SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI Zn(NO 3 ) 2 DAN ZnSO 4 DENGAN LIGAN 2,2 -BIPIRIDINA

dokumen-dokumen yang mirip
SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI Mn(NO 3 ) 2 DAN Co(NO 3 ) 2 DENGAN CAMPURAN LIGAN 8- HIDROKSIKUINOLINA DAN ANION DISIANAMIDA

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI PERAK(I) ASETAT DAN PERAK(I) FORMAT DENGAN DETU

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

5009 Sintesis tembaga ftalosianin

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI PERAK NITRAT DENGAN LIGAN CAMPURAN TIOUREA DAN TRIFENILSTIBINA

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

I. PENDAHULUAN. senyawa kompleks bersifat sebgai asam Lewis sedangkan ligan dalam senyawa

Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON- ELEKTROLIT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak

Bab V Ikatan Kimia. B. Struktur Lewis Antar unsur saling berinteraksi dengan menerima dan melepaskan elektron di kulit terluarnya. Gambaran terjadinya

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O

Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Reaksi dalam larutan berair

HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN. Penjelasan Konsep

BAB VI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI PERAK(I) NITRIT DENGAN LIGAN CAMPURAN TRIFENILFOSFINA DAN TIOUREA

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V

Laporan praktikum kimia logam dan non logam

4 Hasil dan Pembahasan

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak)

STOIKIOMETRI Konsep mol

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

Senyawa Koordinasi (senyawa kompleks)

3 Metodologi Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA

BAB 3 IKATAN DAN STRUKTUR MOLEKUL

Kumpulan contoh soal ujian nasional kimia UN tahun , 2012 dan 2013, 2014 tentang ikatan kimia.

Bab 3 Metodologi Penelitian

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

Studi Efek Pendadah Berbagai Asam dan Temperatur Terhadap Konduktivitas Polibenzidin. Oleh : Agus salim Suwardi

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

Partikel Materi. Partikel Materi

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI PERAK NITRAT DENGAN LIGAN CAMPURAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

Sulistyani, M.Si.

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit

Laporan Analisis Anion. Disusun Oleh : CHO MEITA BAB I PENDAHULUAN

KIMIA 2 KELAS X. D. molekul-molekul kovalen yang bereaksi dengan air E. molekul-molekul kovalen yang bergerak bebas di dalam air

SKL 1. Ringkasan Materi

Jurnal Kimia Indonesia

BAB 5 KONSEP LARUTAN 1. KOMPOSISI LARUTAN 2. SIFAT-SIFAT ZAT TERLARUT 3. KESETIMBANGAN LARUTAN 4. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

REAKSI KIMIA. 17 Oktober Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA. Abstrak

STRUKTUR MOLEKUL SEDERHANA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR (KI-1111) PERCOBAAN II REAKSI-REAKSI KIMIA DAN STOIKIOMETRI

I. Tujuan Percobaan Memahami identifikasi beberapa zat dan ion secara kualitatif

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

AMALDO FIRJARAHADI TANE

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

Revisi BAB I PENDAHULUAN

Tabel Periodik. Bab 3a. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi 2010 dimodifikasi oleh Dr.

Peranan elektron dalam pembentukan ikatan kimia

BAB IV BILANGAN OKSIDASI DAN TATA NAMA SENYAWA

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! a. 2d d. 3p b. 2p e. 3s c. 3d 6. Unsur X dengan nomor atom

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol)

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut.

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin

Persiapan UN 2018 KIMIA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMA DASAR SEMESTER I

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

Aris Arianto. Guru Kimia di SMAN Madani Palu. STUDENT S BOOk

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

Teori Ikatan. Ikatan Kimia I: Ikatan Kovalen

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

OLIMPIADE KIMIA INDONESIA

Transkripsi:

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI Zn(NO 3 ) 2 DAN ZnSO 4 DENGAN LIGAN 2,2 -BIPIRIDINA Nyrma Yunestha Pramitasari 1, Fariati 1, dan Effendy 1. 1 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang Email: nyrma_mita@yahoo.co.id, f4riati@gmail.com, effendy_299@ymail.com Abstrak. Sintesis senyawa kompleks dari Zn(NO 3 ) 2 dan ZnSO 4 berturut-turut dengan ligan 2,2 -bipy pada stoikiometri sebesar 1 : 2 telah disintesis melalui metode reaksi langsung. Pada analisis EDX ditunjukkan bahwa senyawa-senyawa baru tersebut memiliki rumus empiris C 20 H 20 N 6 O 6 Zn dan C 20 H 20 N 4 O 4 SZn. Pada analisis DHL dan kualitatif anion ditunjukkan pula bahwa kedua senyawa merupakan kompleks ionik sehingga rumus kimia yang memenuhi adalah [Zn(2,2 -bipy) 2 ](NO 3 ) 2 dan [Zn(2,2 -bipy)]so 4. Kedua senyawa tersebut memiliki kation komples [Zn(2,2 -bipy)] 2+ dengan kemungkinan struktur tetrahedral atau bujur sangkar. Hasil perhitungan energi bebas menggunakan program Spartan 10 menunjukkan bahwa struktur tetrahedral memiliki energi bebas lebih rendah dibandingkan struktur bujur sangkar. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa senyawa kompleks yang diperoleh memiliki struktur tetrahedral. Kata Kunci: sintesis, karakterisasi, senyawa kompleks, Zn(NO 3 ) 2 dan ZnSO 4, 2,2 - bipiridina Garam-garam dari Zn(II) dapat membentuk senyawa kompleks dengan ligan-ligan nitrogen bidentat. Salah satu ligan bidentat adalah 2,2 -bipiridina (2,2 -bipy, C 10 H 10 N 2 ). Zn(NO 3 ) 2 dan 2,2 -bipy dengan stoikiometri sebesar 1 : 2 membentuk senyawa kompleks [Zn(2,2 -bipy) 2 (NO 3 )](NO 3 ) dengan kation kompleks mengadopsi struktur trigonal bipiramidal (Kim, dkk., 2010). Struktur [Zn(2,2 -bipy) 2 (NO 3 )](NO 3 ) ditunjukkan seperti pada Gambar 1. Gambar 1. Senyawa [Zn(2,2 -bipy) 2 (NO 3 )]NO 3 (Kim, dkk., 2010) Pada Gambar 1, salah satu ion nitrat dalam senyawa yang ditunjukkkan berlaku sebagai ligan sedangkan ion nitrat yang lain berlaku sebagai anion pengimbang. Senyawa kompleks dari Zn(NO 3 ) 2 dan 2,2 -bipy pada stoikiometri sebesar 1 : 2 dengan dua ion nitrat berlaku sebagai anion pengimbang belum pernah dilaporkan strukturnya. Senyawa kompleks dari ZnSO 4 dan 2,2 -bipy dengan stoikiometri sebesar 1 : 2 juga belum pernah dilaporkan strukturnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mensintesis senyawa- 1

2 senyawa kompleks dari Zn(NO 3 ) 2 dan ZnSO 4 berturut-turut dengan ligan 2,2 -bipy pada stoikiometri sebesar 1 : 2 serta mengkarakterisasi strukturnya berdasarkan Energi Dispersive X-Ray (EDX) dan energi bebas yang dihitung dengan program Spartan 10. Dalam senyawa kompleks yang berhasil disintesis ion nitrat dan ion sulfat diharapkan berlaku sebagai anion pengimbang. Metode Penelitian 1. Sintesis senyawa kompleks dari Zn(NO 3 ) 2 dan ligan 2,2 -bipy Ligan 2,2 -bipy (0,31 g, 2 mmol) dilarutkan dalam EtOH (etanol, 4 ml) ditambahkan ke Zn(NO 3 ) 2. 4H 2 O (0,26 g,1 mmol) yang telah dilarutkan ke EtOh (4 ml). Campuran garam dan ligan digetarkan selama 45 menit pada temperatur kamar. Kristalisasi dilakukan dalam tabung reaksi dan diuapkan perlahan. Kristal yang terbentuk dipisahkan dan dikeringkan dengan menggunakan kertas saring. 2. Sintesis senyawa kompleks dari ZnSO 4 dan ligan 2,2 -bipy Ligan 2,2 -bipy (0,31 g, 2 mmol) yang telah dilarutkan dalam EtOH (4 ml) dicampurkan ke ZnSO 4.7H 2 O (0,28 g, 1 mmol) dalam EtOH (4 ml). Ke dalam campuran garam dan ligan ditambahkan H 2 SO 4 pekat (3 tetes) lalu digetarkan pada bak ultrasonik selama 45 menit pada temperatur kamar. Setelah itu dilakukan penyaringan untuk memisahkan endapan. Filtrat hasil penyaringan dikristalisasi dalam tabung reaksi dan diuapkan secara perlahan. Kristal yang terbentuk dipisahkan dan dikeringkan dengan menggunakan kertas saring. Setelah diperoleh kristal hasil sintesis, selanjutnya dilakukan karakterisasi terhadap kristal tersebut yang meliputi penetuan titik lebur, uji daya hantar listrik, uji kualitatif anion, dan SEM-EDX. Prediksi struktur senyawa kompleks didasarkan pada anilisis EDX dan hasil perhitungan energi bebas, panjang dan sudut ikatan dengan software Spartan 10. Hasil 1. Pembentukan Senyawa Kompleks Hasil sintesis senyawa kompleks dari Zn(NO 3 ) 2 dan 2,2 -bipiridina adalah terbentuk kristal tak berwarna berbentuk balok yang muncul pada hari ke empat sedangkan hasil sintesis senyawa kompleks dari ZnSO 4 dan 2,2 -bipiridina menghasilkan kristal berbentuk jarum dan tak berwarna pada hari ke sembilan. Hasil analisis SEM dan permukaan dari kedua kristal hasil sintesis berturut-turut ditunjukkan pada Gambar 2 dan 3. Gambar 2. Kompleks dari Zn(NO 3 ) 2 dan 2,2 -bipy Gambar 3. Kompleks dari ZnSO 4 dan 2,2 -bipy

