BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian Subyek penelitian yang dipakai adalah para mahasiswa Binus yang bekerja di Binus University dengan kriteria: 1. Bekerja sebagai asisten laboratorium SLC (Software Laboratory Center) di Binus University 2. Bekerja pada shift malam dan shift pagi 3. Usia 18-21 tahun Menurut Gay dalam Sevilla (1993), populasi merupakan kelompok dimana peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Populasi subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berkuliah sambil bekerja sebagai aslab di SLC Binus University. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 90 mahasiswa yang kuliah sambil bekerja sebagai aslab di SLC Binus University. Untuk uji coba alat ukur, responden diambil sebanyak 40 subyek, yang terdiri dari 30 subyek aslab SLC dan 10 subyek dari aslab SISFO. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan lab SISFO mempunyai unsur kemiripan dengan lab SLC, yaitu para aslab sama-sama masih berstatus mahasiswa dan selain itu lab SISFO dan lab SLC merupakan laboratorium yang berbasis software. Untuk uji coba alat ukur, responden diambil dari lab lainnya karena jumlah responden yang terbatas di SLC, sedangkan untuk pengambilan data penelitian (field study) diambil sepenuhnya dari aslab SLC sebanyak 60 subyek. 24
Sampel menurut Sevilla, dkk (1993) adalah suatu kelompok kecil yang diambil dari populasi atau suatu anggota kelompok tertentu yang ingin diukur. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan non-probability sampling. Non-probability sampling merupakan teknik sampling yang tidak memberikan atau menyediakan probabilitas yang sama pada seluruh anggota dari populasi untuk dijadikan sampel (Reaves, 1992). Non-probability sampling sendiri terdiri dari beberapa teknik. Untuk penelitian ini dipakai pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling, yakni sampel yang diambil disesuaikan dengan tujuan ataupun kriteria dari penelitian yang akan dilakukan. Dalam pelaksanaan penelitian ini jumlah subjek yang akan diambil adalah sebanyak 40 orang untuk uji coba dan 60 orang untuk field study. Hal ini diambil dengan harapan semakin banyak jumlah sampel yang diambil, diharapkan akan semakin akurat hasil penelitian yang diharapkan. 3.2 Desain Penelitian Metode Penelitian yang digunakan, yaitu penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif. Menurut Punch dalam Blaxter, dkk. (2006), penelitian kuantitatif menekankan pada pengumpulan dan analisis data dalam bentuk numerik. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh berupa angka yang nantinya dianalisis secara statistik. Pendekatan kuantitatif yang dipakai ini diharapkan dapat mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan serta pengolahan data, selain itu metode ini dipakai karena melihat jumlah sampel yang cukup banyak, serta peneliti merasa metode ini lebih efektif untuk meneliti kemampuan regulasi diri atau self-regulation dalam kaitannya dengan motivasi berprestasi yang dimiliki oleh mahasiswa yang bekerja. 25
Penelitian kuantitatif sendiri terdiri dari 2 jenis penelitian, yakni penelitian eksperimental dan penelitian non-eksperimental (Seniati, dkk, 2009). Untuk desain penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian non-eksperimental. Penelitian non-eksperimental adalah penelitian yang sistematis, dimana peneliti tidak memiliki kontrol langsung terhadap variabel bebas karena manifestasi mereka telah terjadi atau karena mereka secara inheren tidak dimanipulasi (Kerlinger, 1986). Penelitian non-eksperimental yang dipakai pada penelitian ini adalah penelitian dengan metode korelasional, dimana metode korelasional merupakan metode yang digunakan untuk menentukan besarnya arah hubungan. Menurut Sevilla (1993), melalui metode ini, peneliti dapat mengkorelasikan seberapa besar hubungan yang disebabkan oleh satu variabel dalam hubungannya dengan variabel lain. 3.2.1 Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas merupakan variabel yang memiliki pengaruh atau berpengaruh terhadap variabel lain. Variabel bebas terjadi lebih dahulu sebelum terjadinya variabel terikat (Seniati, dkk. 2009). Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah regulasi diri atau self-regulation. Regulasi diri menurut Bandura dalam Feist (2006), adalah suatu strategi yang digunakan oleh individu dalam mencapai goal atau tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada karakteristik regulasi diri yang dipaparkan oleh Ormrod (2008) untuk alat ukurnya. Berikut beberapa karakteristik individu yang memiliki kemampuan regulasi diri: menetapkan standar dan tujuan, pengaturan emosi, melakukan instruksi diri, melakukan self-monitoring, melakukan evaluasi diri, dan membuat kontigensi yang ditetapkan sendiri. Dalam penelitian ini 26
peneliti mengacu pada karakteristik regulasi diri yang dipaparkan oleh Ormrod (2008) untuk alat ukurnya. 2. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat merupakan bentuk variabel dimana, segala reaksi atau respon dari subjek diukur sebagai akibat dari variabel bebas (Seniati, dkk. 2009). Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi menurut Santrock (2003), adalah suatu dorongan untuk menyelesaikan sesuatu, untuk mencapai suatu standar kesuksesan, dan untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan untuk melakukan suatu kesuksesan. Dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada beberapa aspek penting dalam motivasi berprestasi yang dijelaskan oleh McClelland dalam Hawadi (2001) dan Alschuler (1973) untuk alat ukurnya. Berikut beberapa aspek penting dalam motivasi berprestasi: kebutuhan akan prestasi, pengambilan tanggung jawab, ketakutan akan kegagalan, kemampuan mengatasi kendala, dan kebutuhan akan umpan balik. 3.3 Setting Lokasi dan Instrumen penelitian 3.3.1 Setting Lokasi Lokasi penelitian dilakukan di Software Laboratory Center (SLC), Binus University dan penelitian ditujukan pada mahasiswa yang bekerja sebagai asisten laboratorium (aslab) di SLC tersebut. Peneliti memilih mahasiswa yang bekerja di SLC karena dianggap sesuai dengan topik yang ingin diteliti yaitu tentang mahasiswa yang kuliah sambil bekerja, selain itu mahasiswa yang bekerja sebagai aslab bekerja secara full-time yang berarti waktu mereka lebih padat dibandingkan dengan mahasiswa yang bekerja part-time. Selain itu, lokasi ini dipilih karena dianggap sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sebelumnya dalam penelitian ini, yaitu pada mahasiswa yang bekerja sebagai aslab, bekerja pada shift pagi dan 27
malam, serta berusia 18-21 tahun. Peneliti juga mempersiapkan kuesioner yang nantinya diberikan pada mahasiswa yang bekerja sebagai aslab di SLC dengan dibantu oleh pihak manager dari SLC. 3.3.2 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang terdiri dari beberapa pernyataan. Kusioner ini diberikan pada mahasiswa Binus University, baik pria maupun wanita yang bekerja sebagai aslab di SLC Binus. Kuesioner ini awalnya terdiri dari 6 pernyataan untuk uji coba alat ukur, yang terbagi menjadi 60 item untuk regulasi diri dan 66 item untuk motivasi berprestasi namun, setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas, jumlah item menjadi 53, yang terbagi menjadi 27 item untuk regulasi diri dan 26 item untuk motivasi berprestasi. Pada kuesioner ini, responden diminta untuk menjawab setiap pernyataan dengan memberikan tanda check list ( ) pada kolom skala yang dianggap sesuai dengan dirinya sendiri. Kuesioner ini nantinya digunakan untuk memperoleh hasil data yang berhubungan dengan variabel penelitian, yaitu untuk variabel regulasi diri dan motivasi berprestasi (lihat lampiran 3). Sebelum membuat alat ukur, peneliti menetapkan dahulu dimensi serta indikator tiap varibel yang akan digunakan dalam merancang item kuesioner. Berikut tabel yang berisi dimensi dan indikator pada variabel regulasi diri dan motivasi berprestasi: 28
