BAB II DASAR TEORI. Gardu Induk, Jaringan Distribusi, dan Beban seperti yang ditunjukkan Gambar 2.1

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE POWERWORLD VERSI 17

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.

ANALISIS ALIRAN BEBAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN ETAP POWER STATION TUGAS AKHIR. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama yaitu pembangkit, penghantar (saluran transmisi), dan beban. Pada sistem

2.1 Distributed Generation

1. Dalam studi aliran daya, berikut ini merupakan jenis bus yang umum digunakan, kecuali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegangannya menjadi tegangan tinggi, tegangan ekstra tinggi, dan tegangan ultra

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN...

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI DENGAN PENINGKATAN INJEKSI JUMLAH PEMBANGKIT TERSEBAR. Publikasi Jurnal Skripsi

II. TINJAUAN PUSTAKA. sinkron antara tegangan, frekuensi, dan sudut fasa. Operasi ini akan menyatakan

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

III. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di Laboratorium Sistem Tenaga Elektrik

Load Flow Analysis. You will try it with the PowerWorld simulator! Electric Power Systems L5 - Olof Samuelsson

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

ANALISIS SUATU SISTEM JARINGAN LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS SEIDEL Z BUS

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

SOAL UJIAN KOMPREHENSIF WAKTU : 100 MENIT. 1. Yang bukan merupakan representasi dari suatu algoritma adalah..

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN ANALISA ALIRAN DAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL DAN METODE NEWTON-RAPHSON

Studi Perbaikan Stabilitas Tegangan Kurva P-V pada Sistem Jawa-Bali 500kV dengan Pemasangan Kapasitor Bank Menggunakan Teori Sensitivitas

BAB I PENDAHULUAN. sekunder dalam kehidupan sehari-hari, baik penggunaan skala rumah tangga

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Proses pembelajaran (kegiatan mahasiswa) Menyimak kuliah dari dosen, bertanya jawab, berdiskusi, mengerjakan tugas.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KONTINGENSI PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE ALIRAN DAYA

Algoritma Aliran Daya untuk Sistem Distribusi Radial dengan Beban Sensitif Tegangan

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

MODUL PRAKTIKUM SISTEM TENAGA LISTRIK II

BAB 1 PENDAHULUAN. serta dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi. Dalam kenyataan ekonomi

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv

BAB II LANDASAN TEORI

GENERATOR SINKRON Gambar 1

Materi dan Evaluasi. Materi: Evaluasi

atau pengaman pada pelanggan.

EVALUASI LOSSES DAYA PADA SISTEM TRANSMISI 150 KV SUMATERA BARAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Studi aliran daya merupakan tulang punggung dari perencanaan operasi sistem

BAB III. Transformator

BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV. 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv

STUDI ALIRAN DAYA PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG PM.6 GI PEMATANG SIANTAR)

1 * 22 V2. Simulasi Load Flow Analysis ETAP 12

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Listrik

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014

BAB 4 PERHITUNGAN KESTABILAN PERALIHAN SISTEM TENAGA LISTRIK MESIN MAJEMUK

EVALUASI SUSUT PADA SISTEM KELISTRIKAN ENERGI MEGA PERSADA GELAM

Rekayasa Elektrika. Jurnal VOLUME 12 NOMOR 3 DESEMBER 2016

ALGORITMA ALIRAN DAYA UNTUK SISTEM DISTRIBUSI RADIAL DENGAN BEBAN SENSITIF TEGANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA

Analisa Sistem Distribusi 20 kv Untuk Memperbaiki Kinerja Sistem Distribusi Menggunakan Electrical Transient Analysis Program

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PERHITUNGAN ARUS HUBUNGAN SINGKAT

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa

APLIKASI METODE NEWTON-RAPHSON UNTUK MENGHITUNG ALIRAN BEBAN MENGGUNAKAN PROGRAM MATLAB 7.0.1

PENGATURAN SLACK BUS DALAM MENGOPTIMALKAN ALIRAN DAYA PADA KASUS IEEE 30 BUS MENGGUNAKAN METODE NEWTON-RAPHSON PADA APLIKASI MATLAB 7.

AKIBAT KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

Studi Aliran Beban Berbasis Jaringan Syaraf Buatan

Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA XII&XIII. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT.

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:

ANALISIS DAMPAK PEMASANGAN DISTIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP PROFIL TEGANGAN DAN RUGI-RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS

ABSTRAK. Kata kunci : PLTM Palangai Hulu dan PLTM Palangai Hilir, Penentuan lokasi titik sambung, ETAP

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Pengaruh Pemasangan Distributed Generation Terhadap Profil Tegangan Pada Penyulang Abang Karangasem

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

OPTIMASI PENEMPATAN DAN KAPASITAS SVC DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

Kata kunci Kabel Laut; Aliran Daya; Susut Energi; Tingkat Keamanan Suplai. ISBN: Universitas Udayana

ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON

UNIVERSITAS INDONESIA. SIMULASI ALIRAN DAYA SISTEM 150 kv REGION JAKARTA-BANTEN DENGAN PERBANDINGAN SISTEM GRID DAN IBT SKRIPSI

STUDI ANALISIS ALIRAN BEBAN (LOAD FLOW) SISTEM TENAGA LISTRIK IMPLEMENTASI PADA JARINGAN KELISTRIKAN DI UNNES

ANALISIS ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK PADA BAGIAN TEXTURIZING DI PT ASIA PASIFIC FIBERS TBK KENDAL MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014ISSN: X Yogyakarta,15 November 2014

Sistem Transmisi Tenaga Listrik

ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)

BAB III KONSEP PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN

Transkripsi:

BAB II DASAR TEORI 2.1 UMUM Sistem Tenaga Listrik terdiri dari Pusat Pembangkit, Jaringan Transmisi, Gardu Induk, Jaringan Distribusi, dan Beban seperti yang ditunjukkan Gambar 2.1 di bawah ini. Gambar 2.1 Single line diagram sistem tenaga listrik secara sederhana Pada pusat pembangkit terdapat generator dan tranformator penaik tegangan (step-up transformer). Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi Listrik yang dibangkitkan tersebut dinaikkan level tegangan pada Gardu Induk Transmisi oleh transformator penaik tegangan untuk mengurangi rugi-rugi daya transmisi. Setelah dinaikkan kemudian energi listrik dikirimkan melalui saluran transmisi bertegangan tinggi menuju pusat-pusat beban. Setelah energi listrik disalurkan melalui saluran transmisi maka sampailah energi listrik di Gardu Induk Distribusi untuk diturunkan level tegangannya melalui transformator penurun tegangan (step-down transformer) menjadi tegangan menengah maupun tegangan rendah. Setelah itu energi listrik akan disalurkan melalui saluran distribusi menuju pusat-pusat beban [1]. 3

2.2 REPRESENTASI SISTEM TENAGA LISTRIK Komponen Utama dari suatu sistem tenaga pada umumnya terdiri dari generaror, saluran transmisi, transformator dan beban. Komponen-komponen utama tersebut digantidengan rangkaian pengganti agar dapat dilakukan analisis pada sistem tenaga listrik. Rangkaian pengganti yang digunakan adalah rangkaian pengganti satu phasa dengan nilai phasa netralnya. Dengan asumsi sistem 3 phasa yang dianalisis dalam keadaan seimbang dan kondisi normal. Untuk mempresentasikan suatu sistem tenaga listrik digunakan diagram yang disebut diagram segaris (single line diagram). Diagram segaris berisi informasi yang dibutuhkan mengenai sistem tenaga tersebut. Pada studi aliran daya, perhitungan aliran dan tegangan sistem dilakukan pada terminal tertentu atau bus tertentu. Bus-bus pada studi aliran daya dibagi dalam 3 macam, yaitu: Bus Beban Pada bus ini daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) diketahui sehingga sering juga disebut bus PQ. Daya aktif dan reaktif yang dicatu ke dalam sistem tenaga bernilai positif, sementara daya aktif dan reaktif yang di konsumsi bernilai negatif. Besaran yang dapat dihitung pada bus ini adalah V (tegangan) dan δ (sudut beban) [2-5]. Bus Generator Bus Generator dapat disebut dengan voltage controlled bus karena tegangan pada bus ini dibuat selalu konstan atau bus dimana terdapat generator. Pembangkitan daya aktif dapat dikendalikan dengan mengatur penggerak mula 4

(prime mover) dan nilai tegangan dikendalikan dengan mengatur eksitasi generator. Sehingga bus ini sering juga disebut dengan PV bus. Besaran yang dapat dihitung dari bus ini adalah Q (daya reaktif) dan δ (sudut beban) [2-5]. Slack Bus Slack Bus sering juga disebut dengan swing bus atau bus berayun. Slack bus berfungsi untuk menyuplai daya aktif P dan daya reaktif Q. Besaran yang diketahui dari slack bus adalah tegangan V dan sudut beban δ. Suatu sistem tenaga biasanya dirancang memiliki bus ini yang dijadikan sebagai referensi yaitu besaran δ = 0 0. Besaran yang dapat dihitung dari bus ini adalah daya aktif P dan daya reaktif Q [2-5]. Perbedaan dari masing-masing bus dapat dilihat pada Table 2.1 di bawah ini. Tabel 2.1 Klasifikasi bus pada sistem tenaga No. Tipe Bus P Q V δ (Daya Aktif) (Daya Reaktif) (Tegangan) (Sudut Beban) 1. Load Bus Tidak Tidak 2. Generator Tidak Tidak Bus 3. Slack Bus Tidak Tidak 5

2.3 PERSAMAAN ALIRAN DAYA Persamaan aliran daya secara sederhana dapat dilihat pada Gambar 2.2 untuk sistem yang memiliki 2 bus. Pada setiap bus terdapat sebuah generator dan beban. Bus 1 dengan bus 2 dihubungkan dengan penghantar. Pada setiap bus memiliki 6 besaran elektris yang terdiri dari : P D, P G, Q D, Q G, V, dan δ [3]. Gambar 2.2 Diagram Satu Garis Sistem 2 Bus Pada Gambar 2.2 dapat dihasilkan persamaan aliran daya. Besar daya pada bus 1 dan bus 2 adalah = = + ( ) (2.1) = = + ( ) (2.2) Pada Gambar 2.3 menunjukkan rangkaian ekivalen untuk sistem 2 bus dimana generator direpresentasikan sebagai sumber yang memiliki reaktansi dan transmisi model π (phi). Beban diasumsikan memiliki impedansi konstan dan daya konstan pada diagram impedansi. 6

ˆV ˆV 1 2 jb YP 2 jb YP 2 Gambar 2.3 Rangkaian ekivalen sistem 2 Bus Besarnya arus pada bus 1 dan bus 2 adalah: =.. (2.3) =.. (2.4) Gambar 2.3 diatas dapat disederhanakan untuk mendapatkan bus daya pada masing-masing bus seperti pada Gambar 2.4 di bawah ini. 1 YS Z S ˆV ˆV 1 2 Gambar 2.4 Rangkaian ekivalen model π untuk sistem 2 bus Semua besaran diasumsikan dalam sistem per-unit, sehingga: 7

= = = + = = + =. (2.5).(2.6) Y S 1 Z S ˆV ˆV 1 2 Gambar 2.5 Distribusi arus pada rangkaian ekivalen untuk sistem 2 bus Distribusi arus dapat dilihat pada Gambar 2.5, dimana arus pada bus 1 adalah = + "... (2.7) = + ( ).. (2.8) = + + ( ) (2.9) = +... (2.10) Dengan: Y 11 adalah jumlah admitansi terhubung pada bus 1 = + Y 12 adalah admitansi negatif antara bus 1 dengan bus 2 = Untuk aliran arus pada bus 2 adalah: = + ".. (2.11) 8

= + ( )...(2.12) = + + ( ). (2.13) = +.(2.14) Dengan: Y 22 adalah jumlah admitansi terhubung pada bus 2 = + Y 21 adalah admitansi negatif antara bus 2 dengan bus 1 = = Y 12 Dari Persamaan (2.10) dan (2.14) dapat dihasilkan persamaan dalam bentuk matrik, yaitu: =... (2.15) Notasi matrik dari Persamaan (2.15) adalah =..(2.16) Persamaan (2.5) hingga Persamaan (2.16) yang diberikan untuk sistem 2 bus dapat dijadikan sebagai dasar untuk penyelesaian persamaan aliran daya untuk sistem n-bus. Gambar 2.6 menunjukan sistem dengan jumlah n-bus dimana bus 1 terhubung dengan bus lainnya. Gambar 2.7 menunjukan model transmisi untuk sistem n-bus. 9

Gambar 2.6 Sistem n bus Gambar 2.7 Model transmisi π untuk sistem n-bus Persamaan yang dihasilkan dari Gambar 2.7 adalah: = + + + + + + +. (2.17) 10

= + + + + + + +... (2.18) = + + + +... (2.19) =...(2.20) Dimana: = + + + + + + + (2.21) = jumlah semua admitansi yang dihubungkan dengan bus 1 = ; = ; =... (2.22) Persamaan (2.20) dapat disubtitusikan ke Persamaan (2.5) menjadi Persamaan (2.23), yaitu: = = (2.23) Dengan: = = = ; untuk = 1,2,,.. (2.24) Persamaan (2.24) merupakan representasi persamaan aliran daya yang nonlinear. Untuk sistem n-bus, seperti Persamaan (2.15) dapat dihasilkan Persamaan (2.25), yaitu : : = : : : :.(2.25) Notasi matrik dari Persamaan (2.25) adalah Dimana: =. (2.26) 11

= : : : = (2.27) 2.4 Metode Newton-Rhapson Pada sistem multi-bus, penyelesaian aliran daya dilakukan dengan metode persamaan aliran daya. Metode yang pada umumnya digunkan dalam penyelesaian aliran daya, yaitu metode Newton-Raphson, Gauss-Seidel, dan Fast Decoupled. Tetapi metode yang dibahas pada Tugas Akhir ini adalah metode Newton-Raphson. Dalam metode Newton-Rhapson, persamaan aliran daya dirumuskan dalam bentuk polar. Persamaan arus yang memasuki bus dapat ditulis ulang menjadi: =.. (2.28) Persamaan di atas bila ditulis dalam bentuk polar adalah: = + (2.29) Daya kompleks pada bus I adalah: = (2.30) Dengan: = = Subsitusi dari Persamaan (2.29) ke Persamaan (2.30) sehingga menjadi: = + (2.31) = + (2.32) Dimana: + + + 12

Dari Persamaan (2.31) dan (2.32) dapat diketahui persamaan daya aktif dan persamaan daya reaktif yaitu sebagai berikut: = cos +.. (2.33) = sin + (2.34) Persamaan (2.33) dan (2.34) merupakan langkah awal perhitungan aliran daya menggunakan metode Newton-Raphson. Penyelesaian aliran daya menggunakan proses iterasi (k+1). Untuk iterasi pertama (1), nilai k = 0, merupakan nilai perkiraan awal (initial estimate) yang ditetapkan sebelum dimulai perhitungan aliran daya. Hasil perhitungan aliran daya menggunakan Persamaan (2.33) dan (2.34) akan diperoleh nilai dan. Hasil nilai ini digunakan untuk menghitung nilai dan. dan adalah sisa daya (power residual) antara yang terjadwal dengan nilai hasil perhitungan: ( =, ),. (2.35) ( =, ), (2.36) persamaan: Hasil perhitungan dan digunakan untuk matrik Jacobian pada : : = : : : : : : : : : : : : : :... (2.37) 13

Dari Persamaan (2.37) dapat dilihat bahwa perubahan daya berhubungan dengan perubahan besar tegangan dan sudut phasa. Secara umum, Persamaan (2.37) dapat disederhanakan menjadi Persamaan (2.38). =.. (2.38) Besaran elemen matriks Jacobian Persamaan (2.38) adalah: J1 = sin +..(2.39) = sin +...(2.40) J2 = 2 cos + cos +.(2.41) = cos +...(2.42) J3 = cos +...(2.43) = cos + (2.44) J4 14

= 2 sin sin +.(2.45) = sin +... (2.46) Setelah nilai matrik Jacobian dimasukan ke dalam Persamaan (2.38), maka nilai dan dapat dicari dengan menginverskan matrix Jacobian seperti pada Persamaan (2.47). =. (2.47) Setelah nilai dan diketahui nilainya, maka nilai dan dapat dicari dengan memasukkan nilai dan ke dalam persamaan: = + (2.48) = + (2.49) Nilai dan hasil perhitungan dari Persamaan (2.48) dan (2.49) merupakan perhitungan pada iterasi pertama. Nilai ini digunakan kembali untuk perhitungan iterasi ke-2 dengan cara memasukkan nilai ini ke dalam Persamaan (2.33) dan (2.34) sebagai langkah awal perhitungan aliran daya. Perhitungan dilanjutkan sampai iterasi ke-n dan akan selesai jika nilai dan 15

konvergen setelah mencapai nilai ketelitian iterasi (ε) yang ditetapkan {[ ] dan [ ]} [2-5][7]. Prosedur Perhitungan aliran daya dengan menggunakan metode Newton- Raphson adalah sebagai berikut: 1. Membentuk matriks admitansi Y bus sistem. 2. Menentukan nilai awal,,,,,. Pada bus beban (load bus) di mana, dan, harganya diketahui, besar tegangan dan sudut fasa disamakan dengan nilai slack bus sehingga = 1.0. dan = 0.0. Untuk voltage regulated bus di mana nilai tegangan dan daya aktif diketahui, nilai sudut fasa disamakan dengan sudut slack bus, jadi = 0. 3. Menghitung daya aktif dan daya reaktif berdasarkan Persamaan (2.33) dan (2.34). 4. Menghitung nilai dan berdasarkan Persamaan (2.35) dan (2.36). 5. Membuat matrik Jacobian berdasarkan Persamaan (2.38) sampai Persamaan (2.46) 6. Menghitung nilai sudut beban iterasi pertama dan nilai tegangan iterasi pertama berdasarkan Persamaan (2.48) dan (2.49). 7. Jika nilai dan nilai maka hasil perhitungan selesai karena su dah konvergen. Jika belum, maka proses 16

dilanjutkan untuk iterasi berikutnya. Ulangi prosedur 5 sampai 6 dengan memasukkan nilai dan ke dalam Persamaan (2.38) sampai (2.46) hingga mencapai nilai yang konvergen [ ] dan [ ] [2-5][7]. 17