Tracking Arah Gerakan Telunjuk Jari Berbasis Webcam Menggunakan Metode Optical Flow

dokumen-dokumen yang mirip
TRACKING ARAH GERAKAN TELUNJUK JARI BERBASIS WEBCAM MENGGUNAKAN METODE OPTICAL FLOW

PENERAPAN HAND MOTION TRACKING PENGENDALI POINTER PADA VIRTUAL MOUSE DENGAN METODE OPTICAL FLOW

Pengendalian Posisi Mobile Robot Menggunakan Metode Neural Network Dengan Umpan Balik Kamera Pemosisian Global

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

Penjejakan Posisi Bola Pada Modul Phycore IMX31 Menggunakan Embedded OpenCV

Rancang Bangun Sistem Pelacakan Obyek Menggunakan CCTV dan Webcam. Kampus ITS, Surabaya

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan Sebagai Penterjemah Karakter Braille Ke Bentuk Abjad

TRACKING GERAK TANGAN BERBASIS PYRAMIDAL LUCAS-KANADE

Pengantar PENGOLAHAN CITRA. Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007

Aplikasi Mendeteksi Gerakan Tangan untuk Bermain Game Pingpong dengan Teknik Pengolahan Citra

IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME

PENDETEKSIAN HALANGAN PADA ROBOT CERDAS PEMADAM API MENGGUNAKAN KAMERA DENGAN INTEGRAL PROYEKSI

Prototipe Sistem Keamanan Rumah Menggunakan Webcam dan Finger Print Berbasis Web dan SMS

IMPLEMENTASI PERHITUNGAN KECEPATAN OBJEK BERGERAK BERBASIS WEBCAM DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENERAPAN GRABBER PADA OPTICAL FLOW UNTUK MENGGERAKKAN CURSOR MOUSE MENGGUNAKAN BOLPOIN

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

SISTEM KONTROL GERAK SEDERHANA PADA ROBOT PENGHINDAR HALANGAN BERBASIS KAMERA DAN PENGOLAHAN CITRA

Sistem Pendeteksi Penanda Posisi Kaki Sebagai Pengganti Joystick Pada Dance Dance Revolution Game

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

ANALISIS PELACAKAN OBJEK MOBIL DENGAN OPTICAL FLOW PADA KAMERA DIAM DAN BERGERAK

FACE TRACKING DAN DISTANCE ESTIMATION PADA REALTIME VIDEO MENGGUNAKAN 3D STEREO VISION CAMERA

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem dimulai dari penempatan posisi kamera dengan posisi yang

PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ALAT PELINDUNG DIRI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI IMAGE PROCESSING

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION

PENGENDALIAN POSISI MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DENGAN UMPAN BALIK KAMERA PEMOSISIAN GLOBAL

Pengantar Mata Kuliah Pengolahan Citra

PENJEJAKAN POSISI BOLA PADA MODUL PHYCORE IMX31 MENGGUNAKAN EMBEDDED OPENCV

Analisis Perbandingan Algoritma Optical Flow dan Background Estimation untuk Pendeteksian Objek pada Video

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. melacak badan manusia. Dimana hasil dari deteksi atau melacak manusia itu akan

Sistem Pembaca Teks Bahasa Indonesia Otomatis Menggunakan Kamera Web Dengan Metode Integral Proyeksi

Rancang Bangun Robot PANTILT: Pendeteksian Posisi Kepala Manusia Menggunakan Algoritma Genetika

BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer.

