ANALISA TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA KERETA API KOMUTER SURABAYA - SIDOARJO. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Karakteristik Pengguna Kereta Api Komuter Surabaya - Sidoarjo

KAJIAN KINERJA KERETA API KALIGUNG MAS DALAM MELAYANI PENUMPANG JURUSAN TEGAL SEMARANG

PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA KERETA API KOMUTER MADIUN JAYA (MADIUN YOGYAKARTA)

ANALISIS LAYANAN SHUTTLE UNTUK MENGOPTIMALKAN FASILITAS PARKIR DI KAMPUS

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BUS TRANSJAKARTA

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KERETA API PRAMEKS

KAJIAN KINERJA KESELAMATAN BUS ANTAR KOTA DALAM PROVINSI DI JAWA TIMUR

Nur Safitri Ruchyat Marioen NIM Program Studi Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung ABSTRAK

ANALISIS KINERJA PELAYANAN DAN TANGGAPAN PENUMPANG TERHADAP PELAYANAN PELABUHAN PENYEBERANGAN JANGKAR DI KABUPATEN SITUBONDO

moda udara darat laut

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. penumpang kereta api Prameks dan bus AKAP jurusan Yogyakarta Solo, maka

Peningkatan Pelayanan Bus Transjakarta Berdasarkan Preferensi Pengguna (Studi Kasus: Koridor I Blok M Kota, Jakarta)

ANALISA TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA KERETA KOMUTER YOGYAKARTA KUTOARJO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGGUNA BUSWAY Pite Deanda NRP :

DAMPAK PENGATURAN JADWAL KEGIATAN AKADEMIK TERHADAP MOBILITAS KENDARAAN MAHASISWA DI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

EVALUASI KINERJA STASIUN KERETA API MALANG KOTA BARU BERDASARKAN SPM K.A. DAN IPA

PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN PERKOTAAN

PRESENTASI TUGAS AKHIR DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

KAJIAN KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA DI PURWOKERTO. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2

BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN ANGKUTAN KOTA DI KOTA JAMBI STUDI KASUS : RUTE ANGKOT LINE 4C JELUTUNG-PERUMNAS

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KENDARAAN PRIBADI DAN BUS KAMPUS Ronny Esha 1, Reza Aipassa 2, Rudy Setiawan 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP) DI KOTA PANGKALPINANG

ABSTRAK. Atribut Pelayanan, Customer Satisfaction Index, Importance Performance Analysis, Karakteristik Pengguna Jasa, Terminal Makassar Metro.

Evaluasi Operasional Angkutan Umum Kota Pariaman

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

UPAYA MENGURANGI PENGGUNAAN KENDARAAN PRIBADI MELALUI PENYEDIAAN ASRAMA MAHASISWA STUDI KASUS UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

Importance Performance Analysis (IPA) Penumpang di Dalam Terminal Makassar Metro

EVALUASI KINERJA STASIUN KERETA API MALANG KOTA BARU BERDASARKAN SPM K.A. DAN IPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 tentang

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : SEKAR PANDAN ARUM NPM

KAJIAN POTENSI PENUMPANG ANGKUTAN KERETA API LINTAS MADURA (BANGKALAN SUMENEP PP) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

EVALUASI KINERJA STASIUN PASAR TURI SURABAYA

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Terhadap Kualitas Kinerja Pelayanan Terminal Seruni Kota Cilegon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN EFEKTIFITAS OPERASIONAL TERMINAL MADYOPURO MALANG

BAB V ANALISA HASIL. serta pekerjaan. Berikut merupakan uraian dari beberapa karakteristik tersebut Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN KERETA API KELAS EKONOMI DENGAN PENDEKATAN MODIFIED SERVQUAL

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

PENILAIAN MASYARAKAT NON PENUMPANG TERHADAP ANGKUTAN PERKOTAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. Bagaimana pengaruh perceived quality atas produk Pertamax di SPBU Pertamina Pasteur terhadap tingkat kepuasan konsumen? Berdasarkan hasil analisa r

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktivitasnya, dan semua manusia

Evaluasi Kinerja Stasiun Pasar Turi Surabaya

SURVEI PELAYANAN PUBLIK RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KAJIAN POTENSI PERPINDAHAN PENUMPANG DARI BUS PATAS KE KERETA API EKSEKUTIF BIMA (RUTE MALANG-SURABAYA)DENGAN METODE STATED PREFERENCE

BAB I PENDAHULUAN. akan jasa transportasi, bukanlah merupakan kebutuhan langsung ( tujuan akhir yang

