TINJAUAN MODUL. C. Tujuan Khusus PENGADAAN BARANG/JASA SECARA SWAKELOLA. A. Deskripsi Singkat Modul. B. Tujuan Umum

dokumen-dokumen yang mirip
PROSEDUR PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN CARA SWAKELOLA No. Dokumen :BRR NIAS/SOP/DRAFT Revisi ke : 00 Tgl. Berlaku : Mei 2007 Tanggal :

PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN CARA SWAKELOLA

SWAKELOLA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI SWAKELOLA

SWAKELOLA DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

DAFTAR ISI LAMPIRAN VI TATA CARA SWAKELOLA A. KETENTUAN UMUM 1 1. PENYELENGGARA PEKERJAAN SWAKELOLA 1 2. JENIS PEKERJAAN SWAKELOLA 1

DAFTAR ISI LAMPIRAN VI TATA CARA SWAKELOLA

DAFTAR ISI. Diklat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI SWAKELOLA TUJUAN PELATIHAN KETENTUAN UMUM PERENCANAAN SWAKELOLA

DAFTAR ISI BAB VIII TATA CARA SWAKELOLA

PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA

BAB II PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA

PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

SWAKELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG

MATERI 5 PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI SWAKELOLA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

Pengadaan Barang dan Jasa di Pemerintahan

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR I -E TAHUN 2017 TENTANG

TATA CARA PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN CARA SWAKELOLA, PENUNJUKAN LANGSUNG DAN PEMILIHAN LANGSUNG

SETELAH MODUL INI SELESAI DIAJARKAN DIHARAPKAN PESERTA MAMPU:

Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Pengadaan LKPP-RI KEBIJAKAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

PERMASALAHAN BELANJA BANTUAN SOSIAL DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 12 Maret 2014

Manajemen Pengadaan Barang /Jasa (PBJ)

INSTRUKSI KERJA PEMBENTUKAN TIM SWAKELOLA

Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Pengadaan LKPP-RI KEBIJAKAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

RENCANA UMUM PENGADAAN

521. BELANJA BARANG 522. BELANJA JASA 523. BELANJA PEMELIHARAAN 524. BELANJA PERJALANAN 525. BELANJA BADAN LAYANAN UMUM ( BLU ) 526.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelelangan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk

PROSEDUR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BERDASARKAN PERPRES NOMOR 54 TAHUN Oleh : Rusdianto S., S.H., M.H. 1

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DAN KOTA MATARAM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM GIRI MENANG PERATURAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM GIRI MENANG

Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Pengadaan LKPP-RI

8MODUL PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA MODUL

Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Pengadaan LKPP-RI

TEKNIS RENCANA UMUM PENGADAAN. Bagian Pengendalian Pembagungan dan LPSE Sekretariat Daerah Kabupaten Wonosobo

BAB I PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH. 1. Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Yang Dilaksanakan Penyedia Barang/Jasa

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM GIRI MENANG

Balai LPSE Dinas Komunikasi dan Infromatika Provinsi Jawa Barat

LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 80 TAHUN 2003 TANGGAL : 3 NOPEMBER 2003 BAB I PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Pengadaan LKPP-RI

BAB I PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH. 1. Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Yang Dilaksanakan Penyedia Barang/Jasa

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BAB II PROSEDUR PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH MENURUT PERPRES NO. 70 TAHUN 2012

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2010 TANGGAL 1 FEBRUARI 2010

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 475 TAHUN 2014

I. A. Persiapan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah yang Dilaksanakan Penyedia Barang/Jasa

WALI KOTA BANDUNG, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TUJUAN PELATIHAN. Setelah Materi Ini Disampaikan, Diharapkan Peserta Mampu Mengetahui dan Memahami :

PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA DI KOTA SURABAYA BAB I PERENCANAAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA

2013, No

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 06/IT3/LK/2012 Tentang PENGADAAN BARANG/JASA INSTITUT PERTANIAN BOGOR YANG DANANYA

Deputi Bidang PPSDM LKPP

PELAKSANAAN PROGRAM, KEGIATAN DAN PENGENDALIAN SERTA PENGAWASAN PELAKSANAAN APBD

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PETUNJUK TEKNIS KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013

- 1 - PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - SUSUNAN DALAM SATU NASKAH PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 27

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG JENJANG NILAI PENGADAAN BARANG/JASA PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GENTENG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PASAL DEMI PASAL

