BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sekitar bandara juga memenuhi kebutuhan masyarakat dalam

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mempererat hubungan antar bangsa. Pentingnya transportasi tersebut

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP-447 TAHUN 2014 TENTANG PEMBAYARAN PASSENGER SERVICE CHARGE (PSC) DISATUKAN DENGAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bandara Adisutjipto adalah bandar udara yang terletak di Sleman, Daerah

PENDAHULUAN. lainnya (Peraturan Menteri Nomor: PM.66 Tahun 2015). (kini bernama Bandara Internasional Jakarta Soekarno Hatta) dan Bandara

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. yang antara lain terjadi di bandar udara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II. (Persero) sebagaimana digambarkan pada Tabel 1-1.

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR :KP 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBAYARAN PASSENGER SERVICE CHARGE (PSC) DISATUKAN DENGAN

BAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2 Ke Dan Dari Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Airport) berfungsi sebagai simpul pergerakan penumpang atau barang dari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan menerapkan sistem berbeda-beda yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Transportasi udara Indonesia saat ini sedang giat untuk berbenah diri. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sekaligus sebagai pendorong pertumbuhan pariwisata. Untuk

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor: KP 4 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 5 TAHUN 2002

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas terbaik dari beberapa alternatif yang ada (Yang et al., 2009 dikutip dari Al-

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka pembangunan nasional. menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 104 TAHUN 2016 TENTANG

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun 2015 ini," ujar Andi G Wirson. Hal tersebut menandakan bahwa

2 Menetapkan : 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana diubah terakhir dengan Peratura

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero)

2015, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 5

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa

dua orang yang tidak akan pernah tergantikan dalam hidupku. Serta untuk kalian semua yang selalu memberiku semangat.

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Oleh karena itu tentu ada faktor faktor yang mempengaruhi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ini telah menjadi pendorong pada integrasi kota-kota besar di Indonesia, dan juga di

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan keselamatan penerbangan merupakan hal yang menjadi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Udara yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HAK PENUMPANG JIKA PESAWAT DELAY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. banyak orang yang melakukan mobilitas dari satu tempat ke tempat yang lain

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Harus diakui bahwa globalisasi merupakan gejala yang dampaknya

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan. penyelenggaraan diklat serta Pengelolaan pusat pelatihan.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTER. PERHUBUNGAN NOMOR: KM 11 TAHUN 2010 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Bab IV huruf A angka 2 huruf a dan b

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN

bagi Indonesia dalam menghadapi persaingan regional maupun global. Kedua, Infrastruktur industri penerbangan juga memiliki kelebihan berupa banyaknya

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa dalam Pasal 18 Peraturan Merited Perhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan praktik penerbangan bukanlah perkara sederhana. Ada banyak

Universitas Sumatera Utara

2016, No Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

EVALUASI ON TIME PERFORMANCE PESAWAT UDARA DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA MENGGUNAKAN APLIKASI FLIGHTRADAR24

2015, No Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 2 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT) PAPUA GRACIA AIRLINES

MODEL SISTEM ANTRIAN PESAWAT TERBANG DI BANDARA INTERNASIONAL ADISUTJIPTO YOGYAKARTA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 611 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : SKEP / 195 / IX / 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERSETUJUAN TERBANG (FLIGHT APPROVAL)

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia serta perubahan zaman dengan dilihat dari arus globalisasi di

lib.archiplan.ugm.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu badan usaha milik negara

BAB I PENGANTAR. sekaligus untuk menghadapi persaingan global. sarana transportasi yang ideal digunakan adalah transportasi darat baik bus

NOMOR : KP 261 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR KP 104 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Adisutjipto telah mencapai 5,8 juta penumpang atau lima kali lipat

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 634 /KPTS/013/2013 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. menegaskan keinginannya kepada Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Keberadaan Bandara Adisutjipto di Yogyakarta memberi keuntungan bagi masyarakat Yogyakarta maupun sekitar Yogyakarta, bahkan wisatawan luar negeri. Keberadaan bandara tersebut selain meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar bandara juga memenuhi kebutuhan masyarakat dalam melakukan transportasi udara. Namun yang perlu diperhatikan adalah status bandara Adisutjipto selain digunakan untuk penerbangan sipil juga digunakan untuk penerbangan militer. Tentunya dalam penggunaan bandara tersebut terdapat surat perjanjian antara pihak sipil dan pihak militer. Dengan adanya perjanjian kerjasama tersebut, selanjutnya penting sekali mengetahui pelaksanaan kerjasama tersebut dalam pengoperasian bandara antara kedua belah pihak. Hal ini penting karena pengaruh perjanjian kerjasama dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama yaitu agar pengoperasian bersama bandara legal dan memiliki kekuatan hukum. Selain itu penting untuk meminimalkan terjadinya hal yang saling merugikan, dan tidak adanya tumpang tindih setelah diatur hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam mengoperasikan transportasi udara. Dewasa ini kebutuhan transportasi semakin meningkat seiring dengan perkembangan di sektor ekonomi yang menuntut setiap orang dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu yang singkat, sehingga membuat 1