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada skripsi mengenai

PEMODELAN PEMILIHAN MODA ANTARA BUS DAN TRAVEL DENGAN METODE STATED PREFERENCE RUTE PALANGKARAYA BANJARMASIN

STUDI ANALISIS KETERLAMBATAN PERJALANAN KERETA API PARAHYANGAN BANDUNG JAKARTA. Petra Rayu Indrapratama NRP:

KINERJA LAYANAN BIS KOTA DI KOTA SURABAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN

Studi Penyebab Penurunan Demand Penumpang Angkutan Umum Mikrolet di Kota Surabaya (Studi Kasus Mikrolet Lyn-X)

gerak yang ada, keselamatan, kenyamanan, dan lain-lain.

PERFORMANCE OF KA SANCAKA EXECUTIVE CLASS AND BUSINESS CLASS BASED ON THE USERS SATISFACTION

KAJIAN KINERJA PELAYANAN BUS AKDP PATAS DAN EKONOMI PADA TRAYEK SURABAYA - MALANG

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

Analisis Pelayanan Penumpang Kereta Api Prambanan Ekspres (Prameks) Trayek Yogyakarta - Solo

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM (Studi Kasus : Kereta Api Prambanan Ekspres Solo-Yogyakarta)

Analisa Kepuasan Penumpang Angkutan Kota terhadap Sistem Pelayanan Angkutan Kota di Kota Sidoarjo ABSTRAK

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA JASA TERHADAP PENERAPAN MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI PROFESIONAL RUKO DI KAWASAN BUSSINESS PARK KOTA GORONTALO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. dirasakan dengan kinerja yang diharapkan. Kepuasan penumpang atau konsumen

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perencanaan angkutan pemadu moda mencangkup : Kebumen dan Purworejo kemudian NYIA. dan Magelang kemudian NYIA.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

LAMPIRAN A QUISIONER

KAJIAN PERPINDAHAN MODA (MODE SHIFTING) DARI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMUM (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG)

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

KAJIAN KINERJA PELAYANAN DAN TARIF KERETA API EKSEKUTIF JURUSAN MALANG JAKARTA (Studi Kasus Kereta Api Eksekutif Bima)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan kereta api merupakan suatu organisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukannya. Pergerakan dikatakan juga sebagai kebutuhan turunan, sebab

KAJIAN TINGKAT KEPUASAN PENUMPANG DAN KINERJA PELAYANAN TERMINAL PENUMPANG DOMESTIK (T2) DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

BAB VI. Berdasarkan analisis data pada bab IV melalui pendekatan Analytical Hierarchy

EVALUASI PERUBAHAN SEGMEN JALUR KERETA API BANGIL- SURABAYA SEBAGAI DAMPAK LUAPAN LUMPUR DI PORONG. Rofi Budi Hamduwibawa ( )

ALTERNATIF PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM (STUDI KASUS: BUS DAN KERETA API TRAYEK KOTA PADANG- KOTA PARIAMAN)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 2006) hasil penelitian ini dapat disimpulkan seperti berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008) Evaluasi adalah penilaian. Prestasi yang di perlihatkan, (3) kemampuan kerja.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELAS KERETA API

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai karakteristik

TUGAS AKHIR KAJIAN PELAYANAN KERETA API RUTE SEMARANG-JAKARTA ( STUDI KASUS : KERETA API MENOREH )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA PURWOKERTO BERDASARKAN METODA IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS DAN CUSTOMER SATISFACTION INDEX

III. METODOLOGI PENELITIAN

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PEMILIHAN MODA ANTARA BUS DAN KERETA API (STUDI KASUS : MEDAN TANJUNGBALAI) A. Diisi oleh surveyor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berguna dan hanya bisa bergerak jika ada manusia yang menggerakannya. Tanpa

Transkripsi:

ANALISA TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA KERETA API KOMUTER SURABAYA - SIDOARJO Rudy Setiawan, ST., MT. Staf Pengajar Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya, 60236 (P):031-2983392(F):031-8417658 rudy@peter.petra.ac.id Abstrak Seiring dengan bertambahnya penduduk yang tinggal di luar kota Surabaya tetapi mempunyai kegiatan di kota Surabaya menyebabkan terjadinya pola pergerakan komuter dari para penduduk di sekitar kota Surabaya pada jam sibuk setiap hari. Pengoperasian Kereta Api (KA) Komuter Surabaya Sidoarjo merupakan salah satu upaya untuk melayani kebutuhan transportasi bagi mereka yang pulang pergi setiap hari untuk bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan pengguna terhadap pengoperasian KA Komuter. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 234 orang responden pada hari kerja (Senin- Jumat) maupun hari libur (Sabtu-Minggu) pada saat jam sibuk pagi dan sore hari. Untuk mengukur kepuasan responden terhadap berbagai faktor yang berkaitan dengan pengoperasian KA Komuter digunakan metode Importance Performance Analysis. Berdasarkan hasil analisa kuesioner dengan metode Importance Performance Analysis disimpulkan bahwa terdapat tiga faktor yang menurut responden menjadi prioritas untuk ditingkatkan karena belum memuaskan yaitu meliputi: keamanan di stasiun/shelter, kebersihan (stasiun/shelter, kereta, toilet). Sedangkan beberapa faktor yang menurut responden penting dan memuaskan adalah: ketepatan jadwal, informasi mengenai jadwal, dan ketersediaan tempat duduk didalam kereta. Kata-kata kunci: Kereta Api Komuter, Kepuasan Pengguna, Importance Performance Analysis. 1. PENDAHULUAN Seiring dengan bertambahnya penduduk yang tinggal di luar kota Surabaya tetapi mempunyai kegiatan di kota Surabaya menyebabkan terjadinya pola pergerakan komuter dari para penduduk di sekitar kota Surabaya pada jam sibuk setiap hari. Pengoperasian Kereta Api (KA) Komuter Surabaya Sidoarjo merupakan salah satu upaya untuk melayani kebutuhan transportasi bagi mereka yang pulang pergi setiap hari untuk bekerja. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya mengenai karakteristik pengguna kereta api komuter Surabaya - Sidoarjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan pengguna terhadap pengoperasian KA Komuter dan mendapatkan masukan faktorfaktor pelayanan yang masih perlu ditingkatkan. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Kereta Api Komuter Mass rapid transit adalah layanan transportasi umum dengan jangkauan lokal yang tersedia bagi siapapun yang membayar ongkos yang telah ditentukan dan dirancang untuk memindahkan sejumlah besar penumpang dalam waktu bersamaan (Lloyd Wright and Karl Fjellstrom, 2003). Salah satu bentuk dari mass rapid transit adalah Kereta Api (KA) Komuter, Menurut Vuchic (1981), istilah KA Komuter seharusnya berkaitan dengan pengoperasian kereta api hanya pada awal dan akhir hari kerja, dikhususkan untuk mengangkut konsumen yang hendak menuju ke dan atau meninggalkan pusat kota. Akan tetapi istilah tersebut juga umum dipergunakan bagi semua jenis angkutan kereta api yang tidak termasuk dalam kategori Metro/Heavy Rail Transit (Grava, 2002). 1

