I. PENDAHULUAN. Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dijadikan landasan bagi peneliti dalam pengambilan masalah. Kemudian masalah

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yulianti, 2015

2. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah

a. Judul Modul Bagian ini berisi nama modul dari suatu mata pelajaran tertentu. b. Petunjuk Umum

II. LANDASAN TEORI. Salah bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan bentuk karya sastra

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu tujuan kurikulum (Rahmat, 2011:51). Tujuan Kurikulum 2013 adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMALB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. sastra ini dapat disamakan dengan cat dalam seni lukis. Keduanya merupakan

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.)

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERPEN SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-6 PADANG JURNAL ILMIAH

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK

L. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INGGRIS SMALB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah, 1996:11). Pembelajaran adalah

BAB I PENDAHULUAN. budaya-akademis. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa. Sastra terbagi menjadi beberapa jenis misalnya puisi, cerpen, novel,

KOMPETENSI INTI 4 (PENGETAHUAN) dalam ranah konkret konseptual, dan prosedural) 4.1 Menguraikan makna teks iklan

L. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INGGRIS SMALB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMALB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan

I. PENDAHULUAN. hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurikulum 2013 terdapat pada Kompetensi Inti (KI) 4 yaitu Mencoba,

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

SILABUS MATA PELAJARAN: BAHASA DAERAH KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 menempatkan bahasa memegang peranan penting

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI RUPA)

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. Manusia sebagai masyarakat sosial dituntut untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berarti tulisan, istilah dalam bahasa Jawa Kuna berarti tulisan-tulisan utama.

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran, Hamalik (2008: 3) Pembelajaran adalah proses interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia sastra, selain tema, plot, amanat, latar, ataupun gaya bahasa, penokohan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam proses

III. BAHASA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan utama

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. penelitian dari penelitian mengenai citra perempuan dalam novel Bidadari-

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (Wellek dan Warren,

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu daerah dalam karya sastra. Warna lokal yang dibangun dengan istilah atau ungkapan dari bahasa daerah tertentu bertujuan untuk meningkatkan corak kedaerahan karya sastra. Selain itu, penggunaan warna lokal dalam karya sastra dimaksudkan penulis untuk memperkenalkan budaya lokal kepada pembaca. Warna lokal tidak hanya berupa pemakaian bahasa atau dialek kedaerahan, tetapi terdapat adat istiadat, kesenian daerah, tingkah laku manusia, dan lain-lain. Namun, dalam penelitian ini aspek warna lokal yang akan diteliti adalah warna lokal dalam aspek pemakaian bahasa. Warna lokal akan dihubungkan dengan unsur-unsur intrinsik dalam struktur cerita pendek, yakni latar, penokohan, dan perwatakan. Penggunaan warna lokal dalam karya sastra merupakan cara pengarang untuk memperkenalkan kebudayaan atau kekhasan dari sutau daerah kepada pembaca. Adanya warna lokal dalam karya sastra dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran sastra sebagai sarana untuk menanamkan rasa cinta kebudayaan kepada peserta didik. Berdasarkan hal tersebut, warna lokal merupakan unsur yang penting untuk diteliti.

2 Sebelumnya, penelitian yang serupa telah dilakukan. Penelitian dengan judul Warna Lokal dalam Naskah Drama Aruk Gugat Karya Iswadi Pratama dan Kelayakannya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA telah dilakukan oleh Silviana Damayanti. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan warna lokal Lampung dalam Naskah Drama Aruk Gugat dan Kelayakannya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peneliti menemukan delapan aspek warna lokal Lampung. Aspek tersebut berupa pemakaian bahasa, adat istiadat, tingkah laku, cara berpikir, kesenian rakyat, lingkungan hidup, arsitektur rumah, dan mata pencaharian dan peralatan hidup dalam naskah tersebut. Selain itu, penelitian dengan judul Warna Lokal dalam Novel Maryamah Kaprov Karya Andrea Hirata dan Kelayakanya sebagai Alternatif Bahan Ajar Sastra Indonesia di Sekolah menengah Atas juga telah dilakukan oleh Gustira Eka Putri. Tujuan dari penelitian tersebut, yakni mendeskripsikan warna lokal dalam novel Maryamah Kaprov karya Andrea Hirata dan menetapkan kelayakan warna lokal dalam novel Maryamah Kaprov karya Andrea Hirata sebagai alternatif bahan ajar sastra Indonesia di Sekolah Mengengah Atas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis mengenai warna lokal dalam novel Maryamah Kaprov karya Andrea Hirata, warna lokal tersebut terbagi atas empat kategori, yaitu ekspresi, kebiasaan, humoristik, dan penjulukan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti hendak memperkaya penelitian yang sudah ada dengan membedakan penelitiannya. Judul dalam penelitian ini, yaitu Warna Lokal dalam Kumpulan Cerpen Perempuan di Rumah Panggung Karya Isbedy Stiawan ZS dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Sastra di SMP. Secara umum, tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menjelaskan

