PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, RASIO BIAYA OPERASI ATAS PENDAPATAN OPERASI, RETURN ON ASSET TERHADAP NON PERFORMANCE LOAN BANK NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, RETURN ON ASSETS, NET

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

Nama : Deni Aulia NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE., MM

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi


BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dari

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA)

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan komparatif. Sumber data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yaitu yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

Analisis Rasio Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Pada Bank Muamalat Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS DAN RGEC PADA PT. BANK XXX PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary)

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Transkripsi:

MEDIA BISNIS ISSN: 2085-3106 Vol. 6, No. 1, Edisi Maret 2014, Hlm. 60-64 http: //www.tsm.ac.id/mb PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, RASIO BIAYA OPERASI ATAS PENDAPATAN OPERASI, RETURN ON ASSET TERHADAP NON PERFORMANCE LOAN BANK NASIONAL M. UZAIR ACHMADI STIE Trisakti uzair1953@yahoo.com Abstract: The purpose of this study is to examine the effect of capital adequacy ratio, biaya operasional atas pendapatan operasional and return on asset to non performance loan. This research consist of 20 Banks during the year 2007-2010 as a sample. Multiple regression method is used to analyze the research. The result of the research show that capital adequacy ratio and return on asset have positive influence to non performance loan. Biaya operasional atas pendapatan operasional has not influence to non performance loan. Keywords: Capital adequacy ratio, biaya operasional atas pendapatan operasional, return on asset, non performance loan. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh rasio kecukupan modal, biaya operasional atas pendapatan operasional dan laba atas aset untuk kredit macet. Penelitian ini terdiri dari 20 Bank selama tahun 2007-2010 sebagai sampel. Metode regresi berganda digunakan untuk menganalisis penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio kecukupan modal dan laba atas aset berpengaruh positif terhadap kredit macet. Biaya operasional atas pendapatan operasional belum berpengaruh terhadap kredit macet. Kata kunci: Rasio kecukupan modal, biaya operasional atas pendapatan operasional, laba atas aset, kredit macet. PENDAHULUAN Industri perbankan merupakan industri yang mengalami kemajuan yang paling pesat dibandingkan industri yang lainnya. Hal ini disebabkan deregulasi yang dilakukan pemerintah mengenai perbankan tahun 1983, deregulasi ini sangat mempengaruhi pola dan strategi perbankan baik dari sisi aktiva maupun pasiva perbankan itu sendiri. Situasi ini memaksa industri perbankan harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, industri perbankan dapat membuka hambatan yang sebelumnya menimbulkan depresi sektor keuangan dan sistem keuangan negara, sehingga menyebabkan bisnis perbankan berkembang pesat dengan persaingan yang semakin ketat. Kredit menjadi salah satu sumber pendapatan dan keuntungan bank yang terbesar. 60

ISSN: 2085 3106 M. Uzair Achmadi Disamping kredit, jenis kegiatan penanaman dana yang sering menjadi penyebab utama suatu bank dalam menghadapi masalah besar. Penyaluran kredit merupakan kegiatan usaha yang mendominasi pengalokasian dana bank. Penggunaan dana untuk penyaluran kredit ini mencapai 70%-80% dari volume usaha bank. Usaha bank sangat dipengaruhi oleh keberhasilan mereka mengelola kredit. Usaha bank yang berhasil mengelola kreditnya akan berkembang, sedangkan usaha bank yang mempunyai kredit bermasalah akan mundur. Dalam perkembangan negara, kredit sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk membuka usaha dan melancarkan produksi. Dengan begitu kredit merupakan suatu kepercayaan dari seseorang atau badan lainnya yaitu bahwa yang bersangkutan pada masa yang akan datang akan memenuhi segala sesuatu kewajiban yang telah diperjanjikan terlebih dahulu (Firdaus dan Ariyanti 2009). Unsur kredit diantaranya persetujuan antara pihak bank (kreditur) dan pihak lainnya (nasabah) yang berjanji membayar kepada kreditur. Janji tersebut dapat berupa janji lisan, tertulis atau berupa instrument kredit. Banyaknya nasabah yang kurang mematuhi perjajian yang dibuat oleh kreditur dan nasabah dapat mengakibatkan kredit macet atau disebut non performing loan yang merugikan pihak bank karena sedikitnya profitabilitas yang didapatkan oleh bank itu sendiri. Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Hal itu tidak saja dilihat dari jumlah uang yang beredar, namun juga dilihat dari jumlah bank yang ada sebagai perangkat penyelenggaraan keuangan nasional suatu negara. Penelitian kinerja perusahaan bagi manajemen dapat diartikan sebagai penilaian terhadap prestasi yang dapat dicapai dalam suatu perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan penting dilakukan, baik oleh manajemen, pemegang saham, pemerintah, maupun pihak lain yang berkepentingan dan terkait dengan distribusi kesejahteraan diantara mereka yang disebut dengan stakehorder. Berdasarkan uraian di atas penulis termotivasi untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh capital adequacy ratio, biaya operasional atas pendapatan operasional dan return on asset terhadap non performing loan. Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh kejelasan tentang kegunaan rasio keuangan untuk melihat kondisi suatu bank. Hal ini dirasakan penting karena dapat digunakan sebagai sistem peringatan dini bagi dunia perbankan untuk menilai kesehatan suatu bank. Selain itu juga berguna untuk mengantisipasi jika ada bank yang memang kondisinya kurang sehat atau ada kecendrungan pailit atau akan dicabut ijin usahanya oleh Regulator karena dianggap sebagai bank yang gagal. Bank Indonesia sebagai regulator dapat segera mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan terhadap bank tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi rasio-rasio keuangan yang memiliki dengan tujuan untuk mendapatkan bukti empiris bahwa capital adequacy ratio, biaya operasional atas pendapatan operasional, return on asset berpengaruh positif terhadap non performing loan. Penelitian ini diharapkan dapat memberi dua kegunaan utama yaitu (1) sebagai salah satu informasi yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengetahui tingkat kesehatan bank sehingga tidak ada keraguan untuk menggunakan jasa perbankan terkait dengan fasilitas jasa yang dimiliki. Bank Indonesia sebagai regulator dan pengawas yang mengatur sistem perbankan di Indonesia, membuat suatu kebijakan ataupun standar dalam menilai kinerja keuangan suatu bank seperti yang ditetapkan melalui Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 dan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 30/II/Kep/Dir tahun 1997 tentang tatacara penilaian tingkat kesehatan bank. Kinerja Keuangan suatu Bank dapat dinilai berdasarkan aspek CAMEL (capital, asset, management, earnings dan liquidity). Laporan keuangan menjadi sumber utama bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan kepada stakeholder atas informasi-informasi yang dihasilkan dari transaksi 61