Simposium VIII FSTPT, Universitas Sriwiajaya, 5-6 Desember 2005 KA Komuter umumnya mempunyai karakteristik lambat dalam berakselerasi dan berdeselerasi, sehingga untuk mencapai tingkat pelayanan memadai jarak antar stasiun/shelter sebaiknya tidak kurang dari 1,6km. Penentuan lokasi stasiun/shelter sangat berkaitan erat dengan tersedianya suatu titik pertemuan yang merupakan tempat berkumpulnya kendaraan pengumpan (feeder) jika kondisi tersebut dapat dipenuhi maka jarak antara stasiun/shelter hingga 4,8km masih terbilang normal. (Grava, 2002) KA Komuter memiliki jalur terpisah dengan lalulintas jalan sehingga mampu menyediakan pelayanan lebih baik (waktu tempuh lebih cepat, dapat diandalkan, kapasitas angkut lebih besar) dibandingkan bus kota. Di Inggris pengurangan kemacetan lalulintas diklaim sebagai akibat dari keberhasilan KA Komuter menarik minat para pengguna kendaraan bermotor untuk beralih (Simpson, 1994). Namun KA Komuter juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya adalah: daerah jangkauannya kurang luas (tidak dapat menjangkau daerah-daerah pelosok), penumpang harus mau menyesuaikan diri dengan jadwal pelayanan yang ada dan harus menunggu dengan sabar jika kereta tersebut mengalami keterlambatan. (Lloyd Wright and Karl Fjellstrom, 2003) 2.2 Karakteristik Pengguna Kereta Api Komuter Menurut Black (1995), untuk dapat menyediakan pelayanan angkutan umum yang sesuai dengan kebutuhan, perlu diketahui hal-hal yang berkaitan karakteristik pengguna angkutan umum tersebut meliputi: jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, tujuan perjalanan, waktu perjalanan, jadwal pelayanan, lokasi stasiun/shelter dan arah perjalanan. Tabel 1 mempelihatkan hasil dari studi terdahulu (Setiawan, 2005) berkaitan dengan karakateristik pengguna KA Komuter Surabaya-Sidoarjo. 2 Tabel 1 Karakteristik Pengguna Kereta Api Komuter Variabel Persentase Usia < 18thn 12%, 18-25thn 34%, 25-50thn 51%, >50thn 3% Jenis Pekerjaan Swasta 44%, Pelajar&Mahasiswa 21%, Ibu Rumah Tangga 12%, PNS 9%, Wiraswasta 8%, Lain-lain 6% Tingkat Pendapatan <Rp.400rb/bln 31%,Rp.400-600rb/bln 27%, Rp.600-800rb/bln 23%, >Rp.800rb/bln 19% Tujuan Perjalanan Bekerja 35%, Mengunjungi Saudara 21%, Rekreasi 20%, Belanja 11%, Sekolah&Kuliah 8%, Lain-lain 5% Moda transportasi Minibus antar kota 32%, Motor 31%, Angkot 25%, Bus kota 7%, sebelum beralih ke KA Mobil 3%, Lain-lain 2% Alasan beralih ke KA Waktu tempuh lebih cepat 47%, Biaya lebih murah 38%, Kesesuaian dengan jadwal pelayanan 10%, Jarak tujuan dengan stasiun/shelter 5% Moda menuju ke Jalan kaki 33%, Motor 27%, Angkot 19%, Becak 11%, stasiun/shelter Minibus antar kota 4%, Bus kota 2%, Mobil 2%, Lain-lain 2% Moda meninggalkan Jalan kaki 32%, Angkot 29%, Becak 22%, Motor 9%, Stasiun/shelter Minibus antar kota 4%, Lain-lain 2%, Bus kota 1%, Mobil 1% Sumber: Setiawan, 2005. 2.3 Kualitas Pelayanan Kereta Api Komuter Menurut Hess (2002), ada dua macam faktor yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan jumlah pengguna angkutan umum, yaitu: faktor eksternal yang meliputi: pertumbuhan populasi, pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan, perubahan bentuk kota, peralihan moda transportasi. Faktor internal meliputi: perubahan tarif angkutan umum,

Simposium VIII FSTPT, Universitas Sriwijaya, 5-6 Desember 2005 kegiatan promosi, peningkatan jangkauan pelayanan, kerjasama dengan intansi terkait, dan kualitas pelayanan (ketepatan jadwal, papan informasi, tempat duduk, kebersihan kereta). Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan kualitas pelayanan didalam kereta antara lain: Ventilasi udara yang baik, ketersediaan tempat duduk yang nyaman, minimnya guncangan, penerangan yang memadai, penyejuk udara (AC), kebersihan, keleluasaan (tidak berdesakan) dan keamanan sangat diharapkan oleh pengguna KA Komuter (Grava, 2002 dan Li, 2003). Sedangkan beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan kondisi stasiun/shelter adalah tersedianya fasilitas bagi para pengguna berupa tempat menunggu yang terlindung dari pengaruh cuaca, open space yang memadai, papan informasi jadwal, loket tiket, toilet. Selain itu perlu mempertimbangkan keleluasaan area sirkulasi dan tersedianya jarak yang aman antara kereta dengan arus penumpang karena pengguna KA Komuter cenderung terburu-buru (Grava, 2002). Selain itu ketinggian platform dan jarak antara platform dengan lantai kereta berpengaruh terhadap kenyamanan pada saat naik atau turun dari kereta. 2.4 Importance Performance Analysis (IPA) Metode Importance Performance Analysis (IPA) pertama kali diperkenalkan oleh Martilla dan James (1977) dengan tujuan untuk mengukur hubungan antara persepsi konsumen dan prioritas peningkatan kualitas produk/jasa yang dikenal pula sebagai quadrant analysis (Brandt, 2000 dan Latu & Everett, 2000). IPA telah diterima secara umum dan dipergunakan pada berbagai bidang kajian karena kemudahan untuk diterapkan dan tampilan hasil analisa yang memudahkan usulan perbaikan kinerja (Martinez, 2003). IPA mempunyai fungsi utama untuk menampilkan informasi berkaitan dengan faktor-faktor pelayanan yang menurut konsumen sangat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas mereka, dan faktor-faktor pelayanan yang menurut konsumen perlu ditingkatkan karena kondisi saat ini belum memuaskan. IPA menggabungkan pengukuran faktor tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan dalam grafik dua dimensi yang memudahkan penjelasan data dan mendapatkan usulan praktis. Interpretasi grafik IPA sangat mudah, dimana grafik IPA dibagi menjadi empat buah kuadran berdasarkan hasil pengukuran importance-performance sebagaimana terlihat pada Gambar 1, Rendah Tinggi Prioritas Penanganan Rendah Tingkatkan Kinerja Prioritas Rendah Rata-rata Pertahankan Kinerja Cenderung Berlebihan Tinggi Tingkat Kepuasan Gambar 1 Pembagian Kuadran Importance Performance Analysis Berikut penjelasan untuk masing-masing kuadran (Brandt, 2000): Kuadran Pertama, Pertahankan Kinerja (high importance & high performance) 4 3 1 2 Rata-rata 3