kebanyakan orang lebih berminat untuk menggunakan transportasi udara. Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya kebutuhan transportasi udara dari waktu ke waktu. Kemunculan transportasi udara mulai ada pada zaman kolonial Belanda, namun hanya untuk kepentingan militer. Militer di Indonesia terwadahi dalam Tentara Nasional Indonesia. Pada awalnya, TNI bernama Badan Keamanan Rakyat. Salah satu keputusan hasil sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah memutuskan membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang bertugas menjaga terjaminnya keamanan dan ketertiban umum. 1 BKR Udara bermarkas di beberapa pangkalan udara yang merupakan bekas pangkalan Udara pada masa kolonial Belanda dan kemudian fungsinya dilanjutkan setelah Indonesia merdeka tahun 1945. Adapun BKR Udara berdiri di daerah-daerah pangkalan udara atau pemusatan unsur - unsur penerbangan udara seperti di Maguwo (Yogyakarta) atau yang lebih di kenal dengan Pangkalan dan/atau Bandar Udara Adisutjipto. Dewasa ini, penerbangan digolongkan dalam dua kategori dasar, yaitu penerbangan militer dan penerbangan sipil. Selanjutnya penerbangan sipil dikelompokkan dalam dua kategori pula. Kategori pertama ialah kegiatan penerbangan yang dikelola oleh perusahaan penerbangan (airlines), dan kategori kedua meliputi semua kegiatan penerbangan lainnya yang dikelompokkan dalam penerbangan umum atau general aviatian. 2 1 Trihadi.1971. Sedjarah Perkembangan Angkatan Udara. Jakarta : Pusat Sedjarah ABRI. 2 Moegandi, Achmad.1996.Mengenal Penerbangan Sipil. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Hlm.48 2

Pada tahun 1964 sesuai Surat Perjanjian Bersama antara Direktorat Jendral Perhubungan Udara dengan Angkatan Udara Republik Indonesia, Pangkalan Adisutjipto Yogyakarta menjadi pangkalan udara gabungan sipil dan militer. Pada tanggal 1 April 1992, sesuai dengan Peraturan pemerintah Nomor 48 Tahun 1992, bandar Udara Adisutjipto secara resmi masuk ke dalam pengelolaan Perum Angkasa Pura I. Tanggal 2 Januari 1993, statusnya diubah menjadi PT. Angkasa Pura I cabang Bandar Udara Adisutjipto sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 1993. 3 Status Bandara Adisutjipto dari tahun ke tahun dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Status Bandar Udara Adisutjipto Tahun Status 1964 Pangkalan udara gabungan sipil dan militer 1992 Pengelolaan Perum Angkasa Pura I 1993 PT. Angkasa Pura I cabang Bandar Udara Adisutjipto Sumber : http://bandara-jogja. blogspot. com /2012 /07/ sejarah-pt-angkasa-pura-ibandara.html> diakses 30 September 2012 Angkasa Pura I merupakan salah satu perusahaan negara yang ada di Indonesia. Angkasa Pura I mengalami perubahan status dari Perum menjadi Persero seperti yang telah dijelaskan di atas. Antara Perum dan Persero memiliki kedudukan yang berbeda dalam pemerintahan. Perum berkedudukan dan bergerak dalam menjalankan tugas melayani kepentingan serta sekaligus untuk memupuk keuntungan. Akan tetapi Perum dapat pula dibebani tugas 3 Nusawati, Paramita, Bandara Adisutjipto Jogja (online), < http://bandara-jogja. blogspot. com /2012 /07/ sejarah-pt-angkasa-pura-i-bandara.html> diakses 30 September 2012 3

