DISTRIB.USI SUHU DAN KELEMBABAN DALAM RUANG TUMBUH JAMUR TERKENDALI. Oleh: FAMICORNUS PRADNYA PARAMITA F

dokumen-dokumen yang mirip
DISTRIB.USI SUHU DAN KELEMBABAN DALAM RUANG TUMBUH JAMUR TERKENDALI. Oleh: FAMICORNUS PRADNYA PARAMITA F

PENGENDALIAN SUHU PADA RUMAH TANAMAN JAMUR DENGAN SISTEM KENDAll FUZZY OLEH: KRISSANDI WIJAYA F

VISUALISASI PENGENDALIAN KADAR AIR MEDIA TUMBUH JAMUR DENGAN VISUAL BASIC 6.0

VISUALISASI PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA PADA MEDIA RUANG TUMBUH JAMUR DENGAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.0

BAB I PENDAHULUAN. kolesterol sehingga dapat mencegah penyakit darah tinggi (hipertensi) dan aman

MAKALAH SEMINAR (PTH 1507) PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM (Pleurotus sp.)

PENGONTROLAN SUHU DALAM RUANG PENGERING DENGAN,SISTEM KONTROL FUZZY. Oleh IMAN SENJAYA F

PENGONTROLAN SUHU DALAM RUANG PENGERING DENGAN,SISTEM KONTROL FUZZY. Oleh IMAN SENJAYA F

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

KARYA ILMIAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Budidaya Jamur Kuping Dan Tiram Dengan Teknologi Pengendalian Suhu

BAB I PENDAHULUAN. berkisar 50% - 100%,[1] sehingga Indonesia menjadi tempat yang ideal untuk

Perancangan Sistem Pengendalian Suhu Kumbung Jamur dengan Logika Fuzzy

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akhir-akhir ini. memang sangat pesat, salah satunya adalah dalam bidang teknologi

Gambar 8. Profil suhu lingkungan, ruang pengering, dan outlet pada percobaan I.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengendalian Suhu Ruang pada Budidaya Jamur Tiram dengan Karung Goni Basah

SKRIPSI VISUALISASI PENGATURAN KELEMBABAN UDARA PADA MEDIA RUANG TUMBUH JAMUR DENGAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.0

( ) Dosen Pembimbing Dr. Melania Suweni Muntini, M.T

RINGKASAN. Pembimbing Utama : Dr. Bagus P. Purwanto, M.Agr. Pembimbing Anggota : L-. Aiidi Murfi, MSi.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yaitu jamur tiram putih (P. ostreatus), jamur tiram merah muda (P.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karet alam dihasilkan dari tanaman karet (Hevea brasiliensis). Tanaman karet

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram

Seperti tinggrnya langit dari bumi. demikianlah tingginya ialank~( dari jalanmu. dan rancangank~i dari rancanganmu f Yesaya

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. setiap unit penelitian (baglog). Berat segar tubuh buah dan jumlah tubuh buah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. PEMUTUAN BUAH JERUK MANIS (Citrus sinensis (L) Osbeck) MENGGUNAKAN ALGORITMA PENGOLAHAN CITRA. Oleh: MARIA YUSTINA TAMPUBOLON F

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS CABANG USAHATANI DAN SISTEM TATANIAGA PISANG TANDUK

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam cuaca yang mendukung perkembangannya. Terdapat aspek-aspek yang. kelembaban udara, sirkulasi udara dan penyiraman

PENGARUH MODIFIKASI AERATOR KINCIR TIPE PEDAL LENGKUNG PADA PENINGKATAN KADAR OKSIGEN AIR. Oleh: SARI ROSMAWATI F

UJI KINERJA ALAT PENGERINGAN GABAH DENGAN ENERGI SURYA BERBANTU PEMANAS BUATAN

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM

RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR

SIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya pada bidang usaha. Indonesia sedang melakukan terobosan baru

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. mengkomsumsi jamur (sebagai bahan pangan maupun bahan baku obat-obatan).

BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Tabel 2.1 Kandungan Gizi JamurTiram No Komposisi Dalam %

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2).

