CONTOH SUKSES PELAKSANAAN MBS B2-3

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

Strategi UNICEF dalam Mendukung Pemerintah untuk Memperluas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

ADVOKASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PROGRAM MBS B2-4

Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Menuju Sekolah Ramah Anak

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH B2-2

PANDUAN ADVOKASI DAN LOKAKARYA PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN, ANGGARAN, SUPERVISI DAN MONITORING PROGRAM MBS

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu:

PROGRAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH:KONSEP PELAKSANAAN, PERENCANAAN, MONITORING, EVALUASI, DAN SUPERVISI

2 RKS dan RKA hanya memuat dua dari tiga. 1 RKS dan RKA hanya memuat satu dari tiga. 0 RKS dan RKA tidak memuat ketiganya

UNIT 3: KUNJUNGAN SEKOLAH

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Tinjauan Historis SD Negeri 03 Kuto Kecamatan Kerjo

gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam

Alat Evaluasi Diri Sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

VARIASI PENATAAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD N 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB III RENCANA STRATEGIS PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

STRUMEN PEDOMAN WAWANCARA

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

OLIMPIADE MATEMATIKA DAN IPA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH

MONITORING, EVALUASI, DAN SUPERVISI PROGRAM MBS B2-5

Instrumen Evaluasi Diri Sekolah (EDS)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika telah dituangkan untuk mempelajari matematika di tingkat sekolah lanjutan.

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MBS DALAM PENINGKATAN KUALITAS PARTISIPASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER UKS DI MIS SAPUGARUT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan temuan-temuan hasil penelitian, maka

PRESENTASI BEST PRACTICE DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI KELAS

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara global semakin

BAB I PENDAHULUAN. kita saat ini adalah peningkatan mutu pendidikan. Mengingat dalam konteks

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Nama Sekolah :... I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

CERDAS, TERAMPIL, KREATIF, dan KOMPETITIF untuk MERAIH PRESTASI TERBAIK

VISI, MISI DAN TUJUAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

Laporan Evaluasi Diri Sekolah (EDS)

BAB IV ANALISIS PERAN GURU EKSTRAKURIKULER BTQ DALAM MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT SISWA PADA BIDANG

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas dan di dalamnya terjadi pola interaksi antara guru dengan

BAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Soejadi (dalam Junaidi pada Blogspot.com, 2011) mengemukakan. bahwa:

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bagian ini akan dikemukakan simpulan dan saran berdasarkan hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Gorontalo didirikan pada tahun

DALAM PEMBINAAN PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

UNIT 7 : PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten Pati. Penyelenggaraan seluruh proses pendidikan di SDN. Tujuan Pendidikan SDN Sambilawang tahun ajaran 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG BEASISWA SISWA DAN MAHASISWA BERPRESTASI DARI KELUARGA TIDAK MAMPU

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

RENCANA PEMBELAJARAN TEMATIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usman (2010 : 97) menyatakan Pengelolaan kelas adalah keterampilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Botubilotahu Kecamatan Marisa yang akan dijelaskan sebagai berikut :

2012

Laporan PELAKSANAAN SOSIALISASI ADIWIYATA PROV. GORONTALO TAHUN 2014 PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014

Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN :

Manajemen Kurikulum Drs. Toto Ruhimat, M.Pd. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2013:2). Kegiatan belajar mengajar

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 14 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten pohuwato yang di pimpin oleh Ibu Nany Mbuinga, yang beralamat di

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu merupakan agenda setiap institusi pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hardjosoedarmo (2004):

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

Kata-kata kunci: Sumber daya sekolah Sumber daya manusia Sumber daya fisik Sumber daya keuangan

Transkripsi:

CONTOH SUKSES PELAKSANAAN MBS B2-3 FA Book 2 3.indd 1 10/26/10 2:13:03 PM

FA Book 2 3.indd 2 10/26/10 2:13:03 PM

DAFTAR ISI B2-3 A. Manajemen Sekolah 04 B. PAKEM 06 C. Peran Serta Masyarakat 07 D. Dampak 08 B2-3 - Bahan Advokasi MBS - 2009 2 FA Book 2 3.indd 3 10/26/10 2:13:03 PM

Pelaksanaan program MBS yang berhasil menciptakan sekolah-sekolah yang bermutu telah mendorong pemerintah daerah untuk mereplikasi dan memperluas pelaksanaan program ini di daerah mereka masing-masing. Selama empat tahun terakhir jumlah sekolah dasar yang ber-mbs dengan dukungan dana APBD atau sumber daya pemerintah lainnya terus meningkat, dan peluang untuk terus memperluas program ini akan semakin besar dengan telah dimasukkannya program MBS dalam perundang-undangan dan berbagai peraturan pemerintah. Suasana lingkungan sekolah! yang asri dan indah Saat ini jumlah sekolah MBS di daerah kerjasama Pemerintah RI, UNICEF, dan UNESCO telah mencapai hampir 7.000 SD/ MI yang tersebar di 78 kabupaten di 15 propinsi. Dari jumlah ini, jumlah sekolah pelaksana MBS yang didanai APBD lebih besar (56%), sisanya mendapat bantuan dari berbagai donor melalui UNICEF dan UNESCO dan lembaga internasional lainnya. perpustakaan mini atau sudut baca 3 B2-3 - Bahan Advokasi MBS - 2009 FA Book 2 3.indd 4 10/26/10 2:13:03 PM

Animo pemerintah daerah untuk mengembangkan MBS dengan sumber daya mereka sendiri tidak terlepas dari kesan positif yang mereka peroleh setelah melihat bukti-bukti nyata dampak pelaksanaan MBS di daerah mereka. Hasil pelaksanaan program MBS tidak hanya mampu meningkatkan pelaksanaan berbagai aspek pendidikan yang terkait dengan 3 pilar MBS, tetapi juga memberikan pengaruh positif secara keseluruhan terhadap proses pelaksanaan kegiatan dan lingkungan pembelajaran di sekolah. Beberapa contoh menarik inovasi yang telah dilakukan di tingkat lokal terkait pelaksanaan 3 pilar MBS dapat dilihat di bawah ini. A. MANAJEMEN sekolah Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) yang dipajang di tempat yang mudah diakses, dan pelaporan penggunaan sumber daya sekolah (dana, tenaga, sarana dan pra-sarana) secara reguler oleh sekolah ke masyarakat, telah mendorong semakin besarnya partisipasi dan kepercayaan masyarakat untuk mendukung pengembangan sekolah contoh. Di SD Inpres 12/79 Pakkasalo, Bone, Sulawesi Selatan, sekolah selalu mengundang masyarakat untuk merencanakan dan menyusun program kegiatan sekolah, serta melaporkan kembali status pelaksanaan setiap kegiatan dan penggunaan dananya ke masyarakat. Mekanisme ini mempermudah sekolah dalam melaksanakan berbagai kegiatan dengan dukungan masyarakat komite sekolah. Manajemen sekolah tidak hanya berfokus pada administasi dan pengelolaan dana sekolah tetapi juga memberi dukungan kepada inovasi pelaksanaan PAKEM di sekolah. Hal ini diantaranya dapat dilihat pada SDN. 2 Sengkol, Lombok Tengah, yang menerapkan sistem kelas bergerak (moving class) untuk memberikan pengayaan kepada siswa terhadap materi yang diajarkan. Di sekolah ini setiap kelas diisi dengan alat peraga yang hanya terfokus pada satu mata pelajaran. Dengan pendekatan ini siswa diharapkan akan semakin mendalam pemahamannya terhadap materi yang dipelajari dan mengenal variasi alat peraga yang dapat membantu mereka memecahkan masalah dalam pembelajaran. B2-3 - Bahan Advokasi MBS - 2009 54 FA Book 2 3.indd 5 10/26/10 2:13:04 PM

Pengambilan keputusan terkait pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah tidak hanya ditentukan oleh guru, kepala sekolah, dan komite, tetapi untuk hal-hal tertentu juga melibatkan anak. Hal ini terjadi di SD Negeri 4 Sawo Jajar, Malang, di mana siswa mengusulkan agar jam mata pelajaran tertentu dijadwalkan sesuai dengan kesiapan anak. Pelajaran matematika sebaiknya diberikan pada pagi hari dan pelajaran lainnya diberikan pada siang hari pada saat anak-anak sudah mulai lelah dan menurun daya konsentrasinya. Usul ini diterima dan ditindak lanjuti dengan perubahan jadwal pembelajaran. B. PAKEM Pertukaran informasi dan pengetahuan antar guru dapat dilakukan secara intensif dan reguler. Hal ini menyebabkan bertambahnya pengetahuan dan keterampilan guru untuk menjalankan tugas dalam pembelajaran. Misalnya, di SD Latsari, Tuban-Bali, bahan ajar yang disusun oleh seorang guru di suatu sekolah dibahas dan disempurnakan dalam pertemuan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan hasilnya kemudian digunakan oleh seluruh guru di gugus tersebut. Dalam diskusi kelompok siswa dibiasakan menyampaikan idenya secara langsung dengan suasana saling menghargai dengan teman Dengan MBS siswa belajar lebih aktif dan dibiasakan bekerjasama dalam diskusi kelompok Di sekolah tersebut proses pembelajaran tidak hanya bersumber pada guru maupun buku-buku teks yang telah ditentukan, tetapi juga menggunakan berbagai sumber lain yang inisiatif pencarian dan penggunaannya juga berasal dari murid. Misalnya: murid menggunakan berita dari radio, majalah, maupun koran lokal untuk mencari informasi yang terkait dengan pengetahuan umum, misalnya jumlah penduduk setempat, peta kota, dan lain-lain. Anak-anak lebih berani mengungkapkan pendapat, mempunyai wawasan luas karena diperkaya oleh variasi sumber pembelajaran, dan mempunyai kreatifitas tinggi. Pada pelajaran IPS misalnya, guru hanya perlu merangsang anak dengan pertanyaan awal yang kemudian dijawab dan dicocokkan lebih lanjut oleh anak dengan arahan guru. Lingkungan sebagai sumber belajar dan media eksplorasi bagi siswa untuk mempraktekkan langsung teori yang dipelajari di kelas 5 B2-3 - Bahan Advokasi MBS - 2009 FA Book 2 3.indd 6 10/26/10 2:13:05 PM

C. Peran Serta masyarakat B2-3 Visi dan misi sekolah direalisasikan melalui dukungan dan pelibatan masyarakat dalam kegiatan sekolah yang dapat mendorong terealisasinya pencapaian visi dan misi tersebut. Contohnya di SD. Purwantoro 2, Malang-Jawa Timur, citacita sekolah untuk mewujudkan generasi bangsa yang beriman, bertakwa, dan menguasai iptek... didukung dengan keterlibatan masyarakat dalam membantu pelaksanaan pembelajaran melalui peran mereka sebagai nara sumber dalam kegiatan ekstra kurikuler, sumbangan peralatan komputer ke sekolah, dan peralatan ibadah. Partisipasi seperti ini memungkinkan monitoring yang lebih baik terhadap proses pembelajaran tidak hanya oleh sekolah tetapi juga oleh masyarakat. Perwujudan visi dan misi sekolah yang direalisasikan melalui pemenuhan sarana dan pra-sarana sekolah yang disumbangkan oleh masyarakat. Tranparansi dalam pengelolaan keuangan sekolah terbukti dapat mendorong partisipasi masyarakat yang berkelanjutan yang membantu sekolah menggali sumber dana. Contoh partisipasi masyarakat seperti ini diantaranya dapat ditemui di SD. Kecil Sakio, Mamuju-Sulawesi Barat, yang mendapat sumbangan kebun sekolah dari seorang tokoh masyarakat setempat. Kebun sekolah yang sebagian besar ditanami coklat ini kemudian dikelola oleh masyarakat dan sekolah dan dana penjualan hasil kebun digunakan sekolah untuk mendanai berbagai kegiatan, seperti perbaikan jalan setapak menuju sekolah, pembelian bahan untuk membuat alat peraga untuk guru, dll. Kebun ini juga berfungsi sebagai tempat praktek langsung yang memungkinkan siswa mengelaborasi, mengeksplorasi, dan mengkonfirmasi teori yang didapat di kelas. Contoh lain dapat dilihat pada SD. Sawojajar 6, Malang-Jawa timur. Pada awal pelaksanaan MBS di tahun 2003, komite sekolah SD. Sawojajar 6 mampu membangun 1 ruang kelas baru untuk mengatasi masalah kekurangan kelas karena banyaknya jumlah murid baru yang mendaftar. Partisipasi masyarakat juga dapat diwujudkan dalam bentuk kerjasama yang kuat antara masyarakat dan sekolah dalam mengoptimalkan waktu belajar anak di rumah. Misalnya di Kab. Bantaeng, Sulsel, diberlakukan program Jam Piket Senja yang meminta semua orang tua mengawasi kegiatan belajar anak di rumah pada pukul 19.00 21.00. Pada jamjam ini anak-anak tidak diperkenankan untuk menonton TV atau melakukan aktivitas lain selain belajar. Dalam hal ini orang tua bukan hanya memonitor tetapi juga membantu pembelajaran atau bahkan bertindak sebagai guru di rumah, misalnya dalam pembuktian suatu teori tertentu. Partisipasi orang tua dalam membantu proses belajar anak semakin meningkat. Contohnya, di SD Gunem 1, Rembang- Jawa Tengah, guru, orang tua, dan siswa mempunyai kesepakatan bersama tentang target-target kompentensi yang harus dicapai oleh siswa dalam periode waktu tertentu. Hal ini mendorong keterlibatan orang tua yang lebih besar dalam membantu pencapaian target tersebut, khususnya melalui bantuan pada anak ketika belajar di rumah. Seorang anggota masyarakat menyumbangkan tenaganya untuk menjadi guru ekstrakurikuler B2-3 - Bahan Advokasi MBS - 2009 6 FA Book 2 3.indd 7 10/26/10 2:13:05 PM

Lebih jauh lagi, sinergi pelaksanaan 3 pilar MBS telah mampu meciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih nyaman, kondusif, dan efektif, tidak hanya bagi siswa tetapi juga bagi guru dan kepala sekolah. Berdasarkan hasil evaluasi, setelah disentuh dengan program MBS, guru-guru dan kepala sekolah umumnya menjadi lebih bersemangat dan inovatif dalam menciptakan hal-hal baru yang dapat mendukung efektifitas kegiatan pendidikan di sekolah. Guru-guru dan kepala sekolah juga lebih terpacu untuk meningkatkan professionalismenya yang berujung pada semakin meningkatnya kinerja sekolah. Banyak sekolah MBS yang berprestasi dan menjadi sekolah favorit yang kemudian menjadi contoh dan rujukan bagi sekolahsekolah lain. Kota Malang-Jawa Timur adalah salah satu contoh sukses pelaksanaan MBS yang telah mampu mengantarkan sekolah-sekolah di daerah ini meraih prestasi, tidak hanya di tingkat propinsi tetapi juga di tingkat nasional. Selama 3 tahun berturut-turut gugus-gugus sekolah MBS di Malang menjadi juara lomba gugus nasional. Gugus VI Sawojajar menjadi juara I lomba gugus tingkat nasional tahun 2006, gugus III Lowokwaru mencapai prestasi yang sama pada tahun 2007, dan gugus 2 Sukun menjuarai lomba tingkat nasional ini pada tahun 2008. Aspek-aspek yang dinilai dalam lomba gugus ini tidak hanya terkait dengan pelaksanaan 3 pilar MBS, tetapi juga terkait dengan sarana dan pra-sarana yang dimiliki serta manajemen kegiatan gugus secara keseluruhan. Dengan menjadi pemenang lomba ini, suatu gugus membuktikan konsistensi dan komitmennya untuk maju bersama dalam meningkatkan mutu pendidikan. D. DAMPAK Dampak positif yang dirasakan oleh sekolah-sekolah MBS tidak terbatas pada perubahan proses pembelajaran, tetapi juga pada peningkatan pencapaian indikatorindikator pendidikan lainnya seperti Angka Partisipasi Sekolah (APS) dan nilai Ujian Akhir Sekolah (UAS). Kecenderungan umum menunjukkan anak-anak lulusan sekolah MBS lebih mudah diterima di sekolah yang lebih tinggi karena prestasi yang lebih bagus dan kreatifitas yang lebih tinggi dibanding siswa lainnya. Meskipun belum pernah dilakukan pengukuran secara sistematis, data-data di sekolah MBS juga menunjukkan adanya peningkatan pada indikator-indikator di atas setelah sekolah melaksanakan MBS. Data Kab. Polewali Mandar, Sulbar, di bawah ini memperlihatkan perubahan yang terjadi di kabupaten ini meskipun program MBS baru dilaksanakan selama satu tahun. a. Peningkatan rata-rata hasil UAS per bidang studi pada 2 gugus rintisan MBS: Bidang Study Tinambung Tapango Sebelum MBS (T.A. 2000/2001) Setelah MBS (T.A. 2002/2003) Sebelum MBS (T.A. 2000/2001) Setelah MBS (T.A. 2002/2003) B. Indonesia 7,39 7,74 6,35 6,74 Matematika 6,94 7,57 5,71 6,18 IPA 6,96 7,17 6,25 6,58 IPS 6,67 6,85 5,46 6,46 7 B2-3 - Bahan Advokasi MBS - 2009 FA Book 2 3.indd 8 10/26/10 2:13:05 PM

b. Peningkatan rata-rata hasil UAS pada 2 gugus rintisan MBS: Nama Gugus Sebelum MBS Setelah MBS Keterangan (T.A. 2000/2001) (T.A. 2002/2003) Tinambung 7,07 7,24 7 SD/MI Tapango 5,94 6,43 7 SD/MI c. Peningkatan angka partisipasi sekolah pada 2 gugus rintisan MBS: Bidang Studi Tinambung Tapango % Sebelum MBS (T.A. 2000/2001) % Setelah MBS (T.A. 2002/2003) % Sebelum MBS (T.A. 2000/2001) % Setelah MBS (T.A. 2002/2003) Drop out 2,61 2,02 2,40 1,58 Mengulang kelas 4,92 6,02 12,54 2,12 Absensi murid 4,52 2,34 12,00 7,30 Kehadiran murid 95,33 97,66 88,00 92,60 Rangking SD berdasarkan 9,71 9,28 12,40 6,71 skor UAS di kecamatan Murid yang lanjut ke SLTP 69,07 76,46 79,71 88,71 B2-3 - Bahan Advokasi MBS - 2009 8 FA Book 2 3.indd 9 10/26/10 2:13:05 PM

Contoh lain yang terkait dengan pencapaian nilai UAS dapat dilihat pada sekolah-sekolah MBS di Probolinggo, Jawa Timur. Hasil UAS tahun 2008 menunjukkan sekolah-sekolah MBS di daerah ini memperoleh hasil UAS yang lebih baik di 2 dari 3 mata pelajaran dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang tidak ber-mbs. Di bawah ini kompilasi data yang menunjukkan hasil UAS tersebut: Berdasarkan gambaran di atas jelas terlihat bahwa program MBS merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas pendidikan dasar. Bukti-bukti sukses pelaksanaan program ini telah memotivasi pemerintah daerah untuk mengalokasikan dananya sendiri guna memperluas dan mengembangkan pelaksanaan program. Namun demikian, harus diakui bahwa masih banyak tantangan yang dihadapi dalam mengadvokasikan program MBS, khususnya di daerah-daerah yang sama sekali belum mengenal program ini. Biasanya pemerintah daerah sulit diyakinkan untuk mengalokasikan dananya untuk program ini ketika mereka belum mempunyai bukti sukses pelaksanaan program di daerah mereka sendiri. Untuk mensiasati hal ini diperlukan strategi dan langkah-langkah advokasi yang sistematis yang melibatkan dan menguraikan secara jelas manfaat yang akan didapat dan peran berbagai pihak terkait dalam hal ini. 9 B2-3 - Bahan Advokasi MBS - 2009 FA Book 2 3.indd 10 10/26/10 2:13:06 PM