PEKERJAAN TAMBAH/KURANG DALAM KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI (Abu Sopian BDK Palembang)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN PERTAHANAN RI INSPEKTORAT JENDERAL PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERTAHANAN NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG

ANALISA PROSEDURPELAKSANAANPADA PROYEK SWAKELOLA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

bahwa sebagei implikasi ditetapkannya Rumah Sakit

Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Pengadaan LKPP-RI

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN BELANJA DAERAH

PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH ABSTRAK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN.. TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK TEKNIS KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013

HPS MELEBIHI PAGU ANGGARAN DAPAT TERJADI DALAM PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2010 TENTANG

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

Transkripsi:

TINJAUAN MODUL PENGADAAN BARANG/JASA SECARA SWAKELOLA A. Deskripsi Singkat Modul Pengadaan barang/jasa dengan swakelola merupakan pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri. Pengadaan barang/jasa saat ini sudah dipisahkan dari pengadaan barang/jasa oleh penyedia barang/jasa. Swakelola saat ini tidak hanya dapat dilaksanakan oleh pengguna barang/jasa, namun juga dapat dilaksanakan oleh instansi pemerintah lain dan kelompok masyarakat/lembaga swadaya masyarakat penerima hibah C. Tujuan Khusus Setelah mempelajari modul ini diharapkan setiap peserta mampu untuk : 1. Memahami hakekat dan filofosi pengadaan barang/jasa dengan swakelola. 2. Memahami pekerjaa yang dapat dilaksanakan dengan cara swakelola 3. Memahami ketentuan yang berlaku dalam pelaksanaan swakelola baik oleh pengguna barang/jasa, instansi pemerintah lain non swadana, maupun kelompok masyarakat/lembaga swadaya masyarakat penerima hibah 4. Memahami pokok-pokok pelaporan pelaksanaan swakelola B. Tujuan Umum Tujuan modul ini adalah untuk menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengadaan barang/jasa dengan swakelola. Setelah mempelajari materi bahan ajar ini, diharapkan setiap peserta memahami pekerjaan apa yang dapat dilaksanakan secara swakelola. 1 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian dari Swakelola Swakelola adalah pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri oleh pelaksana swakelola dengan menggunakan tenaga sendiri dan/atau tenaga dari luar baik tenaga ahli maupun tenaga upah borongan. Tenaga ahli dari luar tidak boleh melebihi 50 % (lima puluh persen) dari tenaga sendiri. 1.2. Jenis-Jenis Swakelola Swakelola dilihat dari pelaksana pekerjaan dibedakan menjadi : a. Swakelola yang dilaksankan oleh pengguna barang/jasa Merupakan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri oleh pengguna barang/jasa dengan menggunakan tenaga sendiri, dan/atau tenaga dari luar baik tenaga ahli maupun tenaga upah borongan. b. Swakelola yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah lain Swakelola ini dapat dilaksanakan oleh instansi pemerintah lain non swadana (universitas negeri, lembaga penelitian,/ilmiah pemerintah, lembaga pelatihan), merupakan pekerjaan yang direncanakan dan pengawasannya dilakukan oleh pengguna barang/jasa, sedangkan pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh pengguna barang/jasa, sedangkan pelaksanaan pekerjaan diilakukan oleh instansi pemerintah yang bukan penanggung jawab anggaran. c. Swakelola yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat/lembaga swadaya masyarakat penerima hibah Merupakan pekerjaan yang perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasannya dilakukan oleh penerima hibah (kelompok masyarakat, LSM, komite sekolah/ pendidikan, lembaga pendidikan swasta/ lembaga penelitian.ilmiah non badan usaha dan lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah) dengan sasaran ditentukan oleh instansi pemberi hibah. 3 4

1.3. Kriteria Pekerjaan Swakelola Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan swakelola meliputi : a. Pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis sumber daya manusia instansi pemerintah yang bersangkutan dan sesuai dengan fungsi dan tugas pokok pengguna barang/jasa; dan/atau b. Pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi masyarakat setempat; dan/atau c. Pekerjaan tersebut dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya tidak diminati oleh penyedia barang/jasa; dan/atau d. Pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan terlebih dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh penyedia barang/ jasa akan menanggung resiko yang besar; dan/atau e. Penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya, atau penyuluhan, dan/atau f. Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) yang bersifat khusus untuk pengembangan teknologi/ metoda kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa; dan/atau g. Pekerjaan khusus yang bersifat pemrosesan data, perumusan kebijakan pemerintah, pengujian di laboratorium, pengembangan sistem tertentu dan penlitian oleh perguruan tinggi/lembaga ilmiah pemerintah; dan/atau h. Pekerjaan yang bersifat rahasia bagi instansi pengguna barang/jasa yang bersangkutan. 5 6