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

III. METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI ANALISIS TAHANAN GELINDING (ROLLING RESISTANCE) RODA TRAKSI DENGAN METODE UJI RODA TUNGGAL PADA BAK TANAH (SOIL BIN) Oleh: ARMANSYAH

Karya ini kuperseinbahkan bual : ~Wama, Papa, Isye, dan Prcguh tercinta

Karya ini kuperseinbahkan bual : ~Wama, Papa, Isye, dan Prcguh tercinta

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan

For my parents, my brother and sisters, and Jovi ta Sutrisna

For my parents, my brother and sisters, and Jovi ta Sutrisna

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan Parameter

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA JAMUR TIRAM

1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu

UJI PERFORMANSI ALAT PENGERING EFEK RUMAH KACA (ERK) TIPE RAK DENGAN PEMANAS TAMBAHAN PADA PENGERINGAN KERUPUK UYEL

BAB I PENDAHULUAN. unggas untuk mewujudkan beternak itik secara praktis. Dahulu saat teknologi

Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia ISSN Indonesian Society of Agricultural Engineering

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat panen, lebar tudung ialah rerata lebar tudung (pileus), yaitu panjang

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instrumentasi Pada Miniatur Rumah Kaca Berbasis Mikrokontroler

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

KUESIONER PENELITIAN MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH USAHA MILIK BAPAK SUKAMTO DI DESA CIPAYUNG, KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR

RANCANGBANGUN DAN UJI PERFORMANSI UNIT VHT (VAPOR HEAT TREATMENT) UNTUK PENANGANAN PASCAPANEN PEPAYA

ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon)

Gambar 17. Tampilan Web Field Server

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ( 2012), yang berjudul PEMBERDAYAAN PRODUKSI

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. lemak. Selain itu jamur juga banyak membutuhkan peluang usaha yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

dera jat sosoh beras dengan piringan war- 5tandat-s Diba,.+ah bimbingan Dedi Fardiaz dan (mton *~'i~'"ton~-

PERANCANGAN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN RUANG ICU MENGGUNAKAN SENSOR DHT-11 BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMega8

UJI KINERJA RUMAH KACA PENGERING DENGAN BANTUAN SEL SURYA SEBAGAI PENGGERAK KI PAS. Oieh : Ame Srima Tarigan F FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

dera jat sosoh beras dengan piringan war- 5tandat-s Diba,.+ah bimbingan Dedi Fardiaz dan (mton *~'i~'"ton~-

DIKTAT PENGERINGAN KAYU. Oleh: Efrida Basri

PERTUMBUHAN JAMUR PADA MEDIA BIJI KLUWIH DAN BIJI NANGKA SEBAGAI SUBSTITUSI MEDIA PDA

RANCANG BANGUN PENYIRAM TANAMAN STROBERI OTOMATIS MENGGUNAKAN ARDUINO UNO

BAB I PENDAHULUAN. prospek ekonomi yang cukup baik dan dapat bersaing dengan industri besar lainnya di

PENGENDALIAN MANIPULATOR ROBOT PEMANEN BUAH DALAM GREENHOUSE MENGGUNAKAN LABVIEW Setya Permana Sutisna 1, I Dewa Made Subrata 2

SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING PARAMETER LINGKUNGAN MIKRO PADA RUMAH KACA (GREENHOUSE) BERBASIS INTERNET OLEH ANJAR RINALDI F

LAPORAN TUGAS AKHIR. ANALISIS PEMANFAATAN LIMBAH TAHU APU KLATEN (Studi Kasus: CV Tahu APU (AL Azhar Peduli Ummat) Jatinom, Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

PEMANFAATAN ALAT PENGERING DENGAN PENGONTROL SUHU UNTUK PAKAN IKAN PADA CV. FAJAR ABADI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar.

Tugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap

PEMANFAATAN SERBUK KAYU DAN BLOTONG KERING SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR KUPING (Auricularia polytricha)

PENGARUH KONDISI RUANG, FREKUENSI DAN VOLUME PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERIODE LAYAK DISPLAY Dracaena marginata Tricolour

KAJIAN JENIS KEMASAN SELAMA TRANSPORTASI DAN PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP UMUR SIMPAN DAN MUTU BUAH MANGGIS ( Garcinia mangostana L.

PEMANFAATAN JERAMI PADI DAN PENAMBAHAN KOTORAN AYAM SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) SKRIPSI

Transkripsi:

DISTRIB.USI SUHU DAN KELEMBABAN "':~, DALAM RUANG TUMBUH JAMUR TERKENDALI Oleh: FAMICORNUS PRADNYA PARAMITA F01495111 1999 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOG OR BOGOR

Dan Dia memudahkan (pula) untuk kamu apa yang dilangitdan apa yangdi bumi semuanya (sebagai rahmat) daripada-nya. Sesu ngguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir. (QS. 45 : 13 )... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apaapa yang kamu kerjakan. (QS. 58: 11 ) Kupersembahkan karya kecilku untuk Papa, Mama, Mbak lka dan Mas Tyas,Mas Ari,dan Oky yang sangat kusayangi juga Mas Priyo yang sangat berarti.......

