ANALISA PENGGUNAAN LENSA SILINDER UNTUK MENGUBAH BENTUK BERKAS LASER DIODA MENJADI BENTUK GARIS

dokumen-dokumen yang mirip
KOREKSI BENTUK BERKAS CAHAYA LASER DIODA MENGGUNAKAN LENSA SILINDER Ahmad Fauzi*, Minarni

ANALISA POINTING STABILITY SINAR LASER MENGGUNAKAN QUADRANT PHOTODIODE (QPD)

SISTEM OPTIK INTERFEROMETER MICHELSON MENGGUNAKAN DUA SUMBER LASER UNTUK MEMPEROLEH POLA FRINJI. Yayuk Widamarti*, Minarni, Maksi Ginting

PENGUKURAN NILAI PANJANG KOHERENSI DUA SUMBER LASER MENGGUNAKAN INTERFEROMETER MICHELSON

Keywords : Optical flat, Fringe pattern, beam splitter, contack methode, interferometer Michelson methode.

Pengukuran Panjang Gelombang Cahaya Laser Dioda Mengunakan Kisi Difraksi Refleksi dan Transmisi

Comercial lamp, Michelson interferometer, prism spectroscope, color spectrum, coherence

RANCANG BANGUN SISTEM DETEKSI POLA FRINJI UNTUK INTERFEROMETER MICHELSON

ANALISA PEREKAMAN DAN REKONSTRUKSI HOLOGRAFI DIGITAL MIKROSKOPIK PADA KACA PREPARAT MENGGUNAKAN METODE IN-LINE. Mahasiswa Jurusan Fisika 2

RANCANG BANGUN SISTEM DETEKSI FLUORESENSI KLOROFIL DAUN BAYAM BERBASIS FOTODIODA. Muhammad Zaini Afdlan*, Minarni, Zulkarnain

ANALISIS KUAT TEKAN BETON TANPA TULANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE UJI TAK RUSAK BERDASARKAN KECEPATAN GELOMBANG SONIK

Pembuatan Model Laser Nd-YAG Gelombang Kontinyu Daya Rendah

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Review Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran

Pengukuran Panjang Gelombang Cahaya Laser Dioda Menggunakan Kisi Difraksi Refleksi dan Transmisi

ANALISIS POLA INTERFERENSI CELAH BANYAK UNTUK MENENTUKAN PANJANG GELOMBANG LASER He-Ne DAN LASER DIODA

Oleh : Ius Kusnara

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

RANCANG BANGUN PENGATUR ARUS UNTUK TIGA PANJANG GELOMBANG LASER DIODA YANG BERBEDA. Mahasiswa Program S1Fisika. Dosen Jurusan Fisika

KONVERSI ENERGI CAHAYA MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN DIODA SILIKON 6A10 MIC. Retno Wulandari*, Maksi Ginting, Antonius Surbakti

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

STUDI ORIENTASI PEMASANGAN PANEL SURYA POLY CRYSTALLINE SILICON DI AREA UNIVERSITAS RIAU DENGAN RANGKAIAN SERI-PARALEL

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 10 FISIKA

Pengukuran Panjang Koherensi Menggunakan Interferometer Michelson

BAB 3 RANCANG BANGUN EKSPERIMEN SISTEM INTERFEROMETER SAGNAC

RANCANG BANGUN LASER UNTUK PEMBELAJARAN OPTIKA DALAM MENENTUKAN INDEKS BIAS DAN DIFRAKSI KISI. Puji Hariati Winingsih

Antiremed Kelas 08 Fisika

PENGARUH KOSENTRASI GULA DAN VARIASI MEDAN LISTRIK DALAM MADU LOKAL TERHADAP PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI

Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson untuk Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA

PEMANFAATAN KAMERA WIRELESS SEBAGAI PEMANTAU KEADAAN PADA ANTICRASH ULTRASONIC ROBOT

ANALISA PENGARUH SUDUT PENYINARAN TERHADAP GRAY VALUE PADA POLA SPEKEL BUAH APEL MENGGUNAKAN METODE LASER SPECKLE IMAGING. Mahasiswa Jurusan Fisika

