TARGET PEMBANGUNAN 6,18 % 5,2 % 4,0-5,0 % 12,22% 10,0 % 7-8 %

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI NASIONAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENGURANGAN KEMISKINAN TAHUN Rahma Iryanti Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan

PERSIAPAN RPJMN TERKAIT PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PEMERATAAN

PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

Kebijakan Pemerataan Ekonomi Dalam Rangka Menurunkan Kemiskinan. Lukita Dinarsyah Tuwo

Strategi UKM Indonesia

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN: KEMISKINAN, GINI RASIO, PENGANGGURAN DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Lintas Bidang Penanggulangan Kemiskinan II.1.M.B-1. (dalam miliar rupiah)

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

KEMISKINAN DAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN-RPJMN Rahma Iryanti DEPUTI KEMISKINAN, KETENAGAKERJAAN, DAN UKM

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

PENGEMBANGAN USAHA PEREMPUAN BAGI KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI KEWIRAUSAHAAN

PRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 Kelompok Pembahasan: Kesehatan

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

KENAIKAN BBM DAN TEKANAN BAGI TENAGA KERJA INFORMAL (LINGKARAN SETAN KEMISKINAN)

PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN


5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN

Program Perlindungan Sosial untuk Mengoptimalkan Manfaat: Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

Perluasan Lapangan Kerja

BAB V ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN, DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Isu Strategis Kota Surakarta

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

VISI MISI PASANGAN CALON BUPATI WAKIL BUPATI KABUPATEN PEKALONGAN PERIODE TAHUN H. RISWADI DAN HJ. NURBALISTIK

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

VISI, MISI DAN PORGRAM VISI

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Pemerintah Kab. Banyuwangi

PROGRAM LINTAS SEKTOR (1): PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

UPT BUPATI PEKALONGAN,

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 25 PEMBANGUNAN PERDESAAN

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2015

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

KONDISI EXISTING 2008 TARGET PENCAPAIAN PROGRAM INDIKASI KEGIATAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM STRATEGI PROGRAM SASARAN PROGRAM 1.1. URUSAN PERDAGANGAN

Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2015

RENCANA KERJA (RENJA)

BINTAN BERTUAH, NEGERI BERMARWAH

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN BIRO ADMINISTRASI PEREKONOMIAN DAN SDA SETDA DIY 2018

Oleh: LIES FAHIMAH. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Tengah

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015

Oleh: Tim IPB1 Serpong, 24 Mei 2016 EVALUASI SEMENTARA

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas. Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

SARAN / MASUKAN DARI KADIN KALBAR PADA RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

disampaikan oleh: Dr. H. Asli Nuryadin Kepala BAPPEDA Kota Samarinda

BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

TANGGAPAN UNTUK PROFIL PEKERJAAN YANG LAYAK INDONESIA

POKOK-POKOK METERI FORUM (MIF) 2016 GUBERNUR JAWA TENGAH PADA ACARA :

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB IV KEPENTINGAN INDONESIA DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PERBURUHAN. 95 memang terkait dengan tidak mewajibkan meratifikasi konvensi tersebut.

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB VII ISU STRATEGIS DAN RENCANA AKSI DAERAH

APBNP 2015 belum ProRakyat. Fadel Muhammad Ketua Komisi XI DPR RI

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

Transkripsi:

1

TARGET PEMBANGUNAN TPT Tk. Kemiskinan Kondisi Terkini 2015 NAWACITA 2016 RPJMN 2019 6,18 % 5,2 % 4,0-5,0 % 12,22% 10,0 % 7-8 % Target Pembangunan akan tercapai bila ditopang oleh pertumbuhan ekonomi dan investasi yang tinggi serta inflasi terkendali 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Gini Rasio Kondisi Terkini 2015 Laju Pertumbuhan Pengeluaran Per Kapita 2008-2014 Rata-rata pertumbuhan nasional = 3,41% NAWACITA 2016 RPJMN 2019 Perkira an 0,40 0,39 0,36 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Pendapatan penduduk 40% terbawah Sumber: Susenas 2008-2014, diolah Strategi Kebijakan RPJMN 2015-2019: Pemerataan Pendapatan antar kelompok masyarakat (satu dari 3 Dimensi Pembangunan Nasional)