Simposium VIII FSTPT, Universitas Sriwiajaya, 5-6 Desember 2005 Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai faktor penunjang bagi kepuasan konsumen sehingga pihak manajemen berkewajiban memastikan bahwa kinerja institusi yang dikelolanya dapat terus mempertahankan prestasi yang telah dicapai. Kuadran Kedua, Cenderung Berlebihan (low importance & high performance) Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap tidak terlalu penting sehingga pihak manajemen perlu mengalokasikan sumber daya yang terkait dengan faktor-faktor tersebut kepada faktor-faktor lain yang mempunyai prioritas penanganan lebih tinggi yang masih membutuhkan peningkatan, semisal dikuadran keempat. Kuadran Ketiga, Prioritas Rendah (low importance & low performance) Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini mempunyai tingkat kepuasan yang rendah dan sekaligus dianggap tidak terlalu penting bagi konsumen, sehingga pihak manajemen tidak perlu memprioritaskan atau terlalu memberikan perhatian pada faktor -faktor tersebut. Kuadran Keempat, Tingkatkan Kinerja (high importance & low performance) Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai faktor yang sangat penting oleh konsumen namun kondisi pada saat ini belum memuaskan sehingga pihak manajemen berkewajiban mengalokasikan sumber daya yang memadai untuk meningkatkan kinerja berbagai faktor tersebut. Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini merupakan prioritas untuk ditingkatkan. Ada dua macam metode untuk menampilkan data IPA (Martinez, 2003) yaitu: pertama menempatkan garis perpotongan kuadran pada nilai rata-rata pada sumbu tingkat kepuasan dan sumbu prioritas penangganan dengan tujuan untuk mengetahui secara umum penyebaran data terletak pada kuadran berapa, kedua menempatkan garis perpotongan kuadran pada nilai rata-rata hasil pengamatan pada sumbu tingkat kepuasan dan sumbu prioritas penangganan dengan tujuan untuk mengetahui secara spesifik masing-masing faktor terletak pada kuadran berapa. Metode yang kedua lebih banyak dipergunakan oleh para peneliti. Berikut prosedur berkaitan dengan penggunaan metode IPA: Penentuan faktor-faktor yang akan dianalisa, Melakukan survey melalui penyebaran kuesioner, Menghitung nilai rata-rata tingkat kepuasan dan prioritas penanganan, Membuat grafik IPA, Melakukan evaluasi terhadap faktor sesuai dengan kuadran masing-masing. 3. METODOLOGI PENELITIAN Untuk mengukur kepuasan responden terhadap berbagai faktor yang berkaitan dengan pengoperasian KA Komuter digunakan kuesioner dengan format pertanyaan disesuaikan dengan metode Importance Performance Analysis (IPA). Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 234 orang responden pada hari kerja (Senin-Jumat) maupun hari libur (Sabtu-Minggu) pada saat jam sibuk pagi dan sore hari. Gambar 2 memperlihatkan lokasi stasiun/shelter dan distribusi responden pada masing-masing lokasi. Survey pendahuluan dilakukan untuk mengevaluasi kuesioner dan dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk menguji apakah setiap pertanyaan valid dan reliable. Uji tersebut dilakukan menggunakan program SPSS 11 dengan cara sebagai berikut: Pertanyaan dikelompokkan dalam satu faktor. Dalam hal ini yang menjadi faktor adalah: jadwal, stasiun, kereta, hal-hal ini. Pertanyaan yang diuji adalah pertanyaan yang memiliki skala (skala 1: sangat tidak puas, skala 2: tidak puas, skala 3: puas, skala 4: sangat puas). Data diproses dengan menggunakan program SPSS 11. Dari hasil uji tersebut diperoleh nilai validitas dan reliabilitas pertanyaan yang diuji. 4