Tabel 3.1 Dimensi dan Indikator Variabel Regulasi Diri No. Dimensi Indikator 1. Menetapkan standar dan tujuan Mahasiswa menetapkan tujuan tertentu Mahasiswa menetapkan standar tertentu 2. Pengaturan emosi Mengontrol pengekspresian perasaan negatif 3. Melakukan instruksi diri Mengetahui dan menyadari kesulitan yang dialaminya Mengetahui langkah-langkah yang perlu dibuat untuk mengatasi kesulitannya 4. Melakukan self-monitoring Mahasiswa mengetahui perkembangan usahanya Mahasiswa menggunakan teknik tertentu untuk memonitor perkembangan usahanya 5. Melakukan evaluasi diri Mahasiswa menganalisa perilakunya Mahasiswa menggunakan teknik tertentu untuk mengevaluasi perilakunya 6. Kontigensi yang ditetapkan sendiri Pemberian reward dan punishment berdasarkan standart yang ditetapkan sendiri 29
Tabel 3.2 Dimensi dan Indikator Variabel Motivasi Berprestasi No. Dimensi Indikator 1. Kebutuhan akan prestasi Mahasiswa mempunyai rencana atau tujuan ke depan bagi masa depannya Mahasiswa melakukan tugasnya untuk mendapatkan kepuasan pribadi dan bukan hadiah 2. Pengambilan tanggung jawab Mahasiswa melakukan atau mengerjakan tugasnya secara maksimal Mahasiswa tidak menunda-nunda tugas yang diberikan kepadanya 3. Ketakutan akan kegagalan Mahasiswa bekerja keras menghindari menurunnya prestasi Mahasiswa tidak mudah panik saat ujian 4. Kemampuan mengatasi kendala Mahasiswa membuat strategi belajar yang efektif dan efisien Mahasiswa mengerjakan tugasnya tepat waktu Mahasiswa dapat fokus saat belajar 5. Kebutuhan akan umpan balik Mahasiswa ingin tugasnya dikoreksi oleh orang lain Mahasiswa ingin mendapatkan masukan mengenai usaha atau kinerjanya 30
Selain kuesioner yang berguna untuk mengukur hubungan regulasi diri dan motivasi berprestasi, peneliti juga menambahkan bagian-bagian lain yaitu: data kontrol, petunjuk pengisian, dan keterangan. Data kontrol digunakan peneliti untuk mengetahui identitas subyek yang berisi nama (inisial), jenis kelamin, usia, jurusan, semester kuliah, lama bekerja, shift, dan nilai IPK. Data kontrol tersebut berguna agar peneliti dapat melihat bahwa subyek yang mengisi kuesioner sesuai dengan karakteristik penelitian. Petunjuk pengisian kuesioner merupakan petunjuk kepada subyek untuk mengisi kuesioner yang diberikan. Petunjuk ini berisi contoh cara menjawab pernyataan-pernyataan dalam kuesioner. Keterangan merupakan penjelasan dari skala yang digunakan dan bertujuan untuk memudahkan responden dalam menjawab. Untuk uji coba alat ukur, jumlah sampel yang akan diambil dalam uji coba alat ukur ini sebanyak 40 sampel, baik mahasiswa pria maupun wanita yang bekerja sambil berkuliah di Binus University. Berdasarkan penelitian Gay dalam sevilla dkk, (1993) sendiri, 40 sampel yang diambil ini merupakan ukuran minimum untuk penelitian korelasi. Dari penjelasan tersebut, maka penelitian ini menggunakan subyek sebanyak 40 orang untuk uji coba alat ukur, dan sebanyak 60 orang dalam pelaksanaan penelitian (field study). 3.4 Pengukuran Kuesioner yang diberikan menggunakan skala pengukuran Likert. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap dalam suatu penelitian, dengan menggunakan angka-angka sebagai metode perhitungannya. Pemberian kode nilai berupa sangat tidak setuju diberi nilai 1, tidak setuju diberi nilai 2, setuju diberi nilai 3, dan sangat setuju diberi nilai 4 (Sevilla, 1993). Hal ini berlaku untuk item positif, sedangkan untuk item negatif berlaku kebalikannya. 31