2. Penentuan Titik Lebur Kemurnian suatu senyawa kompleks dapat diketahui melalui penentuan titik lebur. Penentuan titik lebur digunakan untuk memastikan bahwa senyawa yang dihasilkan adalah senyawa baru, bukan ligan ataupun garamnya. Data hasil pengukuran titik lebur dari senyawa reaktan dan senyawa hasil sintesis dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Penentuan Titik Lebur Senyawa Reaktan dan Senyawa Hasil Sintesis 3 Senyawa Zn(NO 3 ) 2 ZnSO 4 2,2 -bipiridina Senyawa kompleks: Senyawa kompleks dari Zn(NO 3 ) 2 dan 2,2 -bipy Senyawa kompleks dari ZnSO 4 dan 2,2 -bipy Titik Lebur 110 0 C 280 0 C (Merck Index) 70-72 C (Merck Index) 215-217 o C 151-152 o C Dari Tabel 1, dapat dinyatakan bahwa senyawa yang berhasil disintesis adalah senyawa baru karena berbeda titik leburnya baik dengan garam maupun dengan ligan penyusunnya. Dari hasil tersebut, kedua senyawa kompleks yang dihasilkan dapat dikatakan murni karena rentang titik leburnya hanya 1-2 0 C. 3. Penentuan Daya Hantar Listrik Daya hantar listrik (DHL) adalah ukuran kemampuan suatu zat menghantarkan arus listrik. Pengukuran DHL digunakan untuk mengetahui senyawa kompleks hasil sintesis bersifat netral atau ionik. Data DHL senyawa hasil sintesis ditunjukkan di Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Daya Hantar Listrik (DHL) Senyawa Kompleks Hasil Sintesis Larutan Etanol (pelarut) Zn(NO 3 ) 2 ZnSO 4 Senyawa kompleks: Senyawa kompleks dari Zn(NO 3 ) 2 dan 2,2 -bipy Senyawa kompleks dari ZnSO 4 dan 2,2 -bipy DHL (μs/cm) 26,9 1541 1446 1328 912 Pada Tabel 2, kedua senyawa hasil sintesis larut dalam etanol yang mempunyai kepolaran tinggi. Dari jenis pelarut inilah dapat ditunjukkan bahwa kompleks yang dihasilkan mempunyai karakter ionik yang lebih tinggi daripada karakter kovalennya. Kedua senyawa hasil sintesis juga mempunyai DHL yang lebih besar dari DHL pelarut dan tidak beda jauh dari DHL reaktan. Dari jenis pelarut dan hasil DHL maka dapat disimpulkan bahwa kedua senyawa kompleks tersebut termasuk kompleks ionik. 4. Uji Kualitatif Anion Uji kualitatif anion sulfat dilakukan untuk membuktikan anion dari garam bertindak sebagai ion pengimbang dalam senyawa kompleks hasil sintesis. Pada uji kualitatif ion sulfat, sebanyak 0,02 g kristal senyawa kompleks hasil reaksi antara ZnSO 4