PERANCANGAN PENYEBARAN DAYA PADA SINGLE-MODE FIBER DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN LITHIUM NIOBATE (LiNbO 3 ) DAN PARAFIN (C 20 H 42 )

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

PENGUKURAN PANJANG GELOMBANG DENGAN TEKNIK DIFRAKSI FRAUNHOFER MENGGUNAKAN CELAH SEMPIT BERBENTUK LINGKARAN

spektrometer yang terbatas. Alat yang sulit untuk diperoleh membuat penelitian tentang spektrum cahaya jarang dilakukan. Padahal penelitian tentang

CAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus.

INTERFEROMETER MICHELSON DAN CCD WEBCAM SEBAGAI PENENTU FREKUENSI GETAR OBJEK

PEMBUATAN HOLOGRAM TRANSMISI

Penentuan Nilai Panjang Koherensi Laser Menggunakan Interferometer Michelson

MODUL 1 INTERFEROMETER DAN PRINSIP BABINET

Lectura Volume 01, Nomor 01, Februari 2010, hlm 72-80

JARAK FOKUS LENSA TIPIS

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. mulai bulan Maret 2011 sampai bulan November Alat alat yang digunakan dalam peneletian ini adalah

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar.

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

SISTEM PENGUKURAN PANJANG GELOMBANG LASER 633 nm DI PUSLIT KIM LIPI

EKSPERIMEN FISIKA DASAR II

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN PEREKAMAN POLA DIFRAKSI

UJI KESEMPURNAAN LENSA BERDASARKAN SIFAT ABERASI LENSA MENGGUNAKAN METODE INTERFEROMETER TWYMAN-GREEN Oleh Indah Warni J2D002202

Perancangan dan Pengujian Sistem Pengukuran Sinar UV Dari Intensitas Matahari.

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita

Interferometer Michelson

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung.

ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PENGUKURAN JARAK DAN TINGGI OBJEK BERBASIS KAMERA PADA PERANGKAT MOBILE

Guntur Maruto, Kusminarto, Arief Hermanto dan Pekik Nurwantoro

PENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN R-LAB. Pengukuran Panjang Gelombang Laser

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014.

2 Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 3 Departemen FISIKA FMIPA USU

Abstrak Key words: Pendahuluan

BAB III OPTIK. 2. Pemantulan teratur : terjadi jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang halus atau rata.

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No.2 (2017), hal ISSN : X

TUGAS TEKNIK OPTIK RESUME FOTOMETRI DAN RADIOMETRI

FIS 1 A. PENDAHULUAN C. PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN B. PEMANTULAN CAHAYA

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

KISI DIFRAKSI (2016) Kisi Difraksi

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

PENDALAMAN MATERI CAHAYA

A. PENGERTIAN difraksi Difraksi

DIFRAKSI FRAUNHOFER CELAH TUNGGAL DENGAN DAN TANPA MENGGUNAKAN LENSA POSITIF SEBAGAI PEMFOKUS

PENGEMBANGAN SENSOR JARAK GP2Y0A02YK0F UNTUK MEMBUAT ALAT PENGUKUR KETINGGIAN PASANG SURUT (PASUT) AIR LAUT

Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Gula Dengan Menggunakan Interferometer Michelson

drimbajoe.wordpress.com

2. SISTEM OPTIK DALAM FOTOGRAMETRI

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson

ANALISIS INTERFERENSI CAHAYA LASER TERHAMBUR MENGGUNAKAN CERMIN DATAR BERDEBU UNTUK MENENTUKAN INDEKS BIAS KACA

BAB III METODE PENELITIAN. Mulyorejo Surabaya pada bulan Februari 2012 sampai bulan Juni 2012.