3 warna lokal dalam kumpulan cerpen Perempuan di Rumah Panggung karya Isbedy Stiawan ZS dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMP. Untuk membedakan dengan penelitian sebelumnya, peneliti akan memfokuskan penelitian pada salah satu aspek warna lokal Lampung, yakni pemakaian bahasa. Pemakaian bahasa dalam penelitian ini lebih difokuskan pada penggunaan kata, frasa, kalausa, dan kalimat dalam bahasa Lampung. Setelah itu, dari aspek pemakaian bahasa tersebut penelitian akan dikembangkan dengan menentukan makna, kelas kata, dan fungsi bahasa. Adapun tujuan penelitian secara rinci untuk membedakan dengan penelitian sebelumnya, yakni (1) mendeskripsikan dan menjelaskan warna lokal dalam aspek pemakaian bahasa ditinjau dari makna; (2) mendeskripsikan dan menjelaskan warna lokal dalam aspek pemakaian bahasa ditinjau kelas kata; (3) mendeskripsikan dan menjelaskan warna lokal dalam aspek pemakaian bahasa ditinjau fungsi bahasa; dan (4) mendeskripsikan dan menjelskan implikasi warna lokal dalam pembelajaran sastra di SMP. Cerita pendek atau biasanya disingkat cerpen merupakan karya sastra berbentuk prosa naratif, singkat atau pendek, dan bersifat fiktif. Ukuran pendek di sini adalah selesai dibaca dalam sekali duduk, yakni kira-kira kurang dari satu jam (Suyanto, 2012:46). Cerita pendek lebih singkat dan padat untuk menjelaskan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. Unsur-unsur yang terkandung dalam cerita pendek, yakni berupa unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang terdapat di dalam cerpen, yakni tema, tokoh, alur, latar, gaya bahasa, dan sudut pandang, sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang terdapat di luar cerita seperti warna lokal.

4 Untuk menciptakan sebuah cerita pendek yang menarik, penulis harus menggunakan bahasa-bahasa yang menarik dan beragam. Penggunaan bahasa yang beragam oleh pengarang bergantung dari faktor penyebabnya, seperti tingkat pendidikan, status sosial, usia para tokoh, dan latar dalam cerpen tersebut. Latar yang menunjukan tempat memengaruhi keragaman bahasa. Misalnya, jika latar tempat dalam cerpen tersebut berada di suatu daerah, biasanya pengarang menggunakan bahasa daerah setempat. Cerita pendek yang kaya akan bahasa daerah tertentu merupakan karya sastra yang diciptakan pengarangnya untuk menggambarkan lingkungan sekitarnya. Cerita pendek merupakan salah satu karya sastra yang banyak diminati siswa untuk mengapresiasikan jiwa seninya. Selain itu, cerita pendek merupakan salah satu teks yang dibelajarkan dalam Kurikulum 2013. Kumpulan cerita pendek Perempuan di Rumah Panggung karya Isbedy Stiawan ZS ini mengungkapkan warna lokal Lampung yang ikut melestarikan kebudayaan Indonesia. Seorang pengajar FIB-UI, Maman S Mahayana dalam (Stiawan, 2013) menyatakan bahwa cerpen-cerpen Isbedy Stiawan ini laksana tarik-menarik model naratif yang berkisah dan ekspresi puitik yang metaforis. Ada semangat membumikan fiksionalitas dalam konteks lokalitas, ada pula yang mencoba menempatkan dunia realitas kultural dalam simbolisasi. Kita akan menemukan banyak gugatan pada tradisi atau peristiwa sosio budaya yang seolah-olah sudah semestinya begitu: take forgranted. Atau setidak-tidaknya, banyak peristiwa yang terjadi di sekeliling kita yang seyogyanya dipikirkan kembali.serangkaian gagasan yang cerdas, menarik, mengasyikan.