Image Processing. Nana Ramadijanti Laboratorium Computer Vision Politeknik Elekltronika Negeri Surabaya PENS-ITS 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI METODE RETINEX UNTUK PENCERAHAN CITRA

Analisa Gerakan Manusia Pada Video Digital

ANALISA PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ROBOT MOBIL DENGAN SENSOR KAMERA UNTUK MENELUSURI JALUR PADA MAZE

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Perkembangan robot dari zaman ke zaman terus

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER

Perancangan Sistem Identifikasi Barcode Untuk Deteksi ID Produk Menggunakan Webcam

Sistem Deteksi Bola Berdasarkan Warna Bola Dan Background Warna Lapangan Pada Robot Barelang FC

Implementasi Skeletal Tarcking dalam Sistem Navigasi Mobile Robot Menggunakan Sensor Kinect

MENENTUKAN KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN PENGHITUNGAN JUMLAH KENDARAAN BERBASIS VIDEO PROCESSING

APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL

SISTEM PENDETEKSI PENANDA POSISI KAKI SEBAGAI PENGGANTI JOYSTICK PADA DANCE DANCE REVOLUTION GAME

ANALISIS PENGARUH EXPOSURE TERHADAP PERFORMA ALGORITMA SIFT UNTUK IMAGE MATCHING PADA UNDERWATER IMAGE

PENGELOMPOKAN GAMBAR BERDASARKAN WARNA DAN BENTUK MENGGUNAKAN FGKA (FAST GENETIC KMEANS ALGORITHM) UNTUK PENCOCOKAN GAMBAR

Abstrak. Kata Kunci : Citra, kerahasiaan, enkripsi, piksel citra

ANALISIS PELACAKAN OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND ESTIMATION PADA KAMERA DIAM DAN BERGERAK (Hasil Penelitian)

SISTEM PELACAKAN WAJAH METODE HAAR

BAB III METODE PENELITIAN. tracking obyek. Pada penelitian tugas akhir ini, terdapat obyek berupa bola. Gambar 3.1. Blok Diagram Penelitian

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

ROBOT CERDAS PEMADAM API MENGGUNAKAN PROYEKSI INTEGRAL

BAB III METODE PENELITIAN

Pengujian Tracking Color Menggunakan IP Webcam untuk Deteksi Ketinggian Air

Pengenalan Benda di Jalan Raya dengan Metode Kalman Filter. Roslyn Yuniar Amrullah

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR

APLIKASI WEBCAM UNTUK MENJEJAK PERGERAKAN MANUSIA DI DALAM RUANGAN

Klasifikasi Daun Dengan Centroid Linked Clustering Berdasarkan Fitur Bentuk Tepi Daun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DETEKSI DAN REPRESENTASI FITUR MATA PADA SEBUAH CITRA WAJAH MENGGUNAKAN HAAR CASCADE DAN CHAIN CODE

Korelasi Jarak Wajah Terhadap Nilai Akurasi Pada Sistem Pengenalan Wajah Menggunakan Stereo Vision Camera

UJI COBA THRESHOLDING PADA CHANNEL RGB UNTUK BINARISASI CITRA PUPIL ABSTRAK

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

Sesi 2: Image Formation. Achmad Basuki PENS-ITS 2006

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Implementasi Sistem Pendeteksi Gerakan dengan Motion Detection pada Kamera Video Menggunakan AForge.NET

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Rancang Bangun Robot Leader Dan Robot Follower Dengan Sistem Navigasi Sensor Infra Merah

PEMAKAIAN KAMERA CCTV SEBAGAI SENSOR POSISI

KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS

RANCANG BANGUN SISTEM PELACAKAN OBJEK SECARA REAL TIME BERDASARKAN WARNA

KAMERA PENDETEKSI GERAK MENGGUNAKAN MATLAB 7.1. Nugroho hary Mindiar,

DETEKSI WAJAH UNTUK OBJEK 3D MENGGUNAKAN ANDROID

PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY

SISTEM PENGENALAN BUAH ON-LINE MENGGUNAKAN KAMERA

Penjejakan Objek Visual berbasis Algoritma Mean Shift dengan menggunakan kamera Pan-Tilt

Aplikasi Metoda Random Walks untuk Kontrol Gerak Robot Berbasis Citra

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

BAB 2 LANDASAN TEORI. metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan yang menggunakan pengenalan

