BAB I PENDAHULUAN 1.1 KONDISI UMUM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

KATA PENGANTAR. Gresik, 2 Januari 2013 Ketua Pengadilan Agama Gresik, Hj. ATIFATURRAHMANIYAH, S.H. NIP

KATA PENGANTAR. Madiun, 04 Januari 2016 Ketua Pengadilan Agama Kab. Madiun. Drs. Kafit, MH NIP

KATA PENGANTAR. Ngawi, 3 Januari 2017 Ketua Pengadilan Agama Ngawi. Drs. MARWAN, M.H. NIP

KATA PENGANTAR. Madiun, 13 Pebruari 2013 Ketua Pengadilan Agama Kab. Madiun, TTD Drs. H. AMAM FAKHRUR, SH.,MH. NIP

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KERJA

BAB II PERE CA AA DA PE ETAPA KI ERJA

KATA PENGANTAR. Gresik, 24 Januari 2014 Panitera/Sekretaris Pengadilan Agama Gresik, Hj. Mudjiati, S.H. NIP

DAFTAR ISI 2.1 VISI MISI TUJUAN 2.4 SASARAN STRATEGIS 2.5 PROGRAM UTAMA DAN KEGIATAN POKOK

PENGADILAN AGAMA LAMONGAN

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA NGANJUK Nomor : W13-A22/25/OT.00/SK/I/2015

PENGADILAN AGAMA SIDOARJO

Written by PTUN SURABAYA Wednesday, 12 June :16 - Last Updated Saturday, 12 October :07

Jalan Prof. Dr. nurcholis MaDJiD. Denanyar Jombang

PENGADILAN AGAMA SERUI

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

DAFTAR ISI. Kata Pengantar.. Bab I Pendahuluan Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan. 2. Bab II Visi, Misi dantujuan 7. 2.

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN Nomor : W13-A7/2/OT.00/SK/I/2016

RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN

PENGADILAN NEGERI MEDAN (NIAGA, HAM, PHI, PERIKANAN DAN TIPIKOR) JL. PENGADILAN NO.8 MEDAN

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA SUBANG

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS Tujuan dan Sasaran Strategis Arah Kebijakan dan Strategi Mahkamah Agung 16

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN Nomor : W13-A7/1-1/OT.00/SK/I/2017

8. Peraturan Pemerintah Nomor : 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

Reviuw Renstra Pengadilan Agama Tebing Tinggi BAB I PENDAHULUAN

Administrasi, Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Agama Brebes, merupakan lingkungan Peradilan Agama di bawah Mahkamah Agung Republik

RIVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN TAHUN 2017

KATA PENGANTAR. Tabanan, 02 Januari 2015 Ketua Pengadilan Agama Tabanan, Drs. Mochamad Djauhari, MH NIP

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA MIMIKA JL. YOS SUDARSO KM 4 NAWARIPI TIMIKA PAPUA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

KATA PENGANTAR. Bondowoso, 26 Januari 2018 Ketua, Drs. H. Thabrani, S.H., M.H. NIP

KATA PENGANTAR. Ponorogo, 26 Januari 2013 KETUA PENGADILAN NEGERI PONOROGO M U S L I M, SH. NIP

dibidang Administrasi, Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Negeri Wonosari, merupakan lingkungan Peradilan Umum di bawah Mahkamah Agung

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

RENSTRA PENGADILAN AGAMA JAKARTAA PUSAT

KATA PENGANTAR. Tabanan, 04 Januari 2017 Ketua Pengadilan Agama Tabanan, Drs. ZAINAL ARIFIN, M.H. NIP

PENGADILAN AGAMA SRAGEN KLAS IB

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS MAHKAMAH SYAR IYAH IDI TAHUN MAHKAMAH SYAR IYAH IDI

REVIU RENSTRA

PENGADILAN NEGERI GIANYAR TAHUN

REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BAB I PENDAHULUAN

PENGADILAN NEGERI SEKAYU

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MADIUN TAHUN

Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Lubuk Sikaping 1

REVISI RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA PELAIHARI TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN MAHKAMAH SYAR IYAH LHOKSUKON. Jl. Imam Bonjol No 1 Lhoksukon

PENGADILAN NEGERI SLAWI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN JL. A. YANI NO. 99 PROCOT, SLAWI

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan

Jl. Pengadilan No.8, Telp/Fax : (061) , P.O Box 1247 Medan 20112

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA KEBUMEN

Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran. Pengadilan Tata Usaha Negara Kupang dalam menjalankan tugas dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran

RENSTRA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

RIVIEW RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) TAHUN ANGGARAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT KELAS IA KHUSUS

H. MUDJITO, S.H., M.H. NIP M E M U T U S K A N. Menetapkan :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

PENGADILAN TINGGI AGAMA PONTIANAK PENYEMPURNAAN / REVIU RENCANA STRATEGIS PENGADILAN TINGGI AGAMA PONTIANAK TAHUN

PENGADILAN MILITER III-16 MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM

KATA PENGANTAR. engan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Negeri Gorontalo merupakan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

KATA PENGANTAR. Renstra Pengadilan Agama Tondano

PENGADILAN AGAMA KRUI Jl. Mawar No. 10 Way Mengaku, Telp: Website : www. pa-krui.go.id

PENGADILAN NEGERI SAMBAS

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA PASURUAN. Jl. Ir. H. Juanda No. 11 A Pasuruan

PENGADILAN AGAMA KLAS 1B

KATA PENGANTAR. dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Review Dokumen Rencana Strategis

Pengadilan Agama Pasuruan merupakan lingkungan Peradilan Agama di bawah. keadilan. Pengadilan Agama Pasuruan sebagai kawal depan Mahkamah Agung

RENSTRA PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG

KATA PENGANTAR. Madiun, 13 Pebruari 2013 Ketua Pengadilan Agama Kab. Madiun, TTD. Drs. H. AMAM FAKHRUR, SH.,MH. NIP

RENCANA KERJA PENGADILAN AGAMA SURABAYA TAHUN 2017

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

KATA PENGANTAR. Barru, 20 Januari 2014 PENGADILAN NEGERI BARRU Wakil Ketua K A Y A T, SH, MH NIP

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) HASIL REVIU TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM.

D A F T A R I S I. Kata Pengantar Daftar Isi. 1.1 Latar Belakang Ruang Lingkup Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 3

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) Tahun 2015 s.d. 2019

PENGADILAN AGAMA SRAGEN KLAS IB

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

DRAFT RANCANGAN PROGRAM KERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG DAN PENGADILAN AGAMA SE JAWA BARAT TAHUN 2016

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA SOLOK. Jl. KAPTEN BAHAR HAMID LAING KOTA SOLOK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 KONDISI UMUM Peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu sebagaimana dimaksud dalam Ung-Ung Nomor : 50 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Ung-Ung Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama dilaksanakan oleh Pengadilan Agama Pengadilan Tinggi Agama yang berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara Tertinggi. Pengadilan Agama Nganjuk adalah Pengadilan Agama Tingkat Pertama kelas 1B merupakan Yurisdiksi dari Pengadilan Tinggi Agama Surabaya. Pengadilan Agama Nganjuk terletak di Jl.Gatot Subroto Nganjuk yang mempunyai yurisdiksi 284 Kelurahan/Desa dari 20 kecamatan, dengan luas wilayah 1 2 2. 4 3 3 Km² jumlah penduduk 1.017.030 jiwa. Dasar Hukum berdirinya Pengadilan Agama Nganjuk adalah Staatblad 1882 No. 152 Jo STBL tahun 1937 nomor 116 610. Sejak berdirinya Pengadilan Agama Nganjuk Sejak diberlakukannya Ung Ung Nomor 1 tahun 1974 Pengadilan Agama Nganjuk berkantor di salah satu ruang kecil yang berada disebelah utara masjid Agung Nganjuk, kemudian pada tahun 1975 Pengadilan Agama Nganjuk mendapatkan gedung di Jalan Bromo, Kelurahan Ploso Kabupaten Nganjuk dengan Anggaran dari Departemen Agama, dengan luas tanah kurang lebih 500 m2 yang dipergunakan untuk kantor ruang sig. Pada tahun 1994 berdasarkan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Daerah Tingkat II Nganjuk Nomor 003 tahun 1994 tentang Persetujuan Pelepasan Hak atas tanah milik Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Nganjuk, Pengadilan Agama Nganjuk mendapatakan Tanah untuk digunakan sebagai Gedung Kantor Balai sig Pengadilan Agama Nganjuk seluas kurang lebih 3540 m2, mengingat jumlah pegawai 1

