BAB 10. SHOULDER MOMENT ESTIMATION

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 9. 2D BIOMECHANICS

BAB 2. REVISED NIOSH LIFTING EQUATION

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Grip Strength BAB I PENDAHULUAN

BAB 13 LIBERTY MUTUAL TABLES CARRYING LOWER TASKS

Universitas Sumatera Utara

BAB 11 LIBERTY MUTUAL TABLES LIFTING LOWER TASKS

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

BAB I PENDAHULUAN I-1

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 8. AAMA METABOLIC

DAFTAR ISI. 2.2 Teori Domino Penyebab Langsung Kecelakaan Penyebab Dasar... 16

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini, manusia tak pernah lepas dari salah satu hukum alam ini yakni bekerja.

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci Biomekanika, Loading, Low Back Pain, L5/S1 Disc Compression, Manual Material Handling

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

By: DuniaFitnes.com.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Letak CoM dan poros putar robot pada sumbu kartesian.


DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK...

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Oleh: DWI APRILIYANI ( )

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB II LANDASAN TEORI

PERBAIKAN PROSES IRAT BAMBU DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI DI UKM ALIFA CRAFT WEDDING SOUVENIR KASONGAN,BANTUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA ANTROPOMETRI PETANI PRIA KECAMATAN DRAMAGA

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

:Dr. Ir. Rakhma Oktavina, MT

19/03/2013. Apa Itu RULA? Contoh RULA Worksheet. Klasifikasi Skor RULA. Penghitungan Skor RULA. Contoh Kasus

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu pekerjaan dalam dunia industri akan mempertimbangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

Ada yang pernah tau tentang Niosh Lifting Equation??? Disini saya mencoba menulis gambaran tentang Niosh Lifting Equation (NLE).

BAB 5. ACGIH HAND ACTIVITY LEVEL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. dengan tujuan penelitian. Menurut (Kartini Kartono,1980:16) menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PEMELITURAN DALAM PROSES FINISHING (Studi Kasus: Home Industry Waluyo Jati)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN DIMENSI TUBUH MANUSIA (ANTROPOMETRI)

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia (ukuran, berat, volume) dan karakteristik khusus lain dari tubuh

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN DIMENSI TUBUH MANUSIA (ANTROPOMETRI)

BIOMEKANIKA PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

93 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 1, Juli 2014

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

BAB III METODE PENELITIAN

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

MODUL I DESAIN ERGONOMI

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik dan mental serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. (Azhar, 2011). Banyak ditemui keluhan dari para pekerja terkait masalah

ANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dinamika Rotasi 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar.

BAB III. PETA KENDALI KUALITAS MULTIVARIAT Z-chart UNTUK PROSES AUTOKORELASI. Salah satu fungsi dari pengendalian kualitas statistik adalah mengurangi

PERBAIKAN RANCANGAN KRUK KETIAK UNTUK PENDERITA CEDERA DAN CACAT KAKI

Modul ke: Studio Desain II 10FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk

PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI3) Riset Aplikatif Bidang Teknik Mesin dan Industri

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

BAB III METODE PENELITIAN

1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X

Bab 3. Metodologi Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS POSTUR KERJA PERAJIN SAPU RAYUNG DENGAN METODE QUICK EXPOSURE CHECK (QEC)

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan rancangan produk perlu mengetahui karakteristik

PERANCANGAN SISTEM KERJA #1 (TEMPAT KERJA) PERTEMUAN #5 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

PERANCANGAN ALAT UKUR MANUAL UNTUK ANTROPOMETRI DINAMIS

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik dan aspek fisiologis lingkungan kerja, pekerjaan dan metode

Transkripsi:

BAB 10. SHOULDER MOMENT ESTIMATION Rancangan pekerjaan seringkali melibatkan tugas mengangkat beban yang mungkin dapat menyebabkan cedera bahu. Salah satu faktor utamanya meliputi kekuatan bahu. Apabila kekuatan bahu yang diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan melebihi tenaga maksimum yang dapat dihasilkan oleh bahu, maka berbagai cedera bahu dapat terjadi. Kekuatan bahu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan dapat diperkirakan dengan menghitung momen bahu yang dihasilkan dari gaya gravitasi yang bekerja pada upper extremity (lengan atas, lengan bawah, tangan) dan beban yang diangkat. Setelah besarnya momen bahu ditentukan, hasilnya dibandingkan dengan kekuatan rata-rata (persentil 50) dari pria dan wanita. Hal tersebut menunjukkan persen kapasitas kekuatan maksimum yang dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut dari rata-rata pria dan wanita. Apabila persentase tersebut tinggi, maka pekerjaan tersebut memiliki risiko yang signifikan bagirata-rata pekerja dan mungkin menjadi risiko untuk semua pekerja. Apabila persentase terebut rendah, pekerjaan terebut risiko yang rendah untuk sebagian besar pekerja. APLIKASI Estimasi kasar untuk momen bahu pada pekerjaan mengangkat. Model ini hanya diterapkan ketika gaya dari beban pada satu/kedua tangan bekerja langsung terhadap tanah. Estimasi persen kekuatan bahu maksimum rata-rata dari pria/wanita untuk pekerjaan yang spesifik. Perancangan pekerjaan yang melibatkan tugas pengangkatan beban, dalam posisi berdiri ataupun duduk. Tugas pengangkatan yang terjadi langsung di depan orang yang melakukannya (dalam daerah sagital). Pekerjaan yang tidak memerlukan pengangkatan yang berulang atau pengangkatan untuk waktu yang diperpanjang. 59

TAMPILAN ASUMSI Asumsi Karakteristik Pekerjaan Pekerjaan hanyaberlangsung pada daerah sagital. Ini merupakan analisis daerah sagital 2 dimensi.lebih banyak pekerjaan memerlukan gerakan di luar daerah sagital, model ini semakin kurang akurat. Pekerjaan mengangkat hanya dilakukan sekali. Model ini tidak mempertimbangkan frekuensi pekerjaan ataupun durasinya. Asumsi Posisi Tubuh yang Diukur Posisi tubuh yang diukur untuk perhitungan model adalah posisi pekerjaan yang menghasilkan momen bahu terbesar. Asumsi Perhitungan Rumus Nilai kapasitas kekuatan maksimum bergantung pada 4 sudut lengan bawah dan 5 sudut lengan atas. Sebuah pekerjaanyang membutuhkan sudut lengan atas atau lengan bawah selain sudut-sudut spesifik tersebut akan menghasilkan persentase rasio maksimum yang agak kurang akurat. 60

Kapasitas kekuatan maksimum bergantung pada kemampuan pria dan wanita pada persentil 50. RUMUS YANG DIGUNAKAN DALAM MODEL Total momen bahu ditentukan dengan menjumlahkan momen bahu yang dihasilkan oleh upper extrimity (lengan atas, lengan bawah, tangan) dan momen bahu yang dihasilkan oleh berat beban. Perhitungan Momen Upper Extrimity Momen upper extrimity dihitung dengan mengalikan jarak horizontal antara pusat upper extrimity dan pangkal bahu dengan berat dari upper extrimity. Jarak antara pusat massa upper extrimity dan pangkal bahu bervariasi karena perbedaan ukuran tubuh (semakin besar panjang lengan, jarak semakin besar) dan karena posisi bahu, siku dan pegelangan tangan (semakin siku tertekuk, jarak semakin kecil). Berat dari upper extrimity juga bervariasi (semakin besar tubuh seseorang, berat semakin besar). Perhitungan momen upper extrimity yang lebih akurat membutuhkan tabel antropometri (yang menghubungkan berat tubuh dengan berat upper extrimity), pengetahuan tentang pusat massa upper extrimity, dan memperhitungkan panjang anggota tubuh. Perhitungan Momen Beban Perhitungan momen bahu yang dihasilkan oleh beban diperoleh mengikuti rumus umum momen(momen = berat x jarak) dengan satu putaran. Oleh karena itu diasumsikan bahwa beban diangkat dengan 2 tangan, sebuah konstanta sebesar 0.5 digunakan dalam perhitungan untuk menghasilkan momen beban untuk satu bahu. Perhitungan Total Momen Bahu Mt= total momen pada bahu Mt = Mb + Mf = ((0.0115) x (D) x (BW)) + ((0.5) x (D) x (L) dimana : Mb = momen bahu yang dihasilkan oleh beban upper extrimity. Mf = momen pada bahu yang dihasilkan oleh berat beban di tangan. D = jarak horizontal antara pusat beban dan pangkal bahu. BW = total berat tubuh. L= berat beban. 61

