PELATIHAN TEKNIK BUDI DAYA TERNAK BABI DI DESA ENONETEN, KECAMATAN AMANUBAN SELATAN TIMOR TENGAH SELATAN I. PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PELATIHAN BUDI DAYA DAN PENDAMPINGAN DEMOPLOT USAHA SAPI POTONG DI DESA NOEMUKE, KECAMATAN AMANUBAN SELATAN, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN BUDIDAYA SAYUR-SAYURAN KELOPOK TANI LILI BONA, DESA NEFOKO, KECAMATAN MOLLO UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

LAPORAN PELATIHAN BUDI DAYA DAN PENDAMPINGAN DEMOPLOT USAHA SAPI POTONG DI DESA KUANFATU, KECAMATAN KUANFATU TIMOR TENGAH SELATAN

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN TEKNIS PRUKAB KOMODITAS KOPI ROBUSTA TAHAP II (DUA) Di Desa Sidodadi, Nopember 2015

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman - 1. Laporan SADI Provinsi NTT Bulan Maret 2009

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017

RESPON PETANI ATAS PROGRES PENGGEMUKAN TERNAK SAPI DI DESA TOBU, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

LAPORAN BULANAN PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN SADI (Smallholder Agribusiness Development Initiative) BULAN : JANUARI 2009 RINGKASAN EKSEKUTIF

Oleh: Rodianto Ismael Banunaek, peternakan, ABSTRAK

KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

KEGIATAN TUKAR KUNJUNGAN/ STUDY BANDING 2006

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG, KACANG HIJAU DAN SAPI DALAM MODEL KELEMBAGAAN PETANI, PERMODALAN DAN PEMASARAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan Ruminansia Menerapkan Tingkah laku Ternak Ruminansia Menerapkan Penanganan Ternak ruminansia

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

Budidaya Sapi Potong Berbasis Agroekosistem Perkebunan Kelapa Sawit ANALISIS USAHA Seperti telah dikemukakan pada bab pendahuluan, usaha peternakan sa

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

UPAYA MEMOTIVASI PETANI DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PEDESAAN MELALUI PROGRAM PRIMA TANI DI KABUPATEN TTS (Kasus Desa Tobu)

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA. No Tanggal Waktu Jenis Kegiatan Lokasi Kendala Solusi Hasil 1 Minggu, 24 Juli 2016

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017

II. TINJAUAN PUSTAKA

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TERNAK SAPI POTONG DI KELURAHAN MERDEKA KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG

Johanis A. Jermias; Vinni D. Tome dan Tri A. Y. Foenay. ABSTRAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG PENYEBARAN DAN PENGEMBANGAN TERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KATINGAN

PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

PENDAHULUAN. kebutuhan susu nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya.

KAJIAN MENGURANGI ANGKA KEMATIAN ANAK DAN MEMPERPENDEK JARAK KELAHIRAN SAPI BALI DI PULAU TIMOR. Ati Rubianti, Amirudin Pohan dan Medo Kote

ABSTRAK BAB 1. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

KAJIAN MENGURANGI KEMATIAN ANAK DAN MEMPERPENDEK JARAK KELAHIRAN SAPI BALI DI PULAU TIMOR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 62 TAHUN 2015

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Peternakan sapi potong merupakan salah satu sektor penyedia bahan

PANDUAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN TEKNIS SPESIFIK LOKALITA

PROGRAM AKSI PERBIBITAN DAN TRADISI LOKAL DALAM PENGELOLAAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN SUMBAWA, NUSA TENGGARA BARAT

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Dr. Ir. Momon Rusmono, MS NIP

KAJIAN POTENSI PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN TORAJA UTARA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan

Pengembangan Kelembagaan Pembibitan Ternak Sapi Melalui Pola Integrasi Tanaman-Ternak

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

BAB I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017 PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK DI KELOMPOK PETERNAK MAULAFA

KAJIAN TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN TERNAK BABI. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua 2

BAB I PENDAHULUAN. nasional sehingga usaha ternak ini berpotensi untuk dikembangkan. Sapi potong telah

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN : BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mayoritasnya bermatapencarian sebagai petani.

