UJI KARBOHIDRAT SECARA KUANTITATIF

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

KIMIA. Sesi BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT A. PENGGOLONGAN

02/12/2010. Presented by: Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech. 30/11/2010 mcahyadi.staff.uns.ac.id. Kemanisan

Analisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA.

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA

Lampiran 1 Formulir organoleptik

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Kulit Pisang Sumber: (

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

Penentuan Sifat Minyak dan Lemak. Angka penyabunan Angka Iod Angka Reichert-Meissl Angka ester Angka Polenske Titik cair BJ Indeks bias

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Karbohidrat. Definisi karbohidrat 20/05/2014

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

ANALISIS KARBOHIDRAT Disusun untuk memenuhi tugas kimia analisa bahan makanan ANGGOTA KELOMPOK:

METODE ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II

KARBOHIDRAT. Sulistyani, M.Si

PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

PERCOBAAN I KARBOHIDRAT Uji Molish

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI)

1 ml enzim + 1 ml larutan pati 1% (dalam bufer) Diinkubasi (suhu optimum, 15 menit) + 2 ml DNS. Dididihkan 5 menit. Didinginkan 5 menit

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR GLUKOSA

PENENTUAN SIFAT MINYAK DAN LEMAK. ANGKA PENYABUNAN ANGKA IOD ANGKA REICHERT-MEISSL ANGKA ESTER ANGKA POLENSKE TITIK CAIR BJ INDEKS BIAS

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Lampiran 1.Diagram alir penelitian proses produksi bioetanol dari hidrolisat fraksi selulosa pod kakao

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri

KARBOHIDRAT I Uji Molisch, Benedict, Barfoed, dan Fermentasi

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PENGENCERAN GLUKOSA

A. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah. B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013

Ciri karbohidrat lain :

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

KARBOHIDRAT. Klasifikasi karbohidrat menurut lokasi gugus karbonil C H C C CH 2 OH H H C C OH OH

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB I KARBOHIDRAT. Tujuan Percobaan : Menentukan senyawa-senyawa kabohidrat secara kualitatif dan kuantitatif

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT

POSTER (Kode : H-06) ANALISIS KADAR PATI, LIGNIN DAN SELULOSA PADA BAMBU AMPEL (Bambusa vulgaris Schrad.) YANG DIRENDAM DALAM LUMPUR

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

DISAKARIDA. - Suatu senyawa yang bila dihirolisa menghasilkan dua monosakarida :

Laporan Praktikum ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

LAMPIRAN. Data Hasil Penelitian dan Perhitungan

Laporan Resmi Praktikum Kimia Fisika III Inversi Gula

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dengan

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Asam laktat (%)= V1 N BE FP 100% V2 1000

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga produk tersebut layak BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

Transkripsi:

UJI KARBOHIDRAT SECARA KUANTITATIF

Analisa Karbohidrat Uji Kualitatif Uji Kuantitatif o o o o o o o o Uji Molisch Uji Seliwanoff Uji Anthrone Uji Benedict Uji Barfoed Uji Iodin Uji Pembentukan Osason Uji Fehling o o o o Cara Kimiawi Cara Enzimatis Cara kromatografi Cara Optic (fisis)

II. Uji Karbohidrat secara Kuantitatif Penentuan karbohidrat dari kelompok polisarida dan oligisakarida, perlu perlakuan pendahuluan, yaitu hidrolisa sehingga diperoleh monosakarida. Hidrolisa Oligo / polisakarida monosakarida (Pati) Asam atau enzim (glukosa) Penentuan monosakarida: kimiawi fisik enzimatik kromatografi

Cara kimiawi 1. Metoda oksidasi dengan kupri Dasar : reduksi kuprioksida menjadi kuprooksida karena adanya gula reduksi Reagen : - Reagen Luff (campuran CuSO 4, Na 2 CO 3, dan asam sitrat) - Reagen soxhlet (campuran CuSO 4 dengan K Na tartrat) K-Na tartrat : pencegah pengendapan CuSO 4 dalam reagen

kuprioksida - sebagai oksidator - direduksi oleh gula reduksi membentuk kuprooksida (endapan merah bata) Penentuan kuprooksida yang terbentuk: Menimbang setelah dikeringkan Melarutkan kembali, kemudian dititrasi Menentukan selisih kuprioksida sebelum dan sesudah direaksikan dengan gula reduksi Penentuan gula reduksi dalam larutan: Cara luff Schoorl Cara Munson Walker Cara Lane-Eynon