yang semakin bertambah diperlukan tempat yang representative untuk pelayanan kepada Pencari keadilan. Pada tahun 1995 Pengadilan Agama Nganjuk mendapatkan Anggaran dari Departemen Agama untuk Pembangunan Gedung balai sig yang terletak di Jalan Gatot subroto tersebut bangunan tersebut diresmikan oleh Bupati Nganjuk Drs. H. Soetrisno R pada tanggal 27 Desember 1997. Pada tahun 1998 mendapatkan anggaran untuk pembangunan ruang tunggu bangunan untuk ruang administrasi. Dan sejak itu sampai tahun 2012 Pengadilan Agama Nganjuk tidak pernah mendapatkan anggaran a untuk pembangunan Gedung segkan Gedung Pengadilan Agama Nganjuk belum sesuai dengan Prototype Gedung Pengadilan Agama Kelas 1 B sesuai dengan buku I Mahkamah Agung RI. Sehubungan dengan pindahnya Pengadilan Agama Nganjuk ke gedung yang baru pada tahun 1998, maka gedung lama yang berada di Jalan Bromo, Kelurahan Ploso, Kabupaten Nganjuk difungsikan sebagai ruang arsip, akan tetapi pada tahun 2003 karena Pengadilan Agama Nganjuk tidak mempunyai rumah dinas maka gedung lama tersebut difungsikan sebagai rumah dinas, sesuai dengan Surat Keputusan Ba Urusan Administrasi Mahkamah Agung RI nomor 30/BUA/SK/III/2010 tanggal 26 maret 2010 tentang alih fungsi gedung kantor menjadi rumah dinas, karena rumah dinas keadaannya rusak parah maka pada tahun 2013 Pengadilan Agama Nganjuk mendapatkan anggaran untuk Rehabilitasi rumah dinas yang semula hanya untuk ketua akhirnya bisa diperuntukkan untuk ketua wakil ketua tetapi karena terbatasnya anggaran pada tahun 2013 hanya untuk rumah dinas ketua yang sudah bisa ditempati segkan rumah dinas wakil Ketua masih menunggu anggaran penyelesaian dari DIPA. Status Tanah Yang ditempati Pengadilan Agama Nganjuk sejak tahun 1997 hingga hingga tahun 2013 belum bisa disertifikatkan atas nama Mahkamah Agung RI belum masuk kedalam asset Barang milik Negara Pengadilan Agama Nganjuk hal ini terkendala dengan surat pelepasan Hak yang seharusnya pada tahun 1994 berdasarkan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Daerah Tingkat II Nganjuk Nomor 003 tahun 1994 tentang Persetujuan Pelepasan Hak atas tanah milik Pemerintah Kabupaten Daerah 2

Tingkat II Nganjuk tidak ditindak lanjuti, sehingga menyulitkan proses pensertifikatan tanah. Sejak tahun 2000 Pengadilan Agama Nganjuk telah berusaha untuk pengurusan sertifikat akan tetapi belum berhasil pada akhir tahun 2011 Pengadilan Agama Nganjuk mengajukan Permohonan hibah kep Bupati Nganjuk alhamdulilah pada tahun 2013 SK Hibah telah ditanda tangani oleh Bupati Nganjuk dengan surat nomor : 188/391/K/411.013/2013 tanggal 01 Oktober 2013 tentang Penghapusan Barang Milik Pemerintah Kabupaten Nganjuk berupa Tanah untuk dihibahkan kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia yang digunakan untuk Kantor Pengadilan Agama Nganjuk. Yuridiksi Pengadilan Agama Nganjuk Kelas IB meliputi 20 Kecamatan yaitu : 1. Kecamatan Nganjuk 2. Kecamatan Bagor 3. Kecamatan Sukomoro 4. Kecamatan Loceret 5. Kecamatan Pace 6. Kecamatan Wilangan 7. Kecamatan Berbek 8. Kecamatan Gong 9. Kecamatan Rejoso 10. Kecamatan Tanjunganom 11. Kecamatan Kertosono 12. Kecamatan Ngetos 13. Kecamatan Sawahan 14. Kecamatan Baron 15. Kecamatan Patianrowo 16. Kecamatan Lengkong 17. Kecamatan Prambon 18. Kecamatan Ngronggot 19. Kecamatan Jatikalen 20. Kecamatan Ngluyu 3

Kebijakan satu atap menuntut tanggung jawab tantangan untuk mewujudkan organisasi sebagai lembaga yang profesional, efektif, efesien, transparan serta akuntabel. Untuk itu perlu dilakukan perbaharuan Peradilan secara terencana, terarah berkesinambungan dengan mengacu pada cetak biru Pembaharuan Peradilan 2010-2015 Mahkamah Agung R.I. Dalam mewujudkan hal tersebut telah melaksanakan berbagai program kegiatan berdasarkan Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Nganjuk Tahun 2015-2019. Untuk itu dalam rencana strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Nganjuk tahun 2015-2019 diperlukan analisis kondisi keadaan tingkat perkara tahun 2010-2013. Data analisis tersebut dapat dilihat pada tabel atau data perkara Pengadilan Agama Nganjuk sebagai berikut : No Tahun Sisa Perkara yang lalu Perkara Masuk Jumlah Perkara Perkara Di Putus Sisa Perkara sekarang 1. 2010 353 1957 2310 1755 414 2. 2011 414 2110 2524 2041 483 3. 2012 483 2392 2875 2327 548 4. 2013 548 2442 2990 2384 606 5. 2014 606 2593 3199 2678 521 Dari data diatas menunjukkan bahwa profesionalisme aparatur Peradilan Agama semakin meningkat yang dapat dilihat dengan meningkatnya penyelesaian perkara atau putusan perkaranya tiap tahun. 4

Grafik I : Peningkatan Penyelesaian Perkara / Putusan Perkara Peradilan Agama Tingkat Pertama Tahun 2010 2014. 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 2010 2011 2012 2013 2014 Analisa data kondisi keadaan tanah atau gedung kantor Pengadilan Agama Nganjuk diperlukan untuk pembangunan gedung kantor Pengadilan Agama Nganjuk yang masih belum sesuai dengan prototype gedung kantor Peradilan dilingkungan Mahkamah Agung R.I. Karena gedung kantor Pengadilan Agama Nganjuk masih berdiri di atas tanah yang statusnya masih milik Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk namun pada tahun 2013 Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk bersedia menghibahkan tanah tersebut sesuai dengan Berita Acara Hibah Tanah Nomor : 028/3534/411.214/2013 tinggal 10 Oktober 2013. 1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN Capaian reformasi birokrasi Pengadilan Agama Nganjuk dalam kurun waktu tahun 2010-2014 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Keberhasilan tersebut antara lain : Pertama, Tahun 2013 Pengadilan Agama Nganjuk mendapat peringkat 2 (dua) dalam hal Kelengkapan data Simpeg Online Peradilan Agama se Indonesia, hal tersebut membuktikan pelaksanaan adminisrasi Kepegawaian. Kedua, Upload Putusan Pengadilan Agama Nganjuk termasuk peringkat 7 (tujuh) se Indonesia, hal ini menunjukkan aya publikasi putusan transparansi peradilan. Dari keberhasilan tersebut dapat di identifikasikan dapat menjadi modal dalam melanjutkan Pembaruan Peradilan, khususnya lima tahun kedepan. 5

Berikut ini akan diuraikan analisa SWOT berupa Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportuni ty) Tantangan (Threat) dari Pengadilan Agama Nganjuk A. Kekuatan (Strength) Kekuatan Pengadilan Agama Nganjuk mencakup beberapa hal yang memang diatur dalam peraturan/ Perung-ungan sampai dengan hal-hal yang dikembangkan, yang mencakup dalam beberapa aspek : 1. Aspek Proses Peradilan Aya Ung-ung yang mengatur kewenangan Pengadilan Agama Nganjuk selaku Pengadilan Tingkat Pertama. 2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan Pegawai di lingkungan Pengadilan Agama Nganjuk memiliki motivasi yang tinggi kreatif dalam melaksanakan tugas-tugasnya 3. Aspek Pengawasan Pembinaan Aya Sistem Pengawasan yang melibatkan Hakim Pengawas Big dalam pengawasan reguler insidentil. 4. Aspek Tertib Administrasi Manajemen Peradilan Aya Pola Bindalmin beserta aplikasi SIADPA yang mempermudah proses administrasi perkara. B. Kelemahan (Weakness) Kelemahan-kelemahan yang ada di Pengadilan Agama Nganjuk dirinci dalam beberapa aspek : 1. Aspek Proses Peradilan Belum memiliki mekanisme evaluasi yang dapat mengukur kepuasan masyarakat pencari keadilan di wilayah hukum Pengadilan Agama Nganjuk. 2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan Pengadilan Agama Nganjuk belum mempunyai kewenangan untuk merekrut pegawai sendiri sesuai kebutuhan Pengadilan. 6