BAB II PEMBAHASAN. Gambar 2.1 Lenturan Gelombang yang Melalui Celah Sempit

BAB I PENDAHULUAN. Spektrum elektromagnetik yang mampu dideteksi oleh mata manusia

fisika CAHAYA DAN OPTIK

M-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK

DAN KONSENTRASI SAMPEL

PENGEMBANGAN SISTEM MEKANIK PADA SPEKTROMETER UNTUK MENGUKUR SPEKTRUM CAHAYA SUMBER

PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK MEMANASKAN AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR PARABOLA MEMAKAI CERMIN SEBAGAI REFLEKTOR

DAYA KELUARAN PANEL SURYA SILIKON POLI KRISTALIN PADA CUACA NORMAL DAN CUACA BERASAP DENGAN SUSUNAN ARRAY PARALEL

Transkripsi:

ANALISA PENGGUNAAN LENSA SILINDER UNTUK MENGUBAH BENTUK BERKAS LASER DIODA MENJADI BENTUK GARIS Muhaad Mashuri*, Minarni, Sugianto Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia muhaadmashuri08@gmail.com ABSTRACT A research on the application of cylindrical lenses to change beam shape of diode lasers from eliptical to line shape has been conducted. The beam characteristic of the lasers before and after using the lenses were analyzed by a calibrated photodiode and a CCD camera. The distance between CCD camera and the lenses were also varied to obtain the optimal length of the line. The diode lasers used were λ=830 nm Coherent diode laser with beam size 0,6 and 0,9 in x and y axis and λ=638 nm Aixiz diode laser with beam size 1,2 and 1,6 in x and y axis were used. Three cylindrical lenses with three different focal length were used whice were 50, 75, and 95 respectively. The results showed that the maximum line lengths (L) of λ=830 nm diode laser were 1,86, 2,55, and 1,39 respectively. For the λ=638 nm diode laser the maximum line length (L) were 3,74, 4,32, and 3,87 respectively to the same focal length. The result also showed that the bigger λ produced the shorter line (L) than the smaller λ. For the biggest focus need the longest distance (z) to produce the longest line. Keywords: Diode laser, Beam analysis, Cylindrical lens, Line laser. ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang penggunaan lensa silinder untuk mengubah bentuk berkas laser dioda menjadi bentuk garis. Berkas cahaya laser dioda yang berbentuk elips diubah menjadi bentuk garis menggunakan beberapa lensa silinder dengan fokus yang berbeda, karakteristik berkas dianalisa menggunakan fotodioda dan kamera CCD. Jarak antara kamera CCD dan lensa silinder divariasikan untuk memperoleh bentuk garis yang terbaik. Laser dioda yang digunakan adalah laser dioda λ=830 nm merk Coherent yang memiliki lebar berkas di sumbu x dan y masing-masing 0,6 dan 0,9. Laser dioda kedua adalah laser dioda λ=638 nm merk Aixiz yang memiliki lebar berkas di sumbu x dan y masing-masing 1,2 dan 1,6. Lensa silinder yang digunakan adalah lensa dengan panjang fokus 50, 75 dan 95. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang maksimal yang terbentuk menggunakan laser dioda λ=830 nm adalah 1,86, 2,55, 1,39 untuk masing-masing lensa JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 228

