BAB IV ANALISA PERENCANAAN

dokumen-dokumen yang mirip
Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : Kelas : 02 Topik : Ruang Konser

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN

GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK DI YOGYAKARTA

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 HASIL RANCANGAN

BAB II LANDASAN TEORI


BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

DAFTAR ISI. BAB II KAJIAN TEORI 2.1.Tinjauan tentang Seni Pertunjukan Pengertian Seni Pertunjukan... 16

BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK

PUSAT SENI PERTUNJUKAN DI BANDUNG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

MEDAN CONCERT HALL ( AKUSTIK ARSITEKTURAL ) LAPORAN PERANCANGAN TGA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB III TEORI PENUNJANG

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

BAB IV KONSEP PERENCAAAN DAN PERANCANGAN

AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

ABSTRAK. Penghargaan ini berguna untuk memotivasi mereka menampilkan musik yang terbaik. Dan tolak

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. De Chiara, Joseph, John Hancock Callender Time Sever Standart for Building Types. New York : Mc Graw Hill, Inc

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

Pelabuhan Teluk Bayur

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

Penilaian Subjektif Kondisi Akustik di Nusa Indah Theatre, Balai Kartini, Jakarta

UJIAN TENGAH SEMESTER TF 3204 AKUSTIK AKUSTIK RUANG PADA GEDUNG INDOOR DAGO TEA HOUSE BANDUNG OLEH: NAMA : SITI WINNY ADYA M NIM:

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

International Fash on Institute di Jakarta

BAB II DATA AWAL PROYEK

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

PUSAT SINEMA SIDOARJO

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB 3 TINJAUAN TEMA. 3.2 Latar belakang permasalahan Tema

menjadi konsep dasar didalam penataan ruang dan juga mengenai analisis akhirnya mendapatkan konsep perencanaan bangunan Batam Music Center.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UTS TF-3204 AKUSTIK ANALISIS KARAKTERISTIK AKUSTIK GEDUNG AULA BARAT ITB. Oleh. Vebi Gustian

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

HOTEL KAPSUL DENGAN PENDEKATAN PENGARUH PERILAKU ISTIRAHAT PENGHUNI DI TANAH ABANG JAKARTA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN PROYEK

II.2.2 Fleksibilitas panggung.. 18 II.3 Jenis Pementasan dan Fasilitas 19 II.3.1 konser musik. 19 II.3.2 Latihan Musik II.3.3 Studio Musik Rekam

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB VI HASIL PERANCANGAN

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEMESTER II TAHUN 2007/2008. oleh: Alvin Alrachman

Fasilitas Rumah Duka di Surabaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Organisasi Ruang a. organisasi ruang

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Alat Musik Strings Gambar 2.2 Alat Musik Woodwind. 12. Gambar 2.3.Alat Musik Brass... 12

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN

TUGAS AKHIR BIOSKOP DI SINGARAJA KABUPATEN BULELENG-BALI STUDI AKUSTIK RUANG PERTUNJUKAN FILM BAB I PENDAHULUAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG CONCERT HALL TUGAS AKHIR MERISA DYAH SHAVITRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ARSITEKTUR

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN. Dalam analisa perencana dan perancangan Arsitektur, terdapat bebrapa hal yang menjadi bahan pertimbangan antara lain:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

ANALISIS GANGGUAN BISING JALAN GANESHA TERHADAP AKUSTIK RUANGAN UTAMA MASJID SALMAN ITB

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP PERANCANGAN

GEDUNG ORKESTRA SURABAYA Harmoni

GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB III: DATA DAN ANALISA

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL...x

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

Transkripsi:

BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Aspek Manusia 4.1.1. Pemakai Gedung Pertunjukan Kesenian Pemakai gedung Concert Hall ini dapat dibagi atas 3 bagian, yaitu 1 : a. Pengunjung Merupakan kumpulan dari orang orang yang ingin menikmati suatu Pertunjukan/Pagelaran, sedangkan pengunjung yang dimaksud adalah masyarakat dari golongan menengah ke atas, yang sifatnya : Mempunyai gaya hidup tertentu yang memiliki tuntutan lebih terhadap kenyamanan, lokasi dan suasana yang mengandung nilai rekratif, edukatif, dan komunikatif. Selektif dalam memilih Pertunjukan. b. Pemain musik/musisi Musisi adalah orang atau sekelompok orang yang memperlihatkan kemahirannya dalam bermain musik, baik melalui instrumen, vokal maupun penggabungan keduanya. Setiap musisi memiliki karakter yang berbeda beda tergantung dari latar belakang pendidikan, pengalaman dan tingkat bermain musik nya. Adapun tuntutan dasar bagi setiap musisi, yaitu mereka ingin mendapatkan pelayanan yang cukup, baik dari segi penyediaan ruang pagelaran yang nyaman, dalam arti dapat memainkan musik seperti apa yang diharapkan, maupun kesempatan serta kebebasan dalam mempersiapkan pagelarannya. Mereka berpendapat bahwa keberhasilan bermain musik tidaklah hanya berdasarkan kemahirannya dan latihan saja, tetapi juga didukung dengan suasana dan kondisi didalam ruang konser itu sehingga hasil suara yang didapat menjadi maksimal. 1 TA Erry Silalahi Judul Music Center Tema Akustik Ruang Universitas Mercubuana th 2008 1

Pemain Musik dapat dibagi atas 2 bagian, yaitu : Kelompok dari lingkungan sendiri (production house) dimana ingin mendapatkan dukungan fasilitas yang menyeluruh termasuk perencanaan sama pengelolaan administrasi. Kelompok yang melakukan tour musik ( Booking House ) dimana telah menyiapkan sendiri segala kebutuhan perencanaan pagelarannya sejak promosi sampai pertunjukan termasuk penataannya. c. Kelompok yang mengelola gedung Concert Hall Merupakan sekelompok yang bertugas mengatur dan mengelola seluruh kegiatan dalam gedung. Biasanya staf pengurus inipun terdiri dari orang orang yang mengerti dan menyenangi musik, sehingga didapatkan kerjasama dan pengertian yang baik diantara pengelola dan pemain musik, tetapi disamping itu pula keteraturan dan administrasi yang baik sangatlah diperlukan. Kegiatannya terbagi atas Intern dan ektern, yaitu : Intern : Mengatur program pagelaran dan membuatkan buku program acara tahunan. Mengatur hari hari pagelaran/pementasan dan mempersiapnya juga promosi untuk kelompok seni pengguna. Ekstern : Publikasi dan pembuatan dokumentasi untuk arsip dan promosi/menerbitkan majalah majalah atau buletin buletin musik. Pengadaan dan penjualan tiket karcis/tiket pagelaran baik oleh pengelola gedung maupun oleh tiket box tertentu yang telah ditunjuk oleh biro penyelenggara pagelaran. 4.2. Perlengkapan Bangunan Salah satu syarat perlengkapan bangunan pada Gedung Concert Hall ini adalah akustik ruang, pencahayaan dan Sirkulasi. 2

