WITHHOLDING PPH PASAL 22 & 23. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc

dokumen-dokumen yang mirip
Landasan Hukum: Pasal 23 UU PPh PMK No. 244/ PMK.03/ 2008

Landasan Hukum: Pasal 22 UU PPh. PMK No. 154/ PMK.03/ 2010 j.o. No. 224/ PMK.011/ PMK No. 253/ PMK.03/ 2008

PPh Pasal 22 dan 23. Dwi Martani Slide by: Jayu Pramudya dan Nia Paramita Departemen Akuntansi FEUI

PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

Pemungut PPh Pasal 22

Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali 2011

PPh Pasal 22. Bendaharawan Pemerintah

Pertemuan 4 PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 & PAJAK PENGHASILAN PASAL 24

Pajak Penghasilan. Andi Wijayanto

Pajak Penghasilan Pasal 22 PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

BAB IV KETENTUAN LAINNYA

Pajak Penghasilan Pasal 21

PENGUATAN PPh 21, 22, 23, & 24

PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

Karakteristik. Tujuan : Kesederhanaan dan Kemudahan pengenaan pajak agar tepat waktu

Pokok-Pokok Perubahan Undang-Undang Pajak Penghasilan. Oleh Bambang Kesit Accounting Department UII Yogyakarta 21 Juni 2010

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23. Jenis Penghasilan. Jumlah Penghasilan Bruto

BENDAHARA SEBAGAI PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 BAB III

PERBEDAAN ANTARA PEMUNGUTAN DAN PEMOTONGAN

PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

TOPIK : PENDAHULUAN. Mekanisme pembayaran utang PPh Manfaat withholdingtax system Kewenangan Kemen-Keu Pengenaan Pembatasan

KEWAJIBAN PERPAJAKAN ATAS PENGGUNAAN DANA HIBAH PENELITIAN KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA TAHUN 2018

PAJAK PENGHASILAN PASAL 22. Amanita Novi Yushita, M.Si

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB III PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 22

Definisi PPh Pasal 22 PAJAK PENGHASILAN PASAL 22. Perbedaan Antara Pemungutan dan Pemotongan

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 154/PMK.03/2010 Tanggal 31 Agustus 2010

Subjek Pajak PPh Pasal 23

PPh Pasal 22 dan PPh Pasal 23. Disampaikan oleh : Amanda Oktariyani,SE.,M.Si,Ak

MINGGU KE LIMA PPH PASAL 23, 26, DAN 25 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

Perpajakan 2 PPh. 8 Februari Benny Januar Tannawi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

IBNU KHAYATH FARISANU 1 / 9 STIE

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 154/PMK.03/2010 TENTANG

Pertemuan 5 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23, 25, & 26

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Pajak Menurut Para Ahli

SE-13/PJ.43/2001 PENGANTAR KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 254/KMK.03/2001 TANGGAL 30 APRIL 2001 TE

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pajak merupakan kewajiban rakyat untuk memberikan sebagian harta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Pengertian Pajak Penghasilan. 2) Subjek Pajak Penghasilan. Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008, yaitu.

154/PMK.03/2010 PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 SEHUBUNGAN DENGAN PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN B

PEMOTONGAN/ PEMUNGUTAN PAJAK ATAS PENGGUNAAN DANA DESA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Modul Perpajakan PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI

J : DPP di dapatkan dari harga kontrak yang telah di setujui oleh kedua pihak akan tetapi DPP tersebut tidak termasuk PPN.

BAB II LANDASAN TEORI

1 of 5 21/12/ :45

Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali 2011

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 BAB IV

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah BAB VI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

PANITIA SUMPAH PEMUDA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum ada beberapa pengertian pajak yang dikemukakan oleh para

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

2 Pertambahan Nilai, perlu melakukan penyesuaian terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

DAFTAR OBYEK DAN TARIF PAJAK PENGHASILAN TARIF PKP = (PB BP) PTKP. 2. Uang Pensiun Bulanan yang Diterima Pensiunan Pasal 17 UU PPh.

Regulasi Pemotongan dan Pemungutan PPh Pasal 23. dan Risiko Apabila Lupa Memotong PPh Ps 23. Atas Pembayaran Jasa Yang Anda Gunakan

S-425/PJ.312/2006 PERLAKUAN PERPAJAKAN ATAS SPONSORSHIP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138 TAHUN 2000 TENTANG

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

AKUNTANSI PPN & PPnBM

PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I

Pengertian. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Kelebihan PPN 30/04/2011

Catatan: - Untuk Point 1, 3, 4 dan 5 dalam hal Wajib Pajak tidak mempunyai NPWP, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 20% (Dua puluh persen).

Modul ke: PPh Pasal 22. Fransisca Hanita Rusgowanto S.Kom, M.Ak. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1.Akuntansi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pajak merupakan penerimaan utama negara yang dipungut dari warga negara

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

BAB II LANDASAN TEORI. Pemahaman akan pengertian pajak merupakan hal penting untuk dapat

BAB III PEMBAHASAN. memperoleh atau mendapatkan dana dari masyarakat. Dana tersebut

PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

BENDAHARA PEMERINTAH Jakarta, 5 Februari 2018

BAB 2 LANDASAN TEORI. perpajakan. Beberapa definisinya antara lain definisi pajak menurut Prof. Dr. Rochmat

Perpajakan 2 PPN & PPnBM

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib. membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (Undang-Undang)

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap pajak penghasilan badan terutang yang dilakukan pada perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang

BAB II LANDASAN TEORITIS

By Afifudin PSP FE Unisma 2

2017, No ketentuan tarif pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas barang kiriman dengan tarif bea masuk untuk barang kiriman, perlu mengganti

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III KEBIJAKAN PENETAPAN TARIF EFEKTIF DALAM PEMUNGUTAN PPh PASAL 23 ATAS JASA LAIN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PMK.010/2016 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dalam Siti Resmi (2009: 1):

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

SANDINGAN UU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TAHUN 2000 DAN TAHUN 2009

Transkripsi:

1 WITHHOLDING PPH PASAL 22 & 23 Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc

Sistematika 2 1. PPh 22 2. PPh 23

3 Landasan Hukum: Pasal 22 UU PPh PMK No. 154/ PMK.03/ 2010 PMK No. 253/ PMK.03/ 2008

Definisi 4 Merupakan pajak yang dipungut atas: Aktivitas pembayaran atas penyerahan barang bagi institusi pemerintah. Aktivitas impor barang. Aktivitas penjualan atau pembelian barang di industri tertentu. Aktivitas penjualan barang sangat mewah.

Pemungut, Penyetor, dan Pelapor (1) 5 Aktivitas Penyerahan Barang Bendahara pemerintah untuk mekanisme pembelian barang. Bendahara pengeluaran untuk mekanisme Uang Persediaan (UP). Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit Surat Perintah Membayar (SPM) untuk mekanisme Pembayaran Langsung (LS). Aktivitas Impor Bank Devisa Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Pemungut, Penyetor, dan Pelapor (2) 6 Aktivitas di Industri Tertentu Badan usaha yang ditunjuk Kepala KPP untuk penjualan hasil produksi dalam negeri di industri semen, kertas, baja, dan otomotif. Produsen atau importir BBM, gas, dan pelumas untuk penjualan komoditas tersebut. Industri atau eksportir yang ditunjuk Kepala KPP untuk pembelian bahan keperluan di sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan.

KMK 254/KMK.03/2001 stdtd KMK 236/KMK.03/2003 Tentang Penunjukan Pemungut PPh Pasal 22, Sifat, Besarnya Pungutan serta Tatacara Penyetoran dan Pelaporan Pemungut PPh Pasal 22 Bank Devisa dan DJBC DJA dan Bend. Pemerintah BUMN dan BUMD BI, BPPN, BULOG, PT Telkom, PT PLN, PT Garuda Indonesia, PT Indosat, Krakatau Steel, Pertamina, dan Bank BUMN Industri semen, rokok, kertas, baja dan otomotif Pertamina dan Badan Usaha lain yang bergerak dalam bidang BBM dan gas Industri dan eksportir yg bergerak dlm sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan Aktivitas/Kegiatan Impor barang Pembayaran atas pembelian barang Pembelian barang yang dananya dari APBN/APBD Pembelian barang yang dananya dari APBN/D atau non APBN/D Penjualan hasil produksi dalam negeri Penjualan hasil produksi Pembelian bahan untuk keperluan industri atau ekspor dari pedagang pengumpul

Tarif dan Sifat PPh Pasal 22 Kegiatan Tarif Sifat Impor Barang - Importir - API - Importir - non API 2,5% 7,5% Tidak Final Pembayaran atas pembelian barang 1,5% Tidak Final Penjualan barang produksi -Industri Semen -Industri Rokok -Industri Kertas -Industri Baja -Industri Otomotif 0,25% 0,15% 0,10% 0,30% 0,45% Final hanya untuk Penjualan oleh Industri rokok Penjualan barang produksi oleh Pertamina dan Badan Usaha lain yang bergerak dalam bidang BBM dan Gas Premium Solar Premix/Super TT Minyak Tanah Gas LPG Pelumas PTM/SWST 0,25% -0,3% 0,25% - 0,3% 0,25% - 0,3% 0,3% - 0 0,3% - 0 0,3% - 0 Khusus penyerahan kepada penyalur/ agen bersifat final Pembelian bahan untuk keperluan industri atau ekspor dari pedagang pengumpul 0,25% Tidak Final

Pencatatan Transaksi PPh 22 Bendaharawan Negara dan Impor 9 PPh 22 Dipungut Bendaharawan Negara Jumlah pajak yang dipungut oleh bendaharawan merupakan pengurang kas yang diterima dicatat sebagai pembayaran pajak dimuka. PPN dan PPnBM tidak dicatat, namun bukti potongnya dimintakan untuk memperoleh restitusi pajak. PPh 22 Atas Impor Jumlah PPh 22 yang dibayarkan dicatat sebagai pajak dibayar dimuka. Untuk Bea Masuk dan PPnBM menjadi penambah nilai persediaan.

Pencatatan Transaksi PPh 22 Industri Tertentu 10 Pihak Pemungut Mencatat penerimaan kas dan mengakui utang pajak, sebab harus disetor ke kas negara. Pihak yang Dipungut Mencatat pembayaran tersebut sebagai pajak dibayar di muka pada saat pembelian, sebab kewajiban perpajakannya telah dipenuhi.

Ilustrasi (Pencatatan Transaksi Bendaharawan Negara) 11 CV. Pancala mengirimkan tagihan ke Pemprov Aceh atas pengadaan barang sebesar Rp 220.000.000,00 termasuk PPN. Pengadaan barang tersebut dikenai pemungutan PPh 22 sebesar 1,5%. Harga pokok penjualan atas barang tersebut adalah Rp 115.000.000,00. Bagaimanakah CV. Pancala melakukan penjurnalan? Jawaban : Piutang dagang 170,000,000 Pajak dibayar di muka PPh 22 30,000,000 Penjualan 200,000,000 Harga pokok penjualan 115,000,000 Persediaan 115,000,000

Ilustrasi - (Impor) 12 PT. Kutai Kartanegara melakukan transaksi jual beli dengan Tenggarong Inc. yang berdomisili usaha di luar negeri atas sebuah mesin cetak tanpa menggunakan API. Nilai kontrak diketahui $ 10,000.00 berdasar ketentuan FOB shipping point. PT. Kutai Kartanegara mengasuransikan pengiriman tersebut dengan biaya premi sebesar 10% dari kontrak pembelian, dengan biaya pengangkutan senilai $ 1,500.00. Adapun Bea Masuk dan pungutan lain masing masing adalah senilai 20% dan Rp 5.000.000,00. Kurs yang ditetapkan oleh Menkeu adalah Rp 10.000,00/ $ sedangkan oleh BI Rp 9.500,00/ $. Berapakah besar beban PPh 22? Jawaban : Insurance (10% dari Cost) 10.000.000,00 Freight 15.000.000,00 CIF 125.000.000,00 Bea Masuk (20% dari CIF) 25.000.000,00 Pungutan Lain 5.000.000,00 DPP PPN 155.000.000,00 Beban PPh 22 (Tarif 7,5% dari nilai impor) 11.625.000,00

Ilustrasi (Pencatatan Transaksi Impor) 13 PT. Argabelah melakukan impor atas barang dengan nilai pembelian $ 36.000 (kurs KMK berlaku Rp 9.100/ $). Perusahaan membayar biaya asuransi dan pengangkutan masing masing sebesar 7,5% dan 5% dari nilai pembelian. Bea Masuk sebesar 10% dari CIF dan Bea Masuk lainnya $ 2.500. Penyerahan barang dikenai PPN dan PPnBM 20%. Jika perusahaan memiliki API (tarif PPh 22 2,5%), bagaimanakah penjurnalan dilakukan? Jawaban : Penghitungan Cost 36,000 Insurance (7,5%) 2,700 Freight (2,5%) 1,800 CIF 40,500 Bea Masuk (10% CIF) 4,050 Bea Masuk lainnya 2,500 Nilai impor (DPP PPh 22, PPN, PPnBM) $ 47,050.00 PPnBM (20% DPP) $ 9,410.00 PPh 22 (2,5% DPP) $ 1,176.25 PPN (10% DPP) $ 4,705.00

14 Ilustrasi (Pencatatan Transaksi Impor) Jawaban : Nilai persediaan dicatat : (47.050 + 9.410) x 9.100) 513,786,000 Nilai Pajak dibayar di muka PPh 22 : 1.176,25 x 9.100 10,703,875 Nilai PPN masukan : 4.705 x 9.100 42,815,500 Penjurnalan Persediaan 513,786,000 Pajak dibayar di muka PPh 22 10,703,875 PPN masukan 42,815,500 Kas 567,305,375

15 Ilustrasi (Industri Tertentu) Koperasi Holing mengadakan penjualan kepada Ny. Sima atas 1.000 rim kertas flano dengan nilai total Rp 77.000.000,00, termasuk PPN. Diketahui pula bahwa atas pembelian bubur kertas sebagai bahan baku, perusahaan telah dikenai PPh 22 senilai Rp 200.000,00. Berapakah PPh 22 yang dipungut Koperasi Holing dan bagaimana penjurnalannya dengan metode periodik? Jawaban: Beban PPh 22 = 0,1% x (100%/ 110%) x 77.000.000 = Rp 700.000,00 Jurnal Koperasi Holing Piutang dagang 77.700.000 Penjualan 70.000.000 Utang PPh 22 700.000 PPN keluaran 7.000.000

16 Ilustrasi (Pencatatan Transaksi Industri Tertentu) CV. Talkandha merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pencetakan plat baja untuk keperluan industri. Di suatu transaksi, perusahaan mencatatkan penjualan kredit sebesar Rp 575.000.000,00, tidak termasuk PPN dan PPh 22 (tarif 0,3%), dengan harga pokok penjualan sebesar Rp 465.000.000,00. Bagaimana penjual dan pembeli melakukan pencatatan? Jawaban : Penjual (CV. Talkandha) Piutang dagang 634,225,000 Penjualan 575,000,000 PPN keluaran 57,500,000 Utang PPh 22 1,725,000 Harga pokok penjualan 465,000,000 Persediaan 465,000,000 Pembeli Persediaan 575,000,000 PPN masukan 57,500,000 Pajak dibayar di muka PPh 22 1,725,000 Utang dagang 634,225,000

Sanksi Tarif 17 Bagi WP yang tidak memiliki NPWP, tarif lebih tinggi 100% untuk PPh 22 tidak final. CV. Tarumanegara melakukan pembelian lima keranjang ikan patin senilai Rp 1.500.000,00 per keranjang untuk keperluan ekspor, dengan biaya pengiriman sebesar Rp 50.000,00 ditanggung Tn. Mulawarman sebagai pedagang pengumpul. Jika Tn. Purnawarman tidak memiliki NPWP, berapakah besar PPh 22 yang harus dipungut oleh PT. Kutai Kartanegara? Jawaban : Tarif PPh 22= 0,25% x (1 + 100%) = 0,5% Beban PPh 22 = 0,5% x 5 x 1.500.000 = Rp 37.500,00 Ilustrasi

Saat Terutang dan Pelunasan 18

Objek Dikecualikan dari Pemungutan (1) Impor barang dan/ atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tidak terutang PPh. Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan/ atau PPN. Impor sementara, jika pada waktu impornya nyata nyata dimaksudkan untuk diekspor kembali. Impor kembali, yang meliputi barang barang yang diimpor kembali dalam kualitas yang sama atau barang yang telah diekspor untuk perbaikan, pengerjaan dan pengujian yang memenuhi syarat yang ditentutakn Ditjen Bea dan Cukai. 19

Objek Dikecualikan dari Pemungutan (2) Pembayaran atas pengadaan barang bagi institusi pemerintah jika berjumlah maksimal Rp 2.000.000,00 dan tidak merupakan pembayaran terpecahpecah; atau jika ditujukan untuk pembelian BBM, listrik, gas, pelumas, air minum/ PDAM, dan benda pos. Pembayaran untuk pembelian gabah dan/ atau beras oleh Perum Bulog. Emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang perhiasan dari emas yang ditujukan untuk ekspor. Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana BOS. 20

Ilustrasi 21 Fa. Kalingga menandatangani kontrak dengan Pemerintah Kota Pasuruan untuk melakukan penyediaan ATK senilai Rp 110.000.000,00. a. Berapakah besar beban PPh 22? b. Jika kontrak tersebut meliputi pula penyediaan 10.000 lembar perangko nominal Rp 6.000,00 at cost, berapakah besar beban PPh 22? Jawaban : a. Beban PPh 22 = 1,5% x 110.000.000 = 1,5% x 110.000.000 = Rp 1.650.000,00 b. Beban PPh 22= 1,5% x (110.000.000 60.000.000) = 1,5% x 50.000.000 = Rp 750.000,00

Pengecualian PPh 22 Pengecualian memerlukan bukti berupa Surat keterangan Bebas PPh 22 yang diterbitkan oleh Dirjen Pajak untuk: Impor barang dan/ atau penyerahan barang yang tidak terutang PPh. Emas batangan yang diproses untuk menghasilkan perhiasan untuk diimpor. Pelaksanaan pengecualian dari pemungutan PPh 22 dilakukan oleh Ditjen Bea dan Cukai, dengan tata cara yang diatur oleh Dirjen Bea dan Cukai dan/ atau Ditjen Pajak. 22

23 Landasan Hukum: Pasal 23 UU PPh PMK No. 244/ PMK.03/ 2008

Definisi 24 Pajak yang dikenakan terhadap WP dalam negeri dan BUT atas penghasilan dari: Penanaman modal. Penyewaan aset fisik dan finansial. Keterlibatan dalam pekerjaan atau kegiatan. Pemberian jasa tertentu.

Pemotong, Penyetor, dan Pelapor Badan pemerintah. Subjek pajak badan dalam negeri. Penyelenggara kegiatan. BUT. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya. Orang pribadi yang ditunjuk oleh Kepala KPP. 25

Tarif Pajak 26 15% dari jumlah bruto atas: Dividen Bunga Royalti Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang dipotong PPh 21 huruf (e). 2% dari jumlah bruto (sebelum PPN) atas: Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali yang dikenai PPh pasal 4 ayat (2). Imbalan jasa teknik, manajemen, konstruksi, konsultan, katering dan jasa lain selain yang dipotong PPh 21. Bagi yang tidak memiliki NPWP dikenai tarif 100% lebih tinggi

27 Lingkup Jasa Dikenai PPh 23 (1) PMK No. 244/ PMK. 03/ 2008

28 Lingkup Jasa Dikenai PPh 23 (2) PMK No. 244/ PMK. 03/ 2008

Lingkup Jasa Dikenai PPh 23 (3) PMK No. 244/ PMK. 03/ 2008 29 Jasa maklon; Jasa penyelidikan dan keamanan; Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer; Jasa pengepakan; Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media masa, media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi; Jasa pembasmian hama; Jasa kebersihan atau cleaning service; Jasa catering atau tata boga.

Pencatatan Transaksi PPh 23 Tidak Final 30 Pihak Pemotong (Pihak yang Membayar) Mencatat utang pajak pada saat pembayaran dilakukan. Pajak akan mengurangi kas yang diberikan namun tidak mengurangi beban perusahaan. Pajak yang dipotong akan disetorkan pada bulan berikutnya. Saldo utang pajak di neraca Jumlah yang belum disetorkan. Jika beban tidak dipungut pajak Beban tidak boleh menjadi pengurang. Pihak yang Dipotong Pajaknya (Pihak yang Menerima Pembayaran) Mencatat sebagai pajak dibayar di muka pada saat pendapatan diakui. Jumlah kas yang diterima lebih sedikit dari pendapatan yang diakui.

Ilustrasi PT. Kanjuruhan menandatangani sebuah kontrak untuk melaksanakan pengolahan limbah dengan teknik sanitary landfill di 10 lokasi dengan imbalan jasa sebesar Rp 35.000.000,00. Berapakah besarnya PPh 23 yang dipotong oleh klien terhadap PT. Kanjuruhan dan bagaimana penjurnalannya saat pembayaran? Jawaban : Beban PPh 23 = 2% x 35.000.000 = Rp 700.000,00 Jurnal PT. Kanjuruhan Klien Kas 34.300.000 Beban operasi 35.000.000 Pajak dibayar di muka PPh 2 700.000 Kas 34.300.000 Pendapatan jasa 35.000.000 Utang PPh 23 700.000 31

Ilustrasi Tn. Balaputradewa meminjam uang pada 1 Juli 2012 senilai Rp 1.000.000,00 kepada Tn. Samarotungga dengan bunga 8% per tahun. Kesepakatan mensyaratkan Tn. Balaputradewa membayarkan bunga pada 31 Juni 2012 dan 2013, serta mengembalikan seluruh pokok pinjaman pada saat pembayaran bunga kedua. Berapakah besar beban PPh 23 masing masing di tahun 2012 dan 2013? Jawaban : Beban PPh 23 2012 = Beban PPh 23 2013 = 15% x 8% x 1.000.000 = 15% x 80.000 = Rp 120.000,00 32

Ilustrasi Koperasi Blambangan diminta untuk menyajikan hidangan di kegiatan simposium regional untuk 300 orang dengan nilai Rp 15.000,00 per orang. Berapakah besarnya PPh 23 yang dipotong oleh panitia dan bagaimana penjurnalannya? Jawaban : Beban PPh 23 = 2% x 300 x 15.000 = 2% x 4.500.000 = Rp 90.000,00 Jurnal PT. Kanjuruhan Panitia Kas 4.410.000 Beban konsumsi 4.500.000 Pajak dibayar di muka PPh 2 90.000 Kas 4.410.000 Pendapatan jasa 4.500.000 Utang PPh 23 90.000 33

Ilustrasi (Pencatatan Transaksi Sewa Aset) 34 Fa. Kurusetra merupakan perusahaan yang menjalankan kegiatan produksi dengan menggunakan mesin yang sebagian di antaranya disewa dari pihak ketiga. Fa. Kurusetra melakukan pembayaran biaya sewa setiap bulan ketiga dan bulan kesembilan tahun berjalan untuk nilai sewa selama satu semester, sekaligus memotong PPh 23 dengan tarif 2%. Meski demikian, baik Fa. Kurusetra maupun perusahaan penyewa tetap melakukan pengakuan pendapatan dan beban untuk setiap bulan di pembukuan masing masing. Jika nilai sewa per bulan adalah Rp 1.750.000,00, bagaimanakah penjurnalan dilakukan? 34

Ilustrasi (Pencatatan Transaksi Sewa Aset) 35 Jawaban Pemotong : (Fa. Kurusetra) Utang sewa 3,500,000 Beban sewa 1,750,000 Sewa dibayar di muka 5,250,000 Kas 10,290,000 Utang PPh 23 210,000 Pihak yang Dipotong Pajaknya (Pemilik mesin) Kas 10,290,000 Pajak dibayar di muka PPh 23 210,000 Piutang sewa 3,500,000 Pendapatan sewa 1,750,000 Pendapatan sewa diterima di muka 5,250,000 35

36 Ilustrasi (Pencatatan Transaksi Dividen) PT. Kiskendha melakukan pembayaran dividen tahunan senilai Rp 275,00 per lembar saham kepada sepuluh pemegang saham yang masing masing memiliki 100 lot saham. Atas pembayaran dividen dikenai pemotongan PPh 23 dengan tarif 15%. Bagaimana perusahaan dan masing masing pemegang saham melakukan pencatatan saat pengumuman dan saat pembayaran? Jawaban : Pemotong (PT. Kiskendha) Pihak yang Dipotong Pajaknya (Untuk Satu Pemegang Saham) Saat Pengumuman Saat Pengumuman Laba ditahan 137,500,000 Piutang dividen 20,625,000 Utang dividen 116,875,000 Pajak dibayar di muka PPh 23 116,875,000 Utang PPh 23 20,625,000 Penghasilan dividen 137,500,000 Saat Pembagian Saat Pembagian Utang dividen 116,875,000 Kas 116,875,000 Kas 116,875,000 Piutang dividen 116,875,000

Pencatatan Transaksi PPh 23 Final 37 Pihak Pemotong Mencatat seperti dalam memperlakukan pajak tidak final. Pihak yang Dipotong Pajaknya Pencatatan dapat dilakukan dengan dua pendekatan: Mencatat Gross Seperti pajak tidak final. Mencatat Net Hanya sebesar nilai setelah pajak. Pilihan tergantung bagaimana perusahaan menentukan sistem pembukuan. Standar akuntansi tidak menjelaskan secara rinci perlakuan pajak final ini, sehingga dalam praktik kedua pendekatan dapat diterapkan. Dampak yang terjadi Tarif pajak efektif akan sangat berbeda antara kedua pendekatan.

Ilustrasi Koperasi Pajajaran memiliki sebuah gelanggang olahraga yang disewakan kepada Nn. Dyah Pitaloka selama 3 hari 3 malam untuk penyelenggaraan pernikahan putra semata wayangnya. Atas maksud memastikan kesempurnaan perhelatan, Nn. Dyah Pitaloka meminta penyediaan tiga set generator yang harus dipindahkan dari fasilitas produksi Koperasi Pajajaran. Kedua pihak bersepakat atas nilai Rp 30.000.000,00 sebagai akad atas keseluruhan kontrak. Sebagai informasi tambahan, Koperasi Pajajaran telah menggunakan acuan biaya sewa generator sebesar Rp 250.000,00 per hari yang lebih tinggi dari standar normal Rp 50.000,00 per hari akibat harus dihentikannya kegiatan fasilitas produksi. Berapakah besar beban pajak? Jawaban : Beban PPh 23 = 2% x 3 x 3 x 250.000 = 2% x 2.250.000 = Rp 45.000,00 Beban PPh Final = 10% x (30.000.000 2.250.000) = Rp 2.775.000,00 38

Ilustrasi (Pencatatan Transaksi Jasa Konstruksi) 39 CV. Mahameru merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pemberian jasa perencanaan konstruksi sekaligus jasa konsultansi teknik. CV. Mahameru baru saja mengirimkan tagihan kepada Pemkab Maumere atas pemberian jasa senilai Rp 525.000.000,00. Atas tagihan tersebut, penghasilan yang berasal dari jasa perencanaan konstruksi dikenai PPh final senilai Rp 9.250.000,00 dan penghasilan yang berasal dari jasa konsultansi teknik dikenai PPh 23 sebesar Rp 1.250.000,00. Bagaimanakah CV. Mahameru melakukan pencatatan berdasar metode Gross atau Net? Berapakah tarif pajak efektif masing masing? 39

Ilustrasi (Pencatatan Transaksi Jasa Konstruksi) 40 Jawaban Metode : Gross Piutang dagang 514,500,000 Pajak dibayar di muka PPh Final 9,250,000 Pajak dibayar di muka PPh 23 1,250,000 Pendapatan jasa 525,000,000 Tarif pajak efektif : (9.250.000+1.250.000)/ 525.000.000 : 2% Metode Net Piutang dagang 514,500,000 Pajak dibayar di muka PPh 23 1,250,000 Pendapatan jasa 515,750,000 Tarif pajak efektif :1.250.000/ 515.750.000 : 0,2424% 40

Kasus Khusus: Sinematografi 41

Besaran Jumlah Bruto 42 Nilai dikurangi oleh: Pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain atas jasa yang disediakan tenaga kerja berdasarkan kontrak. Pengadaan/ pembelian material. Jasa perantara yang dibayarkan kepada pihak ketiga. Penggantian biaya/ reimbursement. Pemajakan tidak berlaku untuk: Penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa teknik, manajemen, konstruksi, konsultasi dan jasa lain yang dikenai PPh final.

Bukti Pendukung Rincian Tagihan Kontrak kerja dan pembayaran. Faktur pembelian barang. Faktur tagihan kepada pihak ketiga disertai perjanjian tertulis. Faktur tagihan atau bukti pembayaran oleh pihak kedua kepada pihak ketiga. 43

Ilustrasi Fa. Mengwi sebagai pihak pertama pada tanggal 2 Maret 2012 menandatangani kontrak dengan Koperasi Wora - Wari selaku perusahaan agen periklanan sebagai pihak kedua untuk membuat media. Rincian keterangan terkait nilai kontrak adalah: Pembelian material iklan Rp 35.000.000,00 Jasa konsultan iklan 7.500.000,00 Upah agen 5.000.000,00 Biaya pemasangan iklan ke perusahaan media 50.000.000,00 Total Rp 97.500.000,00 Berapakah besarnya PPh 23 yang dipotong antar setiap pihak yang terlibat dalam kontrak ini? 44

Ilustrasi Jawaban : Beban PPh 23 dipotong Koperasi Wora Wari kepada Fa. Mengwi, jika terdapat bukti pendukung rincian transaksi = 2% x (7.500.000 + 5.000.000) = 2% x 12.500.000 = Rp 250.000,00 Jika tidak terdapat bukti pendukung rincian transaksi = 2% x (7.500.000 + 5.000.000 + 35.000.000) = 2% x 47.500.000 = Rp 950.000,00 Beban PPh 23 dipotong Fa. Mengwi kepada perusahaan media = 2% x 50.000.000 = Rp 1.000.000,00 45

Ilustrasi CV. Daha yang beraktivitas menyediakan Asisten Rumah Tangga (ART) mendapat kontrak untuk menyediakan 5 orang ART, tetapi tenaga kerja dimaksud tetap menjadi tenaga kerja CV. Daha. Kontrak menyepakati bahwa pembayaran atas penyerahan jasa oleh CV. Daha terdiri atas gaji tenaga kerja sebesar Rp 2.500.000,00 per orang per bulan dan imbalan atas penyediaan ART sebesar Rp 500.000,00 per bulan. Berapakah besarnya PPh 23 yang dipotong oleh klien? Jawaban : Jika terdapat bukti pendukung atas rincian besarnya tagihan, maka Beban PPh 23 = 2% x 500.000 = Rp 10.000,00 Jika tidak terdapat bukti pendukung rincian besarnya tagihan, maka Beban PPh 23 = 2% x 13.000.000 = Rp 260.000,00 46

Objek Dikecualikan dari Pemungutan Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank. Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa dengan hak opsi. Dividen yang diterima atau diperoleh PT. dari badan usaha yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia dengan syarat: Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan. Kepemilikan saham paling rendah 25% dari jumlah yang disetor. Bagian laba dari persekutuan yang modalnya tidak terdiri atas saham saham. SHU Koperasi. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atau jasa keuangan (penyalur pinjaman/ pembiayaan sesuai 47 PMK).

Ilustrasi PT. Sriwijaya merupakan penanam saham terbesar di PT. Palembang dengan kepemilikan sejumlah 100.000 lembar saham biasa dari total 500.000 lembar yang beredar dan 1.000.000 lembar yang diotorisasi. Di tahun 2012, PT. Palembang membagikan dividen kas senilai total Rp 75.000.000 bagi seluruh pemegang saham biasa. a. Berapakah besar beban PPh 23 atas penghasilan dividen PT. Sriwijaya? b. Bagaimana perubahan atas jawaban anda di point (a) jika ternyata PT. Sriwijaya hanya memiliki 300.000 saham beredar? c. Bagaimana perubahan atas jawaban anda di point (a) jika PT. Sriwijaya melakukan stock split dengan rasio 3:1 sebelum pengumuman pembagian dividen? d. Bagaimana perubahan atas jawaban anda di point (a) jika ternyata PT. Sriwijaya hanya mengkreditkan akun Laba Ditahan sebesar Rp 25.000.000,00 atas pembagian dividen tersebut? 48

Ilustrasi Jawaban : a. Beban PPh 23 = 15% x (100.000/ 500.000) x 75.000.000 = 15% x 15.000.000 = Rp 2.250.000,00 b. Beban PPh 23 yang dikenakan akan berubah menjadi Rp 0,00. Hal ini disebabkan karena kepemilikan PT. Sriwijaya dengan demikian mencapai 33% sehingga pendapatan atas dividen dari PT. Palembang dikecualikan dari objek pajak. c. Beban PPh 23 yang dikenakan akan tetap senilai Rp 2.250.000,00 sebab tidak terdapat perubahan proporsi kepemilikan dan jumlah dividen yang dibagikan. d. Beban PPh 23 = 15% x (100.000/ 500.000) x 25.000.000 = 15% x 55.000.000 = Rp 750.000,00 49

Saat Terutang, Penyetoran, dan Pelaporan Saat terutang adalah pada akhir bulan dilakukannya pembayaran atau akhir bulan terutangnya penghasilan yang bersangkutan, tergantung yang lebih dahulu terjadi. Saat penyetoran selambat-lambatnya adalah tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak. Saat pelaporan Surat Pemberitahuan Masa oleh pemotong selambatlambatnya adalah 20 hari setelah masa pajak berakhir. Pemotong wajib memberikan tanda bukti pemotongan kepada WP dalam negeri atau BUT yang dipotong. 50

Dialektika Pajak: Liquidating Dividend 51 Liquidating dividend merupakan contoh dividen yang tidak bersumber dari Laba Ditahan. Dividen ini didebitkan terhadap agio, sehingga dikecualikan dari objek pajak. Penanam saham yang hanya memiliki kurang dari 25% kepemilikan dapat memiliki kendali yang besar jika 75% saham lain dimiliki banyak penanam saham dalam persentase kecil. Akan tetapi pajak memperlakukan kesemua penanam saham tersebut secara sama. Besaran persentase kepemilikan tidak dapat dikalkukasi dengan rasio jumlah kepemilikan lembar saham beredar ketika terdapat lebih dari satu macam saham, seperti saham biasa dan saham preferen.

TERIMA KASIH 52