Simposium VIII FSTPT, Universitas Sriwijaya, 5-6 Desember 2005 Untuk uji validitas dapat dilihat dari nilai corrected item-total correlation (r hasil) yang dibandingkan dengan r tabel. Dasar pengambilan keputusan untuk uji validitas adalah r hasil tidak boleh bernilai negatif dan r hasil > r tabel. Untuk uji realibilitas dapat dilihat dari nilai α yang terdapat pada hasil analisa kemudian dibandingkan dengan r tabel. Dasar pengambilan keputusan untuk uji realibilitas adalah r α bernilai positif dan r α > r tabel. Gambar 2. Lokasi Stasiun/Shelter dan Distribusi Responden 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Validitas Dan Reliabilitas Hasil analisa validitas dan reliabilitas mengindikasikan bahwa semua butir pertanyaan kuesioner yang diuji adalah valid dan reliable seperti terlihat pada Tabel 2. 5

Simposium VIII FSTPT, Universitas Sriwiajaya, 5-6 Desember 2005 Tabel 2 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Kode Faktor nilai corrected itemtotal correlation α 1 Harga tiket yang ditawarkan 0.8983 0.9461 2 Kebersihan di stasiun/shelter 0.7492 0.8530 3 Kebersihan didalam kereta 0.8246 0.8530 4 Kebersihan toilet di stasiun/shelter 0.6271 0.8530 5 Keamanan pada saat berada di stasiun/kereta 0.8245 0.9004 6 Kenyamanan dari gangguan cuaca 0.6362 0.8549 7 Kenyamanan pada saat berada didalam kereta 0.9267 0.9605 8 Kenyamanan pada saat naik/turun dari kereta 0.6906 0.8549 9 Luas stasiun/shelter 0.7502 0.8549 10 Jumlah tempat duduk di stasiun 0.7272 0.8549 11 Jumlah tempat duduk didalam kereta 0.9267 0.9605 12 Informasi berkaitan dengan jadual 0.7434 0.7972 13 Ketepatan antara jadual dengan kenyataan 0.7434 0.7972 14 Keramahan petugas dalam melayani penumpang 0.8223 0.9024 15 Pemahaman petugas akan jadual 0.8223 0.9024 16 Penerangan didalam kereta 0.7024 0.9004 17 Sirkulasi udara didalam kereta 0.7024 0.9004 Keterangan: r tabel 0,2653 (df 23, α 5%) 4.2 Hasil Importance Performance Analysis (IPA) Tabel 3 memperlihatkan hasil perhitungan nilai rata-rata tingkat kepuasan dan prioritas penanganan untuk setiap faktor. Tabel 3 Rata-rata Tingkat Kepuasan Dan Prioritas Penanganan Untuk Berbagai Faktor Rata-rata Kode Faktor Tingkat Kepuasan Prioritas Penanganan 1 Harga tiket yang ditawarkan 3.04 3.37 2 Kebersihan di stasiun/shelter 2.92 3.56 3 Kebersihan didalam kereta 2.91 3.59 4 Kebersihan toilet di stasiun/shelter 2.76 3.62 5 Keamanan pada saat berada di stasiun/kereta 2.96 3.80 6 Kenyamanan dari gangguan cuaca 2.68 3.29 7 Kenyamanan pada saat berada didalam kereta 3.23 3.40 8 Kenyamanan pada saat naik/turun dari kereta 2.99 3.30 9 Luas stasiun/shelter 3.02 3.04 10 Jumlah tempat duduk di stasiun 2.79 3.35 11 Jumlah tempat duduk didalam kereta 3.21 3.53 12 Informasi berkaitan dengan jadual 3.19 3.74 13 Ketepatan antara jadual dengan kenyataan 3.24 3.79 14 Keramahan petugas dalam melayani penumpang 2.94 3.48 15 Pemahaman petugas akan jadual 3.08 3.39 16 Penerangan didalam kereta 3.15 3.35 17 Sirkulasi udara didalam kereta 3.06 3.43 Rata-rata Keseluruhan 3.01 3.47 6