a. Akustik 2 Secara Umum, kondisi fisik dari medan suara di dalam gedung konser yang dapat memenuhi keinginan dari semua penonton di tempat duduknya masing masing, dapat disebutkan terdiri dari empat komponen utama dimana: - Komponen Pertama adalah tingkat kekerasan suara yang terdengar oleh masing masing penonton. Komponen ini sangat tergantung kepada karakteristik akustik dari alat musiknya, posisi penempatannya di panggung, kondisi ruang dari gedung konser dan termasuk juga cara memainkan alat musik tersebut. Pada jaman sekarang, hal ini dapat ditunjang oleh pemanfaatan sistem tata suara walaupun konsekwensinya adalah mangurangi kealamian dari suara musik yang dimainkan tersebut. - Komponen Kedua yang mempengaruhi adalah adanya waktu tunda dari sampainya suara pantulan pertama akibat bidang bagian dalam ruangan gedung konser misalnya dinding, panggung atau langit langit dibandingkan suara langsung yang diterima dari masing masing alat musiknya sendiri. Faktor ini secara psikologis dapat menyebabkan penonton merasakan arah suara dan juga kelebaran dari sumber suara itu sendiri. - Komponen Ketiga yang mempengaruhi adalah adanya waktu dengung ruangan yang dirasakan oleh masing2 penonton di tempat duduknya. Karakteristik ini sangat dipengaruhi oleh kondisi dimensi, ukuran, kapasitas tempat duduk, jumlah penonton dan juga karakteristik material bangunan pembentuk interior gedung konser itu sendiri. Penonton akan merasakan dirinya di selimuti oleh keindahan dan keagungan musik yang dipegelarkan, yang sebenarnya secara teknis tidak dapat mereka rasakan selain mereka menghadiri atau menonton konser secara langsung. Hal ini juga menyebabkan penonton secara subjektif akan lebih ingin menonton 2. Dr.Ir. I Gde Nyoman Merthayasa M.Eng,Gamelan bali international Concert Hall 3

konser secara langsung dibandingkan dengan mendengarkan suara rekaman secara elektronik, dengan sistem perekaman dan pemutar ulang paling canggih dan mahal sekalipun. - Komponen Keempat atau terakhir adalah kondisi suara yang diterima berbeda antara telinga kiri dan kanan masing-masing penonton. Perbedaan ini menyebabkan penonton merasakan ruang dari gedung konser itu sendiri. Hal inilah sebenarnya yang menjadi dasar perasaan stereo yang tertanam di dalam hasil rekaman elektronik. Ketiga faktor pertama yang dijelaskan di atas merupakan besaran fisik yang tergantung kepada komponen temporal dan spektral dari medan suaranya. Komponen temporal sebenarnya sangat dipengaruhi oleh waktu dan dinamika musik itu sendiri, sementara komponen spektral sangat dipengaruhi oleh frekwensi dari suaranya. Perlu juga diketahui bahwa secara spektral, kemampuan telinga manusia untuk mendengarkan suara tidaklah linier untuk semua frekwensi. Hal ini dapat diketahui dengan sensitivitas telinga kita yang berbeda untuk frekwensi rendah, medium dan frekwensi tinggi. Sedangkan komponen keempat merupakan komponen spatial yang sangat tergantung kepada kondisi ruangan sendiri, tidak dipengaruhi oleh jenis atau karakteristik suara dari sumber suara, dalam hal ini sumber suaranya adalah alat-alat musik yang dimainkan termasuk suara vokal dari penyanyi nya. Dalam hal ruangan dilengkapi dengan sistem tata suara, maka karakteristik akustik loudspeaker dan juga penempatannya sangat menentukan faktor spatial yang dirasakan dan dialami oleh setiap penonton. b. Pencahayaan Ruangan yang luas berarti akan membutuhkan penerangan yang lebih dibandingkanruangan yang sempit. Namun pada sebuah Concert Hall biasanya lampu dipusatkan pada daerah daerah tertentu sesuai dengan kebutuhannya. Panggung dan koridor setiap ruang Theatre juga memiliki kebutuhan jenis pencahayaan khusus.pencahayaan dalam proyek ini 4

akan dicoba dengan pencahayaan alami dibantu dengan pencahayaan efek visual yang timbul dari penerapan tata cahaya. c. Sirkulasi Bangunan Sirkulasi Vertikal Pada aspek penunjang ini akan memakai perencanaan sirkulasi dalam ruangan dengan beberapa sistem Ramp, Tujuan dalam menggunakan sistem Ramp adalah untuk mengatasi perbedaan tinggi dan memudahkan pengunjung.jenis jenis sirkulasi vertical adalah : - Escalator, adalah bentuk antar lift dan tangga atau disebut juga sebagai tangga jalan, banyak terdapat pada bangunan bangunan umum. - Ram, jalan tanjak ( contoh, jalan mobil pada bagian parkir) - Elevator, atau lift alat pengangkut yang digerakan vertical secara mekanis yang terdapat pada bangunan tingkat tinggi (high Risk). 4.2.1. Kegiatan dan Kebutuhan Ruang 1. Penonton Kegiatan - Masuk - Parkir - Masuk Bangunan - Melihat Program - Beli tiket - Makan dan Minum - Registrasi Tiket - Menonton Pertunjukan - Istirahat Per Session - Membeli Souvenir - Melihat Karya/Buku - Buang Air Kebutuhan Ruang Entrance Site Ruang Parkir Entrance Hall Foyer Lobby Cafe / Restoran R.Registrasi R.Pagelaran Lounge Retail Koridor Toilet 5