Jumlah pegawai yang jauh dari ideal menyebabkan banyak rangkap jabatan yang menyebabkan kinerja pegawai kurang optimal dalam pelayanan kepada masyarakat. Data jumlah pegawai di lingkungan Pengadilan Agama Nganjuk dapat dilihat pada tabel 1. Rekapitulasi Sumber Daya Manusia di lingkungan Pengadilan Agama Nganjuk terlampir. 3. Aspek Pengawasan Pembinaan Belum aya sistem pengaduan masyarakat yang berbasis teknologi informasi. 4. Aspek Tertib Administrasi Manajemen Peradilan Jumlah pegawai teknis yang menguasai SIADPA masih sedikit sehingga proses administrasi perkara kurang berjalan optimal. 5. Aspek Sarana Prasarana a. Pegadilan Agama Nganjuk membutuhkan belanja modal guna pembangunan gedung kantor, gedung kantor Pengadilan Agama Nganjuk yang masih membutuhkan pembangunan/pengembangan sebesar 50 %. b. Pengadilan Agama Nganjuk juga membutuhkan alat transportasi berupa mobil dinas karena mobil dinas yang dimiliki cuma 1 unit yang dipake oleh Ketua, segkan untuk operasional lainnya tidak ada. c. Personal Komputer Mebelair Pengadilan Agama Nganjuk jumlahnya sangat sedikit tidak sesuai dengan jumlah kebutuhan yang ada sehingga dapat menghambat pelayanan publik yang prima. C. Peluang (Opportunity) Berikut adalah peluang-peluang yang dimiliki Pengadilan Agama Nganjuk untuk melakukan perbaikan ditinjau dari beberapa aspek : 1. Aspek Proses Peradilan Aya aplikasi yang mempermudah proses berperkara administrasi umum serta website Pengadilan Agama Nganjuk yang mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi prose berperkara. 2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan Aya Sosialisasi, Bimbingan Teknis, Pelatihan yang dilaksanakan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya maupun Mahkamah Agung untuk meningkatkan kualitas 7

Sumber Daya Manusia. Aya tunjangan kinerja sebagai motivasi pegawai dalam kinerja. 3. Aspek Pengawasan Pembinaan Aya kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh Ba Pengawasan, Hakim Pengawas Daerah maupun Hakim Pengawas Big yang dilaksanakan secara reguler maupun insidentil ke Pengadilan Agama Nganjuk. 4. Aspek Tertib Administrasi Manajemen Peradilan Dukungan koordinasi yang baik antar pengadilan agama diwilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Surabaya. 5. Aspek Sarana Prasarana Sudah tersedianya fasilitas Teknologi Informasi di Pengadilan Agama Nganjuk berupa sambungan internet website Pengadilan Agama Nganjuk. D. Tantangan (Threat) Berikut adalah tantangan-tantangan di Pengadilan Agama Nganjuk yang akan dihadapi harus dipikirkan cara terbaik untuk tetap dapat melakukan perbaikan sebagaimana yang diharapkan. 1. Aspek Proses Peradilan Belum tersedianya suatu alat pengukuran kepuasan pengguna jasa pengadilan ditengah tuntutan pelayanan prima kepada masyarakat pencari keadilan. 2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan Personil Pengadilan Agama Nganjuk belum seluruhnya memahami visi misi Pengadilan Agama Nganjuk. 3. Aspek Pengawasan Pembinaan Belum aya sistem reward punishment untuk mengontrol kinerja aparat peradilan. 4. Aspek Tertib Administrasi Manajemen Peradilan Jumlah pegawai teknis yang menguasai SIADPA masih sedikit sehingga proses administrasi perkara kurang berjalan optimal. 8

5. Aspek Sarana Prasarana Anggaran yang diberikan pusat untuk pengadaan sarana prasarana tidak sesuai dengan kebutuhan. 9

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 2.1 VISI Visi merupakan cara pang jauh kedepan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok fungsi Pengadilan Agama Nganjuk. Visi Pengadilan Agama Nganjuk mengacu pada Mahkamah Agung RI yaitu : Terwujudnya Ba Peradilan Yang Agung. 2.2 MISI Untuk mencapai visi tersebut di atas, maka Pengadilan Agama Nganjuk menetapkan misi-misi sebagai berikut : 1. Menjaga kemandirian ba peradilan. 2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan. 3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan ba peradilan. 4. Meningkatkan kredibilitas transparansi ba peradilan. Atas dasar visi misi tersebut di atas maka Pengadilan Agama Nganjuk melaksanakan program yang telah dicanangkan oleh Mahkamah Agung tentang Reformasi Birokrasi Cetak Biru Pembaharuan Peradilan Tahun 2010 2035. Ada 10 Karakter untuk mencapai Ba Peradilan Yang Agung yaitu : 1. Melaksanakan fungsi kekuasaan kehakiman secara efektif. 2. Didukung pengelolaan anggaran berbasis kinerja secara mandiri yang dialokasikan secara proporsional dalam APBN. 3. Memiliki struktur organisasi yang tepat manajemen organisasi yang jelas terukur. 4. Melaksanakan manajemen administrasi yang sederhana, cepat, tepat waktu, biaya ringan, proporsional, adil. 5. Mengelola sarana prasarana dalam rangka mendukung lingkungan kerja yang aman, nyaman, kondusif bagi penyelenggaraan peradilan. 10

6. Mengelola membina sumber daya manusia yang kompeten dengan kriteria obyektif, sehingga tercipta aparat peradilan yang berintegritas profesional. 7. Didukung pengawasan perilaku, administrasi, keuangan yang efektif. 8. Berorientasi pada pelayanan publik yang prima. 9. Memiliki manajemen informasi yang menjamin akuntabilitas, kredibilitas, transparansi. 10. Berbasis teknologi informasi (TI) terpadu untuk mewujudkan peradilan yang modern. Dalam pelaksanan Reformasi Birokrasi tersebut ada 8 (delapan) program prioritas Pembaruan di Lingkungan Peradilan Agama yaitu : 1. Penyelesaian Perkara yang tepat waktu. 2. Manajemen SDM yang terencana terlaksana dengan baik. 3. Pengelolaan Website demi keterbukaan informasi publik. 4. Meja Informasi untuk memberikan pelayanan informasi di gedung pengadilan. 5. Pelayanan Publik yang prima. 6. Implementasi SIADPA Plus sebagai outomasi Pola Bindalmin. 7. Justice For All yang terdiri dari Perkara Prodeo, Sig Keliling Pos Bantuan Hukum (Posbakum). 8. Pengawasan. Kedelapan program tersebut harus diapliksikan dalam pelaksanaan tugas seharihari di Pengadilan Agama Nganjuk. 2.3 TUJUAN STRATEGIS Berdasarkan visi missi yang ditetapkan tersebut di atas maka Pengadilan Agama Nganjuk menetapkan tujuan organisasi yang akan dicapai hingga tahun 2015 adalah sebagai berikut : 11

1. Meningkatnya pelayanan hukum yang berkeadilan kepada masyarakat pencari keadilan. 2. Terwujudnya aparat Pengadilan Agama Nganjuk yang profesional, efektif, efisien, akuntabel. 3. Meningkatnya sarana prasarana Pengadilan Agama Nganjuk. 4. Meningkatnya pengawasan intern dalam rangka pelayanan hukum kepada masyarakat pencari keadilan. 2.4 SASARAN STRATEGIS Berdasarkan Tujuan tersebut di atas, Pengadilan Agama Nganjuk menetapkan sasaran strategis sebagai berikut : Uraian / Sasaran No. Strategis 1 Terwujudnya penyelesaian sisa perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan akuntabel 2 Terwujudnya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan akuntabel 3 Terwujudnya penyelesaian perkara dalam jangka waktu 5 bulan 4 Terwujudnya pelayanan perkara miskin terpinggirkan yang diselesaikan secara tepat waktu Indikator Kinerja sisa perkara tahun lalu yang diselesaiakan tepat waktu perkara yang diselesaiakan tepat waktu perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu 5 bulan secara tepat waktu perkara miskin terpinggirkan yang diselesaiakan tepat waktu Target 2014 606 (80 %) 2593 (80 %) 15 (80 %) 20 (80 %) Realisasi 2014 521 (83 %) 2678 (100 %) 20 (100 %) 17 (85 %) Capaian 2014% 100 % 100 % 100 % 85 % 12

