SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT BISNIS KABUPATEN WONOGIRI TAHUN Oleh : Dra. L.V. Ratna Devi, M.Si

dokumen-dokumen yang mirip
Pelayanan Pemerintah Kabupaten Bantul

Isu Strategis Kota Surakarta

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

kemudian diikuti oleh Kota Magelang dan Kota Salatiga. 20 Kabupaten dan Kota berada pada tingkat medium (menengah) hingga tinggi, sedangkan 15

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

PENDAHULUAN. merencanakan pertumbuhan dan perubahannya (Catanese & Snider, 1988).

Tujuan Penyediaan Prasarana

JURNAL LOGIKA, Volume XV, No 3 Desember Tahun 2015 ISSN :

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK

VISI, MISI DAN PORGRAM VISI

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS SERVICE AC, KULKAS, DAN DISPENSER. Jurusan : Teknik Mesin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan

BAB IV PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGGUNA TERHADAP PENATAAN PASAR TRADISIONAL

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

kinerja yang berkualitas merupakan suatu kebutuhan.

BAB 5 PENUTUP. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Dinas Kebersihan dan Pertamanan selaku. Kota Surabaya sudah cukup baik. Meskipun belum maksimal, namun

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya perubahan serta akselerasi dalam berbagai bidang. Perubahan

PCM ANALYSIS MENINGKATKAN EFISIENSI PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR JALAN SECARA BEKELANJUTAN

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta caracara

Good Governance. Etika Bisnis

Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance (Variabel X) Akuntabilitas

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III DATA DAN ANALISIS

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

BUPATI KARO PROPINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik adalah dengan mengukur tingkat investasi yang dimiliki oleh daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam sebuah

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III DATA DAN ANALISIS

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

PERSEPSI WISATAWAN TENTANG DESTINASI WISATA PANTAI PASIR JAMBAK KOTA PADANG RIO NALDO PAKPAHAN /2011

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

BAB V STRATEGI MONEV

PERDA KABUPATEN KAYONG UTARA NO.1, LD.2011/NO.1 SETDA KABUPATEN KAYONG UTARA : 22 HLM

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI DAERAH

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BALANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) LAYANAN KEMAHASISWAAN DI POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA TAHUN 2015

Pelayanan Prima di Perguruan Tinggi

Kalimantan Tengah. Jembatan Kahayan

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK KPPI KABUPATEN PURBALINGGA. Oleh: Suliyanto* Abstract I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, pembangunan di berbagai sektor

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

I. PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan suatu kewajiban aparatur negara untuk

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan tersebut dapat meliputi berbagai hal, mulai dari aspek sosial,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah kepemilikan kendaraan dewasa ini sangat pesat.

TENTANG WALIKOTA CIMAHI, selain. Kota. Cimahi;

RETRIBUSI PASAR DAN PENYEDIAAN FASILITAS UNTUK PEDAGANG PASAR DI PASAR TANJUNG JEMBER

RANGKUMAN Survei mengenai Pengawasan Iklim Investasi Putaran VI (2014)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

I. PENDAHULUAN. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Depok (RPJMD

Bab 1 PENDAHULUAN. kepentingan rakyat dengan sebaik-baiknya guna mewujudkan aspirasi masyarakat

KINERJA INFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS PADA PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI WILAYAH KECAMATAN MAIWA KABUPATEN ENREKANG

Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan gambaran pelaksanaan UU KIP oleh Pemkab Kediri selama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar 1945;

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Secara keseluruhan penerapan retribusi daerah DKI Jakarta pada tahun 2008-

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara yang efektif untuk memutuskan rantai penularan penyakit,

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PROGRAM STUDI FARMASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2001 TANGGAL 13 SEPTEMBER 2001 TENTANG RETRIBUSI DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mengenai pengertian peraturan daerah terdapat dalam Undang-Undang No.32 tahun 2004,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Agribisnis merupakan suatu cara lain untuk melihat pertanian sebagai suatu

Tujuan, Metodologi, dan Rekan Survei

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai

PENINGKATAN KINERJA MELALUI ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA SEKSI ANGGARAN DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BINTAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey.