2. Pemain Kegiatan Kebutuhan Ruang - Masuk - Parkir Mobil - Masuk Bangunan - Menyimpan Alat Musik - Mengganti Pakaian - Merias - Persiapan Terakhir - Istirahat - Menunggu Pertunjukan - Melakukan Pementasan - Buang Air Entrance Site Ruang Parkir Hall Stage R.Alat Musik R.Ganti / Loker R. Rias R. Reherseal R. Istirahat R.Tunggu R. Panggung Toilet 3. Pengelola Kegiatan Kebutuhan Ruang - Masuk - Parkir - Bekerja - Mengontrol Pagelaran - Istirahat - Buang Air Entrance Site Area Parkir Kantor Management R.Kontrol R.Istirahat / Kantin Toilet 6

7

8

9

10

11

12

13

4.2.3. Auditorium Musik 3 Auditorium musik memiliki persyaratan tersendiri ( Rancangan Ruang Musik ) terutama yang berkaitan dengan akustik, baik cacat suara maupun kebisingan.cacat akustik rawan terjadi, sehingga bentuk panggung yang berada di depan dapat mengeliminasi cacat akustik dengan cara meletakan sumber bunyi pada satu sisi ruangan.oleh karena itu, bentuk lantai yang khusus pada ruangan musikpun menjadi sesuatu yang harus diperhatikan sebagai bentuk yang membantu pemantulan bunyi dan mempersingkat waktu tempuh bunyi. Topik 1 2 3 4 Bentuk dinding dapat memantulkan + + + - - + bunyi ke seluruh ruang Bentuk dinding dapat menciptakan + - + + + + + - cacat akustik baru, seperti gema, gaung dan sebagaianya. Dinding dapat membantu pemantulan + + + - - - + + dan penyebaran dari suara atau bunyi Alternatif 1 : Lantai Bentuk Kipas Tidak Dapat ( - - ) Alternatif 2 : Lantai Bentuk Tapal Kuda Dapat ( + + ) Alternatif 3 : Lantai Melengkung Alternatif 4 : Lantai Tidak Beraturan Dari hasil analisa itu maka bentuk lantai yang dipilih untuk ruang auditorium musik adalah lantai berbentuk kipas dengan bentuk panggung yang memusat pada satu sisi bagian ruangan. Panggung Kipas 3 TA, Virzal Nurcahyo Judul Gedung Pertunjukan Drama & Musik di Jakarta Th 2001 14

4.2.4. Skema Organisasi Ruang Skema Organisasi Ruang Musik Auditorium 15

Skema Organisasi Ruang Fasilitas Skema Organisasi ruang pengelola 16

Skema organisasi ruang Makro 17

4.3. ANALISA TAPAK Lokasi Tapak Berada antara jalan Casablanca dan Jl. Rasuna Said Jakarta Selatan. Gambar 4.1 Lokasi Tapak ( Bird View ) 1. Suasana Tapak dilihat dari jalan Rasuna Said sebelah Barat,pada jam jam tertentu mobilitas kendaraan sangat padat. 18

2. Suasana Tapak dilihat dari Jalan Casablanca, sebelah Selatan Tapak.Mobilitas kendaraan disini Tidak Cukup Ramai. 3. Suasana Tapak dilihat dari jalan Jembatan Merah, sebelah Utara Tapak. Sedang dibangun Gedung perkantoran,mobilitas disini cenderung Sepi. 19