Cara Luff Schoorl Yang ditentukan adalah CuO sebelum dan sesudah direaksikan dengan gula reduksi = (titrasi blanko titrasi sampel) Reaksi : R COH + CuO Cu 2 O + R COOH H 2 SO 4 + CuO CuSO 4 + H 2 O CuSO 4 + 2KI CuI 2 + K 2 SO 4 2CuI 2 Cu 2 I 2 + I 2 I 2 + Na 2 S 2 O 3 Na 2 S 4 O 6 + NaI I 2 + amilum : biru

Metode oksidasi dengan larutan Ferrisianida alkalis Dasar : reduksi ferisianida ferrosianida oleh gula reduksi. 2K 3 Fe(CN) 6 + 2KI 2K 4 Fe(CN) 6 + I 2 2K 4 Fe(CN) 6 + 3 ZnSO 4 K 2 Zn 2 [Fe(CN) 6 ] 2 + 3 K 2 SO 4 gula reduksi ditentukan : berdasar I 2 berdasar NaS 2 O 3 untuk titrasi Indikator : amilum (warna biru hilang) K 4 Fe(CN) 6 yang terbentuk dihitung dari selisih antara K 3 Fe(CN) 6 sebelum dan sesudah reaksi reduksi. Perlu dilakukan percobaan standarisasi

Metoda Iodometri Kelebihan I2 dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 Reaksi : Sampel Spesifik untuk aldosa, ketosa hanya sedikit yang teroksidasi Harus dihilangkan zat yang dapat bereaksi dengan Iodin : etanol, aseton, mannitol, gliserin, Na laktat, Na format dan Urea

Laktosa secara kimiawi 25 ml susu + reagen filtrat 5 ml filtrat + reagen titrasi dengan Na 2 S 2 O 3 48,4 100 Kadar laktosa/100 ml susu = A x x 100 25 100 A = (Tb Ts) x N x 0,171 x 5 A = Kadar Laktosa (g/100 ml) Tb = titrasi blanko Ts = titrasi sampel Susu dengan kadar protein = 3,2%, lemak = 3,5% dari 100 ml susu 48,4 ml filtrat

Penentuan Sukrosa Langsung dengan Polirimeter/refraktometer Kimia : hidrolisa (tentukan jumlah gula reduksi) C 6 H 12 O 11 + H 2 O C 6 H 12 O 6 + C 6 H 12 O 6 Sukrosa fruktosa glukosa (342) (180) (180) Sukrosa = 0,95 x gula reduksi BM Sukrosa 342 FK = = 2 BM gula reduksi 360 Penting : Cek dulu kemungkinan adanya gula reduksi dalam sampel sebelum hidrolisa.

Penentuan pati Prinsip : pati dihidrolisa dengan asam/enzim gula reduksi ditera jumlahnya [C 6 H 10 O 25 ] m + mh 2 O m C 6 H 12 O 6 pati glukosa BM = m.162 BM = 180 m BM pati FK = m. BM gula reduksi m x 162 = = 0,9 m x 180

Cara Enzimatis Terutama untuk penentuan gula dalam campuran karena enzim bersifat spesifik Misal: penentuan glukosa dan fruktosa Dasar : glukosa dan fruktosa difosforilasi menjadi glu 6-fosfat (G6P) dan fruktosa-6-fosfat (F6P) dengan bantuan enzim heksokinase dan Adenosin 5-trifosfat (ATP)

Glu + ATP G-6-P + ADP Fruk + ATP F-6-P + ADP G-6-P-DH G-6-P + NADP glukonat 6P + NADPH + H + NADPH yang terbentuk setara dengan glukosa yang bereaksi diukur dengan spektrofotometer (λ = 334, 340, 365 nm) PGI F-6-P G-6-P G-6P-DH G-6-P + NADP glukonat-6-p + NADPH + H + Ditera