4 dan 2,2 -bipy dilarutkan ke dalam 5 ml pelarut etanol kemudian ditetesi dengan larutan BaCl 2 0,01 M dan diperoleh endapan berwarna putih. Padatan putih yang terbentuk selanjutnya dilarutkan dalam HCl 0,01 M dan data kualitatif yang diperoleh yaitu padatan putih tidak larut sehingga dapat disimpulkan bahwa padatan putih yang terbentuk adalah BaSO 4. Dari uji kualitatif yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ion sulfat bertindak sebagai anion pengimbang bukan sebagai ligan sehingga mampu berikatan dengan ion barium menghasilkan endapan BaSO 4 yang berwarna putih. Reaksi yang terjadi dari perlakuan tersebut adalah sebagai berikut: SO 4 2- (aq) + BaCl 2 (aq) BaSO 4 (s) + HCl (aq) BaSO 4 (s) + 2Cl - (aq) putih Identifikasi anion nitrat diawali dengan membuat larutan dari kristal Zn(NO 3 ) 2 -bipy. Setelah itu, ditambah 3 ml FeSO 4 dan secara perlahan dialirkan H 2 SO 4 pekat melalui dinding tabung. Hasil yang diperoleh menunjukkan terbentuk cincin coklat menurut reaksi: NO 3 - (aq) + 6FeSO 4 (aq) + 4H 2 SO 4 (l) 3Fe 2 (SO 4 ) 3 (aq) + NO (g) + SO 4 2- (aq) + 2H 2 O (l) FeSO 4 (aq) + NO (g) [Fe(NO)]SO 4 (aq) (cincin coklat) 5. Analisis Senyawa Kompleks dengan EDX Hasil analisis EDX dapat menunjukkan data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis EDX secara kualitatif menghasilkan spektrum EDX seperti histogram berturutturut pada Gambar 4 dan 5 yang menunjukkan jenis unsur-unsur yang terkandung dalam senyawa kompleks hasil sintesis. Gambar 4. Spektrum EDX Senyawa Kompleks dari Zn(NO 3 ) 2 dan 2,2 -bipy Gambar 5. Spektrum EDX Senyawa Kompleks dari ZnSO 4 dan 2,2 -bipy Secara kualitatif, spektrum pada Gambar 4 menunjukkan beberapa puncak yang menggambarkan komposisi atom-atom penyusun senyawa kompleks yaitu atom C, N, O, dan Zn sedangkan spektrum pada Gambar 5 menunjukkan adanya atom-atom penyusun

5 senyawa kompleks adalah atom C, N, O, S, dan Zn. Secara kuantitatif, komposisi atomatom penyusun senyawa kompleks berturut-turut diperlihatkan pada Tabel 3 dan 4. Tabel 3. Hasil Analisis EDX Senyawa Kompleks dari Zn(NO 3 ) 2 dan 2,2 -bipy Wt (%) At (%) Unsur Teoritis EDX Teoritis EDX C 47,83 57,97 60,06 68,76 N 16,74 16,05 18,18 16,32 O 19,13 13,78 18,18 12,27 Zn 13,03 12,21 3,03 2,66 Tabel 4. Hasil Analisis EDX Senyawa Kompleks dari ZnSO 4 dan 2,2 -bipy Unsur C N O S Zn Wt (%) At (%) Teoritis EDX Teoritis EDX 50,65 48,20 66,67 61,87 11,82 13,14 13,33 14,75 13,51 16,86 13,33 16,51 6,77 6,54 3,33 3,21 13,80 15,25 3,33 3,67 Pembahasan Sintesis senyawa kompleks dari Zn(NO 3 ) 2 dan ZnSO 4 berturut-turut dengan ligan 2,2 -bipy pada perbandingan stoikiometri sebesar 1 : 2 berturut-turut menghasilkan kristal berbentuk balok dan jarum yang keduanya tak berwarna. Terbentuknya senyawa kompleks didasarkan atas titik lebur senyawa. Pada analisis dengan EDX ditunjukkan bahwa senyawa-senyawa baru tersebut memiliki rumus empiris C 20 H 20 N 6 O 6 Zn dan C 20 H 20 N 4 O 4 SZn. Analisis DHL juga menunjukkan bahwa kedua senyawa tersebut merupakan senyawa kompleks ionik. Pada analisis kualitatif anion, disimpulkan bahwa ion nitrat atau ion sulfat bertindak sebagai anion pengimbang sehingga rumus kimia yang memenuhi adalah [Zn(2,2 -bipy) 2 ](NO 3 ) 2 dan [Zn(2,2 -bipy)]so 4. Kedua senyawa tersebut memiliki kation komples [Zn(2,2 -bipy)] 2+ dengan kemungkinan struktur tetrahedral atau bujur sangkar. Hasil perhitungan energi bebas menggunakan program Spartan 10 menunjukkan bahwa struktur tetrahedral memiliki energi bebas lebih rendah dibandingkan struktur bujur sangkar. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Energi Bebas Prediksi Struktur Senyawa Kompleks Geometri [Zn(2,2 bipy) 2 ](NO 3 ) 2 [Zn(2,2 bipy) 2 ]SO 4 Tetrahedral -1192,0453 kj/mol -636,7821 kj/mol Segiempat planar 4270,3325 kj/mol 6838,1368 kj/mol