Simposium VIII FSTPT, Universitas Sriwijaya, 5-6 Desember 2005 Hasil perhitungan pada Tabel 3 selanjutnya ditampilkan berupa dua macam grafik IPA. Grafik yang pertama mempergunakan nilai rata-rata pada skala pengukuran tingkat kepuasan dan prioritas penanganan sebagai garis pemisah antar kuadran seperti terlihat pada Gambar 3. 4.0 3.5 Prioritas Penanganan 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 Tingkat Kepuasan Gambar 3 Pembangian Kuadran Importance Performance Analysis Berdasarkan Nilai Rata-rata Pada Skala Pengukuran Tingkat Kepuasan dan Prioritas Penanganan Pada Gambar 3 terlihat secara umum responden menyatakan bahwa 17 faktor berkaitan dengan pelayanan KA Komuter berada pada Kuadran 1 (Pertahankan Kinerja) atau secara umum dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan pada saat ini sudah sesuai dengan keinginan konsumen. Namun jika ingin dilakukan kajian lebih mendetail mengenai pengelompokan faktor-faktor apa saja yang sesungguhnya masih perlu ditingkatkan atau tidak perlu terlalu mendapatkan perhatian, maka dipergunakan grafik IPA yang mempergunakan nilai rata-rata hasil pengukuran tingkat kepuasan dan prioritas penanganan (Tabel 3) sebagai garis pemisah antar kuadran seperti terlihat pada Gambar 4. 3.90 3.80 5 13 3.70 12 Prioritas Penanganan 3.60 3.50 3.40 3.30 3.20 6 4 10 3 2 14 8 1 17 15 16 11 7 3.10 3.00 9 2.90 2.60 2.65 2.70 2.75 2.80 2.85 2.90 2.95 3.00 3.05 3.10 3.15 3.20 3.25 3.30 Tingkat Kepuasan Gambar 4 Pembangian Kuadran Importance Performance Analysis Berdasarkan Nilai Rata-rata Hasil Pengukuran Tingkat Kepuasan dan Prioritas Penanganan 7

Simposium VIII FSTPT, Universitas Sriwiajaya, 5-6 Desember 2005 Berdasarkan grafik IPA pada Gambar 4 maka faktor-faktor berkaitan dengan pelayanan KA Komuter dapat dikelompok dalam masing-masing kuadran sebagai berikut: Kuadran 1: Pertahankan Kinerja Jumlah tempat duduk didalam kereta Informasi berkaitan dengan jadual Ketepatan antara jadual dengan kenyataan Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai faktor penunjang bagi kepuasan pengguna KA Komuter dan konsisten dengan hasil penelitian terkait yang menyatakan bahwa alasan utama beralih menggunakan KA Komuter adalah karena waktu tempuhnya relatif lebih cepat (47%) daripada moda transportasi yang sebelumnya dipergunakan. PT KAI sebagai pihak pengelola berkewajiban mempertahankan prestasi yang telah dicapai. Kuadran 2: Cenderung Berlebihan Harga tiket yang ditawarkan Kenyamanan pada saat berada didalam kereta Luas stasiun/shelter Pemahaman petugas akan jadual Penerangan didalam kereta Sirkulasi udara didalam kereta Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sudah memuaskan namun tidak terlalu penting oleh pengguna KA Komuter sehingga pihak pengelola tidak perlu terlalu banyak mengalokasikan sumber daya yang terkait dengan faktor-faktor tersebut, cukup sekedar mempertahankan dan menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Kuadran 3: Prioritas Rendah Kenyamanan dari gangguan cuaca Kenyamanan pada saat naik/turun dari kereta Jumlah tempat duduk di stasiun Keramahan petugas dalam melayani penumpang Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini mempunyai tingkat kepuasan yang rendah namun sekaligus dianggap tidak terlalu penting bagi pengguna KA Komuter, sehingga pihak pengelola tidak perlu memprioritaskan atau terlalu memberikan perhatian pada faktor -faktor tersebut; cukup sekedar mempertahankan dan menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Kuadran 4: Tingkatkan Kinerja Kebersihan di stasiun/shelter Kebersihan didalam kereta Kebersihan toilet di stasiun/shelter Keamanan pada saat berada di stasiun/kereta Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai faktor yang sangat penting namun kondisi pada saat ini belum memuaskan bagi pengguna KA Komuter, sehingga pihak pengelola harus mengupayakan sumber daya yang memadai untuk meningkatkan kinerja pada berbagai faktor tersebut. Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini merupakan prioritas untuk ditingkatkan agar minat pengguna dapat terus dipertahankan. 8