pemerintah (dalam hal ini tugas pemerintah dalam lingkup fungsi departemennya serendah-rendahnya yang berada pada tingkat direktorat). Perum ini dipimpin oleh Direksi sedangkan untuk Perum Otorita dipimpin oleh General Manager yang semuanya bertanggungjawab kepada menteri yang bersangkutan. 4 Sedangkan Persero berkedudukan sebagai perusahaan biasa (seperti dilakukan swasta) dan yang bukan semata-mata menjadi tugas pemerintah; dipimpin oleh Direksi, di bawah pengawasan Dewan Komisaris yang masing-masing bertanggungjawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Negara selaku pemegang saham diwakili oleh Menteri Keuangan. 5 Berdasarkan pernyataan tersebut, PT. Angkasa Pura I (Persero) cabang Adisutjipto merupakan perusahaan biasa seperti halnya perusahaan swasta, namun berada di bawah pengawasan Dewan Komisaris yang bertanggungjawab kepada negara yang diwakilkan oleh Menteri Keuangan. PT. Angkasa Pura I (Persero) adalah Perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pengelolaan dan pengusahaan bandar udara di Indonesia. 6 PT (Persero) Angkasa Pura I cabang Adisutjipto merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Kementerian BUMN yang bergerak di bidang pelayanan navigasi Penerbangan dan pengusahaan jasa kebandarudaraan di Indonesia. Dalam pengoperasian penerbangan, PT. Angkasa Pura I cabang Adisutjipto bekerjasama dengan TNI AU Adisutjipto untuk penggunaan pangkalan udara. Seperti yang telah dijelaskan 4 Akadun.2007.Administrasi Perusahaan Negara.Bandung : Alfabeta. Hlm.96 5 Akadun, Op.Cit., hal.97 6 PT. Angkasa Pura 1, Lowongan Kerja BUMN PT Angkasa Pura Persero Maret 2013 (Online),2013, < http://infolokerindo.com/lowongan-kerja-bumn-pt-angkasa-pura-i-persero-maret- 2013/>, diakses 22 Maret 2013. 4

sebelumnya, keberadaan Bandara Adisutjipto sebagai bandara enclave civil, berarti bahwa bandara tersebut milik TNI AU yang selain digunakan untuk kegiatan pertahanan negara termasuk kegiatan yang mendukung operasi militer, tentunya juga untuk melayani penerbangan sipil untuk pelaksanaan penerbangan komersial dalam bidang pelayanan publik. Pelayanan publik saat ini menjadi pusat dalam pembangunan di Indonesia. Pada era yang semakin modern ini, masyarakat sangat menuntut pelayanan yang baik yang bisa diberikan badan penyelenggara pelayanan, baik Instansi Pemerintah Pusat, Daerah, bahkan BUMN atau BUMD. Begitu juga dengan masyarakat yang menggunakan transportasi, dalam hal ini adalah transportasi udara. Masyarakat selaku pengguna transportasi udara selalu berharap pelayanan yang diberikan jasa bandara baik, nyaman dan aman. Dengan demikian penyelenggaraan pelayanan di suatu bandara membutuhkan sinergitas antara pengelola bandar udara dan pihak lain yang saling terkait. Dalam hal ini instansi terkait adalah PT. Angkasa Pura I (Persero) cabang Adisutjipto dengan TNI AU Adisutjipto. Instansi lain yang terkait adalah maskapai penerbangan, perusahaan penunjang kegiatan penerbangan, perusahaan penunjang kegiatan bandar udara, dan lain-lain. Apabila ada salah satu pihak yang bermasalah maka akan mempengaruhi kualitas pelayanan bandara secara keseluruhan. Sejak 21 Februari 2004 Bandara Adisutjipto menjadi Bandara Internasional. Menurut data PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasioal Adisutjipto, pergerakan penumpang internasional pasca gempa 5

Yogyakarta 5,9 SR para 27 Mei 2006 mengalami pertumbuhan yang positif. Jumlah pergerakan penumpang tahun 2009 pada bandara ini telah mencapai 3.368.381 penumpang, tiga kali lipat dari kapasitas terencana. Hal ini menunjukkan bahwa animo penerbangan pada bandara ini memang cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan Bandara Internasional Adisutjipto menjadi juara umum klasifikasi bandara terminal lama penumpang padat dalam penghargaan Bandara Award 2009. 7 Beberapa tahun ke depan Bandara Adisutjipto diperkirakan sudah tidak mampu lagi memenuhi kapasitas penumpang yang akan terus meningkat. Seringkali penerbangan sipil di Bandara Adisutjipto harus berputar di udara karena bersamaan dengan jam latihan terbang Akademi TNI Angkatan Udara. Hal ini sangat membuat kerugian penumpang, baik dari segi waktu maupun mental karena merasa takut kelamaan berputar-putar di udara. Panjang landasan Bandara Adisutjipto hanya 2.200 meter, sehingga menyulitkan pendaratan pesawat berbadan besar. Apabila dengan penambahan landasan pun akan terhalang jalan raya serta sudah padatnya pemukiman sekitar bandara. Dengan keadaan bandara seperti itu, maka diperlukan kerjasama secara sinergi oleh pihak pengelola dalam pengoperasian bandara. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan terjadinya kerugian-kerugian yang tidak diinginkan, khususnya terhadap kepuasan pengguna penerbangan sipil dan masih tetap memperhatikan keamanan pengoperasian bandara. Dengan demikian, bentuk kerjasama antara 7 Anonim. 2009. Adisutjipto Raih Bandara Award 2009. Dalam http://www.solopos.com/2009/12/21/adisutjipto-raih-bandara-award-2009-136755. diakses 10 Agustus 2014 6

