MARGA JALAN ACHMAD YANI NO. 90 DENPASAR TUGAS AKHIR. Oleh : A.A I. Agung Semarayanthi NIM: JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SICK BUILDING SYNDROME

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat, terutama pada kondisi lingkungan yang di bawah standar. (1)

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya di dunia (Sugiato, 2006). Menurut Badan Kependudukan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. (occupational disease), penyakit akibat hubungan kerja (work related disease)

BAB I PENDAHULUAN. memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kepedulian masyarakat di seluruh dunia terhadap isu-isu

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

Studi Analisis Pengaruh Kondisi Lingkungan Kerja Terhadap Sick Building Syndrome (SBS) Pada Karyawan di Gedung Perkantoran Perusahaan Fabrikasi Pipa

BAB I PENDAHULUAN. tahun di dunia. Angka morbiditas sebagai dampak dari polusi udara jauh lebih

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pemerintah, baik pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah. Dalam

PENGANTAR BANGUNAN BERTINGKAT

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. polusi udara atau sekitar 5% dari 55 juta orang yang meninggal setiap tahun di

BAB I PENDAHULUAN. LAPORAN TUGAS AKHIR I 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII. Jenderal Bina Marga, Kementrian Pekerjaan Umum.

Kata kunci : Perubahan biaya, Faktor, Regresi, Korelasi

PERENCANAAN RUSUNAWA EMPAT LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

Kata Kunci : Motivasi pekerja, Analisis faktor, Faktor dominan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan parameter..., Duniantri Wenang Sari, FKM 2 UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. begitu menggema di masyarakat dunia, termasuk juga di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja yang buruk dapat mengakibatkan masalah bagi. kesehatan karyawan. Jenis bangunan, alat dan bahan, proses pekerjaan

UNIVERSITAS INDONESIA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan.menurut Sarwono (2005) lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk

PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN PLANOLOGI UMS LIMA LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTILITAS PARSIAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari

BAB III METODE PENELITIAN. hasil kuisioner dan pengukuran pencahayaan, suhu, kelembaban, dan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Bangunan gedung memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan

PERATURAN BANGUNAN /BUILDING REGULATION

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan pemasaran (Manuaba, 1983). Aspek yang kurang diperhatikan bahkan

I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhuk sosial, yang antar individunya membutuhkan

Syarat Bangunan Gedung

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG.

1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) JASA KONSULTANSI PEKERJAAN PERENCANAAN PERBAIKAN INTERIOR WISMA AHMAD SUBARDJO DEPARTEMEN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana diatur dalam pasal 10 ayat 2 Undang Undang Nomor 32 tahun 2004

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 30 Mei sampai 2 Juni 2012.

ANALISIS FAKTOR RISIKO PADA PROYEK RENOVASI DAN PENGEMBANGAN GEDUNG HOTEL YANG SEDANG BEROPERASI DI KABUPATEN BADUNG DAN DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya. manusia. Tugas MSDM adalah mengelola unsur manusia secara baik

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

BAB I PENDAHULUAN. dalam ruangan semakin lama semakin meningkat. Ruang yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. fungsi dan luas ruangan serta intensitas penerangannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT KANKER EMPAT LANTAI (+ 1 BASEMENT) DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA

Tugas Akhir. Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S 1 Teknik Sipil. Diajukan oleh :

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2011 TENTANG REKLAME DI BANGUNAN PERMANEN PADA KAWASAN MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

AKSESIBILITAS JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) BAGI PENYANDANG DIFABEL DI KOTA BANDA ACEH MENURUT PERSEPSI MASYARAKAT

LAMPIRAN HASIL KUISIONER SURVEI

TINJAUAN BALOK DAN KOLOM TERHADAP TEKANAN STRUKTUR ASRAMA DUA LANTAI HAISAL¹, SYAHRONI. ST², ARIE SYAHRUDDIN S, ST³ ABSTRAK

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI ( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dua dari banyak faktor yang dapat memancing orang dari luar daerah untuk datang

Analisis Penerapan Green Building Studi Kasus : Pembangunan Perumahan Citra Land Denpasar

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. pengguna perpustakaan. Penyediaan fasilitas yang memadai mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan

Terdapat 3 (tiga) metode dalam memarkir kendaraan, diantaranya adalah:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG

BAB II GAMBARAN UMUM BBPJN VIII. 2.1 Sejarah Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG


ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TUNTUTAN (CLAIM) PADA PROYEK KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, (UU No. 20, 2003). Dengan demikian perguruan tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KRITERIA BANGUNAN HIJAU BERDASARKAN GREENSHIP HOME VERSI 1.0 STUDI KASUS PADA VILA BIU-BIU ( METODE LRFD )

BAB I PENDAHULUAN. paripurna. Keseluruhan persyaratan tersebut harus direncanakan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. berkesempatan sebagai tuan rumah acara tersebut yaitu Asian Games XVIII yang

PERENCANAAN APARTEMEN 7 LANTAI (+1 BASEMENT) DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VII PENUTUP. Pedoman alur sirkulasi untuk pasien, petugas dan barang-barang steril dan kotor

BAB PENDAHULUAN Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kayu sebagai bahan bangunan. Tetapi seiring dengan makin mahalnya bahan baku baja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah

BAB I PENDAHULUAN. produk yang akan dihasilkan untuk memenuhi persaingan pasar. Dalam masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan saat ini sudah sangat menghawatirkan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang merupakan sebagai negara yang berkembang,sedang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

BAB V KAJIAN TEORI. Menurut Frick (1997), Ekologi dapat didefinisikan sebagai Ilmu yang. mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan

PERILAKU DINAMIS PORTAL BAJA BIDANG BERTINGKAT DENGAN VARIASI BUKAAN TITIK PUNCAK PENGAKU DIAGONAL GANDA K JURNAL. Disusun Oleh:

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STRUKTUR BANGUNAN 1. Ari Sentani

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Ma ruf Hadi Sutanto NIM : D NIRM :

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan tanah dan atau air (Peraturan Pemeritah Nomor 34 Tahun 2006).

Transkripsi:

ANALISIS SICK BUILDING SYNDROME PADA GEDUNG SATKER PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH II PROVINSI BALI BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL VIII DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA JALAN ACHMAD YANI NO. 90 DENPASAR TUGAS AKHIR Oleh : A.A I. Agung Semarayanthi NIM: 0919151046 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan adalah struktur buatan manusia dimulai dari pondasi sampai atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat, yang dilengkapi sarana dan prasarana lainnya, yang diperuntukkan sesuai fungsinya. Bangunan memiliki beragam bentuk, ukuran dan fungsi, serta telah mengalami penyesuaian sepanjang sejarah yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti bahan bangunan, kondisi cuaca, harga, kondisi tanah dan alasan estetika. Bangunan mempunyai beberapa fungsi bagi kehidupan manusia, terutama sebagai tempat berlindung dari cuaca, keamanan, tempat tinggal, privasi, tempat menyimpan barang dan tempat bekerja. Suatu bangunan tidak lepas dari kehidupan manusia khususnya sebagai pemberi rasa aman dan nyaman. Pembangunan suatu gedung tidak hanya terfokus pada kekuatan gedung menahan beban-beban, tapi yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah bagaimana kenyamanan, keselamatan, dan kesehatan pengguna bangunan pasca konstruksi. Terkadang persoalan kenyamanan, keselamatan, serta kesehatan penghuni gedung luput dari perhatian perencanaan bangunan. Implikasi ketidaknyamanan, ketidakselamatan dan tidak terjaminnya kesehatan berakibat terjadinya sindrom bagi penghuni bangunan gedung dimaksud. Sindrom terhadap ketidaknyamanan, ketidakselamatan, dan tidak terjaminnya kesehatan pemakai gedung dikenal dengan sick building syndrome. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya SBS (sick building syndrome) yaitu: kenyamanan, keselamatan, dan kesehatan, di mana ketiga faktor ini merupakan komponen dasar dalam SBS. Dalam ketiga komponen dasar ini kita akan menemukan permasalahan seperti: keandalan bangunan, getaran bangunan gedung, tata letak bangunan, ruang terbuka hijau, sirkulasi udara, sistem pencahayaan, dan lain sebagainya (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung). SBS secara tidak langsung akan mempengaruhi produktivitas seluruh penghuni gedung bangunan bila dibiarkan 2