3

PERKIRAAN PENDUDUK 40 PERSEN TERENDAH Empat kelompok rumah tangga yang diperkirakan berada pada 40 persen penduduk berpendapatan terbawah adalah : Angkatan kerja yang bekerja tidak penuh terdiri dari penduduk yang bekerja paruh waktu rumah tangga nelayan, rumah tangga petani berlahan sempit, rumah tangga sektor informal perkotaan, rumah tangga buruh perkotaan (buruh industri dsb) Nelayan 0,9 Juta Rumah tangga buruh perkotaan 9,73 Juta Petani Gurem 14,25 Juta Pekerja Informal Perkotaan 22,39 Juta Usaha mikro kecil termasuk rumah tangga yang bekerja sebagai pekerja keluarga, Penduduk miskin yang tidak memiliki aset termasuk pekerjaan. Sumber : diolah dari Sensus Pertanian BPS, 2013 Pekerja Rentan 47,3 juta Miskin tanpa aset 17 juta Total Perkiraan 64,3 juta 4

INDIKASI PENYEBAB MENINGKATNYA KESENJANGAN 1 Keterbatasan Rumah Tangga 2 Miskin untuk terlibat dalam proses pembangunan Aktivitas ekonomi dan Pasar Tenaga Kerja Kesempatan RTM untuk meningkatkan penghidupannya rendah Sisi akses: Kurangnya jangkauan pelayanan dasar Rendahnya akses kredit usaha bagi RTM Rendahnya kepemilikan aset RTM terutama lahan produktif Perkembangan ekonomi cenderung ke sektor nonproduksi. Investasi padat modal dan padat skilled labor, dinikmati oleh golongan menengah ke atas. 5

REVIEW: KETERBATASAN KESEMPATAN Akses terhadap pelayanan dasar bagi 40% MASYARAKAT TERMISKIN di Indonesia pada tahun 2014 Identitas hukum Kesehatan Pendidikan Air, sanitasi, p erumahan Perlindungan sosial 61% Akte Lahir 60% Imunisasi Lengkap 69% SD Ber-akreditasi B 56% Air Minum Layak Keterbatasan SJSN Pekerja informal 69% Persalinan di Faskes 63% SMP Ber-akreditasi B 20% Sanitasi Layak 62% Pemakaian Kontrasepsi 74% SMA Ber-akreditasi B RT Memiliki Hunian Layak 6

7

STRATEGI PEMBANGUNAN 2015-2019 (1) Pembangunan Manusia (2) Sektor Unggulan (3) Pemerataan Pendidikan Kesehatan Perumahan Infrastruktur Revolusi Mental Kedaulatan Pangan Kedaulatan Energi Kemaritiman dan Kelautan Pariwisata dan Industri Antar Kelompok Masyarakat Antar Wilayah Norma Pemba ngunan Membangun untuk manusia dan masyarakat Pembangunan tidak boleh menciptakan ketimpangan Perhatian khusus diberikan kepada lapisan masyarakat bawah tanpa menghalangi, menghambat dan mengurangi keleluasaan pelaku usaha besar Aktivitas Pembangunan tidak boleh merusak atau menurunkan daya dukung lingkungan 8

Strategi Pembangunan Nasional: DIMENSI PEMBANGUNAN UNTUK PEMERATAAN PERTUMBUHAN INKLUSIF (memaksimalkan potensi ekonomi, menyertakan sebanyak-banyaknya angkatan kerja, dan ramah keluarga miskin) Memberi Perhatian khusus kepada usaha mikro dan kecil Memperbesar investasi padat karya untuk menyerap tenaga kerja lebih luas Mengurangi beban penduduk miskin/rentan Menjangkau pelayanan dasar masyarakat terbawah PEMERATAAN PENDAPATAN -------------- Meningkatkan Standar hidup 40% penduduk terbawah Memperkuat Basis Perekonomian Perdesaan Memperbanyak wirausaha muda Berkurangnya pengangguran dan kemiskinan 9

PRIORITAS NASIONAL 10

MEMPERBESAR INVESTASI PADAT KARYA UNTUK MENYERAP TENAGA KERJA LEBIH LUAS Pembangunan infrastruktur sederhana untuk memberikan kesempatan kerja tanpa mengurangi kualitas pekerjaan IKLIM KETENAGA- KERJAAN DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL Memperkuat kapasitas pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan peraturan terkait ketenagakerjaan INFRA- STRUKTUR PADAT PEKERJA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA BARU KEAHLIAN PEKERJA Pelatihan komptensi, pemagangan, Kebijakan yang mengatur mobilitas, kualitas penduduk, dan kebijakan yang mendukung penyiapan menjelang bonus demografi Memperkuat sistem administrasi penduduk IKLIM USAHA LAYANAN INFORMASI PASAR KERJA Sistem sertifikasi keahlian 11

