8 (PIS) adalah : barongsai, wayang orang dan wayang potehi yang bercerita tentang kerajaan cina kuno dan atraksi tersebut akan terus dikembangkan agar tetap menarik bagi pengunjung. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan fenomena yang sangat kompleks dan bersifat unik, karena pariwisata bersifat multidimensi baik fisik, sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Pariwisata juga menawarkan jenis produk dan wisata yang beragam, mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, wisata buatan hingga beragam wisata minat khusus. Bila dilihat segmen pasarnya pun, pariwisata sangat dinamis dan semakin terdiferensiasi dan skala operasinya yang berjenjang, mulai dari lokal, nasional, regional, dan global. Selain itu pariwisata menuntut fasilitas 8
9 pendukung yang kompleks. Pariwisata juga memiliki komponen yang berhubungan langsung dengan sebuah sistem yang akan ditujukan untuk suatu perkembangan pariwisata. Oleh karena itu dengan beragamnya wisata yang ditawarkan dalam dunia pariwisata membuat para wisatawan mempunyai suatu kecenderungan untuk memilih objek wisata yang sesuai dengan keinginannya. Karena setiap orang mempunyai pandangan yang berbedabeda maka perlu diciptakan suatu sense yang membuat seseorang mengerti apakah yang menarik dari sebuah objek wisata dan bagaimana agar objek wisata tersebut dapat dinilai secara spontan oleh seorang wisatawan. Pada beberapa tahun terakhir ini pariwisata di kota Semarang mulai mengalami perkembangan, diantaranya dengan membangun pusat-pusat perbelanjaan, perkembangan wisata kuliner, perkembangan wisata religi, dll, serta ada rencana pembangunan Jateng Park. Keberagaman pariwisata yang ditawarkan oleh kota Semarang mempunyai tujuan agar orang-orang yang berada di daerah lain dapat melakukan wisata ke kota Semarang. Selain itu dengan berkembangnya pariwisata di kota Semarang sehingga setiap masyarakatnya ingin membuat suatu wisata tersendiri yang juga berkaitan dengan budayanya. Untuk kawasan yang menampilkan wisata kuliner, Kota semarang mempunyai salah satu kawasan kuliner yang wajib untuk dikunjungi. Kawasan kuliner ini dikenal dengan nama SEMAWIS (Semarang Untuk Wisata). Semawis dibuka sejak tanggal 15 Juli 2005 dan dibuka setiap hari Jum at - Minggu. Semawis terletak di Gang Warung kawasan pecinan yang ditutup bagi kendaraan pada malam harinya. Kita 9
10 dapat dengan mudah menemukan aneka jenis makanan khas Semarang begitu kita memasuki kawasan Semawis. Kawasan Semawis tidak terlalu besar dan bisa dihabiskan dengan hanya berjalan kaki sekitar 20-30 menit, padat dengan aneka jenis makanan khas Semarang seperti pisang plenet atau lunpia. Karena letaknya yang di tengah kawasan pecinan maka Semawis dikelilingi oleh bangunan-bangunan lama yang menambah suasana eksotis Semawis. Tradisi Imlek yang berlangsung sejak zaman Dinasti Han (202 sebelum Masehi) ini sebenarnya merupakan tradisi agama Konghucu yang sangat sakral dan bermakna. Bagi pemeluk Konghucu, Imlek merupakan hari raya keagamaan untuk memperingati kelahiran Konfusius (Gong Zi). Tahun Baru Imlek atau Sin Tjia (bahasa Cina) dirayakan pada hari pertama di bulan pertama kalender Cina. Bagi etnis Tionghoa, perayaan Imlek bermakna semangat memperbarui diri menyambut datangnya tahun baru. Perayaan Imlek dulu hanya menampilkan tari-tarian barongsai, wushu, wayang Potehi, dan pergelaran-pergelaran yang berasal dari tradisi Cina saja. Namun kini, perayaan Imlek juga diisi dengan Pameran budaya, Talk show, Pergelaran budaya lokal, seperti Lawak Semarangan, sajian musik yang bersifat tradisional, dan lain-lain. Pergeseran bentuk perayaan Imlek tersebut dinilai positif karena di perayaan semacam inilah masyarakat Indonesia bisa membaur, tanpa terkotak-kotak oleh apa pun. Nilai persatuan dalam perayaan Imlek dicerminkan melalui partisipasi berbagai pihak di Pasar Imlek Semawis (PIS) 2009. Misi di balik PIS adalah menyajikan pergelaran-pergelaran 10