Awalnya kuesioner ini terdiri dari 6 pernyataan (lihat lampiran 1), dimana terdiri dari 60 item untuk regulasi diri (Tabel 3.3) dan 66 item untuk motivasi berprestasi (Tabel 3.5). Setelah dilakukan uji coba pada alat ukur, maka kuesioner ini menjadi 53 item pernyataan (lihat lampiran 2), yang dibagi menjadi 27 item untuk regulasi diri (Tabel 3.4), dan 26 item untuk motivasi berprestasi (Tabel 3.6). 3.4.1 Alat Ukur Variabel Regulasi Diri Untuk item regulasi diri, awalnya item terdiri dari 60 item (Tabel 3.3). Setelah dilakukan uji coba item regulasi diri menjadi 27 item (Tabel 3.4). Berikut penjabaran jumlah item untuk tiap dimensi dari variabel regulasi diri: Tabel 3.3. Item Regulasi Diri Sebelum Uji Coba Dimensi Nomor item Jumlah item Standar dan tujuan yang ditetapkan 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19, 21, 23. Pengaturan emosi 25, 27, 29, 31, 33, 35. 6 Instruksi diri 37, 39, 41, 43, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59. Self-monitoring 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, 77, 79, 81, 83. Evaluasi diri 85, 87, 89, 91, 93, 95, 97, 99, 101, 103, 105, 107. Kontigensi yang ditetapkan 109, 111, 113, 115, 117, 119. 6 sendiri Total 60 32
Tabel 3.4 Item Regulasi Diri Setelah Uji Coba Dimensi Nomor item Jumlah item Standar dan tujuan yang 5, 9, 21, 23 4 ditetapkan Pengaturan emosi 25, 33 2 Instruksi diri 37, 39, 43, 49, 53, 57 6 Self-monitoring 61, 65, 67, 69, 81,83 6 Evaluasi diri 85, 89, 93, 97, 99, 101, 105 7 Kontigensi yang ditetapkan 117, 119 2 sendiri Total 27 Keterangan: Nomor item yang digaris bawahi menunjukkan item negatif. 3.4.2 Alat Ukur Variabel Motivasi Berprestasi Kuesioner ini awalnya terdiri dari 66 item untuk motivasi berprestasi (Tabel 3.5). Setelah dilakukan uji coba, diperoleh item untuk motivasi berprestasi menjadi 26 item (Tabel 3.6). Berikut penjabaran jumlah item untuk tiap dimensi dari variabel motivasi berprestasi: Tabel 3.5 Item Motivasi Berprestasi Sebelum Uji Coba Dimensi Nomor item Jumlah item Kebutuhan akan prestasi 2, 4, 6, 8, 10,, 14, 16, 18, 20, 22, 24. Pengambilan tanggung 26, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, jawab 44, 46, 48. 33
Ketakutan akan kegagalan 50, 52, 54, 56, 58, 60, 62, 64, 66, 68, 70, 72. Kemampuan mengatasi 74, 76, 78, 80, 82, 84, 86, 88, 90, 18 kendala 92, 94, 96, 98, 100, 102, 104, 106, 108. Kebutuhan akan umpan balik 110, 1, 114, 116, 118, 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6. Total 66 Tabel 3.6 Item Motivasi Berprestasi Setelah Uji Coba Dimensi Nomor item Jumlah item Kebutuhan akan prestasi 8, 24 2 Pengambilan jawab tanggung 26, 28, 30, 32, 42, 44 6 Ketakutan akan kegagalan 54, 64, 66, 70 4 Kemampuan kendala mengatasi 74, 82, 98, 100, 102, 104, 106 7 Kebutuhan akan umpan 110, 114, 116, 118,1, 2, 5 7 balik Total 26 Keterangan: Nomor item yang digaris bawahi menunjukkan item negatif. 34
3.4.3 Uji Validitas Alat Ukur Validitas merupakan derajat pengukuran yang telah ditetapkan, dimana peneliti mengukur apa yang seharusnya diukur (Smith dalam Kumar, 1999). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tipe validitas konstruk, dimana teknik ini digunakan untuk menetapkan validitas dari sebuah instrumen penelitian yang didasarkan pada prosedur statistik (Kumar, 1999). Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment Pearson yang dibantu dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pernyataan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item tersebut mampu memberikan dukungan untuk mengungkap apa yang ingin diungkap (Priyatno, 2008). Menurut Sevilla, dkk (1993), koefisien korelasi 0,30 ke atas merupakan indikasi dari soal-soal yang baik. Dari hasil penghitungan, diperoleh nilai validitas alat ukur pada variabel regulasi diri berkisar antara 0,320 0,721 (lihat lampiran 5). Untuk motivasi berprestasi, nilai validitas alat ukur yang diperoleh berkisar 0,309 0,717 (lihat lampiran 6). Berdasarkan standar nilai validitas yang digunakan, dapat dikatakan bahwa item-item dari kedua variabel tersebut sudah valid. 3.4.4 Uji Reliabilitas Alat Ukur Reliabilitas adalah tingkat ketepatan atau presisi dalam pengukuran yang dibuat untuk instrumen penelitian. Pada penelitian ini, uji coba reliabilitas yang digunakan adalah dengan menggunakan metode internal consistency procedures, dimana item-item yang mengukur fenomena yang sama harus menghasilkan hasil yang sama (Kumar, 1999). Metode pengujian reliabilitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan perhitungan cronbach s alpha dibantu 35
dengan menggunakan program SPSS 16.0 For Windows, dimana metode ini sangat cocok digunakan pada skor yang berbentuk skala (Priyatno, 2008). Sekaran dalam Priyatno (2008), menjelaskan ukuran standar nilai dari suatu reliabilitas: < 0,6 = kurang baik 0,7 = dapat diterima 0,8 = baik Dari hasil penghitungan alat ukur diperoleh nilai koefisien alpha untuk regulasi diri sebesar 0,898 (lihat lampiran 5), dimana nilai ini menunjukkan adanya reliabilitas yang baik atau dapat dikatakan bahwa item-item pada alat ukur regulasi diri sudah reliable. Untuk motivasi berprestasi, nilai koefisien alpha yang diperoleh adalah sebesar 0,9 (lihat lampiran 6), yang mana nilai ini menunjukkan adanya reliabilitas yang baik, atau dapat dikatakan item-item pada alat ukur motivasi berprestasi sudah reliable. 3.5 Prosedur 3.5.1 Perencanaan Penelitian Langkah-langkah pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti : 1. Peneliti menentukan masalah penelitian. 2. Peneliti menetapkan jumlah dan karakteristik subyek penelitian (sampel penelitian). 3. Peneliti merancang item-item pernyataan untuk uji coba alat ukur 4. Peneliti membagikan kuesioner. 5. Peneliti mengolah data-data yang diterimanya dan kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas. 36
6. Peneliti merancang item-item untuk pengambilan data penelitian (field study). 7. Peneliti mengambil data untuk field study. 8. Peneliti kemudian melakukan olah data dan analisa terhadap data penelitian. 3.5.2 Pengambilan dan Pengolahan Data Pada penelitian ini, peneliti menggunakan subyek sebanyak 40 orang untuk uji coba alat ukur. Setelah melakukan pengambilan data, kemudian peneliti melakukan olah data dengan menggunakan SPSS 16.0 For Windows. Setelah diolah data, maka item kuesioner yang sebelumnya berjumlah 6 item, menjadi 53 item yang kemudian dipakai untuk pengambilan data penelitian (field study). Setelah pengolahan data untuk uji coba ini dilakukan, maka kemudian dilakukan penyebaran kuesioner kepada 60 responden pada mahasiswa yang bekerja sebagai aslab di SLC Binus University. Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik dengan menggunakan korelasi Pearson. Korelasi Pearson atau Product Moment Pearson ini dipilih dalam penelitian ini karena dianggap sesuai dengan jenis data yang digunakan, yaitu untuk jenis soal yang menggunakan skala likert (Sevilla, dkk., 1993). Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara 2 variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara 2 variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah, dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (Priyatno, 2008). 37
Sugiyono dalam Priyatno (2008), memberikan intrepretasi koefisien korelasi sebagai berikut: 0,00 0,199 = korelasi sangat rendah 0,20 0,399 = korelasi rendah 0,40 0,599 = korelasi sedang 0,60 0,799 = korelasi kuat 0,80 1,000 = korelasi sangat kuat 38