JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Ketekniksipilan dan Lingkungan

dokumen-dokumen yang mirip
Optimasi Penempatan Group Tower Crane pada Proyek Pembangunan My Tower Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Peningkatan pembangunan tersebut berlangsung diberbagai bidang,

Perbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply

DAFTAR ACUAN. Sites Through Gis And Bim Integration. Journal of. Information Technology in Construction, 17,

MONITORING PENJADWALAN PROYEK & EVALUASI JUMLAH TOWER CRANE PADA PROYEK CONDOMINIUM & PODIUM SEBUAH PLAZA DI TENGAH KOTA

8,70 menit perlantainya untuk semua pekerjaan. Kata kunci : Tower Crane, Konflik Indek (NC), Keseimbangan Beban Kerja (σ).

TUGAS AKHIR ANALISA WAKTU ANGKUT TERHADAP OPTIMASI PENEMPATAN GROUP TOWER CRANE

OPTIMASI PENEMPATAN GROUP TOWER CRANE PADA PROYEK PEMBANGUNAN MY TOWER SURABAYA

Analisis Perbandingan Efektifitas Struktur Gedung dengan Menggunakan Shearwall dan kombinasi antara Shearwall-Outrigger

Dosen Pembimbing : Tri Joko Wahyu Adi, ST, MT, PhD Yusroniya Eka Putri, ST, MT ARIEF HADI PRANATA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-131

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (Juli, 2014) ISSN: ( Print)

BAB 3 STUDI LAPANGAN. Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan. pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan cermat.

Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence Jakarta

Optimasi (Unequal) Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menimbulkan masalah bagi para pekerja dibidang kontruksi. Karena

Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek

BAB II STUDI PUSTAKA

Optimasi Biaya Penggunaan Alat Berat untuk Pekerjaan Pengangkutan dan Penimbunan pada Proyek Grand Island Surabaya dengan Program Linier

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1, Vol. 1, Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROGRAM PERHITUNGAN EFEKTIVITAS WAKTU DAN BIAYA PEMAKAIAN TOWER CRANE

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT. Oleh : Muhammad Ridha

OPTIMASI SITE LAYOUT MENGGUNAKAN MULTI- OBJECTIVES FUNCTION

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK PROTOTIPE RUSUNAWA TIPE 36 BERDASARKAN PERENCANAAN CASH FLOW OPTIMAL

Analisa Time Cost-Trade Off Pada Pembangunan Perluasan Rumah Sakit Petrokimia Gresik

BAB 1 PENDAHULUAN. Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung

Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur. Universitas Brawijaya ABSTRAK

PROYEK AKHIR RC

ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PEMBANGUNAN DERMAGA PENUMPANG PELABUHAN ATAPUPU NUSA TENGGARA TIMUR

Satrio Agung Wibowo, Harimurti, Achfas Zacoeb

Optimasi Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan Transmart Rungkut Surabaya

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 163

OPTIMASI SITE LAYOUT MENGGUNAKAN MULTI-OBJECTIVES FUNCTION PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH TERPADU TAHAP III POLITEKNIK NEGERI MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan bahan material untuk. pembangunan konstruksi banyak melahirkan produk-produk baru.

Tugas Akhir HENDRAWAN MARTHA PRADIKTA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

PERHITUNGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN DENGAN METODE SNI & MS. PROJECT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM ENTERPRENEURSHIP

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41

BAB 4 STUDI KASUS. Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada

ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maupun pusat perdagangan. Meningkatnya pembangunan berbanding terbalik dengan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm


BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sedang menggalakkan proyek pembangunan di segala bidang untuk dapat

(Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung II Dan Bangunan Penghubung FISIP, Universitas Brawijaya Malang)

Optimasi Biaya Penggunaan Alat Berat Untuk Pekerjaan Pengangkutan Dan Penimbunan Pada Proyek Grand Island Surabaya Dengan Program Linier

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS METODE MONTECARLO PADA KONSEP NILAI HASIL UNTUK MONITORING PROYEK

PRODUKTIFITAS ALAT DAN PEKERJA PADA PENGECORAN PLAT DAN BALOK LANTAI GEDUNG (Studi Kasus Pembangunan Proyek Gedung FMIPA Universitas Brawijaya)

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ

EVALUASI PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE PADA PROYEK STUDENT BOARDING HOUSE PRESIDENT UNIVERSITY

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Rektorat Tahap II Universitas Negeri Malang, Jl Semarang 5, Malang)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PERBANDINGAN METODE S.N.I. DAN SOFTWARE MS. PROJECT DALAM PERHITUNGAN BIAYA PEKERJAAN LANGIT-LANGIT UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

BAB II STUDI PUSTAKA

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 1, No. 1 : 13-20, Maret 2014

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR

Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Proyek dengan Metode Earned Value Management (EVM)

ANALISA PERBANDINGAN WAKTU DAN PRODUKTIVITAS PENGECORAN MENGGUNAKAN CONCRETE BUCKET

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai.