5 Terwujudnya pelayanan perkara miskin terpinggirkan yang mendapatkan layanan posyankum secara tepat waktu 6 Terwujudnya penyelesaian perkara yang diselesaikan dengan cara sig di luar gedung diputus tepat waktu 7 Terwujudnya penyelesaian putusan / penetapan secara tepat waktu yang di unggah ke website 8 Terwujudnya kualitas pelayanan meja informasi 9 Terwujudnya penyelesaian minutasi berkas perkara tepat waktu 10 Terwujudnya administrasi penerimaan perkara yang efektif, efesien akuntabel 11 Terwujudnya persigan perkara secara sederhana, tepat waktu, tranparan perkara miskin terpinggirkan yang mendapatkan layanan posyakum yang diselesaiakan tepat waktu perkara yang diselesaikan dengan cara sig di luar gedung yang diputus penyelesaian putusan / penetapan secara tepat waktu yang di unggah ke website pemberian pelayanan informasi kepada masyarakat yang berkaitan dengan perkara Prosetase kualitas kwantitas minutasi berkas perkara penyelesaian adminitrasi / registrasi penerimaan perkara persigan perkara secara sederhana, tepat waktu, tranparan akuntabel 0 0 0 % 0 0 0 % 2678 (80 %) 2593 (100 %) 2593 (80 %) 2500 (80 %) 2593 (100 %) 2664 (99 %) 2593 (100 %) 2678 (100 %) 2593 (100 %) 2593 (100 %) 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 13

12 Terwujudnya penyelesaian administrasi putusan perkara yang efektif, efesien akuntabel 13 Terwujudnya pelayanan penyampaian salinan / putusan tepat waktu 14 Terwujudnya penerbitan akta cerai secara cepat tepat waktu 15 Terwujudnya pelayanan penyerahan akta cerai secara cepat tepat waktu 16 Terwujudnya pelayanan mediasi 17 Terwujudnya kualitas putusan yang memenuhi rasa keadilan kepada masyarakat 18 Terwujudnya pelayanan permohonan eksekusi atas putusan yang telah berkekuatan hukum tetap 19 Terwujudnya pelayanan pengaduan masyarakat penyelesaian administrasi putusan perkara penyampaian salinan putusan / penetapan kepada para pihak tepat waktu penerbitan akta cerai secara cepat tepat waktu penyerahan akta cerai kepada para pihak pelayanan mediasi putusan yang tidak diajukan upaya banding pelayanan permohonan eksekusi yang telah ditindaklanjuti pengaduan yang ditindaklanjuti 2678 (100 %) 2678 (100 %) 2300 (100 %) 2300 (90 %) 2678 (100%) 2678 (100 %) 2301 (100 %) 2000 (80 %) 100 % 100 % 100 % 86 % 10 % 11 % 100 % 2667 (100 %) 1 (1 %) 10 (10 %) 2667 (100 %) 0 (0 %) 4 (4 %) 100 % 0 % 40 % 14

2.5 INDIKATOR KINERJA UTAMA Indikator Kinerja Utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Hubungan tujuan, sasaran indikator kinerja utama dengan digambarkan sebagai berikut : No. Kinerja Utama Indikator Kinerja Penjelesan 1 Terwujudnya penyelesaian sisa perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan akuntabel 2 Terwujudnya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan akuntabel 3 Terwujudnya penyelesaian perkara dalam jangka waktu 5 bulan 4 Terwujudnya pelayanan perkara miskin terpinggirkan yang diselesaikan secara tepat waktu 5 Terwujudnya pelayanan perkara miskin terpinggirkan yang mendapatkan layanan posbakum secara tepat waktu sisa perkara tahun lalu yang diselesaiakan tepat waktu perkara yang diselesaiakan tepat waktu perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu 5 bulan secara tepat waktu perkara miskin terpinggirkan yang diselesaiakan tepat waktu perkara miskin terpinggirkan yang mendapatkan layanan posyakum 15 penyelesaian sisa perkara tahun lalu yang diputus tahun berjalan penyelesaian perkara masuk yang diputus pada tahun berjalan penyelesaian perkara yang diputus maksimal 5 bulan dengan perkara yang putus tahun berjalan antara jumlah pemohon prodeo dengan jumlah pemohon prodeo yang dilayani antara jumlah pemohon posbakum dengan jumlah pemohon posbakum yang Penanggung Jawab Majelis Hakim Panitera Pengganti Majelis Hakim Panitera Pengganti Majelis Hakim Panitera Pengganti Ketua, Majelis Hakim, Panitera, Kasir, Bendahara Pengeluaran Ketua, Panitera Sumber Data Bulanan Tahunan Bulanan Tahunan Tahunan Bulanan Tahunan Bulanan Tahunan

yang diselesaiakan tepat waktu dilayani 6 Terwujudnya penyelesaian perkara yang diselesaikan dengan cara sig di luar gedung diputus tepat waktu 7 Terwujudnya penyelesaian putusan / penetapan secara tepat waktu yang di unggah ke website 8 Terwujudnya kualitas pelayanan meja informasi 9 Terwujudnya penyelesaian minutasi berkas perkara tepat waktu 10 Terwujudnya administrasi penerimaan perkara yang efektif, efesien akuntabel perkara yang diselesaikan dengan cara sig di luar gedung yang diputus penyelesaian putusan / penetapan secara tepat waktu yang di unggah ke website pemberian pelayanan informasi kepada masyarakat yang berkaitan dengan perkara Prosetase kualitas kwantitas minutasi berkas perkara penyelesaian adminitrasi / registrasi penerimaan perkara perkara yang diputus dengan cara sig keliling dengan perkara yang disigkan antara perkara putus yang diupload ke website dengan perkara yang diputus jumlah pemohon informasi yang dilayani dengan jumlah pemohon informasi Perkara yang diminutasi dengan perkara putus penyelesaian administrasi/re gistrasi penerimaan perkara dengan perkara yang diterima Ketua, Majelis Hakim, Panitera, Panitera Pengganti Kasir, Bendahara Pengeluaran Ketua, wakil Ketua, Majelis Hakim Panitera Panitera Pengganti Ketua PPID Majelis Hakim Panitera Pengganti Panitera, Wakil Panitera, Panmud Gugatan Permohona n Bulanan Tahunan Bulanan Tahunan Bulanan Tahunan Bulanan Tahunan Bulanan Tahunan 16

11 Terwujudnya persigan perkara secara sederhana, tepat waktu, tranparan 12 Terwujudnya penyelesaian administrasi putusan perkara yang efektif, efesien akuntabel 13 Terwujudnya pelayanan penyampaian salinan / putusan tepat waktu 14 Terwujudnya penerbitan akta cerai secara cepat tepat waktu 15 Terwujudnya pelayanan penyerahan akta cerai persigan perkara secara sederhana, tepat waktu, tranparan akuntabel penyelesaian administrasi putusan perkara penyampaian salinan putusan / penetapan kepada para pihak tepat waktu penerbitan akta cerai secara cepat tepat waktu penyerahan akta perkara yang disigkan dengan perkara yang diterima penyelesaian administrasi putusan perkara dengan perkara yang diputus a. jumlah penyampaian salinan putusan dengan perkara yang diputus. b. jumlah penyampaian salinan putusan dengan jumlah permohonan salinan akta cerai yang diterbitka dengan jumlah putusan cerai gugat yang BHT cerai talak yang diikrarkan. akta cerai yang diserahkan Majelis Hakim Panitera Pengganti Ketua, Wakil Ketua, Panitera, Wakil Panitera, Panmud Gugatan Permohona n Panitera, Panmud Hukum Panitera Pegganti Panitera, Panmud Hukum Panitera Pegganti Panitera, Wakil Panitera Bulanan Tahunan Bulanan Tahunan Buku kontrol penyampa ian salinan putusan Buku kontrol penyampa ian akta cerai Bulanan 17

secara cepat tepat waktu 16 Terwujudnya pelayanan mediasi 17 Terwujudnya kualitas putusan yang memenuhi rasa keadilan kepada masyarakat 18 Terwujudnya pelayanan permohonan eksekusi atas putusan yang telah berkekuatan hukum tetap 19 Terwujudnya pelayanan pengaduan masyarakat cerai kepada para pihak pelayanan mediasi putusan yang tidak diajukan upaya banding pelayanan permohonan eksekusi yang telah ditindaklanjuti pengaduan yang ditindaklanjuti dengan pemohon akta cerai mediasi yang dilayani dengan perkara yang seharusnyadim ediasi putusan yang tidak diajukan banding dengan perkara yang diputus penyelesaian eksekusi yang telah dilaksanakan pengadulan yang ditindaklanjuti dengan pengaduan yang masuk Panmud Hukum Majelis Hakim Panitera Pengganti Majelis Hakim Panitera Pengganti Ketua, Panitera, Jurusita/Jur usita Pengganti Ketua, Wakil Ketua, Hakim Pengawasa, Panitera, Panmud Hukum Tahunan Bulanan Tahunan Bulanan Tahunan Bulanan Tahunan Pengadua n Masyarak at 18