BAB II 2.2. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja Swakelola PERENCANAAN SWAKELOLA Kerangka Acuan Kerja memuat hal-hal sebagai berikut : 2.1. Perencanaan Kegiatan a. Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan Dalam pekerjaan swakelola baik yang meliputi latar belakang, maksud dan dilaksanakan sendiri oleh pengguna tujuan, sumber pendanaan, serta jumlah barang/jasa atau dikuasakan kepada instansi tenaga yang diperlukan; pemerintah bukan penanggung jawab b. Waktu pelaksanaan yang diperlukan; anggaran/kelompok masyarakat/lembaga c. Produk yang dihasilkan; swadaya masyarakat perlu dilakukan d. Besarnya pembiayaan perencanaan. Adapun perencanaan kegaiatan ini meliputi : 2.3. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan/Kegiatan a. Menetapkan sasaran, rencana kegiatan dan jadual pelaksanaan; b. Melakukan perencanaan teknis dan menyiapkan metode pelaksanaan yang tepat agar diperoleh rencana keperluan tenaga, bahan dan peralatan yang sesuai; c. Menyusun rencana keperluan tenaga, bahan dan peralatan secara rinci serta dijabarkan ke dalam rencana kerja bulanan, rencana kerja mingguan dan rencana kerja harian; d. Menyusun rencana total biaya secara rinci dalam rencana biaya bulanan dan biaya mingguan; e. Butir 1) sampai dengan butir 4) dituangkan dalam bentuk kerangka acuan kerja Penyusunan jadual pelaksanaan swakelola dilakukan sebagai berikut : a. Pengguna barang/jasa untuk membantu pelaksanaan kegiatan membuat jadual pelaksanaan pekerjaan/kegiatan; b. Jadual pelaksanaan kegiatan adalah waktu pelaksanaan pekerjaan/kegiatan yang meliputi waktu mulai hingga berakhirnya pelaksanaan pekerjaan/ kegiatan. Di dalamnya meliputi proses : perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pelaporan. c. Pembuatan jadual pelaksanaan pekerjaan/ kegiatan disusun dengan mempertimbangkan waktu yang cukup bagi pelaksanaan pekerjaan/kegiatan. 7 8

d. Pengalokasian waktu dalam proses pemilihnan langsung diserahkan sepenuhnya kepada pengguna barang/jasa. b. Pertanggung jawaban untuk pekerjaan/ kegiatan ini dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku dan disampaikan kepada pengguna 2.4. Penyusunan Rencana Biaya Pekerjaan/ Kegiatan Penyusunan rencana biaya pekerjaan/kegiatan dengan cara swakelola dapat dilakukan dengan : a. Pengguna barang/jasa membuat rincian biaya pekerjaan/kegiatan dengan tidak melampaui pagu anggaran yang telah ditetapkan dalam dokumen anggaran; b. Rincian biaya pekerjaan/kegiatan tersebut mengikuti ketentuan paraturan perundangan yang berlaku; c. Dalam hal diperlukan tenaga ahli/peralatan/bahan tertentu maka dapat dilakukan kontrak/sewa tersendiri. 2.5. Pelaksanaan Kegiatan oleh Masyarakat/ Lembaga Swadaya Masyarakat a. Untuk pekerjaan/kegiatan yang sebagian atau seluruhnya dilaksanakan oleh masyarakat/lembaga swadaya masyarakat, perlu dibuat surat penunjukan/surat kuasa 9 10

