BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2012
FUNGSI KEMASAN WADAH PERLINDUNGAN FISIK PERLINDUNGAN BARRIER KOMUNIKASI KEAMANAN KENYAMANAN
Identifikasi dan informasi produk Isi Ukuran Keamanan pangan Kondisi lingkungan
KETENTUANDAN PERSYARATAN YANG BERKAITAN DENGAN KEMASAN 1. Penandaan(labeling) Peraturan yang terkait dengan penandaan Peraturan yang terkait dengan penandaan (Labelling) umumnya diaplikasikan terhadap kemasan retail dengan maksud memberikan informasi penting kepada konsumen mengenai isi yang terkandung dalam kemasan serta untuk menjaga agar tidak terjadi kesalahan interpretasi atau kesalahan pengertian terhadap produk yang dikemas.
KETENTUANDAN PERSYARATAN YANG BERKAITAN DENGAN KEMASAN Dalam Undang-undang mengenai labeling biasanya mengharuskan sedikitnya 4 hal yaitu : Nama umum dari produk yang dikemas Isi/ berat bersih Kandungan Nama dan alamat perusahaaan yang bertanggungjawab terhadap produksi, pengawasan dan distribusi Hal lain yang diwajibkan (dibeberapa negara) adalah masa simpan produk, kondisi penyimpanan khusus, instruksi untuk persiapan atau penggunaan, bar code, simbol halal dan sebagainya.
KETENTUANDAN PERSYARATAN YANG BERKAITAN DENGAN KEMASAN 2. Persyaratan yang berkaitan dengan Pelestarian Lingkungan Pendekatan global dalam mengatasi masalah lingkungan yang berhubungan dengan kemasan mempunyai persyaratan khusus dalam rangka pengembangan kemasan
KETENTUANDAN PERSYARATAN YANG BERKAITAN DENGAN KEMASAN Persyaratan-persyaratan tersebut meliputi : Pengurangan bahan kemasan dan kandungan bahan berbahaya Pemakaian ulang atau daur ulang dari kemasan Buangan kemasan harus dapat direcovery dalam bentuk incenerator atau kompos Bahan kemasan mampu urai hayati.
KETENTUANDAN PERSYARATAN YANG BERKAITAN DENGAN KEMASAN 3. Persyaratan Untuk Standardisasi Ukuran Kemasan Ukuran kemasan dimaksudkan untuk Ukuran kemasan dimaksudkan untuk menyediakan penggunaan ekonomis dari bahan kemasan, kekuatan optimal serta penanganan yang tepat.
PERATURAN INDONESIA UNTUK KEMASANPANGAN PERATURAN INDONESIA UNTUK FOOD-CONTACT PACKAGING
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI NO: HK 00.05.55.6497 RUANG LINGKUP : Bahan yang dilarang = bahan tambahan Bahan yang diijinkan = bahan dasar dan bahan tambahan PERSYARATAN : Batas migrasi bahan dasar yang diijinkan Bahan dasar yang digunakan sesuai tipe pangan dan kondisi penggunaan tertentu Tipe pangan dan kondisi penggunaan
Logam Berat (Pb, Cd, Hg, Cr6+) Logam Berat Termigrasi Migrasi Global Migrasi Spesifik
Dilarang menggunakan kemasan pangan dari plastik daur ulang sebelum diperiksa keamanannya dan mendapat persetujuan dari Kepala BPOM Dilarang mengedarkan pangan dengan menggunakan kemasan pangan yang tidak memenuhi ketentuan peraturan ini
PERATURAN KEPALA BPOM RI NO: HK 00.05.55.6497 CONTOH Lampiran 2 A: Bahan dasar dan zat kontak dengan pangan yang diijinkan dalam kemasan pangan dan batas migrasi 2.1 Plastik/Karet/Elastomer 2.1.1 UMUM No Zat kontak Parameter Batas dg pangan migrasi 1 Logam berat Pelarut asam asetat 4%,95 o C, 30 menit, utk penggunaan >100 o C Pelarut asam asetat 4%,60 o C, 30 menit, utk penggunaan <100 o C maks 1 bpj maks 1 bpj
PERATURAN KEPALA BPOM RI NO: HK 00.05.55.6497 2.1.2 SPESIFIK No Zat kontak dg pangan 16 Resin melamin formaldehid Parameter 1.Ekstrak netto larut kloroform, hasil reaksi 1 mol melamin tdk lebih dari 3 mol formaldehida dlm air, diekstraksi dg pelarut pd kondisi yg disebut dlam lampiran 2 C tabel 2.1.1 dan 2.1.2 2.Monomer formaldehid Batas migrasi maks 0,078 bpj maks 3 bpj 3.Monomer melamin maks 30 bpj
PERATURAN KEPALA BPOM RI NO: HK 00.05.55.6497 TAHUN 2007 PERATURAN KEPALA BPOM RI NO: HK 03.1.23.07.11.6664 TAHUN 2011 Berlaku sejak 12 Januari 2012
BEBERAPA STANDAR NASIONAL INDONESIA TENTANG KEMASAN SNI 19-0522-1989, Karung Goni untuk Gula SNI 7323-2008, Polystyrene foam SNI 19-4377-1996, Plastik PE untuk mengemas SNI 7322-2008, Produk Melamin-Perlengkapan Makan dan Minum SNI 15-0037-1987, Botol Gelas untuk Minuman SNI 19-2946-1992, Botol Plastik Wadah Obat, Makanan dan Kosmetika SNI 19-4370-1996, Botol Plastik untuk Air Minum dalam Kemasan SNI 19-2652-1998, Berat Lapisan Timah pada kaleng Makanan dan Minuman SNI 19-2874-1992, Kaleng Aluminium Bentuk Silinder untuk Minuman SNI 19-2781-1992, Wadah Susu Segar dari Aluminium dll
SNI 7322-2008, PRODUK MELAMIN PERLENGKAPAN MAKAN DAN MINUM
SNI 7323-2008, POLYSTYRENE FOAM
Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No.24/M-IND/PER/2/2010 tentang Pencantuman Logo Tara Pangan dari Plastik Setiap kemasan pangan yang diperdagangkan di dalam negeri, yang berasal dari hasil produksi dalam negeri atau impor wajib dicantumkan logo dan kode daur ulang. Logo terdiri atas unsur penanda tara pangan dan atau pernyataan yang menunjukkan kemasan dimaksud aman untuk mengemas pangan Kode daur ulang terdiri atas: Penanda jenis bahan baku plastik Penanda dapat didaur ulang Ukuran logo dan kode daur ulang disesuaikan dengan ukuran kemasan pangan dan harus dapat dilihat dengan jelas
Kode daur ulang plastik JENIS PLASTIK KODE Polietilena tereftalat (PET) HDPE Polivinil klorida (PVC) LDPE Polipropilen (PP) Polistiren (PS) Polikarbonat (PC)
SIFAT-SIFAT YANG PERLU DIMILIKI OLEH KEMASAN: Kekedapan terhadap uap air, gas, aroma (plastik, kaleng, gelas) Kekuatan fisik (tahan jatuhan, tahan tarikan, tahan tusukan, tahan sobek, dll) (semua jenis) Daya serap air (kertas) Bukan daur ulang (plastik) Dan lain-lain