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan

Kota Banjarbaru, 4 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. Khusus Ibukota Jakarta dalam rentang tahun , dan tidak termasuk. Tabel 1.1 Pertumbuhan Panjang Jalan di Indonesia

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH

Tabel 7.6 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Misi 6. INDIKATOR KINERJA (outcome) Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan

Transkripsi:

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT BISNIS KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2011 Oleh : Dra. L.V. Ratna Devi, M.Si ABSTRAK Kegiatan survei kepuasan masyarakat bisnis ini dilakukan untuk mengukur kinerja Pemkab dalam memberikan pelayanan publik mendasar yang dibutuhkan oleh dunia usaha setelah dilaksanakannya proyek SCBD. Survei yang dilakukan pada tahun 2011 ini merupakan komparasi (perbandingan) dengan hasil survei tahun 2009 yang telah dilakukan sebelumnya. Pengumpulan data dilakukan dengan metode self complete questionnaire (kuesioner diisi sendiri oleh responden tanpa wawancara). Populasi mencakup semua pengusaha yang ada di wilayah Kabupaten Wonogiri. Analisis data survey dilakukan dengan metode analisis deskriptif. Dari hasil survei diketahui bahwa 1) sebagian besar masyarakat telah memanfaatkan pelayanan administrasi dasar (IMB, SIUP, ijin lingkungan dan pembayaran pajak) dan menganggap pelayannya sudah cukup memuaskan. Jika dibandingkan dengan tahun 2009, tingkat kepuasan masyarakat dan jumlah masyarakat yang mengurus IMB dan SIUP mengalami penurunan. Sebaliknya untuk pelayanan ijin lingkungan dan pembayaran pajak mengalami kenaikan baik tingkat kepuasan masyarakat maupun jumlah masyarakat yang mengurusnya. 2) Kualitas infrastruktur dan lingkungan umum yang meliputi jalan raya, drainase, kebersihan umum, penerangan jalan,air bersih dan layanan pembuangan limbah cukup baik. Jika dibandingkan dengan tahun 2009, kualitas jalan raya, drainase dan kebersihan umum mengalami penurunan, tetapi untuk penerangan jalan, layanan air bersih dan pembuangan limbah mengalami kenaikan kualitas. 3) Pada tahun 2011, manajemen transportasi dan lalu lintas memiliki kualitas yang baik akan tetapi tingkat kepuasan masyarakat bisnis mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2009. 4) Tidak banyak masyarakat bisnis yang memanfaatkan pelayanan umum yang meliputi pemungutan sampah dan pemadam kebakaran. Dari masyarakat yang memanfaatkan jenis pelayanan ini, kepuasan masyarakat mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil survei pada tahun 2009. 5) Kinerja Pemerintah Kabupaten Wonogiri dalam hal transparansi, akuntabilitas, partisipasi, upaya-upaya pro-aktif dari Pemkab untuk membantu sektor bisnis dan penegakan hukum dan peraturan daerah dirasa belum optimal. Jika dibandingkan dengan tahun 2009, ketidakpuasan masyarakat bisnis terhadap bantuan sektor bisnis, korupsi dan pemerintahan yang terbuka, aksesibilitas pemerintah dan pemerintahan yang efektif mengalami peningkatan. Kata kunci : masyarakat, bisnis, Wonogiri, pelayanan, fasilitas 52

PENDAHULUAN Salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah adalah dengan jalan dikembangkannya kapasitas dan kapabilitas institusi Pemkab dalam menyediakan jasa publik secara efisien serta memenuhi standar pelayanan maupun pembangunan ekonomi yang berkeadilan. Proyek SCBD (Sustainable Capacity Building Project for Decentralization) bertujuan untuk mendukung Pemkab dalam merencanakan serta menyediakan sumber daya yang memadai agar pengembangan kapasitas dan kapabilitas institusi Pemkab tepat dengan sasaran. Perbaikan pada peningkatan kapasitas diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas operasional Pemkab berkenaan dengan: (a) penyediaan jasa publik secara efisien yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal, (b) pemeliharaan fasilitas umum yang esensial, (c) promosi pembangunan ekonomi yang berkeadilan, dan (d) manajemen penanggulangan kemiskinan. Pada saat yang bersamaan, perbaikan pada peningkatan kapasitas Pemkab diharapkan dapat mendukung Pemkab menuju tata pemerintahan yang baik (good governance). Survei kepuasan masyarakat bisnis bertujuan untuk mengukur kinerja Pemkab dalam memberikan pelayanan publik mendasar yang dibutuhkan oleh dunia usaha setelah dilaksanakannya program SCBD sehingga hasil survei dapat digunakan untuk mengidentifikasi area-area pelayanan publik mendasar yang dibutuhkan oleh dunia usaha, yang masih memerlukan perbaikan setelah dilaksanakannya proyek SCBD. Survei yang dilakukan pada tahun 2011 ini merupakan komparasi (perbandingan) dengan hasil survei tahun 2009 yang telah dilakukan sebelumnya. METODE PELAKSANAAN SURVEI Survei menggunakan instrumen berupa angket pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan kepada anggota masyarakat bisnis yaitu pengusahapengusaha daerah yang tergabung dalam Kadinda maupun assosiasiassosiasi pegusaha lainnya. Bagian utama dari angket berisi pertanyaan- 53

