BAB III MATERI DAN METODE. Denpasar, selama 3 bulan mulai dari Tanggal 21 Februari sampai dengan 22 Mei

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian, (3) Prosedur Penelitian, dan (4) Jadwal Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN B. BAHAN DAN ALAT 1. BAHAN 2. ALAT C. TAHAPAN PENELITIAN 1. PENELITIAN PENDAHULUAN III.

BAB III METODE PENELITIAN

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Scoresheet Uji Sensori Hedonik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro. Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,

BAB V METODOLOGI. 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

3. METODOLOGI PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. bahan tambahan. Bahan utama yaitu daging sapi bagian paha belakang (silverside)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Prosedur pelaksanaan dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap preparasi dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

III BAHAN, ALAT DAN METODE PENELITIAN. dan penelitian utama dengan rancangan perlakuan konsentrasi koji Bacillus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Worksheet Uji Rating Hedonik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

III. METODE PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium Kimia Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kadar air, total mikroba dan kesukaan telur

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Desember 2016 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Agustus 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari tahun

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program

BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 Mei 2017 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Susu Kambing. Dipasteurisasi 70 o C. Didinginkan 40 o C. Diinokulasi. Diinkubasi (sampai menggumpal) Yoghurt.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pembuatan Mie Basah Rasa Sayur Bayam Hijau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Makalah Manajemen Kewirausahaan USAHA PRODUKSI MINUMAN YOGURT KACANG MERAH. Disusun Oleh : Mega Ayu Puspitasari ( )

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan dan

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mie Berbahan Dasar Gembili

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

Transkripsi:

BAB III MATERI DAN METODE 3.1 Materi 3.1.1 Tempat dan lama penelitian Penelitan ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak dan Mikrobiologi Fakultas Peternakan Universitas Udayana Jalam P.B Sudirman Denpasar, selama 3 bulan mulai dari Tanggal 21 Februari sampai dengan 22 Mei 2015. 3.1.2 Alat dan bahan 3.1.2.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan kefir antara lain gelas ukur, sendok pengaduk, panci stainless, thermometer, toples plastik, kompor gas dan lemari pendingin. Untuk uji organoleptik digunakan cup plastik, sendok plastik, piring plastik, air mineral, format uji dan alat tulis. 3.1.2.2 Bahan penelitian Susu sapi yang digunakan dalam pembuatan kefir pada penelitian adalah susu sapi yang diperoleh dari pasar swalayan di Denpasar, kefir grain yang berfungsi sebagai starter diperoleh dari Laboratorium Teknologi Hasil Ternak dan Mikrobiologi Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Denpasar Bali dan ubi ungu (Ipomea batatas) diperoleh dari pasar Pasah Pemecutan, Denpasar Bali.

3.2 Metode penelitian 3.2.1 Rancangan penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini terdiri dari lima perlakuan dan 24 ulangan. Perlakuan tersebut antara lain: Perlakuan 1 ( K 0 ) = penyimpanan 0 hari Perlakuan 2 ( K 1 ) = penyimpanan 1 hari Perlakuan 3 ( K 3 ) = penyimpanan 3 hari Perlakuan 4 (K 5 ) = penyimpanan 5 hari Perlakuan 5 (K 7 ) = penyimpanan 7 hari 3.2.2 Persiapan penelitian 3.2.1.1 Pembuatan tepung ubi ungu Metode pembuatan tepung ubi ungu dilakukan melalui tahapan yaitu menyortir ubi ungu kualitas baik, kemudian dilanjutkan pencucian ubi ungu dengan air mengalir untuk memisahkan kotoran tanah yang menempel. Ubi yang telah dicuci dilakukan pengupasan kulit, kemudian dipotong-potong tipis dengan tujuan untuk mempercepat proses pengeringan. Proses pengeringan dilakukan dengan menggunakan oven suhu 55-60 0 C selama 24 jam. Potongan ubi yang telah dikeringkan kemudian dilakukan penggilingan dengan menggunakan blender hingga ubi ungu menjadi bubuk tepung. Hasil penghancuran ubi ungu diayak dengan menggunakan saringan berukuran lubang 100 mesh. Tepung yang lolos ayakan dapat digiling kembali sehingga memperoleh tepung ubi ungu dengan tingkat kehalusan yang baik. Untuk lebih jelasnya proses pembuatan tepung ubi ungu dapat dilihat pada Gambar 3.1

