BAB V PEMBAHASAN. A. Program Kegiatan Ekstrakurikuler PAI Pada Sekolah Menengah Atas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang pembahasan hasil penelitian

BAB IV SAJIAN DATA PENELITIAN. wawancara dan informasi lainnya yang diperoleh melalui dokumentasi. Sajian

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG

Nomor : 888 /Dj.I/DT.I.II./3/HM.01/05/2016 Jakarta, 30 Mei 2016 Lamp : 1(satu) set Perihal : Panduan Ibadah Ramadhan SMP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM MEMBIASAKAN PENGAMALAN AGAMA PESERTA DIDIK DI MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYAH MAMBA UL HUDA KELURAHAN GUMAWANG WIRADESA

SURAT EDARAN BERSAMA KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA DAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

PEDOMAN BANTUAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) UNGGULAN TAHUN ANGGARAN 2013

BAB II KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS. A. Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum

BAB IV HASIL PENELITIAN

PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROGRAM SEMESTER KELAS SEMESTER

KONSEP DAN MODEL PENGEMBANGAN TAHFIDZUL QUR AN DI MADRASAH. (Madrasah Tidak Berbasis Asrama)

BAB V PEMBAHASAN. 1. Gambaran Akhlakul Karimah di MAN I Tulungagung. Karena sifat anak yang suka meniru terhadap orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Hal ini berkaitan erat dengan aktivitas dakwah yang dilakukan, dakwah

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pembelajaran Intrakurikuler yang dilakukan Guru Pendidikan Agama

BAB VI PENUTUP. 1. Pelaksanaan pengajian kitab-kitab akhlak di MA Ma arif NU Kota

TRANSKRIP OBSERVASI. Tanggal pengamatan : 20 agustus 2016

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO PEKALONGAN

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

TABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM. 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah

BAB III GAMBARAN UMUM SD NEGERI 9 BANYUASIN III KECAMATAN BANYUASIN III KABUPATEN BANYUASIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. TPA At-taubah adalah taman pengajian al-quran yang terletak di desa

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN BEBAN KERJA GPAI PADA SEKOLAH

MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SALMAN AL-FARISI BANDUNG

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi faktor paling penting bagi karakteristik dan

2014 PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK MULIA SISWA

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar

AGAMA ISLAM KOMPETENSI YANG DIUJIKAN INDIKATOR

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBACAAN ASMAUL HUSNA DI SMP NEGERI 31 SEMARANG

LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN PPL

BAB V PEMBAHASAN. lanjut. Rekapitulasi data hasil penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 5.1 rekapitulasi Data Hasil Penelitian Pengujian Hipotesis

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari masyarakat Islam itu sendiri. Keberadaan masjid pada

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKALISASI KARAOKE SUKOSARI BAWEN

PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN PADA MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB V PEMBAHASAN. hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Konsep Internalisasi Pendidikan Karakter Peserta Didik di SMPN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Metode Pembelajaran Guru Fiqih Dalam Pembentukan Nilai-Nilai. Tanggung Jawab Siswa di MTsN Karangrejo Tulungagung.

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. lembaga lembaga pendidikan dan pengajaran. Konsep Islam mengenai hakikat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cahny Sudiarni, 2013

B A B IV PAPARAN DATA PENELITIAN. 33 Perumnas Kayu Tangi, Banjarmasin Utara kota Banjarmasin. SDN-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB V PEMBAHASAN. A. Model pembiasaan shalat Dhuha dalam pembinaan akhlakul karimah

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PAI SD UNGGULAN NOMOR: DT.I.II/2/HM.01/674/2014.I.II/2/HM.01/1271A/2013 BAB I PENDAHULUAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Masjid Nurul Ibadah

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS

PERGURUAN DINIYYAH PUTERI PADANG PANJANG ISLAMIC BOARDING SCHOOL FOR YOUNG MUSLIMAH

SURAT EDARAN BERSAMA KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA DAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TUBAN KEPALA CABANG DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

K. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SDLB AUTIS

PEDOMAN DOKUMENTASI. 1. Profil SMA Muhammadiyah Kasihan Bantul. 2. Struktur Komite SMA Muhammadiyah Kasihan Bantul

diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH DINIYAH AT-TAUBAH LAPAS KLAS I KEDUNGPANE SEMARANG

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi Guru PAI Dalam Pembinaan Akhlakul Karimah di SMP Negeri 1