pertanyaan mengenai tingkat kepuasan masyarakat tersebut terhadap berbagai jenis pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Pemkab terutama yang bersifat esensial bagi dunia usaha dan penilaian umum terhadap kualitas penyelenggaraannya. Struktur angket penelitian terdiri dari data responden yang dikonsentrasikan pada tipe perusahaan atau bisnis dan ukuran perusahaan tersebut; pelayanan dasar bagi dunia usaha yang mencakup masalah administrasi (lisensi dan perijinan), infrastruktur dasar dan kegunaannya (infrastruktur umum, pengaturan lalu lintas dan pelayanan umum) serta pertanyaan umum yang mencakup kualitas pemerintahan yang berhubungan dengan sektor bisnis, seperti : transparansi, akuntabilitas, partisipasi, upaya-upaya proaktif dari Pemkab untuk membantu sektor bisnis, penegakan hukum maupun peraturan daerah. Penentuan jumlah sampel ditentukan berdasarkan Tabel statistik menggunakan rumus : Dimana : N = Jumlah Populasi d = convidence interval = α (1 tingkat kepercayaan; biasanya 0,05 atau 0,10) Z = jumlah unit standar deviasi dsitribusi sampling yang berkorespondensi dengan tingakt kepercayaan yang diinginkan Berdasarkan rumusan di atas, jumlah sampel dalam survei ini adalah sebanyak 384 pengusaha. Populasi ini diambil dari 14 kecamatan yang dipilih berdasarkan wilayah kabupaten Wonogiri (Pusat, timur, tenggara, selatan, barat dan barat daya). Pengumpulan data dilakukan dengan metode self complete questionnaire (kuesioner diisi sendiri oleh responden tanpa wawancara) dan apabila ada kesulitan dipandu oleh Tim Peneliti. Data yang diperoleh ini kemudian dianalisis dengan metode analisis deskriptif. HASIL SURVEI 1. IDENTITAS RESPONDEN Identitas responden dalam survei ini meliputi jenis perusahaan atau usaha tempat responden bekerja, tipe perusahaan, lokasi bisnis dan posisi/jabatan responden 54

dalam perusahaan. Dari hasil survei diketahui jumlah pengusaha (populasi) terbanyak berada di Kecamatan Wonogiri yaitu sebanyak 125 responden. Menurut dari hasil perhitungan dari keseluruhan responden, diketahui usaha terbanyak adalah toko eceran sedangkan manufaktur merupakan jenis usaha paling sedikit, tipe perusahaan terbanyak adalah pemilik dengan 10 karyawan atau kurang (kecil), lokasi bisnis (jaringan bisnis) terbanyak adalah lingkup kabupaten/kota dan sebagian besar posisi/jabatan responden dalam perusahaan adalah pemilik usaha. 2. PELAYANAN ADMINISTRASI DASAR (PERIJINAN) Pelayanan administrasi dasar meliputi pelayanan pengurusan IMB, SIUP, ijin lingkungan dan pembayaran pajak. Pelayanan Pemerintahan Kabupaten Wonogiri tentang Pelayanan Administrasi Dasar (Perijinan), dari hasil evaluasi yang dilakukan pada tahun 2011, jika dilihat dari tingkat kepuasan terhadap pelayanan tersebut (pengurusan IMB,SIUP, Ijin Lingkungan dan pajak), ternyata lebih dari 50 % responden yang menyatakan melakukan mengurus pelayanan tersebut (59,9% responden mengurus IMB, 69,3% responden mengurus SIUP, 54,9% responden mengurus Ijin Lingkungan, 73,7 % responden membayar pajak). Untuk masingmasing pelayanan perijinan, 80% lebih menyatakan puas. Itu berarti hanya sebagian kecil yang menyatakan tidak puas dengan alasan pelayanan terlalu lambat, tidak ada kejelasan prosedur dan biaya pelayanan, serta tidak ada kejelasan kemana pungutan pajak atau retribusi daerah tersebut masuk. Responden yang mengurus IMB, SIUP dan ijin lingkungan tidak dapat mencapai prosentase yang tinggi, karena pada dasarnya pyramid dunia usaha yang membesar didasar didominasi oleh usaha yang dilakukan sendiri tanpa karyawan dan usaha yang memiliki 10 karyawan saja. Terutama usaha yang dilakukan sendiri, didominasi 55