V. KEMISKINAN 5.1 Kemiskinan di Desa Sitemu

BAB I PENDAHULUAN. Strategis Kementerian Pertanian tahun adalah meningkatkan

PANDUAN. Mendukung. Penyusun : Sasongko WR. Penyunting : Tanda Panjaitan Achmad Muzani

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumba Timur terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMOTONGAN EKOR, IDENTIFIKASI, KASTRASI, DAN PEMBERIAN Fe PADA ANAK BABI LOU AYY ALZAMAKHSYARI D

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN JAWA TENGAH TAHUN 2014

LAPORAN KEGIATAN KINERJA PENYALURAN DAN PEMANFAATAN KREDIT PROGRAM PERTANIAN KKPE DI PROVINSI BALI

Ditulis oleh Mukarom Salasa Jumat, 03 September :04 - Update Terakhir Sabtu, 18 September :09

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

PENDAHULUAN. Kemitraan merupakan hubungan kerjasama secara aktif yang dilakukan. luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

BAB V RENCANA AKSI. Untuk dapat mulai menjalankan unit bisnis IFS BATARI secara tepat

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2018 PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2019 KABUPATEN BLORA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian adalah suatu proses perubahan sosial. Hal tersebut tidak

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI NUSA TENGGARA BARAT

PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

Transkripsi:

PELATIHAN TEKNIK BUDI DAYA TERNAK BABI DI DESA ENONETEN, KECAMATAN AMANUBAN SELATAN TIMOR TENGAH SELATAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Pelatihan Budi Daya Ternak Babi di desa Enoneten, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) merupakan salah satu pilot program pengembangan agribisnis yang diselenggarakan oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Agribisnis Perdesaan (PNPM-AP). Pelatihan tersebut telah dirancang secara partisipatif oleh kelompok Tani sebagai upaya pengembangan usaha agribisnis budidaya ternak babi di Desa Enoneten, Kecamatan Amanuban Selatan TTS. Agribisnis adalah serangkaian kegiatan usaha memelihara ternak menanam tanaman atau yang dilakukan petani baik dalam bentuk kelompok atau perorangan untuk mengahsilkan produksi ternak atau tanaman (ekor, buah, biomas, umbi dan lain-lain) yang dapat dipasarkan dan menguntungkan bagi petani atau kelompok usaha. Teknik budidaya ternak babi merupakan salah satu peluang bisnis bagi petani sesuai potensi dan sumberdaya yang tersedia, karena komoditi babi dapat dipelihara oleh sebagian besar rumah tangga petani untuk dijual sebagai sumber uang tunai. Di NTT populasi ternak yang paling banyak adalah ternak babi, sebanyak 1.457.543 ekor dan 19 % (275.125 ekor) berada di Kabupaten TTS (Statistik Peternakan 2006). Bagi masyarakat NTT ternak babi sangat penting artinya dalam keterkaitannya dengan adat istiadat atau dapat dikatakan bahwa ternak babi sudah dipelihara sejak turun temurun. Masalahnya makanannya masih tergantung dari sisa-sisa dari dapur dan ubi-ubian, dikandangkan tetapi kadang-kadang dilepas dengan sistem perkandangan tradisionial, Usaha pemeliharaan ternak babi bagi 90 % petani NTT seolah-olah sudah menjadi keharusan. Hal ini disebabkan selain memanfaatkan sisa dapur untuk sumber pakan babi, juga untuk memenuhi tuntutan kebutuhan adat dalam budaya lokal. Begitu pentingnya ternak babi dalam budaya hampir seluruh masyarakat NTT, memberi nilai lebih ternak ini dari pada ternak sapi sekali pun. Bahkan untuk memenuhi tuntutan adat, masyarakat rela menukarkan sapi yang berumur 1,5 tahun dengan seekor babi. 1