Ubi ungu Pencucian Pengupasan Pengirisan Pengeringan dengan menggunakan oven 55-60 0 C selama 24 jam Penggilingan dengan blender Pengayakan dengan saringan berlubang 100 mesh Tepung ubi ungu Gambar 3.1 Diagram alir pembuatan tepung ubi ungu Sumber : Rizy dan Zubaidah (2015) 3.2.1.2 Pelaksanaan penelitian pendahuluan (pra-penelitian) Penelitian pendahuluan dilaksanakan untuk menentukan konsentrasi terbaik pada tepung ubi ungu yang akan di fortifikasi pada kefir. Pra penelitian ini menggunakan susu sebanyak 500 ml untuk masing-masing perlakuan dengan fortifikasi tepung ubi ungu (0%, 2%, 4%, 6%, 8%) ke dalam panci dan kemudian di pasteurisasi selama 30 menit pada suhu 85 0 C dengan jalan terus diaduk, kemudian dinginkan susu mencapai suhu 28 0-30 0 C, dan kemudian inokulasi starter kefir grain sebanyak 3% (Ot es dan Cagindi, 2003) dari jumlah susu yang digunakan dan diinkubasi pada suhu 28-30 0 C selama 20 jam. Berdasarkan hasil uji hedonik diperoleh bahwa konsentrasi terbaik yaitu 4% tepung ubi ungu. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Rizky dan Zubaidah (2015), melaporkan

bahwa konsentrasi penambahan tepung ubi ungu 4% pada susu fermentasi merupakan perlakuan terbaik menurut parameter fisik, kimia, dan mikrobiologi. 3.2.3 Pelaksanaan penelitian 3.2.1.3 Pembuatan kefir ubi ungu Pembuatan kefir ubi ungu dapat dilaksanakan dalam beberapa tahapan yaitu semua alat-alat yang digunakan dicuci bersih terlebih dahulu menggunakan detergen, kemudian dibilas menggunakan aquadest. Setelah itu peralatan yang sudah kering, dibilas menggunakan alkohol 70% kemudian disterilisasi di dalam autoklaf pada suhu 121 0 C selama 15-20 detik. Penelitian ini menggunakan tepung ubi ungu konsentrasi 4% dengan masa simpan (0, 1, 3, 5, 7 hari). Tahapan yang dilaksanakan dalam pembuatan kefir ubi ungu yakni menyiapkan susu sapi segar yang dituangkan kedalam panci berukuran sedang, kemudian fortifikasi tepung ubi ungu sesuai dengan hasil prelim yaitu dengan tepung ubi ungu konsentrasi 4%. Selanjutnya dilakukan proses homogenisasi susu yang dicampur tepung ubi ungu dengan cara diaduk, kemudian disaring agar bebas dari kontaminasi. Susu yang telah difortifikasi tepung ubi ungu diletakkan di atas kompor untuk di pasteurisasi pada suhu 85 0 C selama 30 menit. Tujuan pasteurisasi tersebut untuk mematikan bakteri dalam susu yang dapat mengalahkan bakteri inokulan serta untuk menguapkan sebagian air agar kekentalan susu sesuai untuk pertumbuhan bibit starter (Effendi, 2009). Tahap selanjutnya yaitu proses pendinginan sampai suhu turun mencapai 27 0 C, kemudian inokulasi starter ke dalam susu sebanyak 3% dari jumlah susu yang digunakan (Ot es dan Cagindi, 2003), kemudian masukan susu ke dalam toples