usaha mikro yang belum membutuhkan IMB, SIUP. Berkaitan dengan belum maksimalnya pengurusan Ijin Lingkungan dikarenakan masyarakat memiliki empati yang tinggi dalam hal urusan perut. Jika ada warga yang memiliki usaha dan tidak mengganggu lingkungan, bahkan memberi manfaat bagi lingkungan maka warga tidak pernah menanyakan ada atau tidaknya ijin lingkungan. Dalam hal pembayaran pajak ternyata sebagian besar sudah menyadari kewajibannya. Jadi ada persepsi yang harus diluruskan, ketika para pemiliki usaha ini berkewajiban mengurus IMB,SIUP, Ijin Lingkungan maupun membayar pajak pada Negara. Adapun bagi responden yang menyatakan tidak mengurus pelayanan dasar administrasi (40% tidak mengurus IMB, 31 % tidak mengurus SIUP, 45% tidak mengurus Ijin Lingkungan, 26% tidak membayar pajak) ternyata terdapat responden yang menyatakan perlu mengurus pelayanan administrasi dasar ini (62,3 % dari 40% tidak mengurus IMB, 64,4% dari 31 % tidak mengurus SIUP, 11% dari 45% tidak mengurus Ijin Lingkungan, 27,7 % dari 26% tidak membayar pajak). Ternyata dari responden yang menyatakan perlu ini terdapat yang sudah memiliki IMB (54,1%), sudah memiliki SIUP (60,5%), sudah memiliki ijin lingkungan (36,8%). Selebihnya terdapat responden yang tidak memiliki perijinan (44% tidak memiliki IMB, 39,5% tidak memiliki SIUP, 63,2% tidak memiliki Ijin Lingkungan) menyatakan tidak memiliki informasi tentang layanan tersebut termasuk yang tidak membayar pajak tetapi menyatakan perlu membayar pajak. Itulah alasannya mereka tidak mengurus perijinan meskipun mereka memerlukannya. Hasil survei pelayanan administrasi dasar tahun 2011 jika dibandingkan dengan tahun 2009 dapat dilihat sebagai berikut : a. Sebagian besar masyarakat bisnis sudah memiliki IMB dan SIUP. Namun demikian apabila dibandingkan asil 56

survei dari tahun sebelumnya ada kecenderungan turunnya pengurusan IMB. Secara umum pelayanan pengurusan IMB dan SIUP dirasakan oleh masyarakat bisnis memuaskan meskipun tingkat kepuasan menurun dibanding tahun 2009 dengan alasan pelayanan yang kurang cepat, kekurangramahan petugas maupun kekurangjelasan prosedur. b. Dibanding tahun 2009, pada tahun 2011 kesadaran masyarakat bisnis untuk mengurus ijin lingkungan meningkat dengan tingkat kepuasan yang meningkat pula. c. Terjadi peningkatan jumlah pembayaran pajak oleh masyarakat bisnis di banding tahun 2009, hal ini juga disertai dengan kepuasan terhadap pelayanan yang meningkat pula. 3. Infrastruktur dan Lingkungan Umum Infrastruktur dan lingkungan umum meliputi jalan raya, drainase, kebersihan umum, penerangan jalan, layanan air bersih dan layanan pembuangan kotoran atau limbah. Hasil evaluasi responden dalam menilai kualitas Infrastruktur dan Lingkungan Umum sekitar lokasi bisnis adalah baik (yang menyatakan baik untuk kualitas jalan raya 53,4%, untuk kualitas drainase 75,5%, untuk kualitas kebersihan umum 80,2%, untuk kualitas penerangan jalan 56,2%). Responden yang menilai kualitas Infrastruktur dan Lingkungan Umum sekitar lokasi bisnis adalah kurang baik, memiliki alasan bahwa pemeliharaan infrastruktur kurang baik, serta kurang sesuai dengan standart kualitas yang seharusnya ada dilokasi bisnis Pemakaian layanan PDAM, terdapat 47,5% yang memakai dan 68,9% yang merasa puas terhadap pelayanan PDAM. Responden yang tidak puas, memiliki alasan bahwa pasokan dan kualitas air tidak memadai. Untuk yang tidak memakai pelayanan PDAM (45,6%) memiliki alasan memakai 57