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 3 NO. 1 MARET 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rancang Bangun Sistem Penghitung Laju dan Klasifikasi Kendaraan Berbasis Pengolahan Citra

Transkripsi:

The 3 th Industrial Electronics Seminar 2 (IES 2) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 26, 2 Tracking Arah Gerakan Telunjuk Jari Berbasis Webcam Menggunakan Metode Optical Flow Ubaidillah Umar, Reni Soelistijorini, Haryadi Amran Darwito Jurusan Teknik Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus PENS-ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya. Telp : +62+3+54728; Fax. +62+3+546 u64i@student.eepis-its.edu Abstrak Deteksi gerakan merupakan subyek penting dalam bidang computer vision yang digunakan oleh banyak sistem pada aplikasi video pengawas (Surveillance System), monitoring traffik, kompresi video, perhitungan kecepatan dan lain-lain. Gerakan adalah suatu pusat perhatian yang digunakan manusia ataupun hewan untuk mengenali suatu obyek dari suatu latar yang tidak teratur. Dalam aplikasi pencitraan, gerakan muncul dari perpindahan tempat antara sistem pendeteksi dan lingkungan yang sedang dilihat, seperti aplikasi robotika, navigasi otomatis, dan analisis lingkungan dinamis. Pada penelitian ini dijelaskan tentang deteksi gerakan dengan melakukan tracking arah gerakan telunjuk jari berbasis webcam dengan menggunakan Metode Optical Flow. Webcam terhubung dengan komputer server untuk melakukan proses capture kondisi ruangan atau pengambilan gambar dan disimpan dalam file.jpg pada periode waktu tertentu. Dengan menggunakan metode Optical Flow, webcam akan mendeteksi dan mentracking jika ada arah gerakan telunjuk jari. Berdasarkan hasil penelitian, dari 2 percobaan yang telah dilakukan 7 diantaranya dinyatakan baik sehingga dapat diambil nilai keberhasilan penelitian sebesar 7,5%. Kata Kunci : tracking, metode Optical Flow, webcam, telunjuk jari.. Pendahuluan Seiring perkembangan jaman, teknologi komputer mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan ini mendorong berkembangnya teknologi computer vision dan image processing yang tidak hanya memungkinkan komputer untuk dapat melakukan proses filtering pada citra (gambar) digital, namun juga untuk mengenali citra tersebut. Salah satu contohnya adalah dibidang interaksi manusia dengan komputer Teknik interaksi berbasis visi komputer menjadi kandidat teknik interaksi yang bersifat alami. Teknik ini tidak membutuhkan kontak langsung pengguna dengan peralatan input, melainkan komputer menangkap gerakan pengguna melalui kamera video dan menginterpretasikannya. Input secara visual dapat memberikan kemampuan penginderaan pada komputer sebagaimana manusia melakukan penginderaan menggunakan mata. Interaksi antar manusia secara alami tidak membutuhkan mouse atau keyboard, melainkan diantaranya menggunakan tangan, mata, dan telinga untuk mendapatkan informasi dari lingkungan. Interaksi manusia dengan komputer merupakan salah satu bidang penelitian yang banyak dilakukan, bahkan hingga saat ini karena memiliki berbagai aplikasi. Dibidang ini, pengambilan data dengan menggunakan kamera dapat digunakan sebagai proses input data. Beragam gerakan manusia, baik anggota badan yang melakukan gerakan ataupun pose yang dihasilkan, dapat diinterpretasikan terhadap beragam makna. Salah satu alternatif anggota badan manusia yang dapat digerakan untuk menghasilkan beragam pose adalah telunjuk jari. Metode Optical Flow mampu mengetahui pergerakan objek ketika ada objek yang bergerak (berpindah tempat). Hal ini berbeda dengan computer vision, dimana hasil perekaman alat optik (kamera) tidak dapat langsung diterjemahkan, didefinisikan dan dikenali oleh komputer atau sistem visual robot. Computer vision membutuhkan proses pengolahan (image processing) terlebih dahulu, seperti segmentasi, labelisasi, filterisasi, dan deteksi objek Beberapa penelitian telah dilakukan berkaitan dengan deteksi gerakan manusia dengan implementasi pada beragam aplikasi diantaranya penelitian yang pernah dilakukan tahun 2 oleh Achmad Zaini [] pada proyek akhirnya dengan judul Implementasi video surveillance untuk Sistem keamanan rumah berbasis JMF dan J2ME CCTV terhubung dengan komputer server untuk melakukan proses capture kondisi ruangan pada periode tertentu dimana setelah kamera CCTV mendeteksi adanya gerakan komputer server akan menghubungi handphone client melalui komunikasi serial yang kemudian handphone client yang didukung teknologi Java dan GPRS berfungsi untuk mengakses hasil capture ruangan. Dalam mendeteksi gerakan yang terjadi pada penelitian ini menggunakan metode yang sederhana yaitu metode thresholding hasil deteksi tepi dengan mencari beda antara dua citra yang berurutan pada hasil pencitraan. ISBN: 78-7-868-4-7 24