BAB III e. Pengiriman bahan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan kapsitas penyimpanan; PELAKSANAAN SWAKELOLA 3.1. Swakelola Oleh Pengguna Barang/Jasa Dalam pelaksanaan swakelola perlu mengikuti ketentuan sebagai berikut : a. Pengadaan bahan, jasa lainnya, peralatan/suku cadang, dan tenaga ahli yang diperlukan dilakukan oleh panitia yang ditetapkan oleh pengguna barang/jasa dan menggunakan metoda pengadaan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan di dalam Keputusan Presiden No. 80 tahun 2003, yaitu lelang/seleksi umum, lelang/seleksi terbatas, pemilihan/seleksi langsungatau penunjukan langsung; b. Pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan dilakukan secara harian berdasarkan daftar hadir pekerja atau dengan cara upah borong;. c. Pembayaran gaji tenaga ahli tertentu yang diperlukan dilakukan berdasarkan kontrak konsultan perorangan; d. Penggunaan tenaga kerja, bahan dan peralatan dicatat setiap hari dalam laporan harian; f. Panjar kerja dipertanggungjawabkan secara berkala maksimal secara bulanan; g. Pencapaian target fisik dicatat setiap hari dan dievaluasi setiap minggu agar dapat diketahui apakah dana yang dikeluarkan sesuai dengan target fisik yang dicapai, sedangkan pencapaian target non fisik/perangkat lunak dicatat dan dievaluasi setiap bulan; h. Pengawasan pekerjaan fisik oleh pengguna barang/jasa, berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. 3.2. Swakelola Oleh Instansi Pemerintah Lain Non Swadana Dalam pelaksanaan swakelola ini perlu mengikuti ketentuan sebagai berikut : a. Pengadaan bahan, jasa lainnya, peralatan/ suku cadang, dan tenaga ahli yang diperlukan dilakukan oleh panitia dari unsur instansi pemerintah pelaksana swakelola yang ditetapkan pleh pengguna barang/jasa dan menggunakan metoda pengadaan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan di dalam Keputusan Presiden No. 80 tahun 2003, yaitu lelang/seleksi umum, lelang/seleksi terbatas, pemilihan/ 11 12

seleksi langsung, atau penunjukan langsung; b. Pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan dilakukan secara harian berdasarkan daftar hadir pekerja atau dengan cara upah borong; Dalam pelaksanaan swakelola ini c. Pelaksanaan pengadaan yang mengikuti ketentuan sebagai berikut : perlu menggunakan UYHD (Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan) dilakukan oleh a. Pengadaan barang/jasa lainnya, instansi pemerintah pelaksana swakelola. peralatan/suku cadang, dan tenaga ahli d. Pembayarn gaji tenaga ahli tertentu yang yang diperlukan dilakukan oleh penerima diperlukan dilakukan berdasarkan kontrak hibah; konsultan perorangan; b. Penyaluran dana hibah khusus untuk e. Penggunaan tenaga kerja, bahan dan pekerjaan konstruksi dilakukan secara peralatan dicatat setiap hari dalam laporan bertahap sebagai berikut : harian; 1) 50 % (lima puluh persen) apabila 3.3. Swakelola oleh Kelompok Masyarakat /Lembaga Swadaya Masyarakat Penerima Hibah f. Pengiriman bahan dapat dilakukan secara organisasi pelaksanaan penerima bertahap sesuai dengan kebutuhan dan hibah telah siap. kapsitas penyimpanan; 2) 50 % (lima puluh persen) sisanya g. Panjar kerja dipertanggungjawabkan secara berkala maksimal secara bulanan; h. Pencapaian target fisik dicatat setiap hari dan dievaluasi setiap minggu agar dapat diketahui apakah dana yang dikeluarkan sesuai dengan target fisik yang dicapai, sedangkan pencapaian target non fisik/perangkat lunak dicatat dan dievaluasi setiap bulan; i. Pengawasan pekerjaan fisik oleh pengguna barang/jasa, berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. apabila pekerjaan telah mencapai 30 5 (tiga pulu persen) c. Pencapaian kemajuan pekerjaan dan dana yang dikeluarkan dilaporkan secara berkala kepada pengguna barang/jasa; d. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh penerima hibah. 13 14

BAB IV PELAPORAN Pembuatan laporan pengadaan barang/jasa melalui swakelola dilaksanakan sebagai berikut : 1. Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan penggunaan keuangan dilaporkan oleh pelaksana lapangan/pelaksana swakelola kepada pengguna barang/jasa setiap bulan; 2. Laporan kemajuan realisasi fisik dan keuangan dilaporkan setiap bulan oleh pengguna barang/jasa kepada Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen/Gubernur/ Bupati/Walikota/ Direktur Utama BUMN/BUMD terkait atau pejabat yang disamakan. 15