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Program Kegiatan Ekstrakurikuler PAI Pada Sekolah Menengah Atas Program kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rancangan atau usaha-usaha yang dijalankan dalam bentuk kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, baik dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari peserta didik dalam bidang studi pendidikan agama Islam di dalam kelas. Berdasarkan data yang diperoleh di lokasi penelitian baik dari hasil observasi maupun wawancara terhadap responden dan informan pada tiga buah SMA (SMAN 1 Pelaihari, SMA PGRI dan SMA Dua Desember) di Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut diketahui bahwa masing-masing sekolah memiliki program kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam yang penyusunan program kegiatannya ada yang disusun dan dikelola langsung oleh guru pendidikan agama Islam dan ada sebagian kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam yang di susun dan dikelola oleh Rohis atau OSIS dibawah bimbingan guru pendidikan agama Islam dan wakasek kesiswaan. Program kegiatan pembiasaan akhlak mulia melalui kegiatan mengucapkan salam di awal dan akhir pelajaran, berdoa sebelum belajar dan sebelum pulang, berperilaku jujur dan menjaga kebersihan merupakan kegiatan 156

157 yang diprogramkan dan dikelola secara langsung oleh guru pendidikan agama Islam. Adapun program kegiatan esktrakurikuler pendidikan agama Islam yang meliputi kegiatan pembiasaan akhlak mulia melalui shalat juhur berjamaah dan pengumpulan infaq di SMAN 1 Pelaihari disusun dan di kelola oleh Rohis, sedangkan kegiatan pengumpulan infaq di SMA PGRI dan SMA Dua Desember diprogramkan oleh OSIS masing-masing sekolah. Begitu juga dengan kegiatan esktrakurikuler pendidikan agama Islam lain seperti pesantren kilat, ibadah ramadhan, peringatan hari besar Islam juga dikelola oleh pengurus Rohis (SMAN 1) dan OSIS untuk SMA PGRI dan SMA Dua Desember, sedangkan kegiatan wisata rohani dan Rohis yang ada pada SMAN 1 Pelaihari juga termasuk kegiatan yang diprogramkan dan di kelola oleh pengurus kegiatan Rohis dan kegiatan wisata rohani yang dilaksanakan di SMA PGRI di programkan oleh guru pendidikan agama Islam. Penyusunan program dan pelaksanaan kegiatan esktrakurikuler pendidikan agama Islam pada SMAN 1 Pelaihari yang dikelola oleh kepengurusan sub seksi Rohis berada dibawah bimbingan pembina kegiatan Rohis, sedangkan penyusunan program dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam yang ada di SMA PGRI dan SMA Dua Desember dikelola oleh OSIS di bawah bimbingan oleh guru pendidikan agama Islam yang dibantu wakasek kesiswaan. Dalam penyusunan program kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama pada ketiga SMA tersebut selalu melibatkan pihak-piihak yang dianggap

158 memiliki peran dalam pelaksanaan kegiatnnya nanti seperti kepala sekolah selaku penanggung jawab umum semua kegiatan yang ada di sekolah, peserta didik, dan komite Program kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam di ketiga sekolah tersebut dapat dilihat pada tabel berikut, hal ini sesuai dengan keterangan yang dipaparkan oleh masing-masing pihak sekolah. Tabel 5.1. Program Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam No Kegiatan Ekstrakurikuler SMAN 1 SMA SMA Dua Pendidikan Agama Islam Pelaihari PGRI Desember 1. Pembiasaan akhlak mulia Ada Ada Ada a. Shalat juhur berjamaah Ada Tidak ada Tidak ada b. Berdoa diawal dan akhir Ada Ada Ada pelajaran c. Mengucap salam di awal dan Ada Ada Ada akhir pelajaran d. Infaq Ada Ada Ada e. Menjaga kebersihan Ada Ada Ada 2. Pekan keterampilan dan seni Tidak ada Tidak ada Tidak ada pendidikan agama Islam, 3. Pesantren Kilat Ada Ada Ada 4. Ibadah Ramadhan Ada Ada Ada a. Pesantren kilat Ada Ada Ada b. Buka puasa bersama Ada Tidak ada Ada 5. Rohani Islam (Rohis) Ada Tidak ada Tidak ada 6. Tuntas baca tulis quran Tidak ada Tidak ada Tidak ada 7. Wisata Rohani Ada Ada Tidak ada 8. PHBI Ada Ada Ada a. Maulid Nabi Muhammad Saw Ada Ada Ada b. Isra Mi raj Ada Ada Ada c. 1 Muharram Ada Tidak ada Tidak ada d. 10 Muharram Ada Tidak ada Tidak ada Dari tabel diatas, diketahui bahwa tidak semua kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam yang di anjurkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan

159 Islam dapat diprogramkan oleh tiga buah SMA yang ada di kecamatan Pelaihari, hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang terdapat dalam pedoman pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam bahwa delapan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam yang dianjurkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Islam tidak mutlak harus diprogramkan semua tetapi disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah masing-masing. Ada satu kegiatan esktrakurikuler pendidikan agama Islam yang diprogramkan pada SMAN 1 Pelaihari dan SMA PGRI yaitu kegiatan pengajian, meskipun kegiatan pengajian bukan termasuk dari delapan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam yang dianjurkan, akan tetapi tidak ada larangan pada sekolah umum untuk memprogramkan kegiatan tersebut, hal ini sesuai dengan penjelasan yang terdapat dalam pedoman pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam bahwa sekolah boleh memperogramkan kegiatan esktrakurikuler pendidikan agama Islam yang lain di luar dari kegiatan yang dianjurkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Islam. B. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan responden serta informan, diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan esktrakurikuler pendidikan agama Islam pada SMA Dua Desember memiliki teknik yang berbeda, yaitu: 1. Pembiasaan Akhlak Mulia Berdasarkan sajian data (lihat bab IV ) diketahui bahwa ketiga SMA yang ada di Kecamatan Pelaihari sudah melaksanakan pembiasaan akhlak

160 mulia melalui beberapa kegiatan yaitu membaca doa diawal dan akhir pelajaran yang bertujuan agar peserta didik memiliki kesadaran akan kebesaran Allah, menumbuhkan rasa syukur terhadap peserta didik dan mengajari mereka untuk menyadari adanya kelemahan dan kekurangan dirinya sebagai dasar untuk bekerja dengan baik dan sungguh-sungguh. Kegiatan berdoa sebelum belajar dan diakhir pelajaran (sebelum pulang) pada ketiga sekolah tersebut lebih sering menggunakan teknik berdoa masing-masing dalam hati. Hal ini dilakukan karena adanya kesulitan dari peserta didik dalam melafalkan dan menghafalkan doa yang berbahasa Arab, selain juga dikeranakan adanya beberapa peserta didik yang beragama non muslim khususnya pada SMAN 1 Pelaihari dan SMA PGRI, sehingga guru lebih sering meminta peserta didik untuk berdoa masing-masing dalam hati. Pembiasaan akhlak mulia selain dengan membiasakan peserta didik berdoa di awal belajar ataupun diakhir pelajaran (sebelum pulang), juga dilakukan melalui kegiatan mengucapkan salam dan menjawab salam diawal dan akhir pelajaran yang bertujuan agar peserta didik terbiasa menghargai dan menghormati orang lain. Pada ketiga Sekolah Menengah Atas yang penulis teliti diperoleh data bahwa guru yang beragama Islam selalu mengucapkan salam ketika beliau masuk kelas dan dijawab oleh peserta didik, begitu juga ketika beliau hendak keluar kelas, beliau selalu membiasakan mengucapkan salam kepada peserta didik dan dijawab serentak oleh peserta didik.

161 Adapun pembisaan akhlak mulia melalui kegiatan pengumpulan infaq bertujuan agar peserta didik memiliki sikap dan rasa peduli antar sesama manusia disamping juga untuk menumbuhkan sifat dermawan. Pada SMAN 1 Pelaihari pengumpulan infaq dari pserta didik dilaksanakan setiap jumat, dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, pengurus kegiatan Rohis bekerjasama dengan pengurus OSIS yaitu sekertaris bidang satu, adapun uang yang telah terkumpul dilaporkan kepada pembina kegiatan Rohis yang nantinya digunakan utuk kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam yang dilaksanakan di sekolah. Sedangkan kegiatan pengumpulan infaq yang dilakukan pada SMA PGRI dan SMA Dua Desemeber dilakukan oleh pengurus OSIS yang dilaksanakan setiap jumat pagi yang mana hasil dari pengumpulan infaq dilaporkan dan diserahkan kepada guru pendidikan agama Islam, meskipun pada SMA Dua Desember yang dikarenakan beberapa faktor kegiatan pengumpulan Infaq hanya bertahan beberapa bulan saja dan akhirnya tid ak berjalan sesuai program awal. Pembiasaan akhlak mulia melalui berperilaku jujur bertujuan agar peserta didik selalu merasa diawasi oleh Allah untuk tidak berbohong. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa pembisaan sifat jujur pada ketiga sekolah yang penulis teliti tidak menggunakan teknik dan jadwal yang khusus, nasehat tentang urgensi kejujuran diberikan guru pendidikan agama Islam dan guru mata pelajaran umum kapanpun dan dimanapun (tidak