kedua belah pihak tersebut berpengaruh terhadap pelayanan publik yang terdapat dalam penerbangan sipil. Pengoperasian bandara Adisutjipto untuk kepentingan penerbangan militer dan sipil secara bersama dilandasi oleh peraturan perundangundangan. Pengoperasian bersama Bandar udara secara bersama sipil dan militer tersebut mengacu kepada ketentuan yaitu : Undang Undang RI Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan 8, khususnya Pasal 257, 258 dan 259 tentang penggunaan bersama bandar udara dan pangkalan udara. Undang- Undang No.1 tahun 2009 pasal 257 mengatakan bahwa : (1) Dalam keadaan tertentu bandar udara dapat digunakan sebagai pangkalan udara. (2) Dalam keadaan tertentu pangkalan udara dapat digunakan bersama sebagai bandar udara. (3) Penggunaan bersama suatu bandar udara atau pangkalan udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan dengan memperhatikan: a. kebutuhan pelayanan jasa transportasi udara; b. keselamatan, keamanan, dan kelancaran penerbangan; c. keamanan dan pertahanan negara;serta d. peraturan perundangundangan. Sedangkan dalam pasal 258 mengatakan bahwa : Dalam keadaan damai, pangkalan udara yang digunakan bersama berlaku ketentuan penerbangan sipil. Pengawasan dan pengendalian penggunaan kawasan keselamatan operasi penerbangan pada Pangkalan Udara yang digunakan bersama dilaksanakan oleh otoritas bandar udara setelah mendapat persetujuan dari instansi terkait. 8 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan 7

Serta dalam pasal 259 mengatakan bahwa : Bandar udara dan pangkalan udara yang digunakan secara bersama ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Adanya Undang-undang tersebut membuktikan bahwa Bandar Udara Adisutjipto diperbolehkan digunakan bersama sebagai pangkalan udara. Penggunaan bandar udara Adisutjipto oleh PT. Angkasa Pura I dan TNI AU dapat digunakan karena sudah ada kesepakatan antara kedua belah pihak. Dengan demikian, pengelolaan bandar udara Adisutjipto oleh PT. Angkasa Pura I dan TNI AU tetap memperhatikan perundang-undangan yang ada di Indonesia. Adapun perundang-undangan yang mengatur tentang penggunaan bersama bandara atau pangkalan udara. Hal tersebut termuat dalam PP Nomor 70 Tahun 2001 9 tentang kebandarudaraan dalam pasal 51 sampai 53. Dalam pasal 51 sampai 53 menyatakan bahwa bandar udara dan pangkalan udara dapan digunakan untuk penerbangan sipil dan militer dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancaran operasi penerbangan penerbangan sipil dan militer yang ditetapkan dalam Keputusan Presiden. Apabila bandara atau pangkalan udara tidak digunakan secara bersama lagi, maka status bandara atau pangkalan udara akan kembali seperti semula sesuai dengan Keputusan Presiden. Payung hukum lainnya adalah kesepakatan bersama TNI AU, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa 9 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan 8