Nilai jual ternak babi bagi masyarakat NTT umumnya relatif cukup tinggi. Ternak babi dengan umur kurang lebih 1,5 2 tahun, dapat dijual dengan harga 2 juta sampai 2,5 juta rupiah. Untuk anak babi dengan umur 2 3 bulan, dijual dengan harga berkisar antara Rp.250.000 sampai Rp.300.000 Dengan adanya kasus Hok Colera yang menyerang ternak babi pada beberapa daerah terutama Timor dan Sumba, menyebabkan permintaan akan babi relatif cukup tinggi, sedang ketersediannya semakin berkurang. Program PNPM-AP tidak hanya meningkatkan pengetahuan petani dalam praktek usahatani budidaya ternak babi, tetapi juga memfasilitasi petani dalam penguatan usaha kelompok dan pemasaran. Diharapkan melalui program ini: a) petani dapat mempraktekkan budidaya ternak babi dengan baik dan benar mulai dari mengenal typetype babi, b) pembibitan/penggemukan babi; c) pemeliharaan, d) manajemen kandang dan kesehatan ternak babi, e) manajeen pakan (jumlah, kualitas dan jumlah pemberiannya). Diharapkan terjadi peningkatan pendapatan petani dari usaha budidaya ternak babi dapat melakukan penataan kelembagaan kelompok tani yang berorientasi pada pasar dan menguntung petani. 1.2. Tujuan Adapun tujuan dari Pelatihan ini adalah : 1. Peserta dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang Manajemen Kelompok Tani di Desa Enonetan 2. Peserta dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok tani tentang Perbibitan Babi 3. Peserta dapa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani tentang manajemen kandang kelompok dan kesehatan ternak 4. Peserta dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani tentang manajemen pakan 5. Peserta dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani tentang Pemasaran dan Analisis Usaha babi 2

II. MATERI DAN METODA PELATIHAN 2.1. Waktu dan Lokasi Pelatihan Pelatihan Teknik Budidaya Ternak Babi dilakukan di Desa Enoneten, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan yang telah berlangsung dari tanggal 4 Maret sampai dengan 7 Maret 2009. 2.2. Peserta Pelatihan dan pelatih Pelatihan Budidaya Babi berjumlah 37 peserta ( Lampiran 1) yang berasal dari 3 kelompok tani atau utusan dari petani desa Enoneten sedangkan Fasilitator/pelatih serta pendamping teknis pelatihan kegiatan ini adalah tenaga ahli pelatihan di bidang peternakan dari BDSP pemenang yaitu dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara Timur. 2. 3. Materi Pelatihan Penggadaan materi pelatihan yang telah dipersiapkan oleh BDSP dan bahan yang dibutuhkan selama pelatihan sampai pada kegiatan menjadi tanggungjawab Tim Pengelola Kegiatan (TPK) bersama petani peserta pelatihan Budidaya Babi. 2.4. Metoda Pelatihan Pelatihan menggunakan metoda ceramah (penyampaian materi/modul di kelas), diskusi secara partisipatif dan praktek. Praktek terdiri atas dua jenis yakni melaksanakan praktek yang disiapkan pada setiap modul (implementasi teori) dan mempersiapkan lokasi demoplot. BDSP tidak membatasi diri dalam memberikan pengetahuan sehingga bersedia berdiskusi dengan petani selama berada di desa. 2.5. Kurikulum pelatihan Materi untuk berlatih (modul) disesuaikan dengan tujuan pelatihan, yakni: (1) Manajemen Kelompok, (2) Type-type ternak babi, (3) Pembibitan babi, (4) Pemeliharaan ternak babi, (5) Kandang dan kesehatan ternak babi, dan (6) Analisa Ekonomi ternak babi, dan (7) Membuat Rencana Kerja Tindak lanjut (RKTL): 3

Tabel 1. Matriks Kurikulum Pelatihan No Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 1 Pendahuluan Perkenalan Membangun suasana antara peserta, kebersamaan dan saling BDSP, fasilitator mengenal dan panitia pelatihan budidaya ternak babi Tujuan Metoda Pelatih Tatap muka dan diolog Hendrik M A. Manajemen Kelompok Tani 2 Kelompok Tani Permberdayaan Kelompok tani Potensi desa dan Rencana Usaha anggota (RUA) pentingnya pembentukan kelompok yang mandiri dan tugas Ketua kelompok Peserta memahami potensi desa dan teknik membuat RUA Ceramah dan Diskusi Diskusi dan praktek Hendrik M Hendrik M. Rencana Usaha Kelompok (RUK) B Budidaya Ternak Babi 3 Type-yype babi Beberepa type babi Faktor yang mempengaruhi type bai 4 Pembibitan ternak babi Pengertian pembibiatan ternak babi Syarat-syarat bibit babi yang baik Peserta memahami bagaimana membuat RUK untuk usahatani dan non usahatani kelompok type babi yang dapat dibudidayakan Peserta mengetaui faktorfaktor yang mempengaruhi type babi pengertian pembibitan ternak babi tanda-tanda babi yang baik Diskusi dan praktek diskusi, dan praktek dan diskusi Hendrik M. Hendrik M. Seleksi babi bibit bibit yang baik dan bermutu mendukung produksi anak 5. Pemeliharaan ternak babi Pemeliharaan induk babi Pemeliharaan anak teknik pemeliharaan induk bunting (makanan, gerak badan dan pindah kandang) pemeliharaan induk yang sedang melahirkan teknik pemeliharaan anak, babi dara diskusi, dan praktek Hendrik M. 4