Media Bisnis, Vol. 6, No. 1 Edisi Maret 2014 yang dilakukan perusahaan. Bermanfaat atau tidaknya informasi yang disampaikan bergantung pada relevansi, rentabilitas dan hasil penelitian. Penelitian ini mengkhususkan pada mengidentifikasi rasio-rasio keuangan apa saja yang memiliki perbedaan pengaruh terhadap Non Performing Loan. Tingkat Kesehatan Bank Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/1 /PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (1) Tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja Bank; (2) Bank wajib memelihara dan/atau meningkatkan Tingkat Kesehatan Bank dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan juga manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usaha; (3) Bank wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara konsolidasi dengan menggunakan pendekatan risiko (riskbased bank rating) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3), dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor profil risiko, good corporate governance, rentabilitas dan permodalan. CAMEL Untuk menilai kesehatan suatu bank dapat diukur dengan berbagai metode. Penilaian kesehatan akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan loyalitas nasabah terhadap bank yang bersangkutan. Salah satu alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis CAMEL. Unsur-unsur penelitian dalam analisis camel adalah (1) Capital (Permodalan), penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh salah satu bank. Salah satu penilaian adalah dengan metoda CAR (capital adequancy rasio), yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR); (2) Assets (Kualitas aset), penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki bank. Rasio yang diukur ada dua macam, yaitu rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif yang diklasifikasikan; (3) Management (Manajemen), penilaian didasarkan pada manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas, dan manajemen umum; (4) Earnings (Rentabilitas), penilaian didasarkan pada rentabilitas suatu bank yang dilihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini didasarkan kepada dua macam, yaitu rasio laba terdapat total aset (return on asset) dan rasio biaya operasional atas pendapatan operasional (BOPO); (5) Liquidity (Likuiditas), untuk menilai likuiditas bank. Penilaian likuiditas didasarkan kepada dua macam rasio, yaitu (a) Rasio jumlah kewajiban bersih Call money terhadap aktiva lancar. Aktiva lancar adalah kas, giro pada BI, sertifikat bank Indonesia (SBI) dan surat berharga pasar uang (SBPU); (b) rasio antara kredit terhadap dana yang diterima oleh bank. METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah Bank Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu Bank Central Asia Tbk, Bank Mandiri (Persero) Tbk, Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Bank Tabungan Negara (Persero), Bank Permata Tbk, dan 15 Bank Nasional lainnya. Unit analisis adalah laporan keuangan Bank Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada perioda 2007 sampai 2010. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana dari sumber di luar bank rasio ini dapat dirumuskan: Modal Bank CAR = ------------------------ X 100% Total ATMR 62