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa senyawa kompleks yang diperoleh adalah [Zn(2,2 -bipy) 2 ](NO 3 ) 2 dan [Zn(2,2 -bipy)]so 4 dengan kation kompleks memiliki struktur tetrahedral. Struktur kedua kompleks tersebut ditunjukkan berturut-turut pada Gambar 6 dan 7. 6 Gambar 6. Prediksi Struktur Senyawa Kompleks [Zn(2,2 -bipy) 2 ](NO 3 ) 2 pada Struktur Tetrahedral Gambar 7. Prediksi Struktur Senyawa Kompleks [Zn(2,2 -bipy) 2 ]SO 4 pada Struktur Tetrahedral Selain untuk menghitung energi bebas, melalui program Spartan 10 juga dapat diketahui panjang dan sudut ikatan dari kedua senyawa kompleks tersebut. Data panjang dan sudut ikatan senyawa kompleks hasil sintesis dengan struktur tetrahedral dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Panjang Ikatan dan Sudut Ikatan Senyawa Hasil Sintesis Parameter [Zn(2,2 bipy) 2 ](NO 3 ) 2 [Zn(2,2 bipy) 2 ]SO 4 Panjang ikatan: 2,570 Å 2,571 Å 2,550 Å 2,572 Å 2,564 Å 2,582 Å 2,567 Å 2,567 Å Zn-N(1) Zn-N(2) Zn-N(3) Zn-N(4) Sudut ikatan: N(1)-Zn-N(2) N(3)-Zn-N(4) N(1)-Zn-N(3) N(2)-Zn-N(4) N(1)-Zn-N(4) N(2)-Zn-N(3) 65,44 o 64,40 o 71,43 o 70,59 o 99,41 o 109,19 o 64,81 o 63,78 o 71,03 o 69,93 o 101,79 o 105,00 o