162 hanya diberikan secara khsusus saat pelajaran di kelas, tetapi juga bisa diberikan saat jam pelajaran non formal. Pembiasaan menjaga kebersihan bertujuan agar peserta didik terbiasa dengan kebersihan dimanapun mereka berada, dalam pembiasaan menjaga kebersihan pada ketiga sekolah tersebut dilakukan dengan meminta kepada setiap kelas untuk membuat piket harian membersihkan kelas dan menyediakan tempat sampah pada tiap-tiap kelas. Sedangkan untuk menjaga lingkungan kebersihan sekolah setiap hari, ketiga sekolah tersebut mempekerjakan petugas kebersihan khusus, yang mana petugas kebersihan sekolah melaksanakan tugasnya di pagi hari sebelum peserta didik masuk kelas dan setelah peserta didik pulang. Sedangkan kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan sekolah yang dilakukan bersama seluruh peserta didik pada ketiga sekolah tersebut dilakukan hanya apabila ada moment-moment tertentu misalnya menjelang ulangan semester, ujian nasioanal, setelah selesai libur panjang atau dalam rangka memperingati hari ulang tahun sekolah. Pembiasaan akhlak mulia melalui kegiatan shalat juhur berjamaah hanya diprogramkan di SMAN 1 Pelaihari, hal ini dikarenakan dari tiga Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di Kecamatan Pelaihari, hanya SMAN 1 Pelaihari yang memiliki mushalla. Pelaksanaan kegiatan shalat juhur berjamaah bertujuan agar membiasakan peserta didik untuk disiplin dalam beribadah, menjauhkan

163 mereka dari perilaku yang kurang terpuji dan melatih untuk meningkatkan tali shilaturrahmi antar sesama warga muslim. Kegiatan shalat juhur berjamaah yang dilaksanakan di SMAN 1 Pelaihari memang sudah diprogramkan dan terlaksana diawal-awal tahun ajaran baru sekitar dua bulan lamanya, akan tetapi kegiatan tersebut lama kelamaan kurang dapat berjalansesuai yang diprogramkan, hal ini disebabkan adanya beberapa faktor penghambat yaitu kurangnya kesadaran dari peserta didik untuk melaksanakan kegiatan tersebut di samping juga kurangnya pemahaman peserta didik mengenai nilai positif dari kegiatan shalat berjamaah tersebut serta tidak adanya tindak lanjut dari pembina kegiatan Rohis apabila mereka tidak mengikuti kegiatan tersebut, sehingga banyak peserta didik yang malas utuk mengikuti kegiatan tersebut dan pada akhirnya kegiatan tersebut tidak dapat berjalan maksimal sesuai yang diprogramkan. SMA Dua Desember dan SMA PGRI belum memiliki mushalla sebagai sarana dan prasarana ibadah, sehingga pihak sekolah tidak memperogramkan kegiatan shalat juhur berjamaah. Berdasarkan keterangan tersebut diketahui bahwa keetiga sekolah tersebut sudah mengupayakan pembiasaan akhlak mulia melalui beberapa kegiatan, meskipun ada sebagian kegiatan yang belum bisa terlaksana secara maksimal dikarenakan ada beberapa faktor penghambat. Pembiasaan akhlak mulia yang dilaksanakan di sekolah ini bertujuan untuk membangun karakter peserta didik. Hal ini tentunya sesuai dengan tujuan dari pembiasaan akhlak mulia yang di jelaskan dalam panduan

164 penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam yaitu sebagai proses internalisasi nilai-nilai keagamaan pada peserta didik agar terbiasa berbicara, bersikap dan berperilaku terpuji dalam kehidupan seharihari. 1. 2. Pesantren Kilat Berdasarkan pemaparan sebelumnya (lihat bab IV sajian data), diketahui bahwa ketiga sekolah tersebut melaksanakan kegiatan pesantren kilat, akan masinng-masing sekolah memiliki teknik dan waktu yang berbeda dalam pelaksanaan kegiatan pesantren kilat, hal ini dapat dilihat dari waktu pelaksanaannya yaitu pada SMAN 1 Pelaihari kegiatannya dilaksanakan selama satu minggu dengan bergiliran dua kelas setiap harinya yang dimulai dari pukul 08.00 pagi sampai pukul 13.00 siang hari bertempat di mushalla sekolah. Kegiatan pesantren kilat diisi dengan shalat dhuha berjamaah sebanyak dua rakaat, selanjutnya tadarus alquran oleh masing-masing peserta didik sesuai dengan tugasnya yang sudah ditentukan, setelah selesai tadarus alquran peserta didik mendengarkan ceramah agama kurang lebih 60 menit, setelah selesai mendengarkan ceramah sembari menunggu waktu zuhur tiba, kegiatan diisi dengan nonton film Islami dan peserta didik ditugaskan mengambil intisari dari ceramah agama yang mereka dengarkan dan mengumpulkannya kepada wali kelas masing-masing, kegiatan pesantren kilat ditutup dengan shalat juhur berjamaah. 1 Ibid., hlm. 28

