BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang mobilitas barang dan

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN MERAK PROPINSI BANTEN

REDESAIN PELABUHAN ULEE LHEUE SEBAGAI PELABUHAN FERRY INTERNASIONAL DI BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Existensi proyek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. perairan dua per tiga dari luas wilayah Indonesia. Sebagai negara

KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

Tinjauan Terhadap Tarif Angkutan Kapal Cepat KM. Expres Bahari Lintas Palembang-Muntok di Pelabuhan Boom Baru Palembang

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 1.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis terhadap aspek ekonomi, juga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang berlaku walaupun terjadi secara berlanjut dalam

sektoral ditingkatkan 6. Sadar wisata berdasarkan sapta pesona diberlakukan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi berwawasan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG


BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan

PERENCANAAN ANGKUTAN TRANSPORTASI BARANG REGIONAL DI PELABUHAN BITUNG SULAWESI UTARA

Pesawat Polonia

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi bermula dari suatu penyebaran kegiatan sosial dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan/maritim yang dua pertiga

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan

BAB I PENDAHULUAN. Dikatakan sangat vital karena sebagai suatu penunjang penting dalam maju

BAB I PENDAHULUAN. Deli. Bandar merupakan sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang

TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN,

KRITERIA HIERARKI PELABUHAN

KAJIAN PENGARUH KEBERADAAN PELABUHAN TANJUNG EMAS TERHADAP LINGKUNGAN MASYARAKAT ( STUDI KASUS : KELURAHAN BANDARHARJO DAN TANJUNGMAS) TUGAS AKHIR

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1983 TENTANG PEMBINAAN KEPELABUHANAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RELOKASI TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT TANJUNG PRIOK DI ANCOL TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. lautan 38% : 62%, memiliki pulau, dimana 6000 di antaranya telah

B A B 1 P E N D A H U L U A N. bernama Pelabuhan Panjang yang merupakan salah satu Pelabuhan Laut kelas

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

- Term inal adalah tempat alat-alat pengangkutan dapat. - Terminal adalah tempat berhenti, tempat kedudukan, tempat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak di

tentang pembangunan struktur gedung melainkan banyak lagi;

I. PENDAHULUAN. 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah

BAB II GAMBARAN UMUM PEKERJA ANAK DI KOTA TANJUNGBALAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pelabuhan secara umum adalah daerah yang terlindung

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan wilayah merupakan program komprehensif dan terintegrasi dari semua kegiatan dengan mempertimbangkan

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2016

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai eksistensi buruh Batak

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.

Bab I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan dimana masing-masing pulau

BAB I PENDAHULUAN. Terminal merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan, yang memiliki garis pantai yang panjang, oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara berkembang yang terdiri dari 34 Provinsi yang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

ARAHAN PENATAAN RUANG AKTIVITAS DI PELABUHAN TANJUNG TEMBAGA DI PROBOLINGGO TUGAS AKHIR

PENTINGNYA PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA TRANSPORTASI SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN DESA DI KABUPATEN GORONTALO PROVINSI GORONTALO

STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

PP 58/1991, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PELABUHAN III MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Nias merupakian salah satu dari 17 kabupaten di Propinsi Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang mengelilinginya, Nias merupakan satu-satunya kabupaten di Propinsi Sumatera Utara yang terpisah dari daratan Sumatera. Kabupaten Nias dikelilingi oleh samudera Hindia dengan permukaan pulaunya yang agak bergunung dan berbukit di bagian tengah. Pusat pemukiman penduduk terpenting adalah Gunungsitoli, Awaay, Teluk Dalam, dan Lahewa. Melalui kota-kota ini terjadi interaksi budaya dengan masyarakat luar, terutama Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Kabupaten Nias dapat dicapai baik melalui udara maupun laut. Jalur perhubungan laut dapat ditempuh melalui jalur Sibolga-Gunungsitoli, Selain pelabuhan Gunungsitoli, terdapat pelabuhan laut kecil seperti Tello, Teluk Dalam, dan Sirombu. Pelabuhan merupakan suatu tempat atau daerah yang terletak di pinggir pantai atau sungai, dan sekitar pelabuhan ada beberapa penduduk yang bertempat tinggal di pinggir pantai atau sungai. Lama-kelamaan daerah ini mengalami perkembangan sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun, kebutuhan penduduk yang semakin meningkat untuk mencari nafkah hidupnya mereka ada yang bertani, berniaga, ataupun sebagai penjual jasa. Para penduduk yang berada di sekitar