6. Manajemen kandang dan Kesehatan Ternak babi 7 Manajemen Pakan Manajemen kandang babi Kesehatan ternak babi Sumber pakan Teknik pemberian pakan babi Jumlah pakan babi persyaratan kandang yang baik fungsi kandang bentuk-bentuk kandang dan ukurannya kesehatan umum dari ternak beberapa penyakit teknik pencegahan, pengendalian dan penanganan penyakit beberapa sumber pakan teknik pemberian pakan berdasarkan golongan umurbabi jumlah pakan yang diberikan berdasarkan type babi dan golongan umur Diskusi, dan praktek Diskusi, dan praktek Diskusi, dan praktek Diskusi, danpraktek Hendrik M. Hendrik M Hendrik M Hendrik M 8 Pemasaran dan Analisa usaha sapi potong C Rencana kerja tindak lanjut (RKTL) Pemasaran Biaya produksi Pendapatan tentang pasar pengertian dan komponen biaya produksi perhitungan untung rugi usaha pembibitan dan penggemukan babi Peserta dapat merumuskan RKTL diskusi dan praktek Diskusi, praktek Hendrik M Team 2.6. Jadwal dan Pelaksanan kegiatan Adapun jadwal kegiatan (Lampiran 2) yang dilakukan selama pelatihan diuraikan sebagai berikut: Rabu, 4 Maret Pebruari 2009. Acara pembukaan bertempat di gedung Gereja Desa Enoneten. Acara pembukaan diikuti seluruh peserta, Aparat Desa Enoneten, kader desa, dan UPK Kecamatan Amanuban Selatan. Pada acara pembukaan BDSP disambut secara adat oleh peserta 5

pelatihan dan dilanjutkan Sambutan dari BDSP, sambuatan UPK dan Arahan Kepala Desa sekaligus membuka secara resmi Acara Pelatihan Budidaya Ternak babi. Acara perkenalan BDSP, panitia dan peserta pelatihan Materi Pelatihan: Manajemen kelompok - Penjelasan dan diskusi tentang pengertian kelompok tani - Penjelasan dan diskusi manfaat berkelompok - Penjelasan dan diskusi Struktur organisasi kelompok tani - Penjelasan dan diskusi Tugas Ketua kelompok tani - Penjelasan dan diskusi mendalami potensi desa usahatani dan non usahatani - Penjelasan, diskusi dan Praktek membuat Rencana Usaha Anggota (RUA) - Penjelasan, diskusi dan praktek teknik pembuatan Rencana Usaha Kelompok (RUK) Materi Pelatihan: Budididaya Ternak Babi - Penjelasan dan diskusi, type-type ternak babi - Penjelasan dan diskusi, pembibitan ternak babi Kamis, 5 Maret 2009 Materi Pelatihan: Budididaya Ternak Babi - Penjelasan dan diskusi, pembibitan Ternak Babi - Penjelasan dan diskusi Pemeliharaan Ternak Babi - Penjelasan dan Diskusi manajemen kandang ternak Babi (kandang yang baik, fungsi kandang, bentuk kandang dan ukuran kandang) Jumat, 6 Maret 2009 Materi Pelatihan: Budidaya ternak babi - Penjelasan dan diskusi kesehatan ternak (kesehatan umum ternak, beberapa penyakit ternak dan teknik pencegahan dan pengobatan) - Peserta bersama BDSP dan TPK survei lokasi untuk demoplot kandang babi - Penjelasan dan diskusi manajemen pakan ternak babi 6