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 3.1. Arah Kebijakan Strategi Mahkamah Agung Republik Indonesia Arah kebijakan strategi Mahkamah Agung RI Tahun 2010-2035 tercantum dalam Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 yang dapat disimpulkan dalam beberapa Arahan Pembaruan sebagai berikut : A. Arahan Pembaruan Fungsi Teknis Segala upaya pembaruan peradilan yang dilakukan harus mengarah pada tujuan utama yaitu Ba Peradilan yang dapat melaksanakan fungsi kekuasaan kehakiman secara efektif. Untuk mencapai tujuan tersebut maka program utama yang perlu dilakukan adalah : 1. Pembatasan Perkara Kasasi PK 2. Penerapan Sistem Kamar secara konsisten 3. Penyederhanaan Proses Berperkara 4. Penguatan Akses pada Keadilan B. Arahan Pembaruan Manajemen Perkara Agenda penyempurnaan pada manajemen perkara dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian besar, yaitu sebagai berikut : 1. Modernisasi manajemen perkara; 2. Penataan ulang organisasi manajemen perkara; 3. Penataan ulang proses manajemen perkara. C. Arahan Pembaruan Fungsi Penelitian Pengembangan (Litbang) Pusat Penelitian Pengembangan memiliki fungsi strategis dalam rangka mencapai organisasi Mahkamah Agung RI. yang berbasis 19

pengetahuan. Setidaknya terdapat 2 (dua) fungsi strategis yang harus dikembangkan oleh Litbang: Pertama, fungsi Litbang dalam mendukung pengembangan pembangunan substansi hukum untuk mendukung fungsi Mahkamah Agung RI. dalam mengadili; Kedua, fungsi Litbang dalam mendukungpengembangan pembaruankebijakan Mahkamah Agung RI. Oleh karena itu dibutuhkan kegiatan Penguatan Kelembagaan Penguatan SDM, Sarana Prasarana. D. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) Sejalan dengan arahan reformasi birokrasi, Mahkamah Agung RI. Akan mengembangkan mengimplementasikan sistem manajemen SDM berbasis kompetensi. Sistem Manajemen SDM berbasis kompetensi ini biasa disebut sebagai Competency Based HR Management (CBHRM). Pengembangan Sistem Manajemen SDM berbasis kompetensi dilakukan sebagai berikut : 1. Rekrutmen seleksi berbasis kompetensi 2. Pelatihan pengembangan berbasis kompetensi. Pengembangan yang dimaksud disini termasuk rotasi, mutasi promosi. 3. Penilaian kinerja berbasis kompetensi 4. Remunerasi berbasis kompetensi 5. Pola karir berbasis kompetensi. E. Arahan Pembaruan Sistem Pendidikan Pelatihan (Diklat) Untuk mendapatkan SDM yang kompeten dengan kriteria obyektif, berintegrasi profesional, maka Mahkamah Agung RI. akan mengembangkan Sistem Pendidikan Pelatihan Profesi Hakim Pegawai Pengadilan yang Berkualitas Terhormat { Qualified and Respectable Judicial training Center (JTC) }. 20

Sistem ini akan dapat terwujud dengan usaha perbaikan pada berbagai aspek, yaitu meliputi : 1. Kelembagaan (institusional); 2. Sarana prasarana yang diperlukan; 3. Sumber Daya Manusia; 4. Program diklat yang terpadu berkelanjutan; 5. Pemanfaatan hasil diklat; 6. Anggaran diklat; serta 7. Kegiatan pendukung lainnya (misalnya kegiatan penelitian pengembangan). Konsep yang akan diadopsi dalam penyelenggaraan pendidikan pelatihan ke depan adalah konsep pendidikan yang permanen berkelanjutan { Continuing Judicial Education (CJE) }. Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam implementasi CJE ini, yaitu : 1. Bersifat komprehensif, terpadu sinergis untuk membantu hakim pegawai pengadilan memenuhi harapan masyarakat; 2. Bersifat khusus yang merupakan bagian dari pendidikan berkelanjutan terpusat pada kebutuhan pengembangan kompetensi hakim pegawai pengadilan. F. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Anggaran Pasal 81A ayat (1) Ung-Ung No. 3 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Ung-Ung Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah a gung menyatakan Anggaran Mahkamah Agung dibebankan pada mata anggaran tersendiri dalam anggaran pendapatan belanja negara. Pasal dimaksud mengamanatkan kepada jajaran Mahkamah Agung untuk mengupayakan aya telah kemandirian baik dalam penganggaran maupun dalam pelaksanaan anggaran. Supaya kemandirian anggaran MA terwujud, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menumbuhkan pemahaman bersama tentang kemandirian anggaran ba peradilan; b. Mengkaji peraturan perung-ungan yang berkaitan dengan kemandirian anggaran ba peradilan; c. Menentukan tingkat kemandirian anggaran ba peradilan; d. Mendorong dibentuknya ung-ung yang berisi kemandirian anggaran ba peradilan. Segkan cakupan pembaruan pengelolaan anggaran untuk menuju kemandirian pengelolaan anggaran Ba Peradilan meliputi: 1. Penataan Sistem Prosedur Perencanaan a. Studi terhadap kemandirian pengelolaan keuangan Ba Peradilan; b. Penyusunan standar biaya khusus big peradilan sebagai syarat penerapan anggaran berbasis kinerja; c. Analisis terhadap baseline dalam rangka implementasi kerangka pengeluaran jangka menengah; d. Restrukturisasi program kegiatan; e. Evaluasi standar biaya khusus big peradilan; f. Penetapan baseline dalam rangka implementasi KPJM; 2. Penataan Sistem Prosedur Pelaksanaan a. Perumusan mekanisme pelaksanaan APBN; b. Penyusunan Sistem Operating Prosedur Penerimaan Belanja; c. Evaluasi SOP penerimaan belanja; 3. Memperkuat kemampuan SDM Pengelola Anggaran a. Edukasi anggaran menuju independensi anggaran Mahkamah Agung dilaksanakan dengan pelatihan di big pengelolaan keuangan, diantaranya adalah pelatihan perencanaan anggaran berbasis kinerja, pelatihan kuasa pengguna anggaran, pelatihan pejabat pembuat komitmen, pelatihan penguji tagihan, pelatihan bendahara penerimaan pengeluaran;