pantai saling membutuhkan satu sama lain untuk memenuhi keperluan hidup mereka 1. Dengan keperluan masing-masing rumah tangga, mereka membutuhkan suatu tempat yang dapat dijadikan sebagai kegiatan pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Dalam kegiatan tersebut masyarakat memilih tepi pantai. Tepi pantai ini berkembang menjadi daerah Bandar perdagangan yang sering disebut sebagai pelabuhan. Demikian juga dengan berdirinya pelabuhan Gunungsitoli. Menurut Abbas Salim dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pelayaran Niaga dan Pelabuhan, pengertian pelabuhan adalah : Pengertian pelabuhan adalah suatu lingkungan kerja terdiri dari area daratan dan perairan yang dilengkapi dengan fasilitas untuk berlabuh dan bersandarnya kapalkapal guna terselenggaranya bongkar muat barang serta turun naiknya penumpang 2 dari suatu moda transportasi laut (kapal) ke moda transportasi lainnya atau sebaliknya. 3 Pelabuhan juga dapat dijadikan sebagai pintu gerbang yang dapat memperlancar hubungan antar daerah, pulau bahkan antar negara. Pelabuhan Gunungsitoli terletak di Pantai Barat Pulau Nias yang berjarak 80 mil dari Pelabuhan Sibolga. Secara administratif Pelabuhan Gunungsitoli berada di Kabupaten Nias Propinsi Sumatera Utara. Hinterland pelabuhan ini menghasilkan komoditi ekspor seperti karet, kelapa dan minyak nilam. Sejak tahun 1980 status pelabuhan ini adalah pelabuhan umum yang diusahakan terbuka untuk perdagangan dalam negeri, status tidak wajib pandu, kelas pelabuhan adalah pelabuhan kelas IV. Pelabuhan juga mendukung pembangunan dan peran serta dari masyarakat setempat. 1 Abbas Salim, Managemen Pelayaran Niaga dan Pelabuhan, Jakarta : PT Dunia Pustaka Jaya, 1995, hal. 3 2 Moda adalah jenis / bentuk 3 Ibid, hal. 10

Sejak tahun 1980 pelabuhan Gunungsitoli dikelola secara efisien serta dilengkapi dengan fasilitas yang memadai dan membawa keuntungan bagi perdagangan, perindustrian, dan hinterland tempat pelabuhan berada. Keberadaan pelabuhan ini sangat menunjang perekonomian ataupun perdagangan bagi perkembangan Kabupaten Nias dan didukung dengan sarana transportasi darat untuk memperlancar kegiatan pelabuhan, seperti pengangkutan karet serta turun naiknya penumpang dari kapal yang berlabuh. Pelabuhan sebagai terminal poin bagi kapalkapal merupakan hal yang utama dan bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem ekonomi, karena fungsinya sebagai penunjang bagi perkembangan industri, perdagangan maupun pelayaran. Kontribusinya pada perekonomian negara sangat besar. Menurut Elfrida Gultom dalam bukunya Refungsionalisasi Pengaturan Pelabuhan untuk meningkatkan Ekonomi Nasional, ada dua hal yang disumbangkan oleh pelabuhan untuk meningkatkan perekonoian nasional yaitu : berupa pajak-pajak atau deviden yang diberikan kepada pemerintah pusat atau daerah, demikian juga secara langsung berupa perolehan pendapatan pada jenis-jenis usaha lain yang dapat dikelola oleh masyarakat di lokasi pelabuhan, dan bertumbuhnya usaha-usaha lain di daerah belakang (hinterland) 4 yang digerakkan oleh adanya aktivitas pelabuhan dan pada gilirannya akan memberikan nilai tambah ekonomi pada daerah sekitar atau belakang pelabuhan. 5 Kegiatan ekonomi yang berlangsung di dalam maupun di luar pelabuhan Gunungsitoli sejak tahun 1980 hingga tahun 1990 memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar khususnya masyarakat Kelurahan Pasar dan Labuhan Angin, 4 Hinterland adalah daratan atau daerah pedalaman yang langsung berbatasan dengan wilayah pantai, ataupun wilayah yang dilayani suatu pelabuhan dengan segala fasilitasnya 5 Elfrida Gultom, Refungsionalisasi Pengaturan Pelabuhan untuk meningkatkan Ekonomi Nasional, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006, hal. 5-6

