BAB I PENDAHULUAN. Akademik dalam Sistem Kredit Semester Universitas Kristen Satya Wacana (2009).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yaitu 24 jam, yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-harinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan namun kualitas dari tugas masing-masing mahasiswa cenderung

BAB 1 PENDAHULUAN. education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. harkat, martabat dan nilai-nilai kemanusiaannya. Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. tetapkannya Undang-undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang berlangsung diruang-ruang kelas.

Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian. Satya Wacana Salatiga pada mahasiswa angkatan yang terdaftar pada

SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan Konseling Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Oleh Atina Izati untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Inggris yaitu procrastination yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. terstruktur, di samping penguasaan alat belajar. Dengan demikian, pembelajaran

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di FKIP UKSW program studi

BAB I PENDAHULUAN. perilaku agresi, yaitu; agresif fisik (Physical Aggression), agresi verbal (Verbal

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. guru. Pada tanggal 17 Juli 1959 PTPG-KI Satya Wacana berubah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan yang dilakukan pada seseorang dapat menciptakan kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk

BAB IV GAMBARAN UMUM Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA YANG MENGALAMI KELEBIHAN BERAT BADAN PADA SISWA KELAS VIII SMP N 06 SALATIGA

PERBEDAAN GEJALA STRES KERJA KARYAWAN BAGIAN SIZING P.T. TIGA MANUNGGAL SYNTHETIC INDUSTRIES (TIMATEX), SALATIGA BERDASARKAN TIPE KEPRIBADIAN A DAN B

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu tertentu. Hariyanto (2010) mengungkapkan bahwa Prestasi

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program. Studi Bimbingan dan Konseling UKSW

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU BK SMA, SMK, MAN SE-KOTA SALATIGA SKRIPSI

HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Ekonomi ditujukan untuk mahasiswa agar menjadi seorang guru

SKRIPSI. Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan Dan Konseling. untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan

LEMBAGA KEMAHASISWAAN DALAM KONTEKS KEKINIAN 1 Oleh : Andeka Rocky Tana Amah 2

BAB I PENDAHULUAN. Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS XI IS 3 SMA NEGERI 1 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat. Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 SALATIGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan eksternal, seperti yang dikatakan Asep Mahfuds (2011:14), factor eksternal, guru

PENGARUH PERILAKU BERMAIN GAME ONLINE TERHADAP DISIPLIN BELAJAR PADA SISWA KELAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mencerdaskan

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan IPK dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3. Tabel 4.1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN KEMANDIRIAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UKSW SALATIGA

HUBUNGAN ANTARA DETERMINASI DIRI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2009 FKIP UKSW TAHUN AKADEMIK 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA BK FKIP UKSW ANGKATAN 2013 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN AGRESIVITAS REMAJA RW 5 NGENTAK SALATIGA SKRIPSI

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

Irma SulistyaNingrum PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERBEDAAN KREATIVITAS BERDASARKAN KEIKUTSERTAAN DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN SISWA KELAS X DAN XISMA MUHAMMADIYAH (PLUS) SALATIGA TAHUN AJARAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Yayuk Sri Astuti NIM

SKRIPSI. Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA SMA KANISIUS BHAKTI AWAM AMBARAWA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pembinaan kepribadian dan kemajuan manusia

DISUSUN OLEH LUCIA PRISCA MARINA PRADIPTASARI

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Nomor 2 Tahun 2014 tentang PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS WIDYA DHARMA

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM LEMBAGA KEMAHASISWAAN DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK FBS UKSW SALATIGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PERILAKU AGRESIVITAS SISWA KELAS VIII SMP N I SUMOWONO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. akses kepada anak usia sekolah dengan diberikannya KIP.

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan subjek yang selalu menarik untuk dibahas.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN GURU PEMBIMBING YANG DIINGINKAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI DI GUGUS DIPONEGORO KECAMATAN KEDUNGJATI KABUPATEN GROBOGAN.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan memiliki peranan penting dalam proses

HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN GURU DENGAN KINERJA GURU BK DI SMP SE-KOTA SALATIGA SKRIPSI

Skripsi. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Linggar Wijayati NIM:

PENINGKATAN KEMANDIRIAN REMAJA DI BALAI REHABILITASI SOSIAL PAMARDI UTOMOBOYOLALIDENGAN PERMAINAN SIMULASI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kreatif mandiri dan bertanggung jawab. pendidikan tersebut ditentukan oleh komponen-komponen dalam pendidikan,

SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi.

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Pada prinsipnya

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di lahirkan sebagai suatu mahluk yang utuh dan mandiri, namun

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi dan memiliki fakultas-fakultas, dalam fakultas tersebut

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PEMBIMBING BERDASARKAN SKAKK DENGAN KINERJA GURU PEMBIMBING DI SMA DAN SMK SE-KOTA SALATIGA SKRIPSI

HALAMAN JUDUL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN. sudut pandang saja. Sehingga istilah pacaran seolah-olah menjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku altruistik adalah salah satu dari sisi sifat manusia yang dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan. negara (Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2013: 1).

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

SKRIPSI. Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL YANG DIPEROLEH DARI PENGASUH PANTI ASUHAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA REMAJA PUTRA DI PANTI ASUHAN SALIB PUTIH SALATIGA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Salatiga. Surat ijin dari fakultas pada tanggal 26Juli 2013, Diantar ke Progdi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi, sesuai yang tercantum dalam buku Peraturan Penyelenggarakan Kegiatan Akademik dalam Sistem Kredit Semester Universitas Kristen Satya Wacana (2009). Belajar di Perguruan Tinggi memiliki beberapa karateristik yang berbeda dengan belajar di sekolah lanjutan. Karakteristik utama dari studi pada Perguruan Tinggi adalah kemandirian, baik dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan pemilihan program studi, maupun dalam mengelola dirinya sebagai mahasiswa (Nurihsan, 2006). Mahasiswa dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri, tanpa banyak diatur, diawasi dan dikendalikan oleh dosen-dosennya. Dalam mengelola hidupnya, mahasiswa dipandang telah cukup dewasa untuk dapat mengatur kehidupannya sendiri. Kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain, tapi menggunakan kekuatan sendiri (Sumahamijaya, 2003). Kemandirian diartikan sebagai suatu hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Kemandirian bukanlah hasil dari proses internalisasi, melainkan suatu proses perkembangan diri sendiri sesuai dengan hakikat eksistensi manusia. Kemandirian yang sehat adalah yang sesuai dengan hakikat manusia. 1

Mahasiswa merupakan elemen penting dalam setiap Perguruan Tinggi. Seperti di Universitas Kristen Satya Wacana, mahasiswanya dibina untuk menjadi mahasiswa yang berjiwa, bermoral tinggi, berbudi luhur yang didasarkan atas kasih dan etika keilmuan serta peduli terhadap masalah sosial, lingkungan hidup dan kemanusiaan dalam kehidupan masyarakat. Untuk mencetak mahasiswa yang demikian diperlukan antara lain wadah khusus yakni Lembaga Kemahasiswaan (LK). LK UKSW adalah wadah keluarga mahasiswa untuk melaksanakan fungsi dan peranannya di dalam UKSW (KUKM, 1997). LK mempunyai fungsi dan peranan sebagai wahana untuk membina persaudaraan dan sikap intelektual mahasiswa serta menjadi satu-satunya wadah untuk menyalurkan aspirasi yang bertanggung jawab yang hidup dikalangan mahasiswa untuk mewujudkan Tujuan Perguruan Tinggi pada umumnya dan UKSW pada khususnya. LK terdiri dari 2 kelompok yaitu lembaga legislatif (BPMF/BPMU) dan lembaga eksekutif (SMF/SMU) yang memiliki kedudukan, tugas dan wewenang masing-masing di tingkat Fakultas atau Universitas. Walau tugas dan tanggung jawab setiap LK berbeda-beda, LK tetap memiliki tujuan yang sama yaitu menjadi wahana bagi mahasiswa untuk berperan serta dalam mewujudkan tujuan Perguruan Tinggi. Tujuan LK menjadi wahana untuk membina persekutuan dan persaudaraan bagi kesejahteraan mahasiswa, mempersiapkan calon pemimpin yang kritis, kreatif, dinamis, dan terampil sebagai saluran bicara untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa dan bertanggung jawab (Sabaora, 2008). 2

Dalam menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi mahasiswa memiliki pilihan untuk menentukan apa yang dipilih. Seperti pilihan masuk LK atau tidak masuk LK di tingkat Fakultas atau Universitas. Pilihan ini diharapkan tidak asal memilih melainkan memiliki dasar sesuai bakat, minat serta potensi dirinya. Mahasiswa yang masuk LK memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar. Mahasiswa yang demikian harus mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab berorganisasi dan tugas dan tanggung jawab perkuliahannya. Oleh karena itu mahasiswa yang masuk LK harus memiliki kemandirian yang tinggi. Hartini (2012) meneliti perbedaan kemampuan interaksi sosial mahasiswa berdasarkan keikutsertaan organisasi yang ada di LK FKIP mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2008, 2009 dan 2010 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Hasil penelitian Hartini (2012) menunjukkan ada perbedaan interaksi sosial yang signifikan antara mahasiswa masuk LK dengan mahasiswa tidak masuk LK dengan nilai sig 0,00 < 0,05. Sebaliknya ditemukan penelitian Jatmiko (2005) dengan judul perbedaan kemandirian ditinjau dari keikutsertaan remaja dalam Karang Taruna Kelurahan Mangi Klaten. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan kemandirian antara remaja yang mengikuti dan yang tidak mengikuti Karang Taruna Kelurahan Mangi Klaten dengan dengan nilai p = 0,428 (p > 0,05). Pada hari Senin 11 Februari 2013 penulis melakukan wawancara dengan mahasiswa yang menjadi anggota LK dan mahasiswa yang bukan anggota LK FKIP UKSW. Dari anggota LK FKIP UKSW diperoleh gambaran kegiatan LK sering menggangu kegiatan perkuliahan terutama dalam mengerjakan tugas, badan 3

cepat lelah dan mudah sakit di awal masuk LK. Dari segi keuntungannya ada yang mengatakan masuk LK itu panggilan hati, belajar membagi waktu, menyenangkan, melatih bertanggung jawab, merasa bermakna bisa melayani mahasiswa FKIP, penuh tantangan, mengajarkan menjadi seorang pemimpin yang melayani, menambah kesibukan dan menambah teman. Di pihak mahasiswa bukan anggota LK FKIP UKSW diperoleh gambaran lebih enak tidak masuk LK, bisa belajar dengan fokus, punya banyak waktu bermain dengan teman kuliah, bebas beraktifitas tanpa terikat dengan aturan LK. Namun, mahasiswa bukan anggota LK ada yang merasa kurang mampu untuk menjadi seorang pemimpin seperti anggota LK, kurang percaya diri karena melihat anggota LK kebanyakan memiliki rasa percaya diri yang tinggi, merasa kurang cekatan dan aktif dibandingkan anggota LK pada umumnya. Mahasiswa bukan anggota LK merupakan mahasiswa yang tidak memikul tugas dan tanggung jawab organisasi. Mahasiswa yang demikian memiliki waktu luang lebih banyak dibandingkan mahasiswa anggota LK. Mahasiswa bukan anggota LK tidak memiliki tanggungan membagi waktu berorganisasi dan mengikuti perkuliahan. Kegiatannya terpusat pada kegiatan perkuliahan semata, sehingga wajar jika mahasiswa yang demikian mampu mengolah waktu perkuliahan secara optimal. Kemampuan mengolah waktu secara optimal seharusnya berdampak tingginya IPK, tetapi ditemukan mahasiswa bukan anggota LK yang memiliki IPK rendah di bawah IPK anggota LK. Persyaratan menjadi anggota LK IPK minimal 2,25 (KUKM, 1997). Oleh karena itu memiliki waktu belajar yang 4

lebih banyak belum tentu mampu memaksimalkan prestasinya tanpa diimbangi sikap kemandirian. Dari hasil penelitian yang bertolak belakang antara Hartini (2012) dengan Jatmiko (2005) penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul perbedaan kemandirian antara Mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang menjadi anggota LK dengan yang bukan anggota LK FKIP UKSW. 1.2 Rumusan Masalah Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Adakah perbedaan yang signifikan antara kemandirian mahasiswa Progdi Bimbingan dan Konseling yang menjadi anggota LK dengan yang bukan anggota LK FKIP UKSW? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi perbedaan kemandirian mahasiswa Progdi Bimbingan dan Konseling yang menjadi anggota LK dengan yang bukan anggota LK FKIP UKSW. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritik Apabila dalam penelitian ini ditemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kemandirian Mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang menjadi anggota LK dengan yang bukan anggota LK FKIP UKSW maka penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Hartini (2012) dan apabila tidak 5

ditemukan perbedaan yang signifikan antara kemandirian Mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang menjadi anggota LK dengan yang bukan anggota LK FKIP UKSW maka penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Jatmiko (2005). 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberi gambaran pada Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga mengenai pentingnya mengikuti organisasi yang ada di Perguruan Tinggi. 1.5 Sistematika Penulisan Bab I, Pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II, Landasan Teoretis berisi Lembaga Kemahasiswaan (LK), Kemandirian dan hipotesis. Bab III, Metode Penelitian berisi jenis penelitian, pemilihan instrumen, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, uji coba instrumen penelitian dan teknik analisis data. Bab IV berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian berupa analisis deskriptif dan analisis uji hipotesis serta pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran. 6