165 Adapun kegiatan pesantren kilat yang dilaksanakan peserta didik SMA PGRI dilaksanakan selama tiga hari di gedung serbaguna Pelaihari, yaitu hari pertama dilaksanakan kelas X, hari kedua kelas XI, dan hari terakhir kelas XII. Kegiatan ini dimulai dari pukul 08.00 pagi yang diisi dengan kegiatan shalat dhuha berjamaah sebanyak dua rakaat, kemudian membaca surah Yassin, al-mulk al-waqiah serta asmaul husna, setelah selesai membaca surah-surah tersebut, kegiatan dilanjutkan dengan pemberian ceramah kurang lebih 60 menit yang mana peserta didik diminta membuat intisari dari ceramah yang mereka dengarkan dan mengumpulkannya kepada wali kelas masingmasing. Kegiatan ditutup dengan doa dari penceramah, kegiatan berakhir kurang lebih jam 11.00 siang. Sedangkan kegiatan pesantren kilat yang dilaksanakan di SMA Dua Desember mengambil tempat di dua ruang kelas, hal ini disebabkan belum adanya mushalla dan aula di sekolah ini, sehingga kegiatan ini dilaksanakan menggunakan kelas yang ada, kegiatan pesantren kilat dimulai dari pukul 08.00 pagi dan berakhir dan pukul 11.00 siang. Kegiatan diisi dengan shalat diawali dengan shalat dhuha berjamaah sebanyak empat rakaat, setelah selesai shalat dhuha berjamaah, peserta didik kemudian pindah ke ruangan sebelahnya untuk melaksanakan kegiatan tadarus alquran, peserta didik diberi waktu sekitar 60 menit untuk tadarus alquran masing-masing, setiap peserta didik ditugaskan untuk membaca alquran sebanyak satu juz, apabila ada peserta didik yang belum bisa

166 menyelesaikan tugas tersebut saat itu, maka ia dianjurkan untuk menyelesaikannya dirumah, setelah batas waktu untuk tadarus berakhir, kegiatan selanjutnya adalah mendengarkan ceramah agama dari guru pendidikan agama Islam, peserta didik diminta untuk membuat intisari dari ceramah yang mereka dengarkan dan mengumpulkannya kepada guru pendidikan agama Islam. Dari keterangan tersebut diketahui bahwa kegiatan pesantren kilat yang dilaksanakan pada ketiga sekolah (SMAN 1 Pelaihari, SMA PGRI dan SMA Dua Desember) memiliki waktu dan teknik pelaksanaan yang berbeda Hal ini dapat dilihat dari jumlah hari dalam pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu kegiatan pesantren kilat di SMAN 1 Pelaihari dilaksanakan selama satu minggu, sedangkan kegiatan pesantren kilat yang dilaksanakan oleh SMA PGRI dan SMA Dua Desember dilaksanakan hanya tiga hari, hal ini dikarenakan jumlah peserta didik pada kedua sekolah tersebut tidak sebanyak jumlah peserta didik pada SMAN 1 Pelaihari. Meskipun ketiga sekolah tersebut memiliki waktu dan teknik yang berbeda, tetapi kegiatan pesantren kilat yang dilaksanakan sama-sama diisi dengan kegiatan-kegiatan yang memfokuskan pada aspek afektif (sikap peserta didik dalam mengikuti ceramah agama) dan psikomotorik (peserta didik melaksanakan shalat dhuha, shalat juhur berjamaah dan membaca alquran), hal ini sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh Direktorat Jendral Pendidkan Islam bahwa pelaksanaan pesantren kilat harus lebih diarahkan kepada

167 aspek pengamalan, sehingga proses pembelajarannya lebih difokuskan kepada aspek afektif dan psikomotorik. 2 3. Ibadah Ramadhan Kegiatan ibadah ramadhan yang dilaksanakan pada ketiga SMA yang ada di Kecamatan Pelaihari diisi dengan kegiatan pesantren kilat, sedangkan kegiatan buka puasa bersama hanya dilaksanakan oleh SMAN 1 Pelaihari dan SMA Dua Desember, Adapun SMA PGRI tidak memprogramkan kegiatan buka puasa bersama di sekolah Berdasarkan sajian data (Bab IV) diketahui ada perbedaaan dalam teknik pelaksanaan kegiatan buka puasa bersama yang dilaksanakan oleh SMAN 1 Pelaihari dengan SMA Dua Desember yang mana kegiatan buka puasa bersama di SMAN 1 hanya dilaksanakan oleh kepengurusan kegiatan Rohis yang kegiatannya dimulai dari pukul 05.00 sore, diawali dengan pembukaan, pembacaan ayat suci alquran, sambutan dari pembina kegiatan Rohis, ceramah agama yang didatangkan dari pihak luar, sembari menunggu azan maghrib kegiatan diisi dengan berzikir bersama. Kegiatan buka puasa bersama ditutup dengan shalat maghrib berjamaah. Sedangkan kegiatan buka puasa bersama yang dilaksanakan di SMA Dua Desember diikuti oleh semua peserta didik, kegiatan dimulai dari pukul 05.00 sore yang di awali dengan pembukaan, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci alquran, kemudian ceramah agama dari kepala sekolah, setelah selesai ceramah, sembari menunggu waktu berbuka puasa, peserta didik 2 Ibid.,..hlm. 32