Harmonisasi dan sinkronisasi regulasi Ijin usaha mikro kecil Antisipasi penanganan dampak bencana Penataan manajemen usaha MEMBERI PERHATIAN KHUSUS BAGI UMK DENGAN MENINGKATKAN DAYA SAING UMKM DAN KOPERASI Kualitas SDM KUMKM Kewirausahaan Upgrading keterampilan (pemula dan madya): manajemen, teknis, dan perkoperasian Konsultasi dan pendampingan (PLUT) Kompetensi SDM berbasis standar Kemudahan, Kepastian, dan Perlindungan Usaha Daya Saing UMK dan Koperasi Akses Pembiayaan Bagi UMKM KUR Start up capital Dana bergulir Koperasi simpan pinjam Lembaga keuangan mikro Sistem resi gudang Penguatan sentra UMK Pengorganisasian koperasi/klaster Kemitraan investasi Kelembagaan Usaha Bagi UMKM dan Koperasi Nilai Tambah Produk dan Pemasaran Pasar rakyat Penguatan akses pasar dalam negeri: penataan PKL, koperasi distribusi, fasilitasi promosi Diversifikasi Modernisasi bisnis Green business: energi terbarukan, eco tourism Standardisasi/sertifikasi Penguatan akses pasar luar negeri: konsolidasi kargo ekspor, trading house, e-commerce, fasilitasi promosi

PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL Pelibatan masyarakat dalam berorganisasi dan pengambilan keputusan PENDAMPIN GAN Pendampingan Rumah Tangga Miskin (RTM), secara berkelompok Penciptaan lingkungan yang kondusif, termasuk peran Pemda dan dunia usaha Pengembangan aktifitas ekonomi masyarakat kurang mampu berbasis potensi lokal.partisipasi MASYARAKA T LIVELIHOOD SUPPORT SYSTEM IMPELENTASI UU DESA: PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL ------------------------- KEWIRA- USAHAAN FINANCIAL INSTITUTION BERBASIS KOMUNITAS KETERAMPILA N TENIS UNTUK DAPAT BEKERJA Pendampingan yang intensif sebelum dan selama masyarakat menjalankan usaha/kerja Penguatan akses kredit mikro bagi masyarakat kurang mampu Pembekalan keterampilan kerja/usaha 13

MENJANGKAU PELAYANAN DASAR MASYARAKAT TERBAWAH PENINGKATA N KAPASITAS PEMDA dan PENYEDIA LAYANAN Peningkatankualitas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah Peningkatantata kelola pelayanan dasar (pendidikan, kesehatan, pencatatan kependukan, dll) (?) Pemberdayaan Masyarakat dalam mengakses layanan pendidikan & kesehatan Pemberdayaan ekonomi keluarga PEMBERDAY AAN MASYARAKA T Peningkatan pembinaan dan kesertaan KB melalui faskes Peningkatanjangkauan pelayanan dasar (pendidikan, kesehatan, pencatatan kependukan, dll) (?) JANGKAUAN LAYANAN Akses Pelayanan Dasar Masyarakat Miskin -----------------30% Masyarakat Miskin Mendapat Pelayanan Dasar PENCAPAI AN SPM PENYEDIA SARANA DAN PRASARANA Pemenuhan hak terhadap pelayanan pendidikan yang berkualitas & Inklusif Pembangunan infrastruktur yang inklusif Peningakatan mutu dan akses layanan pendidikan, permukiman 14

PENGURANGAN BEBAN PENDUDUK MISKIN/RENTAN Penyaluran bantuan tunai Pemenuhan kondisionalitas pendidikan dan kesehatan Peningkatan kapasitas keluarga Pelatihan pendamping Peningkatan inklusi keuangan Pengurangan pekerja anak Pelaksanaan bantuan tunai bersyarat PELAK- SANAAN BANTUAN SOSIAL Subsidi Pangan Masyarakat Berpenghasila n Rendah (RASKIN/ RASTRA) Monitoring dan Evaluasi Perbaikan ketepatan sasaran, kuantitas dan kualitas beras Perbaikan tata kelola pengadaan dan penyaluran beras Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Penyaluran bantuan tunai Penjangkauan anak diluar sistem sekolah formal Bantuan Tunai Pendidikan bagi Anak Usia Sekolah melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) Bantuan Jaminan Kesehatan melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) Pemberian subsidi premi kesehatan Peningkatan derajat kesehatan Verifikasi-validasi data penerima bantuan iuran secara berkala 15