EVALUASI PERUBAHAN SEGMEN JALUR KERETA API BANGIL- SURABAYA SEBAGAI DAMPAK LUAPAN LUMPUR DI PORONG. Rofi Budi Hamduwibawa ( )

Transkripsi

1 EVALUASI PERUBAHAN SEGMEN JALUR KERETA API BANGIL- SURABAYA SEBAGAI DAMPAK LUAPAN LUMPUR DI PORONG Rofi Budi Hamduwibawa ( )

2 Latar Belakang Peranan Surabaya sebagai pusat kegiatan nasional Kemungkinan tertutupnya jalan rel oleh luapan lumpur Masalah sosial pada masyarakat sekitar lokasi

3 Permasalahan 1. Bagaimanakah rasio keuntungan-biaya yang terjadi antara pilihan melakukan relokasi dengan tanpa melakukan apapun terhadap jalur kereta api antara Bangil-Surabaya? 2. Bagaimanakah rasio keuntungan-biaya antara pembangunan relokasi terhadap biaya eksternal transportasi?

4 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui rasio keuntungan-biaya antara relokasi jalur rel dengan pilihan tanpa melakukan apapun 2. Membandingkan kelayakan pembangunan relokasi terhadap biaya eksternal transportasi

5 Batasan Studi 1. Studi kelayakan yang dilakukan tidak disertai dengan kemungkinan penggunaan intermoda pada titik tertentu di stasiun (terakhir) yang dikaji ataupun pada keseluruhan stasiun yang termasuk dalam kajian studi ini 2. Biaya eksternalitas transportasi selain yang ditimbulkan oleh kemacetan, yang terdiri dari; kecelakaan, polusi udara, kebisingan dan pengaruh ke perubahan iklim, tidak dibahas dalam penelitian ini 3. Lama waktu usia proyek (n) ditetapkan selama 25 tahun

6

7 Metode Pemilihan Keuntungan Bersih Biaya-biaya dan keuntungan-keuntungan dalam tahun- tahun di masa mendatang akan diubah ke nilai ekivalennya pada saat ini, yaitu nilai saat ini, dengan mempergunakan tingkat potongan dimana PV = nilai sekarang (present value) FVn = nilai mendatang (future value), n tahun kemudian i = suku bunga tiap periode bunga Semua nilai-nilai sekarang ini dijumlahkan untuk mendapatkan nilai sekarang total dari keuntungan bersih untuk setiap alternatif tertentu.

8 Perbandingan Keuntungan Biaya Teknik rasio keuntungan-biaya yang bertambah menghasilkan pemilihan proyek terbaik Kemudian tambahan rasio keuntungan-biaya untuk setiap pasang yang berurutan dari proyek dihitung untuk menentukan apakah ia lebih besar atau sama dengan satu

9 Model Biaya Satuan Membuat suatu hubungan (harga) antara beberapa sumber yang akan dipergunakan dan jenis kapasitas transportasi dan pelayanan yang akan diberikan Pendekatan dasarnya mengembangkan hubungan-hubungan yang memungkinkan perkiraan dari jumlah dan jenis seluruh faktor Keuntungan: memungkinkan kita untuk meneliti perubahan-perubahan yang terjadi dalam teknologi dan juga memeriksa komponen-komponen biaya tertentu

10 Biaya Operasional dan Perawatan Transportasi: upah semua personel dimasukkan dalam operasional, seperti masinis, penyelia, pegawai stasiun, dan pengatur perjalanan kereta api. Perawatan jalur permanen: semua biaya personel dan material yang dibutuhkan untuk memelihara jalur permanen, termasuk sepur, power supply, sinyal, dan seterusnya. Perawatan kendaraan: pengeluaran untuk personel dan material yang dibutuhkan untuk perawatan, perbaikan, pengetesan, dan pembersihan kendaraan. Di beberapa negara prosedur perawatan diatur dengan hukum. Daya: biaya rekening listrik, yang tergantung kebanyakan pada konsumsi, meskipun di beberapa negara rata-rata terbayar per kwh tergantung pada konsumsi puncak. Umum dan administratif: biaya operasional tak langsung, seperti manajemen, aspek legal, akunting, asuransi, kesejahteraan karyawan, an, perawatan gedung dan daerah, dan biaya lain-lain

11 Pilihan Do-Nothing Berdasar perkembangan situasi, tanggul penahan lumpur akan tidak mampu mengatasi kombinasi masalah keluaran debit lumpur dan kondisi keuangan Lapindo, sehingga diperkirakan akan jebol pada awal 2011 Dengan tenggelamnya jalan rel di Porong, kereta api harus memutar melewati Kertosono