11 yang bersifat nasional, di samping menjadi agenda rutin pariwisata Kota Semarang. Perayaan Imlek kini menjadi salah satu bukti indahnya keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Keberagaman itu harus menjadi kekuatan, bukan menjadi kelemahan, atau menjadi masalah yang dipermasalahkan perbedaannya. Muncul dan berkembangnya Pasar Semawis tentunya tidak lepas dari keberanian dan kebijaksanaan Presiden Alm. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mencabut Instruksi Presiden No. 14 Tahun 1967 yang melarang perayaan kebudayaan Tionghoa. Semawis merupakan fenomena budaya yang patut diapresiasi oleh siapa pun dari berbagai golongan. Bahkan Semawis merupakan media pembelajaran yang nyata di masyarakat. Semawis adalah sekolah bagi masyarakat untuk belajar tentang filosofi budaya, etika antarbudaya, dan apresiasi nilai-nilai kehidupan dalam kebhinekaan. Semawis menyasar pada berbagai generasi, dari generasi muda sampai generasi usia lanjut. Ia sebagai tempat dengan berbagai fasilitas di dalamnya yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat dari berbagai profesi dan etnis. Pembelajaran yang menarik bagi masyarakat dari berbagai etnis untuk saling mendukung "gebyar budaya" yang dipelopori dari salah satu etnis. Sebuah keyakinan bahwa tidak ada golongan masyarakat berdiri dan berkembang tanpa dukungan golongan yang lain. Kebhinekaan dalam masyarakat adalah sebuah kekayaan bangsa untuk saling melengkapi satu sama lain. Pasar Imlek Semawis telah menjadi tetenger bagi warga Pecinan membuka diri untuk mengajak kalangan yang lebih luas merasakan keceriaan Imlek dan meningkatkan 11
12 pemahaman budaya yang beragam. Tujuan diselenggarakannya Pasar Imlek Semawis selain untuk menyambut dan merayakan Tahun Baru Imlek 2559 sekaligus memperkenalkan peristiwa budaya kepada masyarakat luas, juga bertujuan untuk membangun semangat melalui kampanye Menuju Masyarakat Produsen. Dengan kampanye tersebut diharapkan masyarakat Indonesia tidak hanya menjadi konsumen produk negara maju, tapi harus lebih mencintai produk daerahnya. Sehingga Pasar Semawis dijadikan sebagai pusat jajanan (makanan) di Jalan Gang Warung dan Gang Lombok daerah Pecinan Semarang. Pasar Semawis berupa jalan lorong, lalu di kanan kirinya terdapat warung-warung tenda dan meja kursinya tersusun di tengah dan pinggir jalan, sedangkan alur pejalan kaki ada di tengah-tengah jalan. Banyak sekali makanan yang tersedia tetapi karena terletak di Pecinan sebagian besar berupa makanan jenis Cina (Chinesse Food). Selain terdapat warung-warung tenda, di tengah-tengah jalan panjang ada panggung yang dipergunakan untuk karaoke dan live musik dengan jenis lagu-lagu mulai dari Mandarin, Pop Indonesia maupun Dangdut serta lagu-lagu lainnya Dalam perkembangannya Pasar Imlek Semawis (PIS) mulai menghadirkan atau menyajikan berbagai kebudayaan sehingga para pengunjung Pasar Imlek Semawis (PIS) tidak hanya berasal dari etnis Tionghoa saja tetapi juga berasal dari etnis Jawa sehingga Pasar Imlek Semawis (PIS) dijadikan sebagai objek wisata yang tidak hanya memandang dari kebudayaan Tionghoa saja tetapi juga mulai menghadirkan kebudayaan Jawa. Pasar Imlek Semawis (PIS) diharapkan 12
13 sebagai objek wisata yang bersifat universal sehingga mampu menyatukan dua kebudayaan yang masing-masing mempunyai ciri khas masingmasing. Dengan dua kebudayaan yang ditampilkan di Pasar Imlek Semawis (PIS) membuat para pengunjung yang berasal dari etnis Tionghoa dan etnis Jawa mempunyai pandangan dan persepsi yang berbeda-beda. Persepsi pengunjung yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu tanggapan para pengunjung terhadap daya tarik, transportasi, fasilitas dan kelembagaan yang ada di Pasar Imlek Semawis (PIS). Sehingga dengan menganalisis persepsi pengunjung dapat diketahui tanggapan mengenai Pasar Imlek Semawis (PIS) yang didasarkan pada berbagai aspek sehingga dapat menjadi motivasi bagi Pasar Imlek Semawis (PIS) dalam melakukan suatu perkembangan. Penelitian ini bermaksud untuk menganalisa Pasar Imlek Semawis (PIS) terkait dengan 4 Aspek Penawaran Pariwisata (4A). Langkah analisis ini dilakukan bertujuan melihat kemungkinan-kemungkinan yang dapat dikembangan lagi di area Pasar Imlek Semawis (PIS). Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi masyarakat Semarang apakah Pasar Imlek Semawis (PIS) dapat dikembangkan menjadi sebuah objek wisata yang bersifat universal karena menyajikan dua kebudayaan yaitu kebudayaan Tionghoa dan kebudayaan Jawa. Alasan dipilihnya lokasi Semawis adalah karena merupakan objek wisata yang memiliki ciri khas tersendiri dengan nuansa cina sehingga menarik untuk diteliti. 13
14 Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka penelitian ini berjudul: ANALISIS PERSEPSI PENGUNJUNG PASAR IMLEK SEMAWIS (PIS) BERDASARKAN ASPEK-ASPEK ATTRACTION, ACCESABLE, AMENITIES DAN ANCILLARY SERVICE. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1) Bagaimana persepsi pengunjung terhadap kondisi terkini dari tentang Attraction, Accesable, Amenities dan Ancillary Services Pasar Imlek Semawis (PIS)? 2) Apa saja potensi atraksi yang dapat dikembangkan di wilayah Pasar Imlek Semawis (PIS)? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian 1) Mengetahui persepsi pengunjung terhadap kondisi terkini dari tentang Attraction, Accesable, Amenities dan Ancillary Services Pasar Imlek Semawis (PIS). 2) Dapat mengetahui potensi atraksi yang dapat dikembangkan di wilayah Pasar Imlek Semawis (PIS). 1.3.2. Manfaat Penelitian 14
15 1) Untuk Pemerintah Kota Semarang, khususnya Dinas Pariwisata sebagai masukan pemikiran untuk pengembangan Pasar Imlek Semawis (PIS) di masa yang akan datang. 2) Untuk Peneliti Pariwisata, sebagai penambah wawasan atau informasi tentang perkembangan Pasar Imlek Semawis (PIS). 1.4. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Pada bab ini dibahas tentang konsep teoritis sebagai dasar untuk menganalisis permasalahan yang ada yang merupakan hasil studi pustaka, kerangka pikir, dan definisi operasional. BAB III: METODE PENELITIAN Metode penelitian meliputi: populasi dan sampel, jenis data, teknik pengumpulan data, serta metode analisis data. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Meliputi gambaran umum perusahaan sampel penelitian dan gambaran umum responden, serta hasil analisa data. BAB V: PENUTUP Penutup berisi kesimpulan dan saran yang dapat dirangkumkan dari bab-bab sebelumnya. 15