Pura II tentang Pengaturan Penggunaan Bersama Bandar Udara Dan Pangkalan Udara tanggal 31 Januari 2011 Nomor : KB/ 4/ I/ 2011 dan Nomor : AU/ 838/ KUM.18/ I/ 2011. Perjanjian kerjasama dalam pengelolaan bandara Adisutjipto tidak diatur secara spesifik dalam departemen perhubungan, namun pengelolaan bandara tersebut diatur lebih lanjut dalam suatu perjanjian kerjasama masing-masing sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 10 Perjanjian kerjasama antara PT. Angkasa Pura I dengan TNI AU Adisutjipto lebih spesifik lagi diatur dalam Kerjasama Penggunaan Bersama Pangkalan TNI Angkatan Udara Yogyakarta sebagai Bandar Udara No : Perjama/19/VII/2013, No: SP.120/HK.09.01/2013/OPD tanggal 8 Juli 2013. 11 Dalam perjanjian tersebut, meliputi kegiatan operasional penerbangan serta pemanfaatan Barang Milik Negara yaitu berupa tanah milik Kementerian Pertahanan c.q. TNI Angkatan Udara yang digunakan untuk kepentingan penerbangan sipil dan penerbangan militer. Hal menarik dalam perjanjian ini adalah kerjasama yang dilakukan antara PT. Angkasa Pura I pusat dengan TNI Angkatan Udara pusat ini dijalankan oleh cabang masing-masing instansi tersebut, yaitu PT. Angkasa Pura I cabang Bandara Adisutjipto dan TNI AU Adisutjipto. Dengan demikian, perlu diketahui bahwa isi dalam perjanjian tersebut sudah mencakup kebutuhan pada pelaksanaan atau masih ada hal penting yang belum diatur dalam perjanjian tersebut. Selain itu, berdasarkan 10 Departemen Perhubungan, Penggunaan Bandar Udara Bersama Antara Sipil dan Militer Akan Dibahas Lebih Lanjut (Online), 2013, <http://hubud.dephub.go.id/?id/news/detail/2010>, diakses 22 Maret 2013 11 Berdasarkan wawancara dengan bapak Sumawan bagian Hukum PT. Angkasa Pura I cabang Adisutjipto pada tanggal 1 April 2014 pukul 10.45 WIB 9

perjanjian kerjasama tersebut dapat dilihat bagaimana pelaksanaan kerjasama antara kedua belah pihak apakah sudah seimbang atau masih mengalami tumpang tindih serta pengaruhnya terhadap pelayanan penerbangan sipil. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dirumuskan adalah : a. Bagaimanakah Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama antara PT. Angkasa Pura I dengan TNI AU Adisutjipto terhadap Pengoperasian Pangkalan Udara Adisutjipto untuk Kepentingan Penerbangan Militer dan Sipil? 1.3 TUJUAN PENULISAN 1.3.1 Tujuan Objektif - Penelitian ini berusaha untuk mengungkap tentang perjanjian kerjasama antara PT. Angkasa Pura I cabang Adisutjipto dan TNI AU Adisutjipto dalam pengoperasian pangkalan udara. - Mengungkap tentang pelaksanaan perjanjian kerjasama antara PT. Angkasa Pura I cabang Adisutjipto dan TNI AU Adisutjipto dalam pengoperasian pangkalan udara. - Mengetahui keberhasilan perjanjian kerjasama antara kedua belah pihak dalam pengoperasian bandara. 10

1.3.2 Tujuan Subjektif Tujuan subjektif dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang diperlukan dan kemudian digunakan sebagai bahan untuk pembuatan skipsi, sebagai salah satu syarat penulis untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada. 1.4 MANFAAT 1.4.1.Manfaat Teoritis Mendapat pengetahuan berkaitan dengan perjanjian kerjasama antara PT. Angkasa Pura I cabang Adisutjipto dan Lanud Adisutjipto terhadap pengoperasian landasan udara dan/atau bandar udara Adisutjipto sebagai bahan informasi bagi akademisi maupun bahan perbandingan bagi para peneliti. 1.4.2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan pengembangan ilmu manajemen dan kebijakan publik pada khususnya. Terutama mengenai kerjasama pengelolaan bandara. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran dan pemasukan bagi kedua belah pihak yaitu PT. Angkasa Pura I cabang Adisutjipto dan TNI Angkatan Udara Adisutjipto, ataupun pihak-pihak lain yang berkepentingan 11

sehubungan dengan penggunaan model kerjasama yang tepat dalam pengoperasian bandara secara bersama. 1.5. KEASLIAN PENELITIAN Dari hasil penelitian kepustakaan yang dilakukan penulis, dapat dikatakan bahwa saat ini belum menemukan karya penelitian ilmiah baik berupa skripsi, tesis, maupun disertasi yang membahas perihal pelaksanaan kerjasama antara PT. Angkasa Pura I (Persero) cabang Bandara Adisutjipto selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan TNI AU Adisutjipto dalam pengoperasian Bandara Adisutjipto untuk kepentingan penerbangan sipil dan penerbangan militer. 12