4. Mendorong Transparansi Pengelolaan Anggaran a. Membuat Rancangan Ung-Ung tentang Kemandirian Anggaran Ba Peradilan; b. Penyusunan peraturan teknis tentang kemandirian pengelolaan keuangan Ba Peradilan; c. Peraturan perung-ungan tentang kemandirian anggaran telah disahkan; d. Implementasi peraturan teknis tentang kemandirian anggaran Ba Peradilan; e. Perumusan kebijakan atau peraturan perung-ungan tentang transparansi pengelolaan penerimaan belanja; f. Implementasi transparansi pengelolaan penerimaan belanja. G. Arahan Pembaruan Pengelolaan Aset Untuk memperbaiki kinerja dalam pengelolaan aset, Mahkamah Agung akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mahkamah Agung akan menciptakan lingkungan organisasi yang dapat mendorong perilaku positif dalam pengelolaan aset; 2. Mahkamah Agung akan mengubah pendekatan dalam mengelola aset, dari pendekatan administratif aset menjadi manajemen aset yang menerapkan beberapa asas, yaitu : fungsional, kepastian hukum, transparansi, azas efisiensi, akuntabilitas publik, kepastian nilai; 3. Mahkamah Agung akan menyediakan seorang penilai di setiap satuan kerja unit pengelola aset; 4. Mahkamah Agung akan melakukan penertiban aset; 5. Mahkamah Agung akan memperbaiki perencanaan pengelolaan aset; 6. Mahkamah Agung akan melakukan risk analysis untuk setiap aset milik negara berupa tanah bangunan ataupun aset lain yang dianggap perlu; 7. Mahkamah Agung akan melakukan sertifikasi; 8. Mahkamah Agung akan melakukan perbaikan pengelolaan rumah dinas

rumah jabatan; 9. Mahkamah Agung akan menyusun mekanisme akuntabilitas yang efektif; 10. Mahkamah Agung akan menyempurnakan SIMAK BMN karena memang tidak ada manajemen BMN yang khusus dibuat untuk instansi tertentu. H. Arahan Pembaruan Teknologi Informasi Secara ringkas, sasaran dari penerapan Teknologi Informasi di Mahkamah Agung, dapat dirumuskan sebagai sarana pendukung untuk tercapainya hal-hal berikut ini : a. Peningkatan kualitas putusan, yaitu dengan penyediaan akses terhadap semua informasi yang relevan dari dalam luar pengadilan, termasuk putusan, jurnal hukum lainnya; b. Peningkatan sistem administrasi pengadilan, meliputi akses atas aktivitas pengadilan dari luar gedung, seperti misalnya registrasi, permintaan informasi kesaksian; c. Pembentukan efisiensi proses kerja di lembaga peradilan, yaitu dengan mengurangi kerja manual klerikal serta menggantikannya dengan proses berbasis komputer; d. Pembentukan organisasi berbasis kinerja, yaitu dengan menggunakan teknologi sebagai alat untuk melakukan pemantauan kontrol atas kinerja; e. Pembentukan lingkungan pembelajaran dalam organisasi, yaitu dengan menyediakan fasilitas e-learning atau pembelajaran jarak jauh. Tahapan pengembangan Teknologi Informasi di Mahkamah Agung lembaga peradilan dalam 25 tahun ke depan akan terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu sebagai berikut : 1. Tahap I, selama 5 (lima) tahun pertama. Sasarannya adalah optimalisasi investasi Teknologi Informasi yang sudah ada, integrasi data

informasi, serta penyiapan regulasi perubahan kultur kerja dalam rangka menyongsong era bekerja berbasis Teknologi Informasi; 2. Tahap II, selama 10 (sepuluh) tahun kedua. Sasarannya adalah terciptanya sistem informasi yang konsisten untuk seluruh lembaga peradilan sehingga memungkinkan pemanfaatan data informasi untuk menjaga kesatuan hukum membuka peluang untuk akses terhadap pelayanan pengadilan; 3. Tahap III, selama 10 (sepuluh) tahun ketiga. Sasarannya adalah diintegrasikannya proses peradilan dengan para pemangku kepentingan lainnya, termasuk para penegak hukum lain, dalam kerangka menuju sistem pelayanan hukum terpadu (integrated justice system). I. Arahan Pembaruan Sistem Pengawasan Penguatan Organiasasi Pengawasan difokuskan pada 5 (lima) aspek, yaitu : 1. Restrukturiasasi Organisasi Pelaksana Fungsi Pengawasan 2. Penguatan SDM Pelaksana Fungsi Pengawasan 3. Penggunaan Parameter Obyektif dalam Pelaksanaan Pengawasan 4. Peningkatan Akuntabilitas & Kualitas Pelayanan Pengaduan bagi Masyarakat 5. Redefinisi Hubungan Mahkamah Agung Komisi Yudisial sebagai Mitra dalam Pelaksanaan Fungsi Pengawasan. J. Arahan Pembaruan Sistem Keterbukaan Informasi Kebijakan transparansi melalui pemberian akses informasi pengadilan diarahkan untuk mencapai dua hal, yaitu : 1) Memenuhi kebutuhan masyarakat pencari keadilan; 2) mewujudkan akuntabilitas meningkatkan kepercayaan masyarakat. Langkah-langkah prioritas yang akan dilakukan oleh Mahkamah Agung adalah : 1. Membangun kultur keterbukaan di pengadilan;

2. Mekanisme Akses Informasi Sederhana, Cepat, Tepat Waktu Biaya Ringan; 3. Membangun Struktur Organisasi Mengembangkan Kebijakan Pendukung; 4. Mekanisme Pemantauan Pengawasan, Pengaduan Penyelesaian Keberatan, serta Insentif Disentif atas Pelaksanaan Pelayanan Informasi; 5. Meningkatkan Pemahaman Masyarakat akan Kegunaan Kebutuhan Informasi Pengadilan. 3.2. Arah Kebijakan Strategi Pengadilan Tinggi Agama Surabaya Arah kebijakan strategi Pengadilan Tinggi Agama Surabaya Tahun 2015-2019 mengacu pada Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 yang dapat disimpulkan dalam beberapa Arahan Pembaruan sebagai berikut : A. Arahan Pembaruan Fungsi Teknis Segala upaya pembaruan peradilan agama yang dilakukan harus mengarah pada tujuan yaitu Peradilan Agama yang dapat melaksanakan fungsi kekuasaan kehakiman secara efektif. Untuk mencapai tujuan tersebut maka program utama yang perlu dilakukan adalah : 1. Penyederhanaan Proses Berperkara 2. Penguatan Akses pada Keadilan. B. Arahan Pembaruan Manajemen Perkara Agenda penyempurnaan pada manajemen perkara memerlukan program prioritas yaitu terselenggaranya Modernisasi manajemen perkara di peradilan agama, oleh karena itu diharapkan seluruh pimpinan peradilan agama mewajibkan kepada seluruh aparat Peradilan Agama, terutama Hakim, Panitera Pengganti Jurusita / Jurusita Pengganti untuk dapat memahami melaksanakan Pola Bindalmin dengan baik, sehingga kualitas sistem pemberkasan perkara dapat lebih ditingkatkan.

C. Arahan Pembaruan Fungsi Penelitian Pengembangan (Litbang) Pembaruan Fungsi Litbang memiliki 2 (dua) fungsi strategis yang harus dikembangkan oleh Litbang : Pertama, fungsi Litbang dalam mendukung pengembangan pembangunan substansi hukum untuk mendukung fungsi Peradilan Agama dalam mengadili; Kedua, ungsi Litbang dalam mendukung pengembangan pembaruan kebijakan Mahkamah Agung RI. Oleh karena itu dibutuhkan kegiatan Penguatan SDM, Sarana Prasarana. D. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) Sejalan dengan arahan reformasi birokrasi, Pengadilan Tinggi Agama Surabaya akan mengembangkan mengimplementasikan sistem manajemen SDM berbasis kompetensi. Pengembangan Sistem Manajemen SDM berbasis kompetensi dilakukan sebagai berikut : 1. Pelatihan pengembangan berbasis kompetensi. Pengembangan yang dimaksud disini termasuk rotasi, mutasi promosi. 2. Penilaian kinerja berbasis kompetensi 3. Remunerasi berbasis kompetensi 4. Pola karir berbasis kompetensi. E. Arahan Pembaruan Sistem Pendidikan Pelatihan (Diklat) Untuk mendapatkan SDM yang kompeten dengan kriteria obyektif, berintegrasi profesional, maka Pengadilan Tinggi Agama Surabaya secara berkelanjutan akan menyelenggarakan Bimbingan Teknis Yustisial Administrasi, Orientasi-orientasi Pembinaan Sumber Daya Manusia, terutama bagi Hakim, Panitera Pengganti Jurusita / Jurusita Pengganti, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas profesionalisme aparat Peradilan Agama di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya. Pengadilan Tinggi Agama Surabaya mensupport kebijakan Mahkamah Agung

RI dalam mengembangkan Sistem Pendidikan Pelatihan Profesi Hakim Pegawai Pengadilan yang Berkualitas Terhormat { Qualified and Respectable Judicial Training Center (JTC) }. F. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Anggaran Cakupan pembaruan pengelolaan anggaran untuk menuju kemandirian pengelolaan anggaran Peradilan Agama meliputi: 1. Penataan Sistem Prosedur Perencanaan a. Penyusunan standar biaya khusus big peradilan sebagai syarat penerapan anggaran berbasis kinerja; b. Analisis terhadap baseline dalam rangka implementasi kerangka pengeluaran jangka menengah; c. Restrukturisasi program kegiatan; d. Evaluasi standar biaya khusus big peradilan; e. Penetapan baseline dalam rangka implementasi KPJM; 2. Penataan Sistem Prosedur Pelaksanaan a. Perumusan mekanisme pelaksanaan APBN; b. Penyusunan Sistem Operating Prosedur Penerimaan Belanja; c. Evaluasi SOP penerimaan belanja; 3. Memperkuat kemampuan SDM Pengelola Anggaran Edukasi anggaran menuju independensi anggaran Pengadilan Agama dilaksanakan dengan pelatihan di big pengelolaan keuangan, diantaranya adalah pelatihan perencanaan anggaran berbasis kinerja, pelatihan bendahara penerimaan pengeluaran; 4. Mendorong Transparansi Pengelolaan Anggaran a. Implementasi peraturan teknis tentang kemandirian anggaran Ba Peradilan; b. Perumusan kebijakan atau peraturan perung-ungan tentan transparansi pengelolaan penerimaan belanja; c. Implementasi transparansi pengelolaan penerimaan belanja.