Pengaruh perbedaan anion dari garam terhadap struktur senyawa kompleks yang terbentuk dapat dipelajari dari data panjang dan sudut ikatan yang ditunjukkan pada Tabel 6. Nilai panjang dan sudut ikatan dari kedua senyawa kompleks memiliki perbedaan namun memiliki pola struktur yang mirip. Hal ini sesuai dengan penelitian Ahmadi (2008) dan Kalateh (2010) pada sintesis kompleks [ZnCl 2 (6-mbpy)] dan [ZnBr 2 (6-mbpy)]. Yang strukturnya dapat dilihat berturut-turut pada Gambar 8 dan 9 sedangkan data besar sudut dan panjang ikatan hasil eksperimen ditunjukkan pada Tabel 7. 7 Gambar 8. Senyawa Kompleks Gambar 9. Senyawa Kompleks [Zn(6-mbpy)Cl 2 ] (Ahmadi, dkk., 2008) [Zn(6-mbpy)Br 2 ] (Kalateh, dkk., 2010) Tabel 7. Panjang dan Sudut Ikatan Senyawa [ZnCl 2 (6-mbpy)] dan [ZnBr 2 (6-mbpy)] Parameter [ZnCl 2 (6-mbpy)] [ZnBr 2 (6-mbpy)] Panjang ikatan: 2,066(4) Å 2,057(7) Å 2,054(4) Å 2,048(7) Å 2,2236(15) Å 2,3617(16) Å 2,1995(13) Å 2,3300(15) Å Zn-N(1) Zn-N(2) Zn-X(1) Zn-X(2) Sudut ikatan: N(1)-Zn-N(2) X(2)-Zn-X(1) N(2)-Zn-X(2) N(1)-Zn-X(1) N(1)-Zn-X(2) N(2)-Zn-X(1) X = Cl, Br 80,31(15) o 109,16(11) o 117,28(10) o 116,84(11) o 111,08(11) o 116,72(5) o 80,9(3) o 110,1(2) o 116,8(2) o 117,6(2) o 108,6(2) o 117,3(6) o Dari data pada Tabel 7, kedua kompleks juga memiliki kemiripan pola struktur walaupun nilai panjang dan sudut ikatannya berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa anion dari garam tidak mempengaruhi struktur senyawa kompleks yang dihasilkan. Prediksi senyawa kompleks hasil sintesis, yaitu [Zn(2,2 -bipy) 2 ](NO 3 ) 2 dan [Zn(2,2 -bipy) 2 ]SO 4 juga memiliki kemiripan pola struktur dengan kompleks [ZnX 2 (6- mbpy)] (X = Cl, Br) dimana keduanya memiliki geometri tetrahedral di sekitar atom pusat. Namun, pada kompleks [ZnX 2 (6-mbpy)], ion pusat Zn(II) berikatan kovalen dengan 2 ion X - dan 2 atom N dari ligan turunan 2,2 -bipy sedangkan pada kompleks hasil penelitian, ion pusat Zn(II) berikatan kovalen dengan 4 atom N dari ligan 2,2 -bipy. Akibatnya, panjang ikatan Zn-N pada [Zn(2,2 -bipy) 2 ](NO 3 ) 2 dan [Zn(2,2 -bipy) 2 ]SO 4 lebih besar daripada

panjang Zn-N(1) dan Zn-N(2) pada [ZnX 2 (6-mbpy)]. Sementara itu, sudut ikatan N(1)-Zn- N(2) dan N(3)-Zn-N(4) pada [Zn(2,2 -bipy) 2 ](NO 3 ) 2 dan [Zn(2,2 -bipy) 2 ]SO 4 lebih kecil dari sudut ikatan N(1)-Zn-N(2) pada senyawa [ZnX 2 (6-mbpy)]. Makin bertambahnya panjang ikatan maka akan memperkecil sudut ikatan. Hal ini terjadi untuk mengurangi tolakan antar subtituen. Kesimpulan Senyawa kompleks dari Zn(NO 3 ) 2 dan ZnSO 4 berturut-turut dengan ligan 2,2 - bipiridina pada stoikiometri sebesar 1 : 2 dapat disintesis dengan metode reaksi langsung menggunakan pelarut etanol. Kedua senyawa kompleks hasil sintesis merupakan kompleks ionik yang memiliki rumus kimia [Zn(2,2 -bipy) 2 ](NO 3 ) 2 dan [Zn(2,2 -bipy) 2 ]SO 4 dengan kation kompleks mengadopsi struktur tetrahedral. Saran Melakukan penelitian lebih lanjut menggunakan metode difraksi sinar-x kristal tunggal untuk mengetahui struktur senyawa kompleks secara lebih tepat dan akurat. Daftar Rujukan Ahmadi, R., Kalateh, K., Ebadi, A., Amani, V., & Khavasi, H.R. 2008. Dichlorido(6- methyl-2,2 -bipyridine-k 2 N,N )zinc(ii). Acta Crystallographica., 2008 (64): 1266. Kalateh, K., Ahmadi, R., & Amani, V. 2010. Dibromido(6-methyl-2,2 -bipyridine- K 2 N,N )zinc(ii). Acta Crystallographica.,2010 (66): 1241. Kim, Y., Kim, S., Nahm, K., & Kang, M. 2010. Dynamic Rapid Synthesis of Bis(2,2'- bipyridine)nitrato Zinc (II) Nitrate Using a Microwave Method and its Application to Dye-Sensitized Solar Cells (DSSC). Bull. Korean Chem. Soc., 31 (10): 2923-2928. Pearson, R.G. 1963. Hard and Soft Acids and Bases. Journal of The American Chemical Society Physical and Inorganic Chemistry. 85 (22): 265-260. 8