12 Benefit Diperoleh dari parameter jumlah pengguna melalui penjualan tiket dan pengangkutan BBM Mulai 2011, nilai benefit dari parameter lama waktu perjalanan adalah negatif Cost Merupakan biaya operasional dan perawatan KA yang bergantung pada parameter panjang rute

13

14 Pilihan Relokasi

15 Relokasi Pita Merah Panjang jalur 18 km dan biaya konstruksi 600 milyar rupiah Diperkirakan akan tenggelam pula oleh lumpur dan tidak bisa digunakan pada awal 2012

16 Benefit Diperoleh dari parameter jumlah pengguna melalui penjualan tiket dan pengangkutan BBM, dan parameter lama waktu perjalanan Mulai 2012, nilai benefit dari parameter lama waktu perjalanan adalah negatif Cost Merupakan biaya operasional dan perawatan KA yang bergantung pada parameter panjang rute

17

18 Relokasi Pita Biru Panjang jalur 26 km dan biaya konstruksi 1,6 trilyun rupiah Diperkirakan akan aman sampai dengan akhir usia rencana

19 Benefit Diperoleh dari parameter jumlah pengguna melalui penjualan tiket dan pengangkutan BBM Parameter lama waktu perjalanan menghasilkan nilai negatif Cost Merupakan biaya operasional dan perawatan KA yang bergantung pada parameter panjang rute

20

21 Pilihan Biaya Eksternal Sebagian pengguna beralih ke moda jalan raya Porsi jumlah pengguna yang beralih menggunakan moda jalan raya ditetapkan berdasarkan alasan keekonomisan, jarak tempuh, lama waktu perjalanan dan strata sosial bagi penumpang, sedang bagi angkutan BBM alasannya keekonomisan dan kapasitas angkut

22

23 Benefit Diperoleh dari parameter jumlah pengguna melalui penjualan tiket dan pengangkutan BBM Parameter lama waktu perjalanan menghasilkan nilai negatif Cost Merupakan biaya operasional dan perawatan KA dan mobil penumpang yang bergantung pada parameter panjang rute Panjang rute antara KA dan mobil penumpang tidak sama

24

25 Relokasi Pita Merah terhadap Do-Nothing

26 Relokasi Pita Biru Terhadap Do-Nothing

27 Relokasi Pita Merah Terhadap Biaya Eksternal

28 Relokasi Pita Biru Terhadap Biaya Eksternal

29 Kesimpulan 1. Pada perbandingan keuntungan biaya (Benefit Cost Ratio, BCR) antara pilihan relokasi dengan do- nothing didapatkan kondisi tidak layak (BCR<1) 2. Pada BCR antara pilihan relokasi dengan biaya eksternal juga didapatkan kondisi tidak layak (BCR<1)

30 Daftar Pustaka Antara News (2007), Peninggian Rel KA Di Porong Selesai Lima Hari, Antara News (2009), Bank Mandiri Turunkan Suku Bunga Kredit, Bank Indonesia (2009), Laporan Inflasi (Indeks Harga Konsumen), Catur, A.P, Cahya Buana, Wahju Herijanto, Hera Widyastuti, Anak Agung Gde Kartika, dan Istiar (2006), Seminar Nasional Teknik Sipil II,, Penentuan Lokasi Trase Jalan Kereta Api Akibat Bencana Lumpur Porong, Sidoarjo, Jawa Timur Detik Finance (2009), BCA Patok Suku Bunga Kredit Korporasi di Bawah 11%, Detik Finance (2009), BNI-Mandiri Pangkas Bunga Kredit, Detik Finance (2009), BTN Targetkan Pertumbuhan Kredit 20% di 2010, Detik Finance (2009), Bunga Bank Yang Masih Saja Mencekik, Direktorat Jenderal Bina Marga (1997), Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI),, Sweroad Bekerja Sama Dengan P.T Bina Karya (Persero) Morlok, E.K., (1985), Pengantar Teknik Dan Perencanaan Transportasi,, Penerbit Erlangga, Jakarta Oglesby, Clarkson H. and Hicks, R. Gary, 1999, Highway Engineering, ng, Fourth Edition, John Wiley & Sons, Inc. PT. Jasa Marga Persero Tbk. (2009), Volume Lalu Lintas. Perusahaan Jawatan Kereta Api (1986), Perencanaan Konstruksi Jalan Rel (Peraturan Dinas No.10),, S.K. Kepala Perusahaan Jawatan Kereta Api Tanggal 2 April 1986 No.KA/JB/18798/SK/86 Republika Online (2009), BRI Turunkan Suku Bunga Kredit Vuchic, V.R., (1981), Urban Public Transportation, Systems And Technology,, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey

31 SELESAI Terima Kasih