168 diajak membaca Asmaul Husna dan berzikir, kegiatan berbuka bersama ditutup dengan shalat maghrib berjamaah Dari keterangan tersebut diketahui bahwa ibadah ramadhan pada SMAN 1, SMA PGRI dan SMA Dua Desember diisi dengan kegiatan positif yaitu dengan mengadakan kegiatan pesantren kilat dan buka puasa bersama, hal tersebut sesuai dengan arahan dari Direktorat Jendral Pendidikan Islam bahwa dengan adanya kegiatan-kegiatan positif di bulan ramadhan dapat menjadi wahana bagi pembinaan watak, moral dan spiritual peserta didik di sekolah sehingga dapat membantu terwujudnya tujuan pendidikan agama Islam. 3 4. Rohani Islam (Rohis) Kegiatan rohani Islam atau yang lebih dikenal dengan Rohis merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam yang ada di SMAN 1 Pelaihari. Kepengurusan Rohis sebagai sub seksi dalam struktur kepengurusan OSIS hanya ada pada SMAN 1 Pelaihari yang mana kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam ini dikelola oleh pengurus kegiatan Rohis terkecuali pembiasaan akhlak mulia yang meliputi kegiatan berdoa sebelum dan setelah selasai belajar (sebelum pulang), mengucapkan dan menjawab salam, bersifat jujur. Hal tersebut sesuai dengan arahan dari Direktorat Jendral Pendidikan Islam bahwa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang memiliki lebih dari 10 3 Ibid., hlm. 33

169 orang peserta didk yang beragama Islam sebaiknya memiliki kepengurusan sub seksi Rohis karena tugas dan fungsi pokok dari kepengurusan sub seksi Rohis adalah mengelola dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam. 4 Adapun kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam yang ada di SMA PGRI dan SMA Dua Desember dikelola oleh OSIS dibawah bimbingan guru pendidikan agama Islam dibantu wakasek kesiswaan, hal ini di sebabkan kedua SMA tersebut tidak memiliki kepengurusan sub seksi Rohis 5. Wisata Rohani (Wisroh) Berdasarkan data yang diperoleh di lokasi penelitian baik dari hasil wawancara dengan responden ataupun informan diketahui bahwa kegiatan wisata rohani hanya diprogramkan di SMAN 1 Pelaihari dan SMA PGRI. Sedangkan SMA Dua Desember belum pernah memprogramkan kegiatan wisata rohani. Kegiatan wisata rohani yang ada di SMAN 1 Pelaihari merupakan salah satu kegiatan yang diprogramkan oleh pengurus kegiatan Rohis, dan pelaksanaannya pun hanya diikuti oleh kepengurusan sub seksi Rohis, adapun rute perjalanannya dimulai dengan ziarah ke makam Datu Insyaad Bati-Bati, makam guru Sekumpul, mesjid al-mukarramah dan pasar Martapura dan terakhir adalah rekreasi ke Bincau Banjarbaru. Sedangkan kegiatan wisata rohani yang dilaksanakan oleh SMA PGRI dikelola oleh guru pendidikan agama Islam dibantu oleh beberapa guru 4 Kementerian Agama, Panduan.. hlm.33-35