dengan panjang fokus 50, 75, dan 95. Laser dioda λ=638 nm menghasilkan panjang maksimal 3,74, 4,32, 3,87 dengan masing-masing panjang fokus yang sama. λ yang lebih besar menghasilkan yang lebih pendek dari λ yang kecil. Fokus yang lebih besar membutuhkan jarak (z) yang lebih jauh untuk mendapatkan hasil maksimal. Kata kunci: Laser dioda, Analisa berkas, Lensa silinder, Laser garis. PENDAHULUAN Berbeda dengan cahaya lampu biasa sinar laser yang mempunyai sifat monokromatik, koheren, dan sefase yang dapat merambat lurus, menembus benda bening, dan dapat dipantulkan ke segala arah. Oleh karena itu kini telah banyak peralatan yang menggunakan komponen laser seperti pembaca kode harga di kasir pasar swalayan, laser-printer, compact - disk player, pemandu pesawat jet, pertunjukan laser dalam festival musik dan scanner (Pikatan, 1991). Laser dapat dibedakan berdasarkan material aktifnya yaitu laser zat padat bahan aktifnya berupa zat padat, seperti laser Ruby, laser Nd-YAG, laser semikonduktor (dioda), laser gas adalah laser yang bahan aktifnya berupa gas seperti laser N 2, laser HeNe, laser CO 2, sedangkan laser zat cair dengan bahan aktif berupa zat cair seperti laser zat warna (dye lasers). Laser dioda adalah termasuk laser yang sangat banyak digunakan dalam aplikasi teknologi pada saat ini. Laser dioda merupakan sejenis dioda dimana media aktifnya menggunakan sebuah semikonduktor sambungan p-n yang mirip dengan dioda pemancar cahaya (LED). Laser dioda juga merupakan salah satu jenis laser yang banyak digunakan dalam aplikasi teknologi modern saat ini karena selain proses pembuatan laser dioda yang sangat efisien, sumber bahannya juga mudah didapatkan dan bentuknya relatif lebih praktis dari laser-laser lainnya. Laser dioda mempunyai kelemahan pada keluaran berkas sinarnya yang menyebar dan berbentuk elips. Selain itu kecerahan berkas yang dihasilkan juga rendah dan tidak stabil. Dibutuhkan power supply yang dapat mengatur tegangan kepada laser dioda (Wang, 2001). Berkas laser dioda yang elips dapat diubah sesuai dengan yang diinginkan atau yang dibutuhkan, misalnya dalam penelitian yang membutuhkan berkas laser dioda berbentuk bulat, komponen optik perlu ditambah agar dihasilkan keluaran berkas laser bulat. Begitu juga dalam bidang industri misalnya dalam scanner dan peralatan pembaca kode harga dibutuhkan keluaran berkas laser dioda berbentuk garis maka dengan menambah beberapa komponen optik lain dapat mengubah keluaran tersebut menjadi berbentuk garis. Untuk mengubah bentuk keluaran tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu menggunakan lensa cembung, sepasang prisma anamorfik, dan lensa silinder (Mansuripur, 2002). Pada penelitian ini, tiga lensa silinder dengan panjang fokus berbeda akan digunakan untuk mengubah bentuk berkas cahaya laser dioda menjadi berbentuk garis yang digunakan pada peralatan scanner. Pengaruh panjang fokus lensa, panjang gelombang cahaya yang digunakan, jarak lensa silinder terhadap layar, terhadap panjang dan lebar garis berkas yang dihasilkan akan JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 229

dibahas. Untuk menganalisa hasil berkas keluaran tersebut, layar kertas dan kamera CCD (Change-Coupled Device) digunakan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen. Rangkaian percobaan terdiri dari sebuah laser dioda, Filter ND (Neutral Density), lensa silinder, power supply, fotodetektor, kamera CCD dan Program ToupView seperti pada Gambar 1. Filter ND digunakan untuk memperkecil intensitas berkas sinar laser sedangkan lensa sebagai kolimator berfungsi untuk mengkolimasi atau mensejajarkan berkas laser dioda yang bersifat divergen. Pembentukan berkas sinar laser dioda dari bentuk elips menjadi garis dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama pemasangan lensa pada penyangga, tahap kedua pengaturan jarak antara layar terhadap lensa silinder yang nantinya akan divariasikan dan tahap ketiga penangkapan berkas sinar laser dengan fotodetektor. Fotodetektor yang digunakan adalah fotodioda untuk mengkur lebar berkas sebelum menggunakan lensa silinder dan kamera CCD/CMOS untuk pengambilan gambar dan selanjutnya akan dianalisa. Susunan alat pada rangkaian peneletian ini diatur sedemikian rupa sehingga didapatkan hasil berkas yang maksimal dan menyesuaikan diri dengan meja optik yang tersedia. Cermin datar digunakan untuk membelokkan sinar. Gambar 1. Skema alat mendeteksi berkas sinar laser dioda menggunakan lensa silinder JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 230