Nilai Kekuatan Bahu Maksimum Kekuatan maksimum bhu telah ditentukan dengan mempelajari rata-rata (persentil 50) pria dan wanita. Tabel nilai-nilai tersebut ini berdasarkan perbedaan sudut lengan atas (A) dan sudut lengan atas (B) dapat dilihat di bawah ini. Forearm angle (A) 45 90 135 180 Upper arm angle (B) 50% Male 0 632 691 751 810 45 598 658 717 777 90 565 624 684 743 135 531 591 650 710 180 498 557 617 676 Upper arm angle (B) 50% Female 0 332 363 395 426 45 314 346/p> 377 408 90 297 328 359 381 135 279 310 342 373 180 262 293 324 355 Perhitungan Persentase Kekuatan Bahu Maksimum Persentase kekuatan bahu maksimum diperoleh dengan membagi totl momen bahu yang telah dihitung (Mt) dengan kekuatan bahu maksimum (Mc). Persentase kekuatan bahu maksimum = (Mt / Mc) x 100 INTERPRETASI Apabila Persentase Kekuatan Bahu Maksimum Lebih Besar dari 100% Total momen bahu lebih besar dari kekuatan bahu maksimum, artinya pekerjaan tersebut membutuhkan kekuatan yang melebihi kapasitas dari rata-rata orang. Dengan demikian pekerjaan terebut : Memiliki risiko yang tinggi untuk rata-rata pekerja atau pekerja yang dibawah rata-rata. Mungkin berisiko atau tidak berisiko bagi pekerja yang berada di atas rata-rata. 62

Untuk saat ini, model ini tidak cukup memuaskan untuk menyediakan petunjuk mengenai risiko cedera untuk pekerja yang berada di atas rata-rata. Apabila Persentase Kekuatan Bahu maksimum Lebih Kecil dari 100% Pekerjaaan tersebut bukan merupakan risiko bagi pekerja rta-rata ataupun pekerja yang berada di atas rata-rata. Pekerjaan tersebut mungkin berisiko atau tidak berisiko bagi pekerja yang berada di bawah rata-rata. Catatan : Frekuensi pekerjan mempengaruhi risiko ergonomis, tetapi bukan merupakan hal yang dipertimbangkan oleh mdel. Sangat logis untuk mengasumsikan bahwa semakin rendah persentase kapasitas maksimum, semakin banyak frekuensi pekerjaan yang dapat dilakukan oleh seorang pekerja rt-rata tanpa mengalami cedera. Bagaimanapun juga, panduan frekuensi yang spesifik tidak dapat ditentukan. Fungsi masa depan dari model ini akan mengkorelasikan risiko dengan seluruh ukuran pekerja dan frekuensi melakukan suatu pekerjaan. REKOMENDASI PERANCANGAN ULANG PEKERJAAN Kendali Rekayasa Ada 2 variabel yang perlu dipertimbangkan untuk mendesain ulang pekerjaan, yaitu : 1. Berat beban 2. Jarak horizontal diantara beban dan bahu. Mengurangi variabel-variabel tersebut akan memperkecil risiko ergonomis dengan memperkecil nilai momen bahu dan kekuatan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan. Kendali Administratif Frekuensi dan durasi perlu diperiksa ulang untuk pekerjaan-pekerjaan yang memiliki kapasitas maksimum mendekati 100%. Seperti yang telah disebutkan di atas, tidak panduan yang jelas mengenai model ini dalam hal frekuensi. Akan tetapi, dengan meningkatnya persentase pekerjaan (mendekati 100%), frekuensi pekerjaan sebaiknya dikurangi oleh pekerjaan rata-rata pria maupun wanita. 63