170 umum, kegiatan ini khusus diikuti oleh kelas XII dan dilaksanakan setelah selesai ujian Nasional. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan wisata rohani bagi peserta didik adalah untuk menambah wawasan dan diharapkan dapat meningkatkan keimanan mereka, hal tersebut sesuai dengan tujuan pelaksanaan kegiatan wisata rohani yang terdapat dalam panduan penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam bahwa dengan kegiatan ini diharapkan dapat menambah keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah Swt. 5 6. Peringatan Hari Besar Islam Berdasarkan sajian data pada bab IV diketahui bahwa SMAN 1 Pelaihari, SMA PGRI dan SMA Dua Desember melaksanakan peringatan hari besar Islam, adapun hari besar Islam yang diperingati oleh ketiga sekolah tersebut meliputi kegiatan Maulid Nabi Muhammad Saw dan Isra Mi raj, sedangkan kegiatan memperingati 1 Muharram (Tahun Baru Islam) dan peringatan 10 Muharram hanya dilaksanakan oleh SMAN 1 Pelaihari yang diisi dengan kegiatan bedah buku untuk peringatan 1 Muiharram dan membagi-bagikan bubur asyura kepada semua peserta didik dan guru-guru yang ada di SMAN 1 Pelaihari. Dalam peringatan Maulid Nabi dan Isra Mi raj pada ketiga sekolah yang penulis teliti dilaksanakan masing-masing satu hari sesuai penanggalan di kelender, kegiatan diisi dengan pembacaan syair Maulid habsyi dari peserta 5 Ibid.,hlm. 35

171 didik, pembukaan, pembukaan ayat suci alquran dari salah satu peserta didik, kemudian dilanjutkan dengan ceramah agama. Adapun penceramah untuk SMAN 1 Pelaihari dan SMA PGRI biasanya didatangkan dari luar sekolah, sedangkan penceramah pada kedua kegiatan tersebut di SMA Dua Desember hanya diberikan oleh salah satu tenaga pendidik dari sekolah itu sendiri. Kegiatan ditutup dengan pembacaan doa dari penceramah. Selain peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw dan Isra Mi raj, SMAN 1 Pelaihari juga memperingati hari besar Islam yang lain seperti peringatan 1 Muharram (Tahun baru Islam) dan 10 Muharram. Peringatan 1 Muharram diisi dengan kegiatan bedah buku, sedangkan untuk peringatan 10 Muharram diisi dengan pembagian bubur asyura oleh pengurus kegiatan Rohis kepada semua peserta didik dan guru-guru yang hadir pada hari itu. Berdasarkan keterangan yang diperoleh, diketahui bahwa kegiatan peringatan hari besar Islam yang dilaksanakan di SMAN 1 Pelaihari juga termasuk kegiatan yang dikelola oleh pengurus kegiatan Rohis. Adapun peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw dan Isra Mi raj yang dilaksanakan pada SMA PGRI dan SMA Dua Desember dikelola oleh OSIS masingmasing sekolah. Berdasarkan keterangan yang ada dalam panduan penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam bahwa kegiatan peringatan hari besar Islam secara teknis sebaiknya dikelola oleh peserta didik melalui pengurus kegiatan Rohis yang berada dibawah bimbingan guru pendidikan

172 agama Islam agar kegiatan peringatan hari besar Islam memiliki makna pembelajaran yang lebih bagi peserta didik. 6 9. Pengajian Berdasarkan data yang diperoleh di lokasi penelitian, diketahui bahwa kegiatan pengajian hanya dilaksanakan di SMAN 1 Pelaihari dan SMA PGRI. Teknik dan waktu pelaksanaan kegiatan pengajian pada kedua sekolah tersebut berbeda. Hal ini berdasarkan data pada bab IV bahwa SMAN 1 Pelaihari melaksanakan kegiatan pengajian setiap jumat pagi di minggu pertama setiap bulan dengan mengambil jam 1-2. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh peserta didik yang di dampingi oleh pembina kepengurusan sub seksi Rohis, kegiatan dilaksanakan di lapangan sekolah. Adapun kegiatan pengajian di SMA PGRI di laksanakan sabtu pagi setiap minggu, kegiatan ini dilaksanakan di ruang pertemuan sekolah yang diikuti peserta didik bergiliran perkelas setiap minggunya dengan di didampingi guru pendidikan agama Islam, sedangkan materinya bersambung setiap kali pertemuan. Kegiatan pengajian di SMAN 1 dan SMA PGRI bukan termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam yang diarahkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Islam. Dilihat dari waktu pelaksanaan kegiatannya, penulis lebih condong kalau kegiatan pembiasaan akhlak mulia yang meliputi kegiatan berdoa sebelum belajar dan sebelum pulang, mengucapkan salam, berperilaku 6 Ibid, hlm. 35

173 jujur,menjaga kebersihan, infaq bukan termasuk kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam, akan tetapi termasuk pada kegiatan kokurikuler. C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam Berdasarkan sajian data pada bab IV diketahui bahwa ada beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam pada ketiga Sekolah Menengah Atas yang penulis teliti baik faktor internal ataupun juga eksternal. Faktor internal yang mendukung pelaksanaan kegiatan ini meliputi adanya sarana dan prasarana yaitu mushalla dan aula di lingkungan SMAN 1 Pelaihari, dengan adanya mushalla dan aula di lingkungan sekolah memudahkan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam dilaksanakan di sekolah seperti shalat juhur berjamaah, pesantren kilat dan pertemuan mingguan untuk kepengurusan sub seksi Rohis yang dilaksanakan setiap sabtu siang. Adapun sarana dan prasarana yang mendukung pada SMA PGRI yaitu adanya ruang pertemuan yang di gunakan untuk kegiatan pengajian setiap sabtu pagi. Dengan adanya kepengurusan sub seksi Rohis SMAN 1 Pelaihari juga dapat mendukung terlaksananya kegiatan Rohis disamping juga menyebabkan banyak kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam yang diprogramkan dan dapat dilaksanakan. Peran kepala sekolah sebagai penanggung jawab utama semua kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam di sekolah juga menjadi salah satu faktor yang mendukung terlaksananya kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam

174 di sekolah, hal ini dapat dilihat dari adanya dukungan penuh dari kepala sekolah terhadap kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam yang dilaksanakan pada masing-masing sekolah, baik dukungan yang bersifat fisik berupa adanya sarana dan prasarana seperti adanya bangunan mushalla dan aula pada SMAN 1 Pelaihari, adanya ruang pertemuan pada SMA PGRI dan penggunaan ruangan kelas yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pesantren kilat pada SMA Dua Desember, disamping juga adanya alquran terjemah yang dimiliki ketiga sekolah tersebut, dan dukungan non fisik dari kepala sekolah yaitu pemikiran beliau dalam rangka memaksimalkan pemanfaatan sarana prasarana yang ada. Bukan hanya peran kepala sekolah, guru pendidikan agama Islam juga mempunyai peran yang besar terhadap pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam pada ketiga sekolah tersebut, hal ini bisa dilihat dari peran beliau sebagai petunjuk teknis dalam setiap pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam. Faktor pendukung lain adalah jumlah peserta didik yang beragama Islam lebih dominan dibanding peserta didik yang beragama non muslim pada ketiga sekolah yang penulis teliti khususnya pada SMA Dua Desember yang memiliki 100% peserta didik beragama Islam, sehingga pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam dapat dilaksanakan Adapun faktor eksternal yang mendukung pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam adalah adanya kerjasama antara pihak sekolah dengan tokoh agama atau masyarakat merupakan salah satu faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam

175 di sekolah seperti yang dilakukan oleh SMAN 1 Pelaihari dan SMA PGRI dengan mendatangkan penceramah dari luar sekolah dalam beberapa kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam seperti peringatan Maulid Nabi, Isra Mi raj, pengajian, bedah buku, ta lim dan pemberian ceramah saat kegiatan pesantren kilat serta buka puasa bersama. Letak sekolah yang strategis juga menjadi salah satu faktor eksternal yang mendukung dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam, hal ini dapat dilihat dari letak SMAN 1 Pelaihari dan SMA PGRI yang berada di wilayah perkantoran dan jauh dari perumahan penduduk serta letaknya yang mudah di jangkau. Adapun letak SMA Dua Desember berada di dalam gang dan dekat dengan perumahan penduduk, namun masih dalam kategori sunyi, sehingga tidak mengganggu kondisi saat kegiatan intrakurikuler ataupun ekstrakurikuler berlangsung. Adapun beberapa faktor internal yang menghambat dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakuirkuler pendidikan agama Islam adalah adanya kesulitan peserta didik dalam melafalkan dan menghafalkan doa yang berbahasa Arab, sehingga guru lebih sering meminta peserta didik untuk berdoa masing-masing dalam hati disamping juga karena ada beberapa kelas yang tidak semua peserta didiknya beragama Islam. Kurangnya pemahaman peserta didik tentang makna pentingnya shalat juhur berjamaah juga menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan shalat berjamaah sehingga menyebabkan mereka malas unutk mengikuti kegiatan tersebut.

176 Belum adanya bangunan mushalla sebagai sarana ibadah menjadi faktor penghambat pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam di SMA PGRI dan SMA Dua Desember, hal inilah yang menyebabkan kedua sekolah tersebut belum bisa memprogramkan pelaksanaan shalat juhur berjamaah. Belum adanya kepengurusan sub seksi rohis menjadi faktor penghambat pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam pada SMA PGRI dan SMA Dua Desember, sehingga kedua sekolah tersebut tidak memperogramkan kegiatan Rohis di sekolah masing-masing, sedangkan kegiatan Rohis merupakan salah satu kegiatan yang menjadi wahana (media) kegiatan keagamaan peserta didik. 7 7 Ibid., hlm. 33