plastik berukuran 500 ml lalu tutup rapat menggunakan aluminium foil, kemudian fermentasi pada suhu 28 0 C-30 0 C selama 20 jam Kefir ubi ungu yang telah terfermentasi dipindahkan kedalam lemari pendingin dengan suhu 4 0 C dan disimpan sampai 7 hari kedepan agar memperoleh perlakuan K 7. Dua hari kemudian susu sapi segar dengan fortifikasi tepung ubi ungu kembali lagi diproses menjadi kefir ubi ungu dengan melalui tahapan yang sama untuk memperoleh perlakuan K 5 (masa simpan 5 hari). Begitu selanjutnya susu sapi segar diolah menjadi kefir dengan fortifikasi tepung ubi ungu sesuai perlakuan masa simpan dikerjakan setiap du hari sekali melalui proses pembuatan yang sama sehingga diperoleh perlakuan K 3, K 1, dan K 0 (masa simpan 3 hari, 1 hari, dan 0 hari). Susu sapi terfermentasi dengan fortifikasi tepung ubi ungu dilakukan pengujian secara serentak pada hari ke-0. Untuk jelasnya proses pembuatan susu sapi terfermentasi dengan penambahan tepung ubi ungu dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Susu sapi segar Penambahan tepung ubi ungu konsentrasi 4% Pasteurisasi 85 0 C, selama 30 menit Turunkan suhunya sampai pada suhu kamar ± 27 0 C Inokulasi kefir grain 3% Bagi kedalam toples sesuai perlakuan (1 lt) Inkubasi pada suhu kamar (± 25-27 0 C) Selama 20 jam Simpan pada lemari es suhu 4 0 C K7 (7 hari) K5 (5 hari) K3 (3 hari) K1 (1 hari) K0 (0 hari) Uji organoleptik (Warna, Aroma, Kekentalan, Citarasa, dan Penerimaan Gambar 3.2 Skema pembuatan susu sapi terfermentasi kefir ubi ungu 3.2.4 Pengambilan sampel uji Pengujian terhadap sampel dilakukan secara serentak pada hari ke-0 (masa simpan 0 hari) terhadap semua sampel kefir ubi ungu. Sampel kefir ubi ungu disajikan dalam cup plastik kecil yang telah diberi kode tiga digit angka dengan ukuran dan jumlah yang seragam kemudian diletakkan diatas piring sterofom sesuai dengan kode sampel untuk membedakan sampel satu dengan sampel lainnya yang hanya diketahui oleh peneliti. Setelah sampel kefir siap disajikan dilakukan pengujian organoleptik oleh panelis, masing-masing panelis telah diberi format uji sebagai tempat untuk menuangkan respon penilaian. Panelis yang dipilih pada uji organoleptik yakni panelis semi terlatih. Panelis dalam uji ini terdiri dari 24 orang yang masing masing memperoleh 5

buah sampel dengan pengujian berdasarkan tingkat kesukaan mengunakan kisaran angka penilaian angka 1 sampai 5 yang menunjukkan nilai dengan urutan (1) sangat tidak suka, (2) tidak suka, (3) biasa, (4) suka, dan (5) sangat suka (Chang et al., 2010). 3.2.5 Variabel yang diamati Adapun variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah warna, aroma kekentalan, citarasa, dan penerimaan produk secara kesuluruhan. Pengujian produk dilakukan oleh panelis dengan memberikan responnya ke dalam format uji. Format uji dapat dilihat pada Gambar 3.3. Dalam uji hedonik metode yang digunakan adalah Metode Consumer Preference Test yaitu metode pengujian secara langsung dilakukan oleh panelis, yang menilai suatu sifat atau kualitas dari produk. Panelis menilai menurut tanggapan pribadi terhadap sifat hedonik dari susu sapi terfermentasi dengan fortifikasi tepung ubi ungu. Nama Panelis : Hari/ tanggal : Instruksi : Berikan tanda pada pernyataan sesuai dengan penilaia saudara terhadap (warna, aroma, kekentalan, citarasa dan penerimaan keseluruhan) Kriteria penilaian Kode sampel 615 720 825 930 110 Sangat suka Suka Biasa Tidak suka Sangat tidak suka Gambar 3.3 Format uji organoleptik

3.2.6 Analisis statistik Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis menggunakan analisis statistik non-parametrik (Kruskal-Wallis), dan apabila terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan (P<0,05) maka dilanjutkan dengan uji Mann- Whitney (Siegel, 1977) dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 (Statistical Product and Service Solutions).