Penentuan Laktosa dan Galaktosa Dasar : Laktosa + H 2 O β galaktosidase Glukosa + β galaktosa Gal DH β galaktosa + NAD asam galatonat + NADH + H+ ditera (I) pada λ= 334, 340, 365 nm

C. Cara Khromatografi Khromatografi kertas/tlc : diukur besarnya Rf tiap komponoen karbohidrat Jarak perpindahan molekul zat Rf = Jarak perpindahan pelarut Harga Rf tiap jenis gula tertentu untuk perlakuan yang sama dipengaruhi : - Macam zat pelarut - Ukuran bejana - Suhu - Macam fase tetap/stasioner - Sifat zat yang dianalisa

Kromatografi kertas untuk karbohidrat Zat penyangga : kertas yang tersusun oleh selulosa murni (misal: kertas whatman no.1 kecepatan merambat zat sedang), dipotong sesuai kebutuhan. Teteskan sampel (sekecil mungkin), penetesan 3-4 x (tetesan besar terjadi tailing/pemisah tidak sempurna) Masukkan kertas ke dalam wadah berisi pelarut pelarut merambat pada kertas sampai tanda (Solvent front)

Identifikasi : Cara fisis : menyinari kertas dengan sinar UV pada λ: 254 370 nm Kimiawi : semprot dengan larutan kimia misal: -gula reduksi: anilinpthalat, AgNO3 - Larutan khloroglusional dan HCl dapat digunakan -gula non reduksi: naphtoresorcinol dlm asam fosfat. untuk: Aldosa pentosa (violet) Ketosa pentosa (hijau tua) Ketoheksosa (kuning coklat) Metil pentosa (hijau )

Uap Iodin Semprotkan pada kertas diruang asam Setelah kering akan timbul noda berwarna Hitung Rf, bandingkan dengan standar Zat pelarut: zat murni atau campuran Untuk penentuan gula sederhana: Campuran butanol : asetat : air atau asam asetat : pyridin : air (4:1:5)

Cara fisis (Cara optic) Penentuan index bias dengan refraktometer tiap jenis gula punya index bias tertentu. Keuntungan: interval skala index bias cukup besar 1,30 1,75 sampel sangat sedikit (beberapa tetes) ketelitian : ± 0,0002 dinyatakan dengan 20 n D = pengukuran pada t = 20 o C dengan sinar Natrium sebagai sumber sinar monokromatis.

Pengaruh konsentrasi terhadap (α) sangat kecil diabaikan Suhu berpengaruh perlu koreksi : [ ] D [ ] D α = α [ 1 0,000184( t 20) ] t t

Penentuan karbohidrat dengan polarimeter Dasar: Karbohidrat bersifat optis aktif (mampu memutar bidang sinar terpolarisasi), karena mempunyai C asimetri Keuntungan Sampel tidak mengalami kerusakan Dapat dilakukan cepat Agar hasil teliti, maka: Larutan harus jernih dan tidak berwarna Larutan tidak mengandung bahan asing yang bersifat optis aktif Konsentrasi sampel yang optimum: tidak terlalu pekat amupun encer

Penentuan dengan polarimeter Hukum biot: kapasitas rotasi tiap individu gula sebanding dengan konsentrasi larutan dan panjang cairan dalam tabung [α] t D α C I [ α] D t 100 = lc α : putaran/ritasi spesifik : suhu pengukuran (oc) : sinar Na (589 nm) : sdf putar yang diamati : konsentrasi (g sampel/100 ml pelarut) : panjang tabung (dm)

Penentuan Serat Kasar Serat kasar : Senyawa yang tidak dapat dicerna dalam organ pencernaan manusia maupun binatang. Dalam analisa : diperhitungkan banyaknya zat yang tidak larut dalam asam/basa encer pada kondisi tertentu.

Langkah penentuan serat kasar 1. Defatting : menghilangkan lemak dalam sampel dengan pelarut lemak 2. Digestion : - pelarutan dengan asam - pelarutan dengan basa dalam keadaan tertutup pada temperatur terkontrol (mendidih) segera dilakukan penyaringan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut Protein menyulitkan penyaringan perlu digesti pendahuluan dengan enzim proteolitik Residu = serat kasar yang mengandung 97% selulosa dan lignin sisanya adalah senyawa yang belum dapat diidentifikasi