G. Arahan Pembaruan Pengelolaan Aset Untuk memperbaiki kinerja dalam pengelolaan aset, Pengadilan Tinggi Agama Surabaya akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Penertiban aset; 2. Memperbaiki perencanaan pengelolaan aset; 3. Melakukan risk analysis untuk setiap aset milik negara berupa tanah bangunan ataupun aset lain yang dianggap perlu; 4. Melakukan sertifikasi tanah; 5. Melakukan perbaikan pengelolaan rumah dinas rumah jabatan; 6. Mengoptimalkan aplikasi SIMAK BMN dalam menatausahakan aset. 7. Melakukan perencanaan terhadap kebutuhan belanja modal tanah gedung kantor Pengadilan Agama di wilayah Jawa Timur, antara lain : a. Menyelenggarakan proyek pengadaan tanah untuk 9 (sembilan) satuan kerja yang membutuhkan relokasi gedung kantor, yaitu : No Satuan Kerja Vol (M2) Biaya Jumlah 1 PA. Banyuwangi 4000 3.000.000 12.000.000.000 2 PA. Blitar 4000 3.000.000 12.000.000.000 3 PA. Bojonegoro 4000 3.000.000 12.000.000.000 4 PA. Bondowoso 4000 3.000.000 12.000.000.000 5 PA. Gresik 4000 3.000.000 12.000.000.000 6 PA. Pasuruan 4000 3.000.000 12.000.000.000 7 PA. Sidoarjo 4000 3.000.000 12.000.000.000 8 PA. Surabaya 5000 3.000.000 15.000.000.000 9 PA. Trenggalek 4000 3.000.000 12.000.000.000 Jumlah 111.000.000.000

b. Menyelenggarakan proyek pembangunan gedung/kantor untuk 19 satuan kerja, yaitu : No Satuan Kerja Vol (M2) Biaya Jumlah 1 PTA Surabaya 5000 4.000.000 20.000.000.000 2 PA. Banyuwangi 2500 4.000.000 10.000.000.000 3 PA. Blitar 2500 4.000.000 10.000.000.000 4 PA. Bojonegoro 2500 4.000.000 10.000.000.000 5 PA. Bondowoso 2500 4.000.000 10.000.000.000 6 PA. Gresik 2500 4.000.000 10.000.000.000 7 PA. Pasuruan 2500 4.000.000 10.000.000.000 8 PA. Sidoarjo 2500 4.000.000 10.000.000.000 9 PA. Surabaya 3000 5.000.000 15.000.000.000 10 PA. Trenggalek 2500 4.000.000 10.000.000.000 11 PA. Bawean 2500 4.000.000 10.000.000.000 12 PA. Kangean 2500 4.000.000 10.000.000.000 13 PA. Kab. Kediri 2500 4.000.000 10.000.000.000 14 PA. Kediri 2500 4.000.000 10.000.000.000 15 PA. Kab. Madiun 2500 4.000.000 10.000.000.000 16 PA. Nganjuk 2500 4.000.000 10.000.000.000 17 PA. Ngawi 2500 4.000.000 10.000.000.000 18 PA. Sampang 2500 4.000.000 10.000.000.000 19 PA.Tuban 2500 4.000.000 10.000.000.000 Jumlah 205.000.000.000 c. Menyelenggarakan Belanja Modal Pengadaan Fasilitas Perkantoran untuk 38 satuan kerja, yaitu : No Satuan Kerja Vol (Unit) Biaya Jumlah 1 PTA Surabaya 40 5.000.000 200.000.000 2 PA. Bangil 40 5.000.000 200.000.000 3 PA. Bangkalan 40 5.000.000 200.000.000 4 PA. Banyuwangi 40 5.000.000 200.000.000 5 PA. Bawean 40 5.000.000 200.000.000 6 PA. Blitar 40 5.000.000 200.000.000 7 PA. Bojonegoro 40 5.000.000 200.000.000 8 PA. Bondowoso 40 5.000.000 200.000.000

9 PA. Gresik 40 5.000.000 200.000.000 10 PA. Jember 40 5.000.000 200.000.000 11 PA. Jombang 40 5.000.000 200.000.000 12 PA. Kangean 40 5.000.000 200.000.000 13 PA. Kab. Kediri 40 5.000.000 200.000.000 14 PA. Kodya Kediri 40 5.000.000 200.000.000 15 PA. Kraksaan 40 5.000.000 200.000.000 16 PA. Kab. Madiun 40 5.000.000 200.000.000 17 PA. Kodya Madiun 40 5.000.000 200.000.000 18 PA. Kab. Malang 40 5.000.000 200.000.000 19 PA. Nganjuk 40 5.000.000 200.000.000 20 PA. Lumajang 40 5.000.000 200.000.000 21 PA. Mojokerto 40 5.000.000 200.000.000 22 PA. Magetan 40 5.000.000 200.000.000 23 PA. Malang 40 5.000.000 200.000.000 24 PA. Nganjuk 40 5.000.000 200.000.000 25 PA. Ngawi 40 5.000.000 200.000.000 26 PA. Pacitan 40 5.000.000 200.000.000 27 PA. Pamekasan 40 5.000.000 200.000.000 28 PA. Pasuruan 40 5.000.000 200.000.000 29 PA. Ponorogo 40 5.000.000 200.000.000 30 PA. Probolinggo 40 5.000.000 200.000.000 31 PA. Sampang 40 5.000.000 200.000.000 32 PA. Sidoarjo 40 5.000.000 200.000.000 33 PA. Situbondo 40 5.000.000 200.000.000 34 PA. Sumenep 40 5.000.000 200.000.000 35 PA. Surabaya 40 5.000.000 200.000.000 36 PA. Tulungagung 40 5.000.000 200.000.000 37 PA. Trenggalek 40 5.000.000 200.000.000 38 PA. Tuban 40 5.000.000 200.000.000 Jumlah 7.600.000.000 d. Menyelenggarakan Belanja Modal Pengadaan Alat Pengolah Data untuk 38 satuan kerja, yaitu : No Satuan Kerja Vol (Unit) Biaya Jumlah 1 PTA Surabaya 20 10.000.000 200.000.000 2 PA. Bangil 20 10.000.000 200.000.000 3 PA. Bangkalan 20 10.000.000 200.000.000

4 PA. Banyuwangi 20 10.000.000 200.000.000 5 PA. Bawean 20 10.000.000 200.000.000 6 PA. Blitar 20 10.000.000 200.000.000 7 PA. Bojonegoro 20 10.000.000 200.000.000 8 PA. Bondowoso 20 10.000.000 200.000.000 9 PA. Gresik 20 10.000.000 200.000.000 10 PA. Jember 20 10.000.000 200.000.000 11 PA. Jombang 20 10.000.000 200.000.000 12 PA. Kangean 20 10.000.000 200.000.000 13 PA. Kab. Kediri 20 10.000.000 200.000.000 14 PA. Kodya Kediri 20 10.000.000 200.000.000 15 PA. Kraksaan 20 10.000.000 200.000.000 16 PA. Kab. Madiun 20 10.000.000 200.000.000 17 PA. Kodya Madiun 20 10.000.000 200.000.000 18 PA. Kab. Malang 20 10.000.000 200.000.000 19 PA. Nganjuk 20 10.000.000 200.000.000 20 PA. Lumajang 20 10.000.000 200.000.000 21 PA. Mojokerto 20 10.000.000 200.000.000 22 PA. Magetan 20 10.000.000 200.000.000 23 PA. Malang 20 10.000.000 200.000.000 24 PA. Nganjuk 20 10.000.000 200.000.000 25 PA. Ngawi 20 10.000.000 200.000.000 26 PA. Pacitan 20 10.000.000 200.000.000 27 PA. Pamekasan 20 10.000.000 200.000.000 28 PA. Pasuruan 20 10.000.000 200.000.000 29 PA. Ponorogo 20 10.000.000 200.000.000 30 PA. Probolinggo 20 10.000.000 200.000.000 31 PA. Sampang 20 10.000.000 200.000.000 32 PA. Sidoarjo 20 10.000.000 200.000.000 33 PA. Situbondo 20 10.000.000 200.000.000 34 PA. Sumenep 20 10.000.000 200.000.000 35 PA. Surabaya 20 10.000.000 200.000.000 36 PA. Tulungagung 20 10.000.000 200.000.000 37 PA. Trenggalek 20 10.000.000 200.000.000 38 PA. Tuban 20 10.000.000 200.000.000 Jumlah 7.600.000.000

