112 V. KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI Bab ini akan menjelaskan kesimpulan akhir dari hasil analisis data dan pembahasan terkait dengan tujuan penelitian, kemudian dijelaskan pula mengenai faktor-faktor yang teridentifikasi dapat mempengaruhi penerapan unsur kegiatan pengendalian PP nomor 60 tahun 2008 di KAI. 5.1 Kesimpulan Hasil analisis terhadap pemenuhan dua belas butir penerapan kegiatan pengendalian yang sekurang-kurangnya dapat diterapkan oleh KAI, disimpulkan bahwa kegiatan pengendalian di KAI secara keseluruhan telah sesuai dengan yang diamanatkan pemerintah melalui PP nomor 60 tahun 2008 tentang SPIP. Hanya saja dalam pengelolaan sistem informasi terdapat keterbatasan sumber daya yang memiliki kompetensi dan menguasai bidang IT, sehingga KAI belum dapat melakukan mitigasi terhadap resiko dari aspek sistem informasi. Kegiatan pengendalian yang dilaksanakan KAI belum sepenuhnya berbasis pada hasil penilaian resiko, serta belum terdapat dokumen resmi terkait kebijakan dari pimpinan UGM terhadap penerapan kegiatan pengendalian menggunakan pendekatan SPIP dalam PP nomor 60 tahun 2008, dan yang diteruskan dalam Permendiknas nomor 44 tahun 2011 tentang SPIP di Lingkungan Kemdiknas (sekarang Kemdikbud). KAI merupakan satuan tugas yang telah melaksanakan kegiatan pengendalian di dalam internal organisasi UGM. Daftar uji dalam lampiran PP nomor 60 tahun 2008 tentang SPIP dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menilai kesesuaian penerapan
113 unsur kegiatan pengendalian di satuan kerja pemerintah manapun, hal yang membedakan adalah tugas, fungsi, karakteristik, dan kompleksitas dari masingmasing satuan kerja pemerintah tersebut. Dari hasil analisis dan pembahasan terhadap penerapan dua belas butir unsur kegiatan pengendalian PP nomor 60 tahun 2008, teridentifikasi adanya beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dalam penerapannya di KAI UGM, sebagai berikut: 1. Komitmen Kegiatan pengendalian merupakan sarana untuk mendapatkan keyakinan bahwa penyelenggaraan organisasi sudah berjalan dengan efisien dan efektiv, memiliki akuntabilitas dalam pelaporan keuangan, aset-aset dipelihara dan dimanfaatkan dengan optimal untuk menunjang pelaksanaan kegiatan, serta tidak melanggar aturan dan ketentuan hukum yang berlaku. Kegiatan pengendalian harus menjadi bagian integral, mencakup seluruh aspek dalam fungsi-fungsi manajemen yang ada dalam organisasi. Pergantian pimpinan di UGM juga berpengaruh terhadap penerapan kegiatan pengendalian di KAI, pimpinan UGM memiliki peranan yang sangat penting dalam mendorong KAI untuk menerapkan kegiatan pengendalian melalui kebijakan-kebijakan, prosedur, dan pedoman pelaksanaan kegiatan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh seluruh sivitas di UGM. Pimpinan dan segenap individu dalam organisasi harus memiliki kesadaran bahwa dalam penyelenggaraan organisasi banyak kemungkinan terjadinya resikoresiko yang dapat mempengaruhi bahkan menghambat pencapaian tujuan dan citacita organisasi.
114 2. Kompleksitas Organisasi Perguruan tinggi merupakan salah satu satuan kerja pemerintah dengan kompleksitas dalam pengelolaan organisasi maupun administrasinya. Kompleksitas pengelolaan organisasi dan administrasi yang ada di UGM belum tentu sama dengan perguruan tinggi lainnya. Penerapan kegiatan pengendalian harus disesuaikan dengan ciri, karakteristik, dan kompleksitas masing-masing satuan kerja dengan tetap mengacu pada peraturan yang ditetapkan pemerintah melalui PP nomor 60 tahun 2008. Kondisi ini berpengaruh terhadap penerapan unsur kegiatan pengendalian di KAI UGM. Keadaan lain yang dihadapi KAI adalah bahwa di tahun 2013 ini merupakan tahun transisi pola tata kelola UGM dari PT BHMN ke PT PK BLU, dimana masih terdapat desentralisasi dalam pengelolaan administrasi. 3. Sumber daya manusia Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam organisasi, untuk menerapkan kegiatan pengendalian yang betul-betul dapat menjamin dan memberikan keyakinan memadai, harus didukung oleh sumber daya manusia didalamnya. Khususnya aparat pengendalian itu sendiri, baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya sesuai dengan tingkat kompleksitas organisasi, serta diberikan kompensasi yang cukup sehingga dapat meningkatkan komitmen dan produktivitas kinerja. Keterbatasan sumber daya manusia ini menjadi isu yang sentral dalam penerapan kegiatan pengendalian di KAI. Ketidak seimbangan antara load
115 pekerjaan dengan jumlah tenaga auditor yang ada di KAI sudah dirasakan sangat berpengaruh terhadap manajemen kinerja dan manajemen waktu yang juga dapat berdampak pada produktivitas kinerja. Ditambah lagi dengan adanya trend perekrutan terhadap auditor-auditor yang memiliki kompetensi dan skill khusus dan terjadi hampir di setiap tahun baik oleh pimpinan maupun unit-unit lain di luar KAI. Keterbatasan dan ketidak seimbangan juga terjadi dalam tingkat pemahaman auditor akan pelaksanaan audit financial dan audit operasional, kompensasi dan reward yang diberikan juga dirasakan belum optimal untuk meningkatkan komitmen kinerja para auditor. Rekrutmen dan kaderisasi harus dilakukan KAI dengan mempertimbangkan pergeseran profil kebutuhan auditor dari financial ke operasional. 4. Sistem Informasi Faktor lain yang berpengaruh dalam penerapan kegiatan pengendalian di KAI adalah sistem informasi. Disadari oleh KAI keterbatasan ini terjadi akibat tidak adanya sumber daya yang kompeten dan menguasai teknologi sistem informasi, sehingga belum dapat dilakukan mitigasi terhadap resiko dari aspek sistem informasi. Dalam pengelolaan organisasinya, UGM telah melakukan pengembangan pemanfaatan teknologi sistem informasi melalui unit yang khusus melakukan pengembangan IT. Beberapa kegiatan di UGM yang telah menggunakan teknologi IT diantaranya sistem informasi perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, akademik, dan pengelolaan aset.
116 5.2 Keterbatasan Beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam melaksanakan penelitian ini diantaranya: 1. Dalam pengumpulan data peneliti hanya dapat menggunakan teknik survei kuisioner terhadap auditor KAI (jumlah 13 orang), dan mewawancarai satu orang narasumber dari auditor yang ditunjuk oleh pimpinan KAI. Teknik dokumentasi dan observasi tidak dapat dilaksanakan secara optimal, hal ini dikarenakan terbatasnya ruang dan waktu yang diberikan KAI kepada peneliti sebagai akibat dari mobilitas dan load pekerjaan yang tinggi di KAI. 2. Untuk menarik kesimpulan, direncanakan menggunakan teknik analisis isi dengan bantuan seorang interpreter sebagai pembanding dalam menganalisis data hasil wawancara, tetapi proses ini tidak bisa berjalan dengan baik karena peneliti terkendala untuk mendapatkan bantuan seorang interpreter yang dapat memahami substansi dan yang bersedia membantu dalam penelitian ini. 5.3 Rekomendasi Dari kesimpulan akhir dan hasil identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penerapan unsur kegiatan pengendalian di KAI, rekomendasi yang dapat peneliti sampaikan kepada pimpinan di UGM adalah untuk menetapkan kebijakan, peraturan, dan prosedur pelaksanaan penerapan unsur-unsur pengendalian berdasarkan PP nomor 60 tahun 2008
117 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. KAI juga harus terus didorong untuk menilai, mengukur, mengevaluasi dan menerapkan pola yang adaptif terkait penerapan unsur-unsur pengendalian dalam PP nomor 60 tahun 2008. Komposisi auditor yang dimiliki KAI baik dari segi kuantitas dibandingkan dengan jumlah load pekerjaan dan penugasan di KAI, maupun kompetensi, dan skill level harus mendapat perhatian dari pimpinan KAI, serta dapat mempertahankan sumber daya auditor yang ada saat ini..