergantung pada pohon ajaib tersebut, dengan demikian siswa akan merasa terbantu dan akan lebih cepat mengingat susunan nama-nama keluarga intinya dan keluarga besarnya dan menyampaikan dalam bentuk cerita dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan uraian di atas maka diperlukan media pembelajaran berupa media pohon ajaib yang menggambarkan silsilah dari tema keluarga dan subtema keluarga besarku. dimana siswa dapat mengenal semua anggota keluarganya dalam bahasa Indonesia yang dapat mempermudah proses belajar siswa dengan konsep belajar sambil bermain dan serta penting dilakukan penelitian dengan judul Pengembangan Media Pohon Ajaib dalam Pembelajaran Tematik Tema Keluargaku, subtema keluarga besarku bagi siswa kelas I SD Muhammadiyah 1 Malang. 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Banyak siswa sekolah dasar yang mengalami kesulitan dalam menghafal dan menuliskan urutan nama anggota keluarga intinya apalagi keluarga

7 besarnya pada saat menyusun kata-kata dalam menyebutkan nama anggota keluarga terutama keluarga besarnya. 2. Media pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik dan kurang efektif. 1.3 Batasan Masalah 1. Media Pohon Ajaib dalam pembelajaran tematik kelas 1 Sekolah Dasar di batasi dalam media Pohon Ajaib dan memuat perpaduan mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPkn, dan Matematika. 2. Pengembangan media ini dilaksanakan sampai tahap kesembilan yaitu pada tahap revisi produk. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengembangan media pohon ajaib dalam pembelajaran tematik pada tema keluargaku subtema keluarga besarku untuk siswa. Kelas I Sekolah Dasar? 2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas 1 Sekolah Dasar terhadap pengembangan media Pohon Ajaib dalam pembelajaran tematik pada tema keluargaku sub tema keluarga besarku?

8 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dengan judul Pengembangan Media Pohon Ajaib dalam Pembelajaran Tematik Tema Keluargaku, subtema keluarga besarku bagi siswa kelas I SD Muhammadiyah Malang ini dilakukan adalah untuk: 1. Menjelaskan pengembangan media pohon ajaib dalam pembelajaran tematik pada tema keluargaku sub tema keluarga besarku untuk siswa kelas I Sekolah Dasar 2. Menjelaskan respon siswa kelas I Sekolah Dasar terhadap pengembangan media pohon ajaib dalam pembelajaran tematik pada tema keluargaku sub tema keluarga besarku 1.6 Spesifikasi Produk Untuk menghasilkan media Pohon Ajaib yang baik dan menarik dalam pembelajaran, maka perancang media Pohon Ajaib yang akan dikembangkan memiliki kritria sebagai berikut. 1. Media Pohon Ajaib yang akan dikembangkan adalah merupakan media tematik yang diintegrasikan dari beberapa mata pelajaran yang ada pada tema keluargaku sub tema keluarga besarku. 2. Media Pohon Ajaib yang akan dikembangkan merupakan pembelajaran yang menggunakan gambar tiga dimensi sesuai dengan materi pada tema keluargaku sub tema keluarga besarku. 3. Media Pohon Ajaib yang akan dikembangkan terbuat dari bahan khusus yaitu bambu, kawat, kertas semen, kaleng cat, dan pilox.

9 1.7 Manfaat Penelitian pengembangan Pengembangan media pembelajaran Pohon Ajaib dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran bagi siswa kelas 1 SD Muhammadiyah 1 Malang pada tema Keluargaku sub tema Keluarga besarku. Adapun pentingnya pengembangan media Pohon Ajaib adalah sebagai berikut. a. Bagi siswa Agar siswa dapat melakukan proses belajar dengan media baru yaitu menggunakan media pohon ajaib sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. b. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan guru dapat menambah pengetahuan tentang media pohon ajaib dalam mengenal anggota keluarga, ini dapat dijadikan referensi sebagai media pembelajaran saat proses pembelajaran di sekolah. c. Peneliti lain Pengembangan media Pohon Ajaib dimaksudkan untuk menambah ketrampilan dan pengalaman dalam mengembangkan media Pohon Ajaib sebagai perantara siswa dengan guru berkomunikasi dan bermamfaat sebagai calon guru nantinya.