di antaranya ada sebagai awak kapal, pedagang, buruh pelabuhan, karyawan dan juga pemberi jasa lainnya seperti calo 6. Pada umumnya masyarakat di sekitar pelabuhan lebih dominan mengisi lapangan pekerjaan baik itu sabagai karyawan, buruh, pedagang maupun pemberi jasa lainnya dan sebagian berasal dari luar daerah pelabuhan. Pelabuhan Gunungsitoli memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat baik itu dalam bidang perekonomian, pendidikan serta perkembangan pembangunan di Gunungsitoli. Pembangunan yang ada tidak terlepas dari peran aktif atau andil masyarakat Gunungsitoli dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat. Pertumbuhan pembangunan bagi daerah Gunungsitoli dapat memperbaiki keadaan sarana ekonomi dan sarana sosial di daerah tersebut. Sarana-sarana yang menjadi prioritas utama adalah perbaikan jalan, keadaan pelabuhan yang didukung berbagai sektor, fasilitas kebersihan, air minum, dan tenaga listrik. Pembangunan yang ada merupakan prasarana yang dibuat pemerintah dalam rangka pembangunan nasional untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan bagi masyarakat yang adil dan bijaksana. 7 Berdasarakan pemikiran di atas, penulis mencoba mengkaji permasalahan mengenai pelabuhan yang ada di Gunungsitoli dengan judul Perkembangan Pelabuhan Gunungsitoli Dalam Menunjang Pembangunan di Kabupaten Nias (1980-1990). Alasan penulis mengambil judul di atas karena tahun 1980 Pelabuhan Gunungsitoli resmi menjadi Perusahaan Umum, yang sebelumnya merupakan Perusahaan Negara, dan beroperasi pada Pelabuhan yang baru dan pada tahun 1990 6 Calo adalah orang yang menjual tiket secara illegal. 7 Anwar Nasution, (editor), Peluang dan Tantangan Pembangunan sampai 1985, Jakarta : Sinar Harapan, 1984, hal.131

pelabuhan ini sudah mengalami perkembangan dan mempunyai peranan yang dominan dalam kegiatan perdagangan, sarana transportasi kelautan yang aman, murah, lancar, cepat, mudah, teratur dan nyaman. Selain itu keberadaan pelabuhan Gunungsitoli memberikan pengaruh yang sangat dominan terhadap mata pencaharian penduduk sehingga taraf kehidupan masyarakat meningkat, ini mendorong naiknya tingkat kehidupan ekonomi, sosial masyarakat. 2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kegiatan pelabuhan Gunungsitoli 2. Bagaimana peranan pelabuhan Gunungsitoli dalam mendukung pembangunan di Kabupaten Nias 3. Bagaimana pengaruh aktifitas pelabuhan Gunungsitoli terhadap pembangunan di Kabupaten Nias. 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Secara umum penelitian yang dilakukan seorang peneliti bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lengkap terhadap permasalahan yang diteliti. Oleh karena itu penelitian yang akan dilakukan ini juga mempunyai tujuan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menjelaskan fungsi dan kegiatan pelabuhan Gunungsitoli 2. Menjelaskan peranan pelabuhan Gunungsitoli dalam mendukung pembangunan di Kabupaten Nias

3. Menjelaskan pengaruh aktifitas pelabuhan Gunungsitoli terhadap pembangunan di Kabupaten Nias. Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Dapat memberikan sumbangan pemahaman mengenai keberadaan pelabuhan Gunungsitoli di Kabupaten Nias 2. Memberikan informasi mengenai perkembangan pelabuhan Gunungsitoli kepada lingkungan akademis. 3. Menambah distribusi dan pengkajian sejarah Kabupaten Nias 4. Tinjauan Pustaka Pelabuhan merupakan suatu jembatan antar daratan dan lautan sebagai sarana aktifitas manusia. Agar perdagangan di pelabuhan mengalami kemajuan perlu pengaturan dan pengolahan yang baik dan efisien. Dengan pengolahan yang baik dan efisien, pelabuhan dapat memberikan pelayanan bagi pengguna jasa pelabuhan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh H. A. Abbass Salm, dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pelayaran Niaga dan Pelabuhan bahwa secara umum dapat dikemukakan kegiatan yang dilakukan mendapat pengaturan performansi pelabuhan dalam arti kelancaran operasi untuk mencapai efisiensi yang lebih matang. Dengan teraturnya pengolahan pelabuhan memberikan pelayanan terhadap pelanggannya. Dalam memberikan penggunaan fasilitas pelabuhan yang tepat terhadap kapal untuk memakai jasa perairan.

Menurut Bambang dalam bukunya pelabuhan (1996), pelabuhan dapat diartikan sebagai daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk bongkar muatannya, dan gudang-gudang dimana barang-barang disimpan dalam waktu yang lebih lama selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan. Terminal ini dilengkapi dengan jalan raya atau saluran pelayaran darat. Tipe-tipe dalam pelabuhan, mempunyai fungsi-fungsi tersendiri. Antara lain adalah dari segi penyelenggaraan, pengusahaannya, fungsi dalam perdagangan nasional dan internasional, segi kegunaan dan letak geografisnya. Seperti halnya untuk mencapai semua itu ada beberapa faktor yang perlu diketahui misalkan kemudahan dalam menggunakan fasilitas pelabuhannya serta fungsi. Menurut S. Kramadibrata dalam bukunya Perencanaan Pelabuhan menyatakan bahwa : Pelabuhan sebagai titik simpul yang merupakan suatu jembatan antar daratan dan lautan sebagai sarana aktivitas manusia memerlukan suatu perencanaan yang efisien sehingga menghasilkan keseimbangan di berbagai sektor kehidupan masyarakat. Sektor-sektor tersebut meliputi sektor sosial, sektor ekonomi, sektor teknologi dan administrasi. Semua sektor tersebut saling berkesinambungan satu sama lainnya Dalam tinjauan pustaka ini, memang tidak dipaparkan secara historis, namun buku-buku yang ada dapat dijadikan sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini.

5.Metode Penelitian Penulisan dalam skripsi ini adalah pengkajian terhadap peristiwa masa lampau, Untuk itu, penulis menggunakan metode penelitian historis. Dengan metode ini penulis berusaha untuk mencari penjelasan tentang masa lampau dengan harapan akan ditemukan suatu generalisasi yang berguna untuk memahami kenyataankenyataan sejarah. Untuk memperoleh data yang akurat perlu dilakukan suatu penyusunan metode, tujuannya agar penelitian dapat berjalan dengan baik serta dapat memahami secara akurat objek penelitian yang dimaksud. Untuk mencapai suatu hasil yang maksimal perlu dilakukan tahapan demi tahapan. Tahapan pertama yang dilakukan adalah Heuristik dengan mengumpulkan data, fakta-fakta dan sumber yang sesuai dan mendukung objek yang diteliti. Pengumpulan sumber-sumber sejarah ini dilakukan dengan cara wawancara dan penelitian pustaka. Melalui sumber lisan, penulis melakukan wawancara tidak berstruktur, bagaimana perkembangan pelabuhan menurut masyarakat kabupaten Nias terutama kepada para pegawai pelabuhan, para nelayan, buruh pelabuhan, dan pengguna jasa pelabuhan. Para informan telah menguraikan baik sisi perkembangannya ataupun pelayanan pelabuhan. Selain itu juga mengumpulkan datadata mengenai angka-angka perkembangan produksi jasa pelabuhan dan juga pendapatan jasa pelabuhan sehingga penulis dapat melihat perkembangan yang terjadi dari tahun ke tahun. Selain itu wawancara berstruktur mengupayakan pandangan masyarakat Kabupaten Nias mengenai pelabuhan yang telah memberikan topangan hidup bagi sebahagian masyarakat kabupaten Nias.

Untuk melengkapi sumber-sumber selanjutnya dilakukan juga studi pustaka yaitu dengan membaca buku-buku, majalah atau referensi yang ada hubungannya dengan pelabuhan yang diteliti. Sumber-sumber yang didapat dari studi pustaka digabungkan dan kemudian dijabarkan secara sistematis hingga dapat diwujudkan dalam bentuk penulisan. Tahapan kedua yang dilakukan adalah Kritik Sumber. Setelah data-data terkumpul maka digunakan kritik intern dan kritik ekstern. Kritik intern yaitu berupa pengujian atas keaslian isi data yang di peroleh, apakah data tersebut dapat dipercaya berdasarkan komposisi dan legalitas data tersebut. Kemudian kritik ekstern meliputi berbagai sumber yang dikumpulkan baik berupa dokumen atau pustaka dimana aspek fisiknya tersebut diuji dengan memperhatikan aspek dominan yang mempengaruhi kondisi dokumen itu, seperti gaya bahasa, jenis tulisan, ejaan yang digunakan sehingga mendapatkan sumber yang autentik Tahapan ketiga yang dilakukan adalah Interpretasi, data yang diperoleh dianalisis sehingga melahirkan suatu analisis yang sifatnya lebih objektif dan ilmiah dari objek yang diteliti. sumber yang diperoleh merupakan perekat atau penghubung sumber dari sumber yang satu ke sumber yang lain. Tahapan keempat yang dilakukan adalah Historiografi, yakni penyusunan karya ilmiah yang dapat dipercaya menjadi suatu kisah atau kajian yang menarik yang akhirnya menjadi suatu penulisan sejarah.