Simposium VIII FSTPT, Universitas Sriwijaya, 5-6 Desember 2005 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Secara umum pengguna KA Komuter cukup puas dengan kondisi dan kualitas pelayanan pada saat ini; namun jika pihak pengelola ingin meningkatkan daya tarik bagi para pengguna, maka perlu diupayakan beberapa hal sebagai berikut: Meningkatkan kebersihan baik pada stasiun/shelter maupun didalam kereta. Meningkatkan keamanan baik pada stasiun/shelter maupun didalam kereta. Menjaga ketepatan antara jadwal yang tertera dengan realisasinya. Melakukan promosi dengan menonjolkan kelebihan KA Komuter dibanding moda transportasi lain terutama dalam kondisi lalulintas yang semakin padat pada saat jam sibuk. Memberlakukan sistem tarif khusus untuk meningkatkan loyalitas pengguna, semisal tarif bulanan relatif lebih murah daripada harian, dan lain sejenisnya. 5.2 Saran Mengingat pengguna KA Komuter bukan hanya para pekerja, melainkan ibu rumah tangga, pelajar, dan lain sebagainya maka sebaiknya perlu penyesuaian frekuensi pelayanan terutama diluar jam sibuk. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan kepuasan pengguna KA Komuter dengan metode Expectations-Perceptions-Importance (EPI) untuk mengetahui Perceptions (P), Performance-Evaluation Gap (P-E), Performance Rating (PxI), Anticipation Rating (ExI), dan Satisfaction/Quality Rating ((P-E)xI) sehingga dapat dilakukan analisa kepuasan pengguna KA Komuter yang lebih komprehensif. 6. DAFTAR PUSTAKA ---., Rapid Transit,Commuter & Intercityrail, & High Speed Rail Systems http://www.arema.org/comm/ballots/passenger%20%20transit%20corridor%20pl anning.pdf Bhattacharya, Gouri K.,& Johnson,Richard A. Statistical Concepts And Methods 3rd ed. Canada: John Wiley & Sons, Inc, 1996. Black, A., 1995, Urban Mass Transportation Planning. Mc.Graw-Hill International Edition, New York. Brandt, D.R., 2000, An Outside-In Approiach to Determining Customer-Driven Priorities for Improvement and Innovation, White Paper Series, Volume 2 2000. http://www.burke.com/whitepapers/ Burke%20Overview%20v1%20pdf.pdf Dinas Perhubungan Jawa Timur, 2003, Survei Awal Kereta Api Komuter Surabaya- Sidoarjo, CV. Asta Kencana, Surabaya. Grava, S., 2002, Urban Transportation Systems, McGraw Hill, New York. Hess, D.B., et.al., 2002, Increasing Transit Ridership: A Survey of Successful Transit Systems in the 1990s, Journal of Public Transportation - Volume 5, No.3 2002, Center for Urban Transportation Research, Florida. Latu, T.M., & Everett, A.M., 2000, Review of Satisfaction Research and Measurement Approaches, Departement of Conservation, Wellington, New Zealand. http://www.doc.govt.nz/publications/ 004~Science-and-Research/Older-series/PDF/IR183.pdf Martinez, C.L., 2003, Evaluation Report: Tools Cluster Networking Meeting #1, CenterPoint Institute, Inc., Arizona. http://www.centerpointinstitute.org/.../networking%20meeting%201_evaluation%20report%20final.pdf Setiawan, R., 2005, Karakteristik Pengguna Kereta Api Komuter Surabaya Sidoarjo, Seminar Nasional Rekayasa Perencanaan V Surabaya 26 Juli 2005, UPN Veteran, Surabaya. Simpson, B.J., 1994, Urban Public Transport Today, E & FN SPON, London. 9

Simposium VIII FSTPT, Universitas Sriwiajaya, 5-6 Desember 2005 Supranto, J., Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga. 1988. edisi 5 jilid 2. Vuchic, V.R., 1981, Urban Public Transportation Systems and Technology, Prentice- Hall Inc., New Jersey. Wright, L., & Fjellstrom, K., 2003, Modul 3a Sustainable Urban Transport Sourcebook for Policy-Maker in Developing Cities, TZ Verlagsgesellschaft, Germany. http://www.sutp.org/docs/sourcebook/translation/modul%203a.indon.pdf Li, Y., 2003, Evaluating Urban Commute Experience: A Time Perception Approach, Journal of Public Transportation - Volume 6, No.4 2003, Center for Urban Transportation Research, Florida. 10