sumber air sendiri(66,5%) maupun wilayahnya tidak tersedia PDAM(19,2%). Pemakaian layanan pembuangan kotoran/limbah sebanyak 11,5% yang memakai dan 86,4% yang merasa puas. Adapun yang tidak memakai masih cukup besar jumlahnya, yaitu 70,8% dari responden. Hal ini disebabkan Pemerintah Kabupaten Wonogiri tidak mengelola pelayanan pembuangan kotoran/limbah. Hasil survey infrastruktur dan lingkungan umum tahun 2011 jika dibandingkan dengan tahun 2009 untuk masing-masing infrastruktur dan lingkungan umum dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Jalan raya Berdasarkan survei dan dibanding tahun 2009, masyarakat bisnis yang menilai kualitas jalan raya kurang baik, meningkat dengan alasan bahwa pemeliharaan jalan semakin menurun kualitasnya, serta jalan yang dibangun kurang sesuai dengan standar dan jalan yang dibangun kurang sesuai dengan kebutuhan. b. Drainase Drainase dirasa juga semakin menurun kualitasnya dibanding tahun 2009 dengan alasan pemeliharaan yang kurang baik dan kualitas yang tidak standar dan kapasitas yang tidak memadai. c. Kebersihan umum Meskipun kecil perbedaannya, hasil survei menunjukkan terjadinya penurunan kepuasan terhadap kebersihan umum di lokasi usaha mereka dibanding tahun 2009. Adapun alasan yang paling signifikan mengemuka adalah pemeliharaan kebersihan yang kurang baik (33%). d. Penerangan jalan Menurut masyarakat bisnis, kualitas penerangan jalan di lokasi bisnis saat ini lebih baik dibanding tahun 2009. Meskipun demikian ada pula yang menyatakan kurang puas dengan alasan jumlah lampu yang tidak cukup. e. Layanan air bersih Pada tahun 2009 sebagian besar masyarakat bisnis menggunakan sumber air yang bukan berasal 58

dari PDAM. Namun pada tahun 2011 jumlah pengguna PDAM oleh masyarakat bisnis meningkat. Selain itu terjadi kenaikan signifikan terhadap kepuasan layanan dalam penyediaan air bersih. f. Layanan pembuangan kotoran atau limbah Meski sebagian besar masyarakat bisnis tidak menggunakan layanan pembuangan kotoran atau limbah, namun jumlah yang memakai di banding tahun 2009 meningkat. Adapun alasan tidak memakai karena minimnya ketersediaan layanan tersebut. Sedang yang memakai menyatakan puas terhadap layanan. 4. Manajemen Transportasi dan Lalu Lintas Manajemen transportasi dan pengaturan lalu lintas yang baik dapat memperlancar kinerja suatu perusahaan. Hasil evaluasi responden dalam menilai kualitas manajemen transportasi dan lalu lintas sekitar lokasi bisnis adalah baik, yaitu tentang pengaturan lalu lintas oleh Pemkab, dinyatakan oleh 60,2% responden. Responden yang menilai tidak baik, memiliki alasan pengguna lalu lintas kurang tertib dan tanda-tanda penunjuk arah jalan yang kurang memadai. Jika dibandingkan dengan tahun 2009, tingkat kepuasan masyarakat bisnis menurun. Masih ada masyarakat bisnis yang menilai pengaturan lalu lintas kurang baik. Mereka beralasan pengguna jalan yang tidak tertib, lampu lalu lintas dan rambu-rambu yang kurang tersedia. 5. Pelayanan Umum Pelayanan umum meliputi pelayanan jasa pemungutan sampah dan pemadaman kebakaran. Hasil evaluasi responden dalam menilai pelayanan umum, memang masih sedikit yang memanfaatkannya, hanya 42,2 % dari responden, adapun yang tidak memanfaatkan masih 57,8% dari responden. Dari 42,2 % yang memanfaatkan yang menyatakan puas dengan pelayanan ini adalah 76,5%. Ini berarti pelayanan yang diberikan sudah 59