Image, Acoustic, Speech and Signal Processing Technologies and Applications 2. Optical Flow 2. Gambaran Optical Flow Optical Flow adalah perkiraan gerakan suatu bagian dari sebuah citra berdasarkan turunan intensitas cahayanya pada sebuah sekuen citra. Pada ruang 2D hal ini berarti seberapa jauh suatu piksel citra berpindah diantra dua frame citra yang berurutan. Sedangkan pada ruang 3D hal ini berarti seberapa jauh suatu volume piksel (voxel) berpindah pada dua volume yang berurutan. Perhitungan turunan dilakukan berdasarkan perubahan intensitas cahaya pada kedua frame citra maupun volume. Perubahan intensitas cahaya pada suatu bagian citra dapat disebabkan oleh gerakan yang dilakukan oleh obyek, gerakan sumber cahaya, ataupun perubahan sudut pandang. 2.2 Algoritma Lucas-Kanade Algoritma Lucas-Kanade, pertama kali diajukan pada tahun 8, awalnya adalah sebuah usaha untuk mencari teknik registrasi citra yang cepat dengan memanfaatkan gradient intensitas spasial. Pada perkembangannya, algoritma ini kemudian menjadi salah satu algoritma optical flow yang penting. Berbeda dengan algoritma Horn-Schunk yang bekerja berbasis pada keseluruhan citra, algoritma ini bekerja berdasar pada informasi lokal yang diturunkan dari window kecil (patch) disekeliling titik yang diperhitungkan. Kelemahan digunakan window lokal kecil pada algorima Lucas-Kanade adalah tidak terdeteksinya gerakan-gerakan yang besar karena gerakan-gerakan tersebut jatuh diluar window. Permasalahan ini kemudian dapat diatasi dengan mengimplementasikan penyelesaian dengan prinsip piramida, yaitu pyramidal Lucas-Kanade. Prinsip ini merupakan penyelesaian berdasar iterasi dari level detil citra paling rendah hingga level detil citra paling tinggi. 2.3 Pyramidal Lucas-Kanade Penyelesaian algoritma Lucas-Kanade dengan pendekatan piramida, atau disebut Pyramidal Lucas- Kanade diajukan pertama kali oleh Jean-Yves Bouguet (Bouguet, 2). Pendekatan ini menggunakan prinsip piramida, yaitu bekerja dari detil citra paling rendah hingga detil citra paling tinggi (Gambar ). Tujuannya adalah agar gerakan yang besar dapat diperhitungkan. Sementara asumsi yang digunakan pada algoritma Lucas-Kanade adalah gerakan yang kecil dan koheren, sehingga tidak dapat menangkap gerakan yang besar. Solusi untuk dapat menangkap gerakan yang besar pada algoritma Lucas-Kanade adalah dengan menggunakan window yang besar. Tetapi penggunaan window yang besar sering kali membuat gerakan yang ditangkap adalah gerakan yang tidak koheren. Algoritma Pyramidal Lucas-Kanade menyelesaikan permasalahan tersebut tanpa menghilangkan asumsi gerakan yang koheren. Gambar. Pyramidal optical flow Algoritma Pyramidal Lucas-Kanade pertama bekerja pada layer piramida paling tinggi. Kemudian hasilnya digunakan sebagai titik awal untuk bekerja pada layer dibawahnya. Hal ini berlanjut hingga mencapai level paling rendah. 3. Metode Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini secara umum dapat dibagi menjadi dua kegiatan utama, yaitu pengambilan data, dan pengolahan data. Pengambilan data adalah pekerjaan yang dilakukan pertama kali. Hasilnya adalah sekuen image gerak tangan. Sekuen image tersebt kemudian menjadi input bagi proses pengolahan data. Alur pekerjaan diperlihatkan pada gambar 2. Gambar 2. Blok Diagram Perancanaan Program 3. Pengambilan data Untuk tahap pengambilan data webcam akan menerima perintah dari program untuk melakukan capture obyek secara kontinyu kemudian disimpan ke dalam server. Gambar atau image yang disimpan haruslah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Adapun gambar disimpan dalam type BMP. Dan 25