5 Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti memilih kumpulan cerpen Perempuan Di Rumah Panggung karya Isbedy Stiawan ZS sebagai objek penelitian. Selain itu, peneliti memiliki alasan lain, yakni (1) pengarang cerpen tersebut merupakan sastrawan Lampung yang karyanya sudah dipublikasikan di sejumlah media masa terbitan daerah dan Jakarta, (2) cerpen tersebut merupakan cerpen terbaru dari pengarang tersebut, (3) Cerpen tersebut mendapatkan tanggapan positif dari para penikmat sastra, dan (4) cerpen tersebut mengandung unsur lokalitas Lampung yang dapat memberikan pengetahuan tentang budaya lokal Lampung kepada pembaca. Kurikulum yang sejalan dengan kajian dalam penelitian ini adalah Kurikulum 2013. Pelaksanaan proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach). Proses pembelajaran pada pendekatan ini menyentuh tiga ranah belajar, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam Kurikulum 2013, pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks. Keterkaitan kurikulum 2013 dengan warna lokal terletak pada Kompetensi Inti 3 (KI 3) memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Berdasarkan Kompetensi Inti tersebut, peserta didik diharapkan mampu memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya. Terkait dengan hal tersebut, warna lokal termasuk dalam unsur kebudayaan yang perlu dipelajari oleh peserta didik.

6 Adapun Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kelas VIII pada Silabus Kurikulum 2013 yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu Kompetensi Inti 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang atau teori dan pada Kompetensi Dasar 4.2 Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah warna lokal dalam kumpulan cerpen Perempuan di Rumah Panggung karya Isbedy Setiawan ZS dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMP? Rumusan masalah tersebut secara khusus dapat dirinci sebagai berikut. 1. Bagaimanakah warna lokal kumpulan cerpen Perempuan di Rumah Panggung karya Isbedy Setiawan ZS dalam aspek pemakaian bahasa ditinjau dari makna? 2. Bagaimanakah warna lokal kumpulan cerpen Perempuan di Rumah Panggung karya Isbedy Setiawan ZS dalam aspek pemakaian bahasa ditinjau dari kelas kata?

7 3. Bagaimanakah warna lokal kumpulan cerpen Perempuan di Rumah Panggung karya Isbedy Setiawan ZS dalam aspek pemakaian bahasa ditinjau dari fungsi bahasa? 4. Bagaimanakah implikasi warna lokal dalam pembelajaran sastra di SMP. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dalam penelitian ini adalah mendeksripsikan dan menjelaskan warna lokal dalam kumpulan cerpen Perempuan di Rumah Panggung karya Isbedy Setiawan ZS dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMP. Tujuan penelitian ini secara khusus dapat dirinci sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan dan menjelaskan warna lokal Lampung dalam kumpulan cerpen Perempuan di Rumah Panggung karya Isbedy Setiawan ZS dalam aspek pemakaian bahasa ditinjau dari makna. 2. Mendeskripsikan dan menjelaskan warna lokal Lampung dalam kumpulan cerpen Perempuan di Rumah Panggung karya Isbedy Setiawan ZS dalam aspek pemakaian bahasa ditinjau dari kelas kata. 3. Mendeskripsikan dan menjelaskan warna lokal Lampung dalam kumpulan cerpen Perempuan di Rumah Panggung karya Isbedy Setiawan ZS dalam aspek pemakaian bahasa ditinjau dari fungsi bahasa. 4. Mendeskripsikan dan menjelaskan implikasi warna lokal dalam pembelajaran sastra di SMP.

8 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Manfaat penelitian ini sebagai berikut. 1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi di bidang sastra mengenai warna lokal dalam kumpulan cerpen sehingga dapat memberikan referensi bagi peneliti selanjutnya. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada guru tentang deskripsi warna lokal Lampung dalam kumpulan cerpen Perempuan di Rumah Panggung karya Isbedy Setiawan ZS. 3. Penelitian ini diharapkan dapat membantu pemahaman siswa mengenai warna lokal Lampung, yaitu dengan memperkenalkan warna lokal Lampung dalam kumpulan cerpen Perempuan di Rumah Panggung karya Isbedy Setiawan ZS. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut. 1. Subjek dalam penelitian ini adalah cerpen-cerpen dalam kumpulan cerpen Perempuan di Rumah Panggung Karya Isbedy Stiawan ZS. 2. Fokus dalam penelitian ini adalah warna lokal Lampung dalam aspek pemakaian bahasa dan implikasi warna lokal terhadap pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Pertama. Penelitian tentang pemakian bahasa dikembangkan dengan meneliti makna, kelas kata, dan fungsi. Penelitian

9 tentang makna dibatasi dalam kategori makna leksikal, makna gramatikal, makna idiomatik, makan sempit, dan makan luas.