4. Suasana Tapak dilihat dari Sebelah Timur Tapak. Berbatasan dengan bangunan lain dan Cenderung Agak sedikit tidak teratur. 4.3.1. Analisa Sirkulasi 4 Gambar 4.2 Situasi Tapak (Sumber Survey Penulis) 1. Langsung Suatu pencapaian yang mengarah langsung ke suatu tempat masuk melalui sebuah jalan yang segaris dengan sumbu bangunan. Tujuan Visual dalam pengakhiran pencapaian ini jelas, dapat merupakan fasade muka seluruhnya dari sebuah bangunan atau tempat masuk yang dipertegas. 2. Tersamar Pencapaian yang samar- samar mempertinggi efek perspektif pada fasade depan dengan bentuk suatu bangunan. Jalur dapat diubah arahnya satu atau beberapa kali unutk menghambat dan memperpanjang urutan pencapaian. Jika sebuah bangunan didekati pada sudut yang exstrim, jalan masuknya dapat memproyeksikan apa yang ada di belakang fasade depan sehingga terlihat lebih jelas. 3. Berputar Sebuah jalan berputar memperpanjang urutan pencapaian. 4 Francis DK Ching, Arsitektur, bentuk Ruang & Susunannya, penerbit Erlangga, 1996 20

Dari ketiga pilihan tersebut, maka pencapaian langsung menjadi pilihan dalam Analisa ini. Gambar 4.3 ANALISA SIRKULASI 4.3.2. Analisa Kebisingan Kebisingan yang sangat kencang adalah daerah jalan H.R. Rasuna Said, dan jalan Casablanca. Untuk menghindari kebisingan tersebut maka Masa bangunan di tempatkan di daerah Timur Tapak. Pohon sebagai Buffer kebisingan di tempat kan di samping jalan utama seperi JL.H.R. Rasuna Said dan JL. Casablanca. Gambar 4.4 CONTOH BUFFER POHON 21

Gambar 4.5 ANALISA KEBISINGAN 4.3.3. Analisa Lintasan Matahari Perlintasan Matahari bergerak dari arah Timur ke arah Barat, oleh sebab itu fasade sebelah Timur di harapkan tertutup atau digunakan untuk tenaga matahari seperti Solar Cell.untuk sebelah utara,barat dan selatan Fasade di usahakan banyak bukaan,pertama untuk sirkulasi udara yg masuk ke masa bangunan dan juga untuk cahaya. Gambar 4.6 KONDISI TAPAK 22

4.3.4. Analisa Penzoningan Bentuk Organisasi Ruang 5 Terpusat Bersifat stabil Ruang pusat sebagai pemersatu dari organisasi terpusat. Umumnya berbentuk teratur dan ukurannya cukup besar. Bentuk ruang relative kompak dan teratur. Linier Terdiri dari sederetan Ruang Ruangan dapat berhubungan langsung satu dengan yang lain atau disatukan oleh satu ruang inti sebagai penghubung. Bersifat menunjukan arah fleksibel, tanggap terhadap bermacam macam kondisi tapak. Bentuk dapat lurus, bersegmen atau melengkung. Cluster Luwes dan dapat menerima pertumbuhan dan perubahan langsung tanpa mempengaruhi karakternya. Dapat menerima ruang ruang yang berlainan ukuran bentuk dan fungsinya tetapi berhubungan satu dengan yang lain. Menegaskan keutamaan suatu ruang. Grid Teratur, memiliki pola modul yang jelas, banyak terbentuk oleh system struktur. 5 Francis DK Ching, Arsitektur, bentuk Ruang & Susunannya, penerbit Erlangga, 1996 23

Dari keempat pilihan tersebut, maka Bentuk Grid diambil karena sesuai dengan Tema dan Gedung pertunjukan kesenian ini, karena memiliki pola modul yang jelas. Gambar 4.7 ANALISA PENZONINGAN Area Private Gedung Utama Area komersil Area Service / parkir 24