Image, Acoustic, Speech and Signal Processing Technologies and Applications gambar yang disimpan tersebut adalah gambar berwarna (true color) karena metode yang digunakan untuk mencari daerah warna merah adalah metode color detection dimana metode ini bertujuan untuk mendeteksi lokasi warna dari gambar dengan membuang seluruh bagian dari gambar yang tidak memiliki warna merah. Pada saat pengambilan data, telunjuk jari didepan kamera dengan (Gambar 3). Gerakan yang dibuat meliputi gerakan ke kiri, gerakan ke kanan, gerakan ke atas dan gerakan ke bawah. Pengujian dilakukan pada keadaan intensitas cahaya dan kondisi obyek yang berbeda beda. Gambar 4. Flowchart fungsi deteksi warna merah Sebenarnya tetapan ini tidak harus mutlak bernilai 25 melainkan ketetapan ini diambil dari hasil percobaan dengan sampel yang telah kita buat sebelumnya. Dan angka 25 tersebut adalah nilai yang dianggap tepat untuk mewakili batas antara warna merah dan bukan. Gambar 5 menggambarkan hasil proses deteksi warna. Gambar 3. Situasi Pengambilan Data 3.2 Pengolahan Gambar Dalam tahap ini dibuat sebuah program untuk melakukan tracking terhadap telunjuk jari tangan. Metode tracking yang digunakan berbasis optical flow. Proses tracking diawali dengan identifikasi warna merah yang kemudian deteksi masing-masing tepi obyek dan deteksi arah pergerakan telunjuk jari. 3.2. Deteksi Warna Merah Dalam tahap ini dibuat sebuah program untuk melakukan pendeteksian warna merah dengan menggunakan metode color detection dimana metode ini bertujuan untuk mengetahui piksel mana yang termasuk piksel warna merah dan mana piksel yang bukan piksel warna merah. Tahap ini adalah tahap dimana kita harus mencari daerah yang memiliki warna merah. Untuk mendapatkan daerah ini kita harus melakukan proses untuk mencari daerah warna merah dan memproses sampel untuk warna merah. Untuk memisahkan warna merah dari warna lainnya, dilakukan pengkondisian/thresholding pada nilai Cr dengan nilai threshold sebesar 25, proses ini digambarkan seperti pada gambar 4. Jika nilai Cr lebih besar daripada 25, maka warna tersebut merupakan warna merah. Jika tidak, maka warna tersebut bukan warna merah dan akan diganti dengan warna putih. Operasi tersebut dilakukan terhadap setiap piksel pada gambar. Gambar 5 Warna merah dan bukan warna merah 3.2.2 Deteksi sisi lokasi obyek Pendeteksian sisi lokasi obyek merupakan tahapan dalam mencari nilai masing-masing sisi obyek seperti sisi kiri, atas, kanan dan bawah obyek. Obyek yang digunakan sebagai masukan (input) adalah gambar hasil deteksi warna merah, sehingga apabila proses deteksi warna merah gagal, maka dapat dipastikan bahwa proses deteksi tepi obyek ini akan gagal pula. Proses deteksi lokasi tepi obyek dilakukan dengan menelusuri nilai pada masing-masing sisi obyek, sehingga akan didapat lokasi dari batas kiri, atas, dan kanan obyek seperti pada gambar 6. 25