Sabtu, 7 Maret 2009 Materi Pelatihan : Analisa budidaya ternak babi - Menjelaskan, diskusi dan praktek Analisis Ekonomi (perhitungan) usahatani sapi pembibibitan dan sapi penggemukan Evaluasi peserta terhadap materi dan pelaksanaan pelatihan 1. Apa yang dimaksud Agribinis? 2. Apa yang disebut kelompok tani dan apa tugas Ketua Kelompok 3. Sebutkan 3 fungsi kandang yang diketahui? 4. Sebutkan ukuran kandang pada babi yang beranak, babi pejantan dan pada babi dengan berat badan (35 kg, 50, kg dan 75 kg) 5. Sumber-sumber makanan babi Penyusunan alokasi waktu dalam Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) kelompok Penutupan - Acara penutupan kembali dilakukan di Gereja Enoneten oleh kepala desa Enoneten dan diikuti ( BDSP, UPK, BPD Enoneten, Aparat Desa, dan TPK bersama Panitia dan undangan lainnya. III. HASIL PELATIHAN 3.1 Partisipasi Peserta dan Pemahaman Materi Pelatihan Peserta sebanyak 37 orang cukup aktif dalam kegiatan diskusi dan praktek yang dilakukan dan seluruh peserta mengikuti jalannya pelatihan dari awal hingga berakhirnya kegiatan pelatihan selesai dengan Daftar hadir harian (Lampiran 1.) 3.2. Demoplot dan Studi Banding Demoplot kandang permanen babi, rencana akan dibangun setelah bahan bangunan telah tersedia. Rancang bangun (Kontruksi kandang), ukuran kandang akan dirancang oleh BDSP sesuai kebutuhan dan rencananya akan dibangun pada bulan April 2009. Pengadaan babi akan segera dilakukan setelah kandang babi dibuat. bagai contoh untuk dikembangkan pada kelompoktani yang lain. 7

Studi banding direncanakan pada bulan April. Tujuannya adalah untuk melihat beberapa usaha peternakan babi yang sudah berhasil dan melihat secara dekat tentang teknik budidaya yang sudah berjalan dengan baik. 3.3. Permasalahan/Kendala yang dihadapi Selama persiapan dan pelaksanaan kegiatan pelatihan, Tim BDSP mengalami beberapa kendala/masalah, antara lain : Masih ada peserta yang belum dapat membaca dan menulis, sehingga mempengaruhi proses belajar mengajar terutama kegiatan dalam kelas Bahan untuk kegiatan demoplot ternak babi (kandang ababi) belum tersedia karena kondisi jalan rusak berat akibat curah hujan yang masih tinggi. Kandang babi belum dibuat hingga selesai pelatihan karena masih menunggu Desai Gambar dari Fasilitator Teknik (FT) Kecamatan Amanuban Selatan 3.4. RKTL Kesepakatan dalam kegiatan pelatihan budidaya ternak babi adalah dibuatnya rencana kerja tindak lanjut (RKTL) kelompok. Tabel 2. RKTL peserta pelatihan No. Kegiatan Tanggal Kegiatan Keterangan 1 Pelatihan anggota kelompok bagi 10-13 Maret 2009 yang belum ikut pada pelatihan ini 2 Pembersihan/Perataan lokasi kandang babi 16 Maret 2009 sampai selesai 20 April 2009 3 Persiapan bahan lokal S d a 4 Membangun kandang S d a 5 Atap S d a 6 Membuka dasar lantai dan tempat S d a makan babi 7 Pengadaan babi April 2009 8 Studi banding April 2009 Diharapkan TPK dapat mempersiapkan bahan-bahan kandang yang tidak disiapkan pada tingkat lokal (semen, paku, dan pasir) lebih cepat sehingga dapat dibangun kandang ternak babi pada pertengahan bulan April 2009 8