baik. Tetapi bagi yang menyatakan tidak puas dengan pelayanan ini menyatakan alasannya karena pengumpulan sampahnya tidak teratur. Banyaknya responden yang tidak memanfaatkan layanan ini, dapat dimengerti karena mereka memiliki tempat pembuangan sampah pribadi, terutama bagi usaha yang dilakukan sendiri maupun yang memiliki karyawan kurang dari 10 orang yang tidak semuanya tinggal di wilayah perkotaan. Untuk layanan pencegahan dan perlindungan kebakaran di lokasi bisnis terdapat 24,5 % responden yang menyatakan pelayanannya memuaskan, dan terdapat 65% dari responden yang menyatakan tidak memerlukan pelayanan ini. Hal ini disebabkan pelayanan ini hanya bisa dijangkau oleh mereka yang dekat dengan fasilitas pelayanan ini. Bagi yang jauh dari pelayanan ini akan mengalami kesulitan dalam mengaksesnya sehingga dianggap sangat lamban dalam pelayanan (lamban merespon telpon maupun lambatnya kendaraan datang. Jika dibandingkan dengan tahun 2009, pelayanan umum berupa pemungutan dan pembuangan sampah oleh Pemkab serta kualitas layanan pencegahan dan perlindungan kebakaran dinilai lebih baik oleh para responden. 6. Kualitas Pemerintahan Yang Berhubungan Dengan Sektor Bisnis Meliputi tata pemerintahan yang mencakup aspek-aspek berikut : Transparansi Akuntabilitas Partisipasi Upaya-upaya pro-aktif dari Pemkab untuk membantu sektor bisnis Penegakan hukum dan Peraturan Daerah. Kualitas Pemerintah yang berhubungan dengan sektor bisnis secara umum masih belum baik. Hal ini dapat dilihat bahwa ratarata responden yang mempercayai secara antusias dan secara umum puas, hanya 11,43% dari responden. Rata-rata ini termasuk usaha/kemampuan dalam Menegakkan Hukum dan Peraturan 60

Daerah tentang Keamanan Pedagang dan Pebisnis yang Terdaftar (41,9%) dan Menegakkan Peraturan Lingkungan, yakni tentang Polusi Udara, Air, dan Suara (42,1%). Jika dibandingkan dengan tahun 2009 untuk kualitas pemerintahan yang berhubungan dengan sektor bisnis, diketahui bahwa : a. Bantuan untuk sektor bisnis Secara umum sebagian besar masyarakat bisnis merasa tidak puas dengan usaha Pemkab Wonogiri dalam memberikan bantuan untuk mengembangkan usaha khususnya dalam akses pemasaran, akses permodalan dan layanan dalam pengembangan manajemen usaha. Dan dibanding tahun 2009, ketidakpuasan masyarakat bisnis meningkat. b. Korupsi dan pemerintahan yang terbuka Sebagian besar masyarakat bisnis masih menilai Pemkab Wonogiri belum mampu memerangi KKN dan belum adanya transparansi dalam penyelenggaraan kontrak. Dibanding tahun 2009, ketidakpuasan masyakarat mengalami peningkatan. c. Aksesibilitas pemerintah Meningkatnya ketidakpuasan masyarakat bisnis dibanding tahun 2009 juga ditunjukkan pada aksestabilitas Pemkab Wonogiri dalam hal : informasi tentang keputusankeputusan yang telah dibuat DPRD dan Pemkab Wonogiri, dan kurangnya responsibilitas Bupati terhadap kebutuhan sektor usaha di Kabupaten Wonogiri. Dalam hal pembuatan keputusan di sektor bisnis, pada umumnya masyarakat bisnis menyatakan bahwa mereka belum banyak terlibat. d. Pemerintahan yang efektif Menurunnya kepuasan dibanding tahun 2009 juga terlihat dari penilaian masyarakat bisnis bahwa terjadi penurunan keefektifitasan pemerintah dalam penegakan hukum dan 61

peraturan daerah tentang pedagang jalanan, industri lokal yang tidak terdaftar, jaminan keamanan pedagang dan pebisnis yang terdaftar, serta peraturan lingkungan, yakni tentang polusi udara, air dan suara. DAFTAR PUSTAKA Depdagri. 2008. Buku Pedoman SCBD. BPS Kabupaten Wonogiri. Wonogiri Dalam Angka Tahun 2010 BPS Kabupaten Wonogiri. Wonogiri Dalam Angka Tahun 2007 www.wonogiri.go.id 62