PENERAPAN RESOURCE ALLOCATION DAN LEVELLING TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010 PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN

PERENCANAAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI GEDUNG RUSUNAWA ITB JATINANGOR

Jl. Perpustakaan, Kampus USU Medan INDONESIA

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS LUFFING CRANE DENGAN HAMMER HEAD CRANE PADA PROYEK HIGH RISE BUILDING STUDI KASUS: MENARA ASTRA PROJECT, JAKARTA

ANTISIPASI KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE WHAT IF DITERAPKAN PADA MICROSOFT PROJECT

OPTIMASI SITE LAYOUT MENGGUNAKAN MULTI-OBJECTIVES FUNCTION (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung B PTIIK Universitas Brawijaya Malang)

Optimasi Site Layout pada Proyek Pembangunan Apartemen Pavilion Permata Tower 2

Analisa Perbandingan Penggunaan Bekisting Semi Konvensional Dengan Bekisting Sistem Table Form Pada Konstruksi Gedung Bertingkat

OPTIMASI PERENCANAAN JALUR PADA MOBILE ROBOT BERBASIS ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN POLA DISTRIBUSI NORMAL

Kata kunci : metode bekisting table form

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PRODUKTIVITAS PEKERJA PADA PEKERJAAN BETON BERTULANG PROYEK BANGUNAN BERTINGKAT (Studi Kasus Proyek Bangunan Condominium TP6)

PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK JALAN SERUA RAYA DEPOK DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF

EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RS.

PENERAPAN METODE PENJADWALAN BERULANG (REPETITIVE SCHEDULLING METHOD) PADA PROYEK PRINCETON TOWER EDUCITY RESIDENCE SURABAYA

ANALISA PEMAMPATAN WAKTU TERHADAP BIAYA PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN KALI SURABAYA STA s/d STA DI MOJOKERTO

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Ketekniksipilan dan Lingkungan

ANALISIS PERBANDINGAN DESAIN BENTANG STRUKTUR, BIAYA DAN JADWAL PADA KOMPLEK PERGUDANGAN DI SIDOARJO. Hardi Antariksa ABSTRAK

ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG BERDASARKAN SNI DAN SOFTWARE MS PROJECT

Kata kunci: perbandingan biaya, penambahan tenaga kerja, jam kerja (kerja lembur), time cost trade off

ANALISA WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN VARIASI PENAMBAHAN JAM KERJA

Khristian Edi Nugroho; Dimas Rahmawan; Prayogo Adi Utomo

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam pembangunan proyekproyek. konstruksi di Yogyakarta, yaitu:

PENILAIAN INDIKATOR K3L PADA PENGGUNAAN TOWER CRANE

4- PEKERJAAN PERSIAPAN


STUDI OPTIMASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG TIPE B SMPN BARU SIWALANKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup lama dan memakan biaya yang cukup mahal serta tidak konsisten. Penjadwalan

PENERAPAN METODE MONTE CARLO PADA PENJADWALAN PROYEK GEDUNG DINAS SOSIAL KOTA BLITAR NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL

EVALUASI DAN ANALISA JADWAL PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PROYEK X )

STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI

Transkripsi:

JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Ketekniksipilan dan Lingkungan ISSN 0000-0000, Jurnal homepage: http://jurnal.unej.ac.id/index.php/jrsl Evaluasi Penempatan Tower Crane Pada Proyek Pembangunan Jember Icon 1 Evaluation of Tower Crane Positioning in Jember Icon Project Bima Anggaruci B.Y. a, Jojok Widodo S. b, Dwi Nurtanto b, 2 a Alumni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember, Jl. Kalimantan 37 Jember b Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember, Jl. Kalimantan 37 Jember ABSTRACT Settling of Tower Crane (TC) will influence efficiency of task served, it will effect to leasing cost and operational cost of TC. This problem is gotten by contractors while they arrange construction schedule. TC s placement isn t exact that due to extend scheduling and cost wasteful. Therefore, TC s settling needs a calculation of TC workload balance in order to minimize duration time. To field observation will be taken an ongoing construction project which is Jember Icon s Project on Gajah Mada street in Jember. Results of these researches shown exactly settling of TC will reduce operational hours and project schedule. Keywords: Tower Crane, Evaluation of positioning, Total transporting time, Efficiency ABSTRAK Penempatan Tower Crane (TC) akan mempengaruhi efisiensi pekerjaan yang dilayani, hal ini juga akan berpengaruh pada biaya sewa dan biaya operasional TC. Permasalahan ini sering dihadapi oleh kontraktor ketika menyusun rencana pelaksanaan kegiatan proyek. Penempatan TC yang tidak tepat dapat mengakibatkan jadwal pelaksanaan yang panjang dan pemborosan biaya. Oleh karena itu dalam penempatan TC memerlukan perhitungan keseimbangan beban kerja TC agar dapat meminimalisasi durasi penggunaan TC. Observasi lapangan dilakukan pada proyek konstruksi yang sedang berjalan yaitu pada proyek Jember Icon, yang berlokasi di Jalan Gajah Mada, Jember. Hasil penelitian menunjukkan penempatan TC dapat diketahui bahwa penempatan TC yang tepat dapat mereduksi jam operasional TC dan jadwal proyek. Kata kunci: Tower Crane, Evaluasi Penempatan, Total Waktu Pengangkutan, Efisiensi 1 Info Artikel: Received 1 Juli 2016, Received in revised form 18 Agustus 2016, Accepted 3 November 2016 2 E-mail: bhiwrawa2468@gmail.com (B.A.B. Yudha), jojok.teknik@unej.ac.id (J.W. Soetjipto), tanto.teknik@unej.ac.id (D. Nurtanto) Yudha, Soetjipto, Nurtanto 7

PENDAHULUAN Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Di era pembangunan saat ini, teknologi pelaksanaan proyek konstruksi bangunan bertingkat semakin berkembang. Dalam pelaksanaannya pun perlu direncanakan dengan tepat dan cermat. Salah satunya adalah penggunaan alat berat yang optimal agar pekerjaan konstruksi terlaksana dengan efesien (Asiyanto, 2008) [1]. Untuk menjalankan fungsi dan cara pengoperasiannya, maka dalam memilih alat berat harus dilakukan identifikasi dengan cermat agar dapat diperkirakan produktivitas dan efisiensi kerja alat tersebut (Rostiyanti, 2008) [2]. Proyek gedung bertingkat tinggi pada umumnya menggunakan TC sebagai alat pemindah material karena jangkauannya luas dan ketinggiannya dapat disesuaikan menurut kebutuhan bangunan yang tinggi. Namun pemakaian TC memiliki kendala yaitu mahalnya biaya sewa dan biaya operasional. Sedangkan proyek gedung tinggi memiliki jangkauan area yang sangat luas dan elevasi yang tinggi. Oleh karena itu kontraktor harus menempatkan TC yang tepat agar penggunaan TC tersebut dapat efisien sehingga dapat mereduksi waktu dan biaya penggunaan TC (Rahman S, 2012) [3]. Permasalahannya adalah bagaimana merencanakan penempatan TC yang efesien agar diperoleh waktu layan yang optimal. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Pada penelitian ini mengambil studi kasus pada proyek Jember Icon yang sedang dalam tahap pelaksanaan, di Jalan Gajah Mada, Jember. Luas bangunan ± 1,8 ha yang terdiri dari 15+2 lantai dengan ketinggian ±70 m. Pada pelaksanaan pembangunan proyek ini menggunakan 3 buah TC mengingat jangkauan area proyek yang sangat luas. Oleh karena itu penempatan TC menjadi sangat penting karena akan mempengaruhi waktu dan biaya proyek. Analisis Penempatan Tower Crane Analisis penempatan TC diawali dengan penentuan penempatan supply point dan demand point. Penempatan ini tergantung pada site lay out proyek dimana penempatan material merupakan supply point sedangkan lokasi pekerjaan merupakan demand point. Setiap melayani pengambilan material dari lokasi supply point ke demand point akan membentuk suatu pekerjaan (task). Karena karena material yang dilayanai cukup banyak jenisnya maka membutuhkan supply point dan demand point yang banyak pula, dengan demikian maka akan memunculkan task yang banyak juga. Task-task ini akan dianalisa kedekatannya sehingga membentuk suatu kelompok pekerjaan. Kedekatan suatu pekerjaan diukur dari overlapping area, semakin besar overlapping area maka semakin dekat antar pekerjaan sehingga cukup dilayani oleh 1 TC. Tetapi apabila pekerjaan yang satu dengan yang lain terlalu jauh overlapping area-nya, maka diperlukan lebih dari 1 TC. Berdasarkan overlapping area group task, maka akan terbentuk feasible area untuk penempatan TC dan jumlah TC yang dibutuhkan agar dapat melayani grup task tersebut. Kemudian analisa ini dilanjutkan dengan memindah-mindahkan letak TC pada posisi yang berbeda-beda sampai diperoleh hasil yang optimal (Sunur R., et al, 2007) [4]. 8 Evaluasi Penempatan Tower Crane