terus menerus. Rasa tidak nyaman yang timbul saat berada dalam suatu gedung bangunan tidak bisa dianggap enteng. Itu adalah tanda gejala dari syndrom penyakit bangunan. Mengingat banyaknya gedung di Kota Denpasar yang sudah lama dibangun yang tidak memperhatikan komponen seperti kenyamanan, keselamatan dan kesehatan. Dari data yang kami dapatkan data jumlah gedung perkantoran dari tahun 2002 sampai 2007 adalah banyaknya gedung berjumlah 625 gedung. Dari 625 gedung perkantoran yang ada di Denpasar telah dilakukan observasi langsung terhadap beberapa gedug perkantoran yang berada di Denpasar, dan ditemukan salah satu gedung yang mendekati SBS, hal ini ditentukan dengan melihat umur gedung dan observasi langsung. Oleh karena itu, dipandang perlu melakukan penelitian tentang SBS pada gedung perkantoran pelayanan publik di Kota Denpasar. Gedung yang dipilih untuk melakukan penelitan ini adalah gedung Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Bali Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VIII Direktorat Jenderal Bina Marga Jl. Ahmad Yani No. 90 Denpasar Menurut EPA, belum ada hal spesifik yang mempengaruhi SBS, untuk saat ini hal yang diketahui hanya melalui permasalahan kesehatan, padahal dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 dijelaskan beberapa komponen yang mempengaruhi suatu gedung, di antaranya kenyamanan, keselamatan, dan kesehatan. SBS sudah banyak diteliti dalam dunia kesehatan, tetapi penelitiannya hanya terfokus pada permasalahan sistem sirkulasi udara yang mengganggu kesehatan. Penelitian SBS perlu dilakukan untuk melakukan evaluasi terhadap kenyamanan, keselamatan dan kesehatan penghuni gedung Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Bali Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VIII Direktorat Jenderal Bina Marga Jl. Ahmad Yani No. 90 Denpasar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapatlah dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap SBS di gedung Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Bali Balai Pelaksanaan 3

Jalan Nasional VIII Direktorat Jenderal Bina Marga Jl. Ahmad Yani No. 90 Denpasar? 2. Apa saja faktor-faktor dominan yang menyebabkan terjadinya SBS pada gedung Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Bali Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VIII Direktorat Jenderal Bina Marga Jl. Ahmad Yani No. 90 Denpasar? 3. Bagaimana solusi untuk mengatasi terjadinya SBS dari aspek kenyamanan, keselamatan, dan kesehatan? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap SBS di gedung Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Bali Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VIII Direktorat Jenderal Bina Marga Jl. Ahmad Yani No. 90. 2. Untuk mengetahui Apa saja faktor-faktor dominan yang menyebabkan terjadinya SBS pada gedung Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Bali Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VIII Direktorat Jenderal Bina Marga Jl. Ahmad Yani No. 90 Denpasar. 3. Memberikan solusi untuk mengatasi terjadinya SBS dari aspek kenyamanan, keselamatan, dan kesehatan. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu bagi perencana gedung, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai penyebab terjadinya SBS pada bangunan perkantoran, sehingga dapat dicarikan solusi untuk mengurangi terjadinya SBS pada bangunan gedung perkantoran. Bagi penghuni dan pengguna gedung, hasil penelitian ini diharapkan dapat menghilangkan SBS saat berada pada bangunan gedung perkantoran. Bagi mahasiswa, dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang SBS, menambah pengalaman di bidang SBS. 4

1.5 Batasan Masalah Mengingat lingkup permasalahan yang luas dalam penelitian ini, maka perlu adanya batasan pada pokok bahasan tanpa mengurangi kejelasan dari masalah yang disajikan. Adapun batasan masalah dari penelitian ini antara lain: 1. Gedung yang diteliti adalah gedung lama/tua/berumur. 2. Dalam penelitian ini terkait SBS diteliti 3 komponen dasar dalam sick building syndrome yaitu: kenyamanan, keselamatan, dan kesehatan. 3. Responden adalah penghuni gedung. 4. Pemilihan gedung yang diteliti adalah gedung 2 lantai dan gedung 1 lantai. 5. Pengumpulan data dengan sistem observasi, kuisioner, dan wawancara mendalam. 6. Dipilih gedung Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Bali Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VIII Direktorat Jenderal Bina Marga Jl. Ahmad Yani No. 90 Denpasar 7. Pengolahan data dengan analisa faktor dengan program SPSS. 8. Peraturan yang dipakai adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 5