Image, Acoustic, Speech and Signal Processing Technologies and Applications Gambar memperlihatkan beberapa frame dari sekuen image tersebut. Gambar 6. Pencarian nilai sisi kiri, kanan, atas dan bawah obyek Untuk membedakan antara noise dan obyek, dilakukan pengkondisian/thresholding pada nilai masing-masing sisi obyek sebesar >=3. Jika nilai sisi obyek lebih besar daripada 3, maka warna tersebut merupakan obyek. Jika tidak, maka warna tersebut bukan obyek atau noise seperti yang diperlihatkan pada alur gambar 7. Gambar. Beberapa Frame Sekuen Image Gerak Tangan 4.2 Deteksi warna merah Deteksi warna merah bertujuan untuk mengetahui piksel mana yang termasuk piksel warna merah dan mana piksel yang bukan piksel warna merah Tabel. Deteksi Warna Merah Gambar 7 Memisahkan antara obyek dan noise Setelah sisi obyek sebelah kanan, kiri, atas dan bawah obyek dapat terdeteksi maka akan diperlihatkan hasil deteksi lokasi obyek seperti pada gambar 8. Gambar 8 Deteksi sisi lokasi obyek 4. 4. Hasil dan Pembahasan Pengambilan data Output dari proses pengambilan data adalah sekuen image gerakan telunjuk jari. Gerakan yang dilakukan tangan meliputi gerakan ke atas, ke bawah, ke kiri dan ke kanan. Gerakan dilakukan dengan telunjuk jari menghadap kamera (frontal view). Berhasil Tidak Berhasil Perco baan Kr Kn At Bw Kr Kn At Bw 4 2 4 3 8 8 2 2 4 JP Jumlah 2 Keterangan : Kr=Kiri, Kn=Kanan, At=Atas, Bw=Bawah dan JP=Jumlah Percobaan Tabel. menunjukkan hasil dari deteksi warna untuk beberapa percobaan pada waktu yang berbeda-beda. Deteksi warna merah dikatakan baik apabila dapat dibedakannya antara piksel yang termasuk warna merah dengan piksel yang bukan piksel warna merah sedangkan hasil dikatakan tidak baik apabila tidak dapat dibedakannya antara piksel yang termasuk warna merah dengan piksel yang menghasilkan warna merah yang terbuang atau bahkan tidak terdeteksi sama sekali. Berdasarkan hasil percobaan terlihat dari 2 percobaan yang telah dilakukan 3 diantaranya dinyatakan baik dan 8 dinyatakan tidak baik sehingga dapat diambil nilai keberhasilan sebesar 3,3%. Hasil deteksi yang tidak baik diakibatkan oleh pencahayaan pada waktu pengambilan gambar yang dapat mempengaruhi hasil deteksi warna merah. 252

Image, Acoustic, Speech and Signal Processing Technologies and Applications 4.3 Deteksi lokasi sisi obyek Pendeteksian lokasi sisi obyek merupakan tahapan dalam mencari nilai masing-masing sisi obyek seperti sisi kiri, atas, kanan dan bawah obyek Perco baan Tabel 2. Deteksi sisi lokasi obyek Berhasil Tidak Berhasil Kr Kn At Bw Kr Kn At Bw 4 2 4 3 4 JP Jumlah 2 Keterangan : Kr=Kiri, Kn=Kanan, At=Atas, Bw=Bawah dan JP=Jumlah Percobaan Dari tabel 2. menunjukkan hasil dari deteksi lokasi sisi obyek. Deteksi lokasi obyek dikatakan baik apabila semua nilai sisi kiri, kanan, atas dan bawah obyek dapat dicari nilainya sedangkan deteksi lokasi obyek dikatakan tidak baik apabil ada salah satu atau bahkan nilai dari masing-masing sisi obyek tidak terdeteksi. Berdasarkan hasil percobaan terlihat dari 2 percobaan yang telah dilakukan 7 diantaranya dinyatakan baik sehingga dapat diambil nilai keberhasilan sebesar 7,5% sedangkan 3 diantaranya dinyatakan tidak baik, hal ini dikarenakan deteksi warna merah pada waktu pengambilan gambar mempengaruhi hasil deteksi lokasi dimana ketika piksel warna merah yang terdeteksi kurang dari 3 maka warna merah ini dianggap sebagai noise sehingga tidak terdeteksi sebagai obyek. 4.4 Deteksi gerakan menjauh dari kamera Pada pendeteksian lokasi sisi obyek ini dilakukan pendeteksian terhadap sisi kiri, kanan, atas dan bawah obyek dengan gerakan yang dilakukan semakin menjauhi kamera. Perco baan Tabel 3. Deteksi sisi lokasi obyek gerakan menjauh Arah Gerakan Kiri 2 Kanan Nilai Hasil deteksi/jumlah 47 Baik 45 Baik 4 Baik 3 Baik <3 Jelek 47 Baik 33 Baik 35 Baik 3 Baik <3 Jelek Jumlah Percobaan 5 5 7 Baik 7 Baik 3 Atas 55 Baik 5 5 Baik <5 Baik Baik 8 Baik 4 Bawah 3 Baik 5 2 Baik <2 Baik Jumlah 2 Berdasarkan hasil percobaan deteksi sisi lokasi obyek gerakan menjauh pada tabel 3 terlihat dari 2 percobaan yang telah dilakukan, hasil percobaan arah gerakan yang dilakukan 5 kali pada setiap percobaan mempunyai nilai yang berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh gerakan telunjuk jari dimana semakin gerakan menjauhi kamera maka nilai yang dihasilkan akan semakin kecil. Pada percobaan ini gerakan ke gerakan 5 pada masing-masing percobaan posisi telunjuk jari semakin menjauhi kamera. Pada Percobaan gerakan ke kiri, dari percobaan sampai percobaan 4 hasil deteksi baik tetapi nilai dibawah 3 hasil deteksi tidak baik, hal ini dikarenakan nilai dibawah 3 merupakan nilai yang dianggap sebagai noise demikian juga untuk percobaan 2 gerakan ke kanan dimana ketika nilai kurang dari 3 hasil deteksi tidak baik karena dianggap sebagai noise. Kemudian untuk percobaan 3 gerakan ke atas nilai dianggap noise ketika nilai kurang dari 5 dan untuk percobaan 4 gerakan ke bawah nilai dianggap noise ketika nilai kurang dari 2. 4.4 Deteksi Arah Gerakan Telunjuk Jari Tahap ini adalah tahap akhir dimana penentuan arah pergerakan telunjuk jari dilakukan. Setelah lokasi masing-masing sisi obyek terdeteksi dengan baik maka dapat dilakukan pendeteksian arah pergerakan dari masing-masing sisi obyek ini. Pendeteksian arah pergerakan telunjuk jari ini bertujuan untuk melakukan deteksi arah pergerakan dari telunjuk jari seperti arah ke kanan, ke kiri, atas dan bawah. Untuk menentukan arah gerakan, dilakukan pengkondisian/thresholding pada masing-masing sisi obyek. Gambar menampilkan alur pengkondisian/ thresholding pada masing-masing sisi obyek, untuk sisi kiri obyek sebesar 22, sisi kanan obyek sebesar 38, sisi atas obyek sebesar 3 dan sisi bawah obyek sebesar 33. Jika nilai sisi kiri obyek pada saat deteksi sisi lokasi obyek lebih kecil 22 maka telunjuk jari bergerak ke kiri, jika sisi kanan obyek pada saat deteksi sisi lokasi obyek lebih besar dari 38 maka telunjuk jari bergerak ke kanan, jika nilai sisi obyek atas pada saat deteksi sisi lokasi obyek lebih kecil dari 3 maka telunjuk jari bergerak ke atas dan jika deteksi lokasi obyek sebelah bawah lebih besar dari 33 maka telunjuk jari bergerak ke bawah. 253

Image, Acoustic, Speech and Signal Processing Technologies and Applications 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut :. Untuk membedakan antara noise dan obyek, dilakukan pengkondisian/thresholding berupa nilai minimal untuk dikatakan sebagai obyek. 2. Obyek dapat terdeteksi ketika nilai piksel warna merah yang terdeteksi kurang dari 3 untuk arah ke kanan dan ke kiri, kemudian 5 untuk arah ke atas dan 2 untuk arah ke bawah. 3. Dari 2 percobaan yang telah dilakukan 7 diantaranya dinyatakan baik sehingga dapat diambil nilai keberhasilan deteksi gerakan sebesar 7,5%. 4. Kelanjutan dari penelitian ini akan bisa dikembangkan untuk tracking obyek bergerak seperti Aplikasi realtime object tracking. Gambar. Flowchart deteksi arah gerakan telunjuk jari Berdasarkan hasil percobaan, keberhasilan pendeteksian arah gerakan sangat dipengaruhi oleh hasil deteksi lokasi obyek. Bila deteksi obyek berhasil maka dapat dipastikan % deteksi arah gerakan akan menunjukkan arah gerakan yang benar. Sehingga dari 2 percobaan yang telah dilakukan didapatkan nilai keberhasilan pendeteksian arah gerakan sebesar 7,5%. Gambar. Hasil deteksi arah gerakan telunjuk jari, (a) sisi kiri obyek, (b) sisi kanan obyek, (c) sisi atas obyek, (d) sisi bawah obyek, (e) obyek yang bergerak ke kiri, dan (f) output. Daftar Pustaka : [] Zaini, A., "Implementasi vide surveillance untuk keamanan rumah berbasis JMF dan J2ME", Proyek Akhir PENS-ITS, 2. [2] Mahtarami,.A, " Tracking gerak tangan Berbasis pyramidal lucas-kanade", URL: http:// digilib.its.ac.id/public/its-undergraduate5- Paper.pdf, 2. [3] Ramadijanti, N,. Color detection, URL : http://lecturer.eepisits.edu/~nana/index_files/mat eri/ Prak_Citra/ PrakColorDetection.pdf, 2. [4] Amalia, Rizky., " Menilai kepribadian seseorang melalui Wajah", Proyek Akhir PENS-ITS, 26. [5] Baron, J.L., dan Thacker, N.A., Tutorial: Computing 2D and 3D optical flow, Tina Memo Internal No. 24-2, Manchester, UK. 5. [6] Bouguet, J.Y., Pyramidal Implementation of The Lucas-Kanade Feature Tracker, Intel. 2. [7] Lu, N., G., et. al, An Improved motion Detection Method for Real-Time Surveillance International Journal of Computer Science, 35:, IJCS_35 6, 28. [] Catalano, G., et. al., optical flow, URL : http://www.cvmt.dk/education/teaching/f/vgi S8/AIP/opticalFlow.pdf, 2. [] Aleix M. Martinez optical flow, URL: http://www.ece.osu.edu/ ~aleix/opticalflow.pdf, 23. 254