Famicornus Pradnya Paramita. F01495111. Distribusi Suhu dan Kelembaban Pada Ruang Tumbuh Jamur Terkendali. Dibawah bimhingan Dr. Jr. Budi Indra Setiawan, M.Agr. dan Jr. Mad Yamin, MT. RlNGKASAN Jamur merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki kandungan gizi tinggi dan banyak terdapat di alam. Jamur menjadi salah satu komoditas ekspor yang tengah dikembangkan sehingga belum banyak produsen jamur yang ada di Indonesia. Proses budidaya jamur berkembang sejalan dengan proses perkembangan teknologi budidaya yang meningkat. Dalam budidaya jamur pada prinsipnya adalah mengusahakan kondisi lingkungan yang sesuai dengan habitat tumbuhnya di alam. Lokasi yang ideal untuk budidaya jamur adalah pada ketinggian lebih dari 800 m dp\., dengan kelembaban udara (RR) berkisar antara 60-90%. Untuk budidaya jamur di dataran rendah dapat dilakukan dengan sistem pengkondisian ruang budidaya. Salah satu cara adalah dengan melakukan pengkondisian suhu dan RH di dalam ruang tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi suhu dan kelembaban ruang tumbuh untuk budidaya jamur dengan pengendalian suhu menggunakan kendali fuzzy, dan menguji pengaruh pengkondisian ruang tumbuh terhadap pertumbuhan jamur. Dalam penelitian ini dilakukan pengendalian suhu ruang tumbuh untuk budidaya jamur kayu, dengan merancang sistem budidaya agar jamur dapat hidup seperti pada habitatnya di alam. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur kayu berkisar antara 16-28 C. Untuk memenuhi suhu optimum bagi pertumbuhan jamur di dalam ruang tumbuh digunakan mesin pendingin. Pada kenyataannya terdapat kesulitan untuk menerapkan suhu yang optimum bagi pertumbuhan jamur. Untuk itu diperlukan batasan tertentu dalam penyederhanaan sistem yang akan dianalisis, yaitu antara lain (1) Kualitas udara yang berasal dari mesin pendingin dianggap memenuhi kebutuhan O 2 pada tahap pertumbuhan jamur, (2) Untuk menjaga agar kelembaban udara di dalam ruang tumbuh tetap tinggi (60-90%) pada bagian dasar ruang tumbuh diberi genangan air, (3) Pencahayaan dianggap cukup berasal dari intensitas cahaya alami tanpa memberi pencahayaan tambahan, (4) Penelitian hanya dilakukan pada satu posisi kipas udara, yaitu pada bagian belakang bawah ruang tumbuh. Pengamatan dilakukan dengan pengukuran suhu pada ketiga ruang tumbuh. Pengukuran suhu dilakukan pada empat titik pengukuran pada tiap ruang tumbuh untuk mengetahui distribusi suhu dalam ruang tumbuh. Titik pertama (Tl) diukur pada dinding belakang ruang tumbuh, T2 pada sisi kiri ruang tumbuh, T3 pada sisi kanan sedangkan T4 diukur pada rak peletakkan medialbag logjamur. Pada ruang tumbuh pertama (Rl) suhu hanya mendekati suhu set point (1 rc). Sedangkan pada R2 (set point 19 C) dan R3 (set point 21 C) suhu ruang tumbuh dapat mencapai suhu set point. Distribusi suhu terbaik teijadi pada ruang turnbuh

ketiga (R3) dimana sebaran suhu merata pada tiap titik pengukuran dengan nilai standar deviasi 0.5538. Pertumbuhan jamur tiram pada R3 lebih eepat dibandingkan dua ruang lainnya. Jamur tiram yang dihasilkan memiliki diameter pileusnya meneapai 11 em, panjang stipa 5 em dengan diameter stipa 1.5 em. Pada ketiga ruangan tidak terdapat perbedaan berat maupun parameter tubub buah lainnya. Letak kipas udara sangat mempengaruhi distribusi suhu di dalam ruang tumbuh. Suhu di bawah rak peletakkan bag log iamur dapat meneapai set point sedangkan di atas rak suhu hanya mendekati set point. Kelembaban udara di dalam ruang tumbuh belum dapat terkondisikan dengan baik. Untuk menjaga agar kelembaban udara tetap tinggi, dalam ruang tumbuh dapat dilengkapi dengan sprayer atau dilakukan penelitian lanjutan untuk pengendalian kelembaban udara.

mstribusi SUHU DAN KELEMBABAN DALAM RUANG TUMBUH JAMUR TERKENDALI Oleb: FANUCORNUSPRADNYAPARANUTA F01495111 SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor 1999 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR