PENGARUH PEMBERIAN BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT-SIFAT TANAH DAN PERTUMBUHAN CAISIM DI TANAH PASIR PANTAI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TAKARAN BAHAN ORGANIK DAN TINGKAT KELENGASAN TANAH TERHADAP SERAPAN FOSFOR OLEH KACANG TUNGGAK DI TANAH PASIR PANTAI

DEGRADASI LAHAN PADA KEBUN CAMPURAN DAN TEGALAN DI KABUPATEN DHARMASRAYA

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN UNSUR HARA MIKRO TERHADAP PERTUMBUHAN JAGUNG PADA ULTISOL YANG DIKAPUR

PENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT BIOLOGI TANAH. Oleh: Arif Nugroho ( )

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya.

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. sekitar 29,7% dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan-kelemahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Volume 11 Nomor 2 September 2014

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Kandungan hara pada 1m3 limbah cair setara dengan 1,5 kg urea, 0,3 kg SP-36,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

PENDAHULUAN. Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Bobot isi tanah pada berbagai dosis pemberian mulsa.

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA III DERAJAT KERUT TANAH

II TINJAUAN PUSTAKA. induknya (Hardjowigeno, 1993). Tanah Inceptisols yang terdapat di dataran rendah, solum

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN JAHE

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

BAB VIII UDARA TANAH

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan

I. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAMPAK PENAMBAHAN BAHAN AMANDEMEN DI BERBAGAI KELENGASAN TANAH TERHADAP KETERSEDIAAN HARA PADA VERTISOL. Oleh: Moch. Arifin 1)

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kedelai Varietas Detam-1. Kegunaan utama kedelai hitam di Indonesia yaitu sebagai bahan baku

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KESUBURAN TANAH LAHAN PETANI KENTANG DI DATARAN TINGGI DIENG 1

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih

Lestari Alamku, Produktif Lahanku

Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian. pengomposan daun jati dan tahap aplikasi hasil pengomposan pada tanaman sawi

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol mencakup 25% dari total daratan Indonesia. Penampang tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

KUALITAS TANAH DAN KRITERIA UNTUK MENDUKUNG HIDUP DAN KEHIDUPAN KULTIVAN BUDIDAYA DAN MAKANANNYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

Daftar Isi. III. Pengelolaan Tanah Masam Pengertian Tanah Masam Kendala Tanah Masam Mengatasi Kendala Tanah Masam 84

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DI TANAH PASIR PANTAI

IV. HASIL 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Tabel 2 No Analisis Metode Hasil Status Hara

I. PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan dan kerugian bagi masyarakat di sekitar

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci

KESUBURAN DAN PEMUPUKAN TANAH HUTAN Oleh : Dr.Ir.Haryono Kamis, 15 September 2005

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015 ISBN:

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh. Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dewasa ini, karena sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas,

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. yaitu sekitar 51 juta ha (lebih kurang 29% luas daratan Indonesia).

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

Transkripsi:

Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 5 (1) (2005) p: 3038 PENGARUH PEMBERIAN BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFATSIFAT TANAH DAN PERTUMBUHAN CAISIM DI TANAH PASIR PANTAI Abdul Syukur * Penelitian ini merupakan percobaan pot di rumah kaca, dilaksanakan pada bulan Desember 2001 sampai April 2002. Penelitian ini menggunakan pupuk kandang sapi sebagai bahan organik dan tanah pasir dari Pantai Glagah, Kulonprogo, Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh takaran pupuk kandang sapi dan lama inkubasi campuran tanah dan pupuk kandang tersebut terhadap perubahan sifatsifat tanahnya dan pertumbuhan caisim di tanah tersebut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap faktorial, terdiri atas 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah takaran pupuk kandang sapi terdiri atas 3 aras yaitu 0, 20 dan 40 ton/ha dan faktor kedua adalah lama inkubasi yang terdiri atas 3 aras yaitu 2, 4 dan 8 minggu. Paralon dengan diameter 15 cm digunakan sebagai pot, dibagi menjadi 3 bagian yaitu 010 cm, 1030 cm, dan 3050 cm yang dihubungkan/disambungkan dengan lakban. Bagian bawah paralon dilapisi kain kasa supaya tanah tidak keluar tetapi air dapat keluar. Percobaan terdiri atas 2 unit yaitu percobaan tanpa tanaman untuk melihat perubahan sifatsifat tanah dan percobaan memakai tanaman sebagai indikator untuk melihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Untuk mengetahui faktor mana yang berpengaruh nyata dilakukan analilsa sidik ragam (ANOVA) dan untuk mengetahui perlakuan yang berbeda nyata diuji dengan uji jarak berganda DUNCAN pada tingkat kemuradan 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah yang dipakai bertekstur agak kasar (geluh pasiran), porositas tinggi, kemampuan mengikat air rendah; KPK, bahan organik, NH 4 maupun NO 3 tersedia rendah. Kandungan bahan organik dan NH 4 maupun NO 3 pupuk kandang sapi yang dipakai berharkat cukup. Pemberian pupuk kandang sapi 20 ton/ha nyata menurunkan BV jeluk 10 30 cm dan pori drainase cepat jeluk 10 30 cm, meningkatkan konsentrasi NH 4 jeluk 10 30 cm dan 30 50 cm konsentrasi NO 3 jeluk 10 30 cm maupuin 30 50 cm dan berat segar trubus dibanding lama inkubasi 2 minggu dan 4 minggu. Berdasarkan data parameterparameter pertumbuhan yang dihasilkan, kombinasi perlakuan terbaik adalah D 2 I 2 (takaran 20 ton/ha pupk kandang sapi dan lama inkubasi 4 minggu). Kata kunci : pupuk kandang sapi, tanah pasir pantai * Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta PENGANTAR Lahan pasir merupakan salah satu tumpuan harapan penting untuk pengadaan pangan nasional di Indonesia. Kedudukannya menjadi sangat penting karena lahan tersebut tersebar cukup luas. Tanah di sepanjang lahan pantai belum dimanfaatkan secara optimal untuk pertanian karena usahatani di lahan ini masih dihadapkan pada beberapa kendala yang belum banyak terpecahkan secara praktikal dan ekonomis. Pada umumnya tanah pasir pantai mempunyai sifatsifat yang kurang sesuai bagi pertumbuhan tanaman antara lain kurang mampu menyediakan air dan unsur hara sehingga tanaman pada umumnya mengalami kekahatan (defisiensi) hara dan kekurangan air. Kemampuan menyediakan udara yang berlebihan di tanah ini mempunyai pengaruh yang kurang baik. Yaitu mempercepat pengeringan tanah dan oksidasi bahan organik. Penambahan hara lewat

Syukur. Pemberian bahan organik 31 pemupukan di tanah ini tidak efisien karena kemampuan mengikat hara tanah ini kecil sehingga hara tersebut banyak yang hilang lewat pelindian (Kohnke, 1968; Tisdale et al., 1985). Tanaman caisim merupakan tanaman semusim yang banyak diusahakan orang karena selain mudah dalam budidayanya juga banyak manfaatnya. Tanaman caisim termasuk tanaman yang tahan terhadap hujan, sehingga dapat dibudidayakan sepanjang tahun asalkan pada musim kemarau tetap tersedia air yang cukup (Anonim, 1992). Tanaman caisim juga tahan terhadap suhu yang tinggi (Rukmana, 1999). Hampir semua orang gemar makan caisim karena rasanya segar, enak dan banyak mengandung vitamin A, B dan sedikit vitamin C (Sumaryono, 1981). Pemberian bahan organik (misalnya pupuk kandang) merupakan salah satu cara dalam upaya meningkatkan kualitas tanah tersebut (Sanchez, 1992). Bahan organik adalah jumlah total semua substansi yang mengandung karbon organik di dalam tanah, terdiri dari campuran residu tanaman dan hewan dalam berbagai tahap dekomposisi, tubuh mikroorganisme dan hewan kecil yang masih hidup maupun yang sudah mati, dan sisasisa hasil dekomposisi (Schnitzer, 1991). Beberapa manfaat pemberian bahan organik adalah meningkatkan kandungan humus tanah, mengurangi pencemaran lingkungan, mengurangi pengurasan hara yang terangkut dalam bentuk panenan dan erosi, memperbaiki sifatsifat tanah (Swift & Sanchez, 1984), dan memperbaiki kesehatan tanah (Logan, 1990). Bahan organik dalam tanah berfungsi untuk meningkatkan kesuburan fisik, kesuburan kimia dan kesuburan biologi, demikian pula sebaliknya (Widiana, 1994). Peranan bahan organik dengan hasil akhir dekomposisi berupa humus dapat meningkatkan kesuburan fisik tanah. Humus mempunyai luas permukaan dan kemampuan adsorpsi lebih besar daripada lempung. Sehingga meningkatkan kemampuan mengikat air. Sifat liat (plastisitas) dan kohesi humus yang rendah meningkatkan struktur tanah yang kurang sesuai pada tanah bertekstur halus dan meningkatkan granulasi (pembutiran) agregat sehingga agregat tanah lebih mantap. Agregasi tanah yang baik secara tidak langsung memperbaiki ketersediaan unsur hara. Hal ini karena agregasi tanah yang baik akan menjamin tata udara dan air tanah yang baik pula, sehingga aktivitas mikroorganisme dapat berlangsung dengan baik dan meningkatkan ketersediaan unsur hara. Peranan bahan organik dalam meningkatkan kesuburan fisik tanah juga dengan mengurangi plastisitas dan kelekatan serta memperbaiki aerasi tanah. Humus juga menyebabkan warna tanah lebih gelap sehingga penyerapan panas meningkat (Buckman & Brady, 1982; Sanchez, 1976). Fungsi bahan organik dalam meningkatkan kesuburan kimiawi adalah pengikatan atau penyerapan ion lebih besar, meningkatkan kapasitas pertukaran kation. Humus merupakan kompleks koloidal dengan modifikasi lignin poliuronida, lempung, protein dan senyawa lain berfungsi sebagai misel yang kompleks. Misel mengandung muatan negatif dari gugus COOH dan OH yang memungkinkan pertukaran kation meningkat. Fungsi bahan organik dalam meningkatkan kesuburan kimiawi juga akibat penurunan hilangnya unsur hara karena pelindian sebab bahan organik mengikat ion dan immobilisasi N, P, dan S, pelarutan sejumlah unsur hara terutama fosfat dan mineral oleh asamasam organik sehingga membantu pelapukan kimia mineral dan sebagai gudang unsur hara (Stevenson, 1982;

32 Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 5 (1) (2005) Schnitzer, 1991). Pengaruh bahan organik bagi kesuburan biologis tanah adalah untuk membentuk jaringan tubuh mikroorganisme dan sumber energi bagi mikroorganisme tanah sehingga populasi mikroorganisme meningkat sehingga meningkatkan ketersediaan unsur hara (Buckman & Brady, 1982; Widiana, 1994). Bahan organik mampu memperbaiki kualitas tanah apabila telah mengalami perombakan yang cukup. Permasalahan yang sering dihadapi adalah dalam hal menentukan dosis bahan organik dan lama inkubasi yang tepat. Hal ini tergantung macam bahan organik yang dipakai dan karakteristik tanah yang diperbaiki. Dalam penelitian ini akan dicari dosis dan lama inkubasi pupuk kandang yang paling tepat untuk meningkatkan kualitas tanah pasir pantai sehingga dapat menunjukkan pertumbuhan (hasil) caisim. METODE Penelitian yang dilakukan merupakan percobaan pot di rumah kaca dan di laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian UGM. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember 2001 sampai Maret 2002, menggunakan tanah pasir Pantai Glagah, Kulonprogo, Yogyakarta pada kedalaman 030 cm. Tanah diambil di beberapa tempat lalu dicampur (contoh tanah komposit). Paralon dengan diameter 15 cm dan panjang 50 cm digunakan sebagai pot. Pot tersebut dibagi menjadi 3 bagian yaitu 010 cm, 1030 cm dan 3050 cm. Bagianbagian tersebut dihubungkan dengan lakban. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan acak lengkap faktorial yang terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah dosis pupuk kandang sapi (D) yang dibedakan menjadi 3 aras yaitu 0 ton/ha (D 1 ), 20 ton/ha (D 2 ) dan 40 ton/ha (D 3 ). Faktor kedua adalah lama inkubasi campuran tanah dan pupuk kandang (I) yang dibedakan menjadi tiga aras yaitu 2 minggu (I 1 ), 4 minggu (I 2 ) dan 8 minggu (I 3 ). Setiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali sehingga jumlah total paralon yang dibutuhkan adalah 27 buah. Percobaan terdiri atas 2 unit yaitu percobaan tanpa tanaman dan pakai tanaman caisim dengan penjelasan sebagai berikut : Sebanyak 8 kg contoh tanah (kering angin berdiameter 2 mm) dicampur merata dengan pupuk kandang (sesuai dosis perlakuan) dan seterusnya dimasukkan dalam paralon. Pencampuran dilakukan bertahap yaitu sbb : a. yang diinkubasikan 8 minggu. b. yang diinkubasikan 4 minggu (4 minggu setelah a). c. yang diinkubasikan 2 minggu (2 minggu setelah b). Contoh tanah tersebut ditambah air sampai mencapai kondisi kapasitas lapangan. Campuran contoh tanah dan pupuk kandang diinkubasikan sesuai dengan perlakuan. Kondisi kapasitas lapangan selama inkubasi dipertahankan. Contoh tanah lapisan atas dalam paralon (010 cm) dicampur dengan urea sebanyak 300 kg/ha dan selanjutnya diinkubasikan selama 1 minggu dalam kondisi kapasitas lapangan. Untuk unit tanpa tanaman, setelah lama inkubasi berakhir, contoh tanah dianalisis di laboratorium untuk menentukan (mengukur) parameterparameter yang dikehendaki. Pada unit dengan tanaman, tanah di dalam paralon ditanami caisim yang telah disemaikan sebanyak 3 tanaman/pot. Setelah tumbuh baik (± 10 hari) tanaman diperjarang menjadi 1 tanaman/pot. Tanaman dipanen umur 40 hari, selama pertumbuhan kondisi tanah dipertahankan dalam kapasitas lapangan.

Syukur. Pemberian bahan organik 33 Contoh tanah sebelum diperlakukan diamati sifatsifatnya antara lain : tekstur, KPK, ph (H 2 O), BV, BJ, pf 1, pf 2, pf 2,54, pf 4,2, kandungan BO, N total dan N tersedia. Pupuk kandang sapi dianalisis untuk mengetahui kandungan BO, N total baik dalam bentuk NH 4 maupun NO 3. Setelah perlakuan contoh tanah dianalisis untuk mengetahui ph (H 2 O) tanah kedalaman 010 cm dan 1030 cm, KPK tanah kedalaman 0 10 cm dan 10 30 cm, amonium dan nitrat tanah kedalaman 0 10 cm, 10 30 cm, dan 30 50 cm, BV tanah kedalaman 0 10 cm dan 10 30 cm, BJ tanah kedalaman 0 10 cm dan 10 30 cm, kadar lengas tanah pada pf 0, pf 1, pf 2, pf 2,54, dan 4,2 tanah kedalaman 0 10 cm dan 10 30 cm. Setelah panen diamati parameterparameter pertumbuhan tanaman antara lain : berat segar trubus, berat kering trubus, berat akar, dan berat kering akar. Untuk mengetahui faktor mana yang berpengaruh nyata dilakukan analisis sidik ragam (ANOVA) dan untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda nyata data diuji dengan uji jarak berganda (Duncan s Multiple Range Test), jenjang murad 5 %. HASIL DAN PEMBAHASAN Sifatsifat tanah dan pupuk kandang Pada tabel 1 ditunjukkan bahwa tanah lahan pasir Pantai Glagah didominasi oleh fraksi pasir sehingga mempunyai tekstur yang agak kasar (geluh pasiran). Berdasarkan klasifikasi tanah menurut Soil Taxonomi USDA, tanah tersebut termasuk Udipsamment. Tekstur tanah yang agak kasar ini mengakibatkan luas permukaan jenisnya kecil dan pori makro lebih banyak dibanding pori mikro sehingga kemampuan tanah mengikat unsur hara maupun air rendah. Tabel 1. Sifatsifat tanah dan pupuk kandang yang digunakan untuk penelitian. Sifatsifat tanah dan pupuk kandang Nilai Sifatsifat tanah : 1. Tekstur Geluh pasiran Debu (%) 23,78 Lempung (%) 19,37 Pasir (%) 56,85 2. Berat volume tanah (g.cm 3 ) 1,43 3. Berat jenis tanah (g.cm 3 ) 2,66 4. Kadar lengas kering angin (%) 5,04 5. Kadar bahan organik (%) 1,70 6. KPK (me%) 7,04 7. ph H 2 O 5,77 8. ph KCl 5,07 9. Ntersedia NH + 4 (ppm) 1,63 10. Ntersedia NO 3 (ppm) 7,23 Sifat pupuk kandang : 1. Kadar bahan organik (%) 18,35 2. Ntersedia NH + 4 (ppm) 25,20 3. Ntersedia NO 3 (ppm) 134,87

34 Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 5 (1) (2005) Unsur hara mudah hilang melalui pelindian maupun penguapan. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnya kadar lengas kering angin maupun KPK. Rendahnya KPK juga disebabkan oleh rendahnya kandungan bahan organik. Berdasarkan data cukup besarnya porositas tanah dan lebih besarnya pori makro dibanding pori mikro maka kondisi tanah di lapangan kebanyakan aerob. Hal ini menyebabkan perombakan bahan organik berjalan cepat sehingga merupakan faktor penyebab rendahnya bahan organik selain rendahnya sumber bahan organik di lahan tersebut. Kondisi aerob menyebabkan nitrifikasi berjalan intensif sehingga N bentuk NO 3 lebih besar dibanding + NH 4 sehingga kemungkinan hilangnya N akibat pelindihan lebih besar. Hal ini merupakan faktor penyebab rendahnya N di dalam tanah selain rendahnya sumber N di lahan tersebut. Reaksi (ph) tanah tersebut termasuk agak masam sehingga tidak banyak masalah apabila digunakan untuk budidaya tanaman. Berdasarkan hasil analisis seperti yang tertera di Tabel 1 pupuk kandang sapi mempunyai kandungan bahan organik dan N (bentuk NO 3 maupun NH + 4 ) cukup besar sehingga potensial bila digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah di lahan pantai Glagah. Hasil analisis sidik ragam Hasil analisis sidik ragam di lampiran 1 menunjukkan bahwa takaran pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap BV pada jeluk 10 30 cm, ph H 2 O pada jeluk 0 cm 10 cm, NH 4 + pada jeluk 0 10 cm, 10 30 cm maupun 30 50 cm, NO 3 pada jeluk 30 50 cm, berat basah dan berat kering baik pada trubus maupun akar. Lama inkubasi campuran tanah dan pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap NO 3 pada kedalaman 30 50 cm dan berat basah trubus. Interaksi antara takaran pupuk kandang sapi dan lama inkubasi berpengaruh nyata terhadap ph H 2 O pada jeluk 10 30 cm dan NO 3 pada jeluk 10 30 cm. terhadap parameterparameter NO 3 pada jeluk 0 10 cm, KPK pada jeluk 0 10 cm dan 10 30 cm, BV pada jeluk 0 10 cm, BJ pada jeluk 0 10 cm dan 10 30 cm, takaran pupuk kandang sapi, lama inkubasi maupun interaksi kedua faktor tersebut tidak berpengaruh nyata. Pengaruh takaran pupuk kandang Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi 20 ton/ha menurunkan BV jeluk 1030 cm, NH 4 jeluk 0 10 cm dan pori drainase cepat jeluk 10 30 cm. Peningkatan takaran sampai 40 ton/ha tidak nyata merubah parameterparameter tersebut dibanding takaran 20 ton/ha. Pemberian pupuk kandang sapi 20 ton/ha nyata meningkatkan NH + 4 jeluk 10 30 cm dan 30 50 cm, NO 3 jeluk 30 50 cm, pf 2 jeluk 0 10 cm dan 10 30 cm, pf 2,54 jeluk 0 10 cm dan 10 30 cm dan Pori penyimpan air jeluk 10 30 cm, tetapi bila takaran ditingkatkan menjadi 40 ton/ha nyata + menurunkan NH 4 maupun NO 3 dan tidak nyata berbeda pada pf 2, pf 2,54 dan pori penyimpanan air bila dibandingkan dengan takaran 20 ton/ha pada lapisanlapisan tersebut di atas. Pemberian pupuk kandang sapi 20 ton/ha tidak nyata merubah ph H 2 O jeluk 0 10 cm maupun 10 30 cm dan NO 3 jeluk 10 30 cm. peningkatan takaran sampai 40 ton/ha nyata meningkatkan ph H 2 O dan nyata menurunkan NO 3 bila dibandingkan dengan kontrol pada lapisanlapisan tersebut di atas.

Syukur. Pemberian bahan organik 35 Pengaruh inkubasi dan pupuk kandang sapi Tabel 3 dibawah menunjukkan bahwa NO 3 jeluk 10 30 cm dan 30 50 cm meningkat nyata pada lama inkubasi 8 minggu bila dibandingkan dengan lama inkubasi 4 minggu maupun 2 minggu, tetapi tidak nyata meningkatkan bahan organik bila dibandingkan kontrol. Pengaruh interaksi antara takaran pupuk kandang sapi dan lama inkubasi terhadap sifatsifat tanah yang diamati. Tabel 2. Pengaruh takaran pupuk kandang terhadap sifatsifat tanah yang diamati. Parameter Jeluk Takaran pupuk kandang sapi (ton/ha) (cm) 0 (D 1 ) 20 (D 2 ) 40 (D 3 ) BV (g.cm 3 ) 10 30 1,71 a 1,60 b 1,56 b ph H 2 O 0 10 6,15 b 6,27 ab 6,44 a 10 30 6,01 b 6,09 b 6,25 a NH + 4 (ppm) 0 10 8,94 a 5,59 b 5,75 b 10 30 6,06 b 19,99 a 7,08 b 30 50 10,97 b 23,62 a 9,10 b NO 3 (ppm) 10 30 22,099 a 17,344 a 5,911 b 30 50 24,11 b 45,42 a 6,69 c pf 2 (%) 0 10 12,279 b 13,764 a 13,648 a 10 30 12,100 b 13,782 a 13,587 a pf 2.54 (%) 0 10 7,242 b 8,631 a 8,696 a 10 30 7,194 b 8,636 a 8,848 a Pori drainase cepat (%) 10 30 33,843 a 28,081 b 29,437 b Pori penyimpan air (%) 10 30 5,259 b 6,742 a 6,741 a Angkaangka pada baris yang sama, yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada aras 5% Gambar 1 menunjukkan bahwa pada lama inkubasi I 1 (2 minggu) dan I 2 (4 minggu) pemberian pupuk kandang sapi sampai 40 ton/ha tidak menunjukkan perbedaan terhadap ph H 2 O pada jeluk 10 30 cm maupun NO 3 pada jeluk 10 30 cm. Pada I 3 (lama inkubasi 8 minggu), peningkatan takaran pupuk kandang sapi sampai 40 ton/ha nyata meningkatan ph H 2 O pada jeluk 10 30 cm dan nyata menurunkan NO 3 pada jeluk 10 30 cm. Tabel 3. Pengaruh lama inkubasi campuran tanah dan pupuk kandang sapi terhadap beberapa parameter yang diamati. Lama inkubasi (minggu) Parameter Jeluk (cm) 2 (I 1 ) 4 (I 2 ) 8 (I 3 ) 10 30 11,278 b 12,211 b 21,856 a NO 3 (ppm) 30 50 20,84 b 18,12 b 37,26 a Bahan organik (%) 10 30 1,738 a 1,381 b 1,849 a Angkaangka pada baris yang sama, yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada aras 5%

36 Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 5 (1) (2005) Pada D 1 (kontrol) dan D 2 (20 ton/ha) peningkatan lama inkubasi sampai 8 minggu tidak menghasilkan perbedaan yang nyata terhadap ph H 2 O pada jeluk 10 30 cm. Pada D 3 (40 ton/ha) lama inkubasi sampai 8 minggu nyata meningkatkan ph H 2 O pada jeluk 10 30 cm dibanding lama inkubasi 2 minggu, namun tidak berbeda nyata bila dibanding lama inkubasi 4 minggu. Pada D 2 dan D 3 lama inkubasi sampai 8 minggu tidak nyata merubah nilai NO 3 pada jeluk 10 30 cm. Pada D 1 lama inkubasi sampai 8 minggu nyata meningkatkan NO 3 pada jeluk 10 30 cm dibanding lama inkubasi 2 minggu maupun 4 minggu. Kandungan NO 3 pada lama inkubasi 2 minggu tidak berbeda nyata dengan lama inkubasi 4 minggu. 50 40 30 20 I1 I2 I3 10 0 D1 D2 D3 D1 D2 D3 D1 D2 D3 ph HH2O 2 O NONO3 3 (ppm) Pori Pori drainase Drainase cepat Cepat (%) Gambar 1. Pengaruh takaran pupuk kandang dan lama inkubasi terhadap ph H 2 O, NO 3, dan Pori Drainase Cepat Pada I 1 dan I 3, pemberian pupuk kandang sapi sampai 40 ton/ha tidak nyata merubah pori drainase cepat jeluk 10 30 cm, sedang pada I 2 takaran tersebut nyata menurunkannya. Pada D 2, lama inkubasi sampai 8 minggu tidak nyata merubah pori drainase cepat jeluk 10 30 cm. Dibanding kontrol, lama inkubasi 4 minggu nyata meningkatkan pori drainase cepat jeluk 10 30 cm pada D 1 dan nyata menurunkan parameter tersebut pada D 3. Lama inkubasi sampai 8 minggu tidak nyata merubah pori drainase cepat jeluk 10 30 cm bila dibandingkan kontrol. Pengaruh takaran pupuk kandang sapi dan lama inkubasi terhadap pertumbuhan caisim. Tabel 5 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi 20 ton/ha nyata meningkatkan berat basah dan berat kering trubus maupun akar, namun apabila takaran pupuk kandang sapi ditingkatkan menjadi 40 ton/ha parameterparameter tersebut nyata turun. Lama inkubasi hanya berpengaruh nyata pada berat basah trubus, yaitu meningkat nyata 8 minggu inkubasi dibanding kontrol.

Syukur. Pemberian bahan organik 37 Tabel 5. Pengaruh takaran pupuk kandang sapi dan lama inkubasi terhadap pertumbuhan caisim. Parameter Perlakuan Berat basah Berat kering Berat basah Berat trubus (g) trubus (g) akar (g) akar (g) Takaran pupuk kandang sapi (D) D 1 35,59 b 2,84 b 1,63 b 0,42 ab D 2 47,28 a 3,91 a 2,28 a 0,56 a D 3 12,79 c 1,12 c 0,96 c 0,21 b Lama inkubasi (I) I 1 23,57 b ns ns ns I 2 33,44 ab ns ns ns I 3 38,66 a ns ns ns kering Angkaangka pada baris yang sama, yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada aras 5% Perombakan bahan organik dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara esensial bagi tanaman, diantarannya unsur N baik berupa NH + 4 maupun NO 3. Pemberian pupuk kandang sapi 20 ton/ha nyata meningkatkan ketersediaan NH + 4 jeluk 10 30 cm dan 30 50 cm maupun NO 3 jeluk 30 50 cm dibanding kontrol. Peningkatan takaran sampai 40 ton/ha nyata menurunkan parameterparameter tersebut. Ketersediaan NO 3 maupun NH + 4 pada jeluk 10 30 cm dan 30 50 cm, berasal dari perombakan bahan organik maupun pelindian NO 3 + dan NH 4 dari jeluk 0 10 cm. + perubahan NO 3 dan NH 4 seperti di atas diikuti oleh perubahan parameterparameter pertumbuhan tanaman, meliputi berat basah dan berat kering trubus. Data menunjukkan bahwa parameterparameter pertumbuhan tanaman tersebut terbesar pada takaran pupuk kandang sapi 20 ton/ha dan berada pada jeluk 10 50 cm. KESIMPULAN Lama inkubasi campuran tanah dan pupuk kandang sapi sebesar 2 minggu sudah cukup, walaupun yang terbaik adalah 4 minggu. Penambahan air sampai kondisi kapasitas lapangan dapat mengakibatkan terjadinya pelindian nitrogen. Pemberian pupuk kandang sapi 20 ton/ha mampu memperbaiki kualitas tanah yaitu meningkatkan kemampuan mengikat air dan ketersediaan NH 4 dan NO 3 sehingga meningkatkan pertumbuhan/hasil caisim. Berdasarkan parameterparameter pertumbuhan tanaman yang dihasilkan, kombinasi terbaik adalah D 2 I 2 (takaran pupuk kandang sapi 20 ton/ha dan lama inkubasi 4 minggu). DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1992. Sayuran Komersial. Penebar Swadaya, Jakarta. Buckman, H.O. dan Brady, 1982. Ilmu Tanah. Penerjemah : Soegiman. Bharata Karya Aksara, Jakarta. Hal. 131191. Kohnke, H., 1968. Soil Physics. Mc Gr Hill Publishing Co. Ltd., Bombay, New Delhi. 224 p.

38 Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 5 (1) (2005) Logan, T.J., 1990. Chemical Degradation of Soil dalam R. Lal & B.A. Stewart (Eds.). Advances Soil in Soil Science. Vol. II. Soil Degradation. Springerverlag. New York. H. 187221. Rukmana, R., 1999, bertanam Petsai dan Sawi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Sanchez, P.A., 1976. Properties and Management of Soils in the Tropics. Willey Interscience. Sanchez, P.A., 1992. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. Alih bahasa : Amir Hamzah. Institut Teknologi Bandung. Bandung. 397 hal. Scnitzer, M., 1991. Soil Organic Matter. The Next 75 Year. Soils Sci. 41 58. Stevenson, 1982. Humus Chemistry. John Wiley and Sons. New York. Sumaryono, H dan Rismunandar, 1981. Pengantar Pengetahuan Dasar Hortikultura II. C.V. Sinar Baru, Bandung. 11 p. Swift, H.J. & P.A. Sanchez, 1984. Biological Management of Tropical Soil Fertility for Sustained Productivity. Nature and Resources. 20 (4) : 2 10 p. Tisdale, S. L., Nelson, W.L. and Beaton, I.D., 1985. Soil Fertility and Fertilizers. 4 th Ed, Macmillan Publishing Co., New York, 754 p. Tan, K.H., 1996. Soil Sampling, Preparation, and Analysis. Marcel Dekker, inc. New York, 408 p. Widiana, G.N., 1994. Peranan EM4 dalam Meningkatkan Kesuburan dan Produktifitas Tanah. Buletin Kyusei Nature Farming. Vol 5 : 28 43 p.