Penelitian dilakukan menggunakan dua laser dioda yaitu dengan λ=830 nm dan λ= 638 nm dan lensa silinder dengan fokus 50, 75, dan 95. Hasil perhitungan panjang yang terbentuk setelah melewati lensa silinder dihitung dengan menggunakan persamaan: L = 2 r 0 (z+f) f (1) dimana, L adalah panjang garis yang terbentuk setelah melewati lensa silinder, r 0 adalah jari-jari berkas laser sebelum melewati lensa silinder, ƒ adalah fokus lensa silinder yang digunakan, dan z adalah jarak antara layar terhadap lensa silinder. tidak dapat diukur karena Power meter yang tersedia hanya mampu mengukur daya laser dengan daya maksimal 40 mw. Gambar 2 merupakan bentuk berkas laser dioda λ= 830 nm sebelum melewati lensa silinder dan Gambar 3 merupakan lebar berkas laser dioda λ= 830 nm sebelum menggunakan lensa silinder pada sumbu x = 0,6 dan pada sumbu y = 0,9. Gambar 4 merupakan bentuk berkas sinar laser dioda setelah melewati lensa silinder dengan panjang fokus 50, 75 dan 95. HASIL DAN PEMBAHASAN Laser dioda λ = 830 nm atau laser inframerah ini merupakan laser kelas IIIB yang memiliki daya keluaran sebesar 50 mw. Laser inframerah dapat dilihat dengan alat bantu detector card dan kamera CCD. Daya laser mula-mula Gambar 2. Bentuk berkas sinar laser dioda λ=830 nm sebelum melewati lensa silinder. Gambar 3. Lebar berkas laser dioda λ=830 nm sebelum menggunakan lensa silinder. JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 231

(a) (b) (c) Gambar 4. Bentuk keluaran berkas laser λ=830 nm setelah melewati lensa silinder, (a) fokus 50, (b) fokus 75, (c) fokus 95. Laser dioda λ= 638 nm adalah laser yang tergolong pada kelas 3 B, Laser dioda 638 nm ini merupakan laser dioda warna merah yang daya keluarannya dapat divariasikan dengan memberikan tegangan masukan 12 Volt dan arus maksimal 0.2 Ampere. Berkas sinar laser dioda λ= 638 nm ini cukup dilemahkan dengan ND filter NE 40 B. Lebar berkas laser diamati dengan menggunakan fotodioda dan langsung dihitung dengan metode FWHM. Gambar 5. menunjukkan gambar berkas laser sebelum menggunakan lensa silinder. Gambar 5. Bentuk berkas sinar laser dioda λ= 638 nm sebelum melewati lensa silinder. Gambar 6. Mengukur lebar berkas laser dioda λ= 638 nm menggunakan metode FWHM. JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 232