H. Arahan Pembaruan Teknologi informasi Arahan pembaruan Teknologi Informasi selama 5 (lima) tahun pertama sasarannya ditujukan untuk optimalisasi investasi Teknologi Informasi yang sudah ada, antara lain website PTA Surabaya PA se- Jawa Timur, aplikasi SIADPA/SIADPTA, dll melaksakanakan integrasi data informasi. I. Arahan Pembaruan Sistem Pengawasan Pembaruan Sistem Pengawasan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya difokuskan pada 3 (tiga) aspek, yaitu : 1. Penguatan SDM Pelaksana Fungsi Pengawasan; 2. Penggunaan Parameter Obyektif dalam Pelaksanaan Pengawasan; 3. Peningkatan Akuntabilitas & Kualitas Pelayanan Pengaduan bagi Masyarakat. J. Arahan Pembaruan Sistem Keterbukaan Informasi Kebijakan transparansi melalui pemberian akses informasi pengadilan diarahkan untuk mencapai dua hal, yaitu : 1) Memenuhi kebutuhan masyarakat pencari keadilan; 2) mewujudkan akuntabilitas meningkatkan kepercayaan masyarakat. 3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGADILAN AGAMA NGANJUK Arah kebijakan strategi Pengadilan Agama Nganjuk Tahun 2010-2014 mengacu pada Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 yang dapat disimpulkan dalam beberapa Arahan Pembaruan sebagai berikut : 1. Arahan Pembaruan Fungsi Teknis Segala upaya pembaruan peradilan yang dilakukan harus mengarah pada tujuan utama yaitu Peradilan Agama yang dapat melaksanakan fungsi kekuasaan kehakiman secara efektif. Untuk mencapai tujuan tersebut maka program utama yang perlu dilakukan adalah : 1. Mengaktifkan Upaya Mediasi 2. Penyederhanaan Proses Berperkara 3. Penguatan Akses Transparansi keadilan

2. Arahan Pembaruan Manajemen Perkara Agenda penyempurnaan pada manajemen perkara memerlukan program prioritas yaitu terselenggaranya Modernisasi manajemen perkara di peradilan agama, oleh karena itu diharapkan seluruh pimpinan peradilan agama mewajibkan kepada seluruh aparat Peradilan Agama, terutama hakim, Panitera Pengganti Jurusita/ Jurusita Pengganti untuk dapat memahami melaksanakan Pola Bindalmin dengan baik, sehingga kualitas system pemberkasan perkara dapat lebih ditingkatkan. 3. Arahan Pembaruan Fungsi Penelitian Pengembangan (Litbang) Pembaruan Fungsi Litbang memiliki 2 (dua) fungsi strategis yang harus dikembangkan oleh Litbang : Pertama, fungsi Litbang dalam mendukung pengembangan pembangunan substansi hukum untuk mendukung fungsi Peradilan Agama dalam mengadili; Kedua, fungsi Litbang dalam mendukung pengembangan pembaruan kebijakan Mahkamah Agung RI. Oleh karena itu dibutuhkan kegiatan Penguatan Kelembagaan Penguatan SDM, Sarana Prasarana. 4. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Sumber Daya Manuasia (SDM) Sejalan dengan arahan reformasi birokarasi, Pengadilan Agama Nganjuk akan mengembangkan mengimplementasikan sistem manajemen SDM berbasis kompetensi. Sistem Manajemen SDM berbasis kompetensi ini biasa disebut sebagai Competency Based HR Management (CBHRM). Pengembangan Sistem Manajemen SDM berbasis kompetensi dilakukan sebagai berikut : 1. Penilaian kinerja berbasis kompetensi. 2. Remunerasi berbasis kompetensi. 3. Pola karir berbasis kompetensi. 5. Arahan Pembaruan Sistem Pendidikan Pelatihan (Diklat) Untuk mendapatkan SDM yang kompeten dengan kriteria obyektif, berintegrasi professional, maka Pengadilan Agama Nganjuk selalu mengirimkan pegawai untuk mengikuti Bimbingan Teknis Yustisial Administrasi, Orientasi- orientasi Pembinaan Sumber Daya Manusia, terutama bagi Hakim, Panitera Pengganti Jurusita/ Jurusita Pengganti, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas profesionalisme aparat Peradilan Agama.

6. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Anggaran Cakupan pembaruan pengelolaan anggaran untuk menuju kemandirian pengelolaan anggaran Peradilan Agama meliputi : 1. Penataan Sistem Prosedur Perencanaan a. Penyusunan standar biaya khusus big peradilan sebagai syarat penerapan anggaran berbasis kinerja. b. Analisis terhadap baseline dalam rangka implementasi kerangka pengeluaran jangka menengah. c. Restrukturisasi program kegiatan. d. Evaluasi standar biaya khusus big peradilan. e. Penetapan baseline dalam rangka implementasi KPJM. f. Penataan Sistem Prosedur Pelaksanaan Perumusan mekanisme pelaksanaan APBN. Penyusunan Sistem Operating Prosedur Penerimaan Belanja; Evaluasi SOP penerimaan belanja Memperkuat kemampuan SDM Pengelola Anggaran Edukasi anggaran menuju independensi anggaran Peradilan Agama dilaksanakan dengan pelatihan di big pengelolaan keuangan, diantaranya adalah pelatihan perencanaan anggaran berbasis kinerja, pelatihan kuasa pengguna anggaran, pelatihan pejabat pembuat komitmen, pelatihan penguji tagihan, pelatihan bendahara penerimaan pengeluaran. 2. Mendorong Transparansi Pengelolaan Anggaran a. Implementasi peraturan teknis tentang kemandirian anggaran Ba Peradilan. b. Perumusan kebijakan atau peraturan perung- ungan tentang transparansi pengelolaan penerimaan belanja. c. Implementasi transparansi pengelolaan penerimaan belanja.

7. Arahan Pembaruan Pengelolaan Aset Untuk memperbaiki kinerja dalam pengelolaan asset, pengadilan Agama Nganjuk akan melakukan langkah- langkah sebagai berikut : 1. Penertiban asset. 2. Memperbaiki perencanaan pengelolaan asset. 3. Melakukan risk analysis untuk setiap asset milik Negara berupa tanah bangunan ataupun asset lain yang dianggap perlu. 4. Melakukan sertifikasi tanah. 5. Melakukan perbaikan pengelolaan rumah dinas rumah jabatan. 6. Mengoptimalkan aplikasi SIMAK BMN dalam menatausahakan. 8. Arahan Pembaruan Teknologi Informasi Arahan pembaruan Teknologi Informasi selama 5 (lima) tahun pertama sasarannya ditujukan untuk optimalisasi investasi Teknologi Informasi yang sudah ada, antara lain website Pengadilan Agama Nganjuk, aplikasi SIADPA, lain- lain melaksanakan integrasi data informasi. 9. Arahan Pembaharuan Sistem Pengawasan Pembaruan sistem pengawasan Pengadilan Agama Nganjuk difokuskan pada 5 (lima) big pengawasan, yaitu : 1. Big perkara gugatan. 2. Big perkara permohonan. 3. Big administrasi perkara (pola bindalmin). 4. Big kinerja pelayanan public (umum). 5. Big administrasi umum. 10. Arahan Pembaharuan Sistem Keterbukaan Informasi Kebijakan transparansi melalui pemberian akses informasi pengadilan diarahkan untuk mencapai dua hal, yaitu : 1. Memenuhi kebutuhan masyarakat pencari keadilan. 2. Mewujudkan akuntabilitas meningkatkan kepercayaan serta pelayanan kepada masyarakat.