3.5. Hasil Pelatihan a. Peningkatan pengetahuan Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pengetahuan petani tentang teknik budi daya ternak babi terutama hal-hal teknis masih sangat minim, namun hasil evaluasi menunjukkan bahwa pengetahuan petani telah meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa keseriusan peserta mengikuti pelatihan cukup tinggi, dan materi yang disampaikan mudah dipahami. Meskipun demikian dampak peningkatan pengetahuan terhadap perbaikan praktek budidaya ternak babi masih perlu dipantau pada waktu mendatang. b. Prospek ke depan Prospek peningkatan produksi ternak babi sangat terbuka. Hal ini ditandai bahwa budidaya ternak babi secara ekstensif tradisioan sudah pernah dilakukan petani, walaupun teknik budidaya yang benar sudah mulai difahami setelah dilakukan pelatihan ini. Prospek pengembangan budidaya ternak babi ke-depan mempunyai peluang besar karena di desa ini potensi biji asam sebagai salah satu pakan babi di desa Enoneten sangat besar. Hal ini memberi petunjuk bahwa potensi agribisnis ternak babi dapat berkembang apabila teknologi budidaya diterapkan dengan baik dan benaroleh petani. IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan a. Pemahaman tentang pentingnya berkelompok dan manfaat yang diperoleh apabila petani berusahatani berkelompok cukup baik sehingga ke depan apabila petani tergabung dalam kelompok tani akan menjadi unit agribisnis budidaya ternak babi dalam skala besar, Hal ini diukur bahwa peserta dapat merencanakan usaha agribisnis budidaya babi yang terencana yang tertuang dalam RUA dan RUK. b. Pengetahuan dan ketrampilan petani dalam budidaya ternak babi khususnya pembibitan di desa Enoneten telah meningkat sehingga dapat mendorong petani untuk memperbaiki praktek berusahatani budidaya ternak babi. 9

c. Peserta pelatihan semakin sadar bahwa usahatani ternak babi sangat menguntungkan apabila ternak dipelihara dalam kandang dengan wawasan lingkungan yang bersih akan dapat mencegah penyakit pada ternak babi. d. Pemberian pakan yang berkualitas dalam jumlah yang sesuai akan meningkatkan produksi anak dan produksi daging pada babi dengan tujuan pembesaran atau penggemukan e. Peserta pelatihan dapat memahami dan membuat perhitungan (Analisa usaha) budidaya ternak babi yang dapat menguntungkan bagi peternak atau kelompok. f. Peserta pelatihan dapat menyusun RKTL sebagai agenda kerja kelompok tani untuk pelaksanaan demoplot. 4.2. Saran Peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan melalui pelatihan perlu diikuti dengan pendampingan secara rutin agar sasaran pelatihan untuk pengembangan agribisnis usaha ternak babi dapat tercapai dan disertai peminjaman modal usaha dari UPK PNPM_AP Kecamatan Amanuban Selatan atau Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan. 10

LAMPIRAN 1: Daftar Hadir Harian Peserta Pelatihan Budidaya Ternak Babi 11

12

13

14

LAMPIARAN 2.Jadwal Pelatihan Teknik Budidaya Ternak Babi di Enoneten Hari ke Jam Materi Rabu, 4 3-2009 08.00-08.30 Pembukaan 08.30-09.00 Istirahat (kopi pagi) 09.00-09.45 Acara perkenalan BDSP dan peserta 09.45-10.45 Materi Manajemen Kelompok Tani 10.45-11.30 Diskusi Materi Manajemen Kelompok Tani 11.30-12.30 Latihan membuat RUA dan RUK 12.30-13.30 Makan siang 13.30-14.30 Type Type Babi untuk Budidaya 14.30-15.00 Istirahat (kopi sore) 15.00-16.00 Diskusi Type Type Babi untuk Budidaya Kamis, 5-3- 2009 08.00-10.00 Pembibitan babi 10.00-10.30 Istirahat (kopi pagi) 10.30-12. 30 Diskusi Pembibitan babi 12.30-13.30 Istirahat (makan siang) 13.30-14.30 Pemeliharaan babi 14.30-15.00 Istirahat (kopi sore) 15.00-16.00 DiskusiPemeliharaan babi Jumat, 6-3- 2009 08.00-10.00 Kandang dan kesehatan ternak babi 10.00-10.30 Istirahat (kopi pagi) 10.30-12. 30 Diskusi Kandang dan Kesehatan ternak 12.30-13.30 Istirahat (makan siang) 13.30-14.30 Praktek membuat kandang 14.30-15.00 Istirahat (kopi sore) 15.00-16.00 Lanjuatan membuat kandang Sabtu, 7-3- 2009 08.00-09.30 Manajemen Pakan babi 09.30-10.00 Istirahat (kopi pagi) 10.00-11. 30 Diskusi manajemen pakan babi 11.30-12.30 Analiasa Usaha ternak babi 12.30-13.30 Diskusi Analisa Usaha ternak babi 13.30-14.30 Istirahat (makan siang) 14.30-15.00 Membuat RKTL 15.00-15.30 Evaluasi 15.30-16.00 Penutupan 15

LAMPIRAN 3. Kegiatan dalam Gambar 16

17

18

19