Lebar berkas laser sebelum menggunakan lensa silinder pada sumbu y = 1,6 dan pada sumbu x = 1,2. Gambar 7. merupakan berkas laser setelah melewati lensa silinder diamati dengan menggunakan kamera CCD. Pada penelitian ini, Jarak kamera CCD divariasikan terhadap lensa silinder setiap 0,5. gambar yang ditangkap oleh kamera CCD dihitung panjang yang terbentuk menggunakan program Sofware ToupView. (a) (b) (c ) Gambar 7. Bentuk keluaran berkas laser diode λ= 638 nm setelah menggunakan lensa silinder, (a) ƒ=50, (b) ƒ=75, (c) ƒ=95 Pengukuran dengan program Sofware ToupView menghasilkan panjang dalam satuan pixel, maka perlu kalibrasi pixel ke millimeter. Kalibrasi dilakukan dengan metode flat ring. Gambar 5 adalah hasil gambar kalibrasi pixel ke millimeter dengan metode flat ring. Gambar 8. Kalibrasi pixel ke millimeter dengan metode flat ring. Tabel 1. Merupakan hasil pengukuran kalibrasi pixel ke millimeter. Hasil perhitungan didapatkan kalibrasi yaitu 0,0061 /pixel. Tabel 1. Kalibrasi pixel ke millimeter dengan metode flat ring. No. Diameter luar () Diameter dalam () Lebar ring (pixel) 1 12,64 6,62 483,335 2 12,62 6,64 486,744 3 12,63 6,63 485,022 Ratarata 12,63 6,63 485,033 Tabel 2. Merupakan tabel data perbandingan panjang maksimal yang dihasilkan oleh laser dioda λ= 830 nm setelah melewati lensa silinder antara pengukuran dan perhitungan. Tabel 3 Merupakan tabel data perbandingan panjang maksimal yang dihasilkan oleh laser dioda λ= 638 nm setelah melewati lensa silinder antara pengukuran dan perhitungan. JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 233

Tabel 2. Lensa (f) 50 75 95 maksimal laser dioda λ= 830 nm setelah melewati lensa silinder. Jarak (z) 5,5 cm pengukuran perhitungan 1,87 1,89 9 cm 2,55 1,98 11 cm 1,39 1,94 Tabel 3. maksimal laser dioda λ=638 nm setelah melewati lensa silinder. Lensa (f) 50 75 95 Jarak (z) pengukuran perhitungan 6 cm 3,74 3,52 9 cm 4,32 3,52 11 cm KESIMPULAN 3,87 3,45 Lensa silinder dengan panjang fokus yang berbeda telah dapat digunakan untuk mengubah bentuk berkas sinar laser dioda λ= 830 nm dan laser dioda λ= 638 nm dari bentuk elips ke bentuk garis. Lebar berkas laser dioda λ= 830 nm sebelum menggunakan lensa silinder pada sumbu x = 0,6 dan pada sumbu y = 0,9. Berkas sinar laser dioda λ=830 nm diubah dari bentuk elips ke bentuk garis, panjang garis diukur berdasarkan dari gambar yang direkam kamera CCD, panjang garis maksimal yang dihasilkan oleh masingmasing lensa silinder dengan panjang fokus 50, 75, dan 95 adalah 1,87, 2,55, dan 1,39. Sinar laser dioda λ= 638 nm memiliki berkas awal yang berbeda dengan berkas laser dioda λ= 830 nm. Lebar berkas laser dioda sebelum menggunakan lensa silinder pada sumbu x = 1,2 dan pada sumbu y = 1,6. garis maksimal yang dihasilkan oleh masing-masing lensa silinder dengan panjang fokus 50, 75, dan 95 adalah 3,74, 4,32, dan 3,87. Hasil pengukuran yang diperoleh menggunakan kamera CCD tersebut di bandingkan dengan hasil perhitungan dengan persamaan 1. Hasil perhitungan untuk laser dioda λ= 830 nm dengan fokus 50, 75, dan 95 adalah 1,89, 1,98 dan 1,94 untuk masing-masing fokus. Hasil perhitungan untuk laser dioda λ= 638 nm adalah 3,52, 3,52 dan 3,45 untuk masing-masing fokus yang sama. λ yang lebih besar menghasilkan yang lebih pendek dari λ yang kecil. Fokus yang lebih besar membutuhkan jarak (z) yang lebih jauh untuk mendapatkan hasil maksimal. DAFTAR PUSTAKA Mansuripur, M. dan Wright, E. M. 2002. The optics of semiconductor diode lasers. J. Optics and photonics news July 2002: 57-61 Pikatan, S. 1991. Laser, di dalam seminar Intern FT. Ubaya, Kristal no. 4/Juni. Wang, P.Y. 2001. Beam-shaping optics delivers high-power beams. Laser Focus Magazine. JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 234