ISSN: 2085 3106 M. Uzair Achmadi Return on Asset (ROA), rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total aset bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional sebelum pajak. Sedangkan rata-rata total aset adalah rata-rata volume usaha atau aset. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001): Laba Sebelum Pajak ROA = ------------------------------- X 100% Rata-rata Total Asset Biaya operasional atas pendapatan operasional (BOPO) adalah rasio yang mengukur tingkat efisiensi bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Besarnya angka untuk beban operasional pendapatan operasional dapat dilihat dari perhitungan laba rugi laporan keuangan bank yang bersangkutan. Nilai BOPO dapat dihitung dengan rumus: Biaya Operasional BOPO = ---------------------------------- X 100% Pendapatan Operasional Non Performing Loan (NPL), aset yang menjadi tulang punggung suatu bank adalah Kredit yang diberikan kepada debitur ataupun penempatan lain pada pihak ketiga (yang dimaksud dengan pihak ketiga adalah pemberian fasilitas kredit kepada pihak lain selain pemegang saham) yang dikelompokkan sebagai Aktiva Produktif. Di dalam aktiva produktif tersebut dapat digolongkan dengan penggolongan tingkat pinjaman yang diberikan dan berdasarkan Surat Keputusan Bank Indonesia Nomor 30/277/KEP/DIR/1998, dapat digolongkan dalam empat penilaian dari regulasi, yaitu sehat (81-100), cukup sehat (66-81), kurang sehat (51-61), tidak sehat (0-51). Sedangkan untuk menilai fasilitas kredit yang diberikan dapat digolongkan menjadi 5 golongan, yaitu lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet. Dari kelima penggolongan kredit tersebut yang menjadi perhitungan NPL adalah mulai dari kualitas aset produktif. NPL atau tingkat kredit bermasalah merupakan persentase kredit yang tidak dapat memenuhi pembayaran pokok dan bunga atau kredit yang tidak menghasilkan pendapatan untuk bank. NPL mencerminkan kemampuan bank dalam mengelola kredit dan penerapan manajemen risiko dalam proses penyaluran kredit. Bank Indonesia menargetkan maksimum NPL sebesar 5% bagi setiap bank umum. Adapun pengukuran NPL sebagai berikut: Kredit Bermasalah (selain Kol 1 dan Kol 2) NPL= -------------------------------------------------------X100% Total Kredit HASIL PENELITIAN Pada periode tahun 2007 sampai 2010 untuk Bank Nasional yang beroperasi di seluruh wilayah Republik Indonesia yang tercatat pada Bank Indonesia. Berikut statistika deskriptif dan hasil pengujian: 63

Media Bisnis, Vol. 6, No. 1 Edisi Maret 2014 Tabel 1 Statistika Deskriptif Variabel N Minimum Maksimum Rerata Deviasi Standar CAR 80 10,41 35,25 16,7253 5,07181 BOPO 80 65,11 105,25 85,8881 7,94849 ROA 80-0,56 4,27 1,7670 0,99985 NPL 80 0,10 8,31 3,1059 1,76294 Tabel 2 Hasil Pengujian Variabel B t Sig. Tol. VIF Konstanta 0,025 0,576 0,566 CAR 0,210 2,755 0,007 0,993 1,007 BOPO -0,222-1,388 0,169 0,998 1,002 ROA 0,580 4,284 0,000 0,993 1,007 F 3,76 = 10,155, sig. 0,000 Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai sig. CAR sebesar 0,007 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap Non Performing Loan pada Bank Nasional. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai sig. BOPO sebesar 0,169 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa BOPO tidak berpengaruh terhadap Non Performing Loan pada Bank Nasional. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai sig. ROA sebesar 0.00 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap Non Performing Loan pada Bank Nasional. PENUTUP Berdasarkan analisa data diperoleh simpulan bahwa capital adequacy ratio dan return on asset mempunyai pengaruh positif terhadap non performing loan pada Bank Nasional. Rasio biaya operasional atas pendapatan operasional tidak mempunyai pengaruh terhadap non performing loan pada Bank Nasional. Berdasarkan simpulan dapat diajukan beberapa saran bagi investor atau pemilik perusahaan untuk memperhatikan capital adequacy ratio dan return on asset sebagai prediksi non performing loan. REFERENSI: Ernaliana. 2009. Analisi Penilaian Kinerja Perbankan Nasional Dengan Menggunakan Metode Camel, Tesis Universitas Budi Luhur. Erwinsyah. 2009. Pengaruh CAR, KAP, ROA dan Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Tesis Universitas Budi Luhur. Info Bank. Februari 2011. Jalur Basah di Pasar Mikro. Jakarta: PT Infobank. Lapoliwa, N. dan Daniel S. Luswandi. 2000. Akuntasi Perbankan, Akuntansi transaksi bank dalam valuta rupiah. Jakarta: Institut Bankir Indonesia. Muniwir S. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Santoso, Singgih. 2005. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat, Cetakan Kedua. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Syafaruddin, Alwi. 2000. Alat Analisis dalam Pembelanjaan. Yogyakarta: Andi Offset. Theodorus, M. Tuanakotta. 2002. Auditing Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 64