ISSN 0000-0000, Vol. 1, No. 1, Desember 2016, 7-17 Pada penelitian ini menggunakan empat variabel yaitu waktu pengangkatan pengait crane (hook), waktu pergerakan radial trolley, waktu rata-rata pengangkutan dari semua crane, dan keseimbangan beban kerja pada masing-masing waktu pengangkutan setiap crane (Sunur R., et al, 2007) [4]. Adapun persamaan untuk mencari variable-variabel tersebut adalah sebagai berikut: 1. Rumus-rumus di bawah ini adalah rumus untuk perhitungan waktu pengangkatan pengait untuk melakukan pekerjaan. T = max (Th, Tv) + β min (Th, Tv) Tv = (ZDj ZSj) / Vv Th = max (Ta, Tω) + α min (Ta, Tω) ρ (Dj) = ρ(sj) = lj = 2. Waktu pergerakan radial trolley : Ta = ; Tω = Arc cos ( ); (0 < Arc cos (θ) < π ) Dimana : Th = Waktu perjalanan horizontal pengait Tv = Waktu perjalanan vertikal pengait Ta = Waktu pergerakan radial trolley Tω = Waktu pergerakan tangensial trolley α = Derajat koordinasi pergerakan pengait dalam arah radial dan tangensial pada bidang horisontal ; (antara 0 sd 1) β = Derajat koordinasi pergerakan pengait dalam arah radial dan tangensial pada bidang vertikal dan horisontal ; (antara 0 sd 1) Gambar 1. Waktu perjalanan pengait Optimalisasi lokasi untuk grup Tower Crane bisa dilakukan dengan menghubungkan dua sub model di atas yaitu dengan mencari σ yang paling kecil dan setiap titik dalam feasible area. 3. Waktu rata-rata pengangkutan dari semua crane: T = Dimana : T = Waktu rata-rata pengangkutan dari semua crane Ti = Waktu pengangkutan pengait crane ke-i Yudha, Soetjipto, Nurtanto 9

Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan 4. Waktu keseimbangan beban kerja pada masing-masing waktu pengangkutan setiap crane: Dimana : σ = Keseimbangan beban kerja T = Waktu rata-rata pengangkutan dari semua crane Ti = Waktu pengangkutan pengait crane ke-i Untuk memperoleh titik optimal penempatan TC, maka diperlukan langkah-langkah seperti berikut (Winanda LAR, 2005, 2010) [5,6] : Langkah 1 : Menentukan titik koordinat supply, demand, dan TC pada kondisi eksisting di lapangan sesuai data dengan radius TC sebesar 50 m. Langkah 2 : Memperbaiki penempatan TC dengan metode trial and error lalu menentukan distribusi pekerjaan yang baru pada kondisi titik TC yang telah dimodifikasi penempatannya. Langkah 3 : Memeriksa nilai keseimbangan beban kerja dengan perhitungan standar deviasi, apakah lokasi TC yang baru sudah cukup baik. Langkah 4 : Selisih Waktu Pengangkutan TC per Lantai. Pada langkah ini bukan memodifikasi penempatan TC, namun untuk mengetahui seberapa besar selisih waktu pengangkutan TC per lantai. Flow chart penentuan penempatan TC dapat dilihat pada gambar 1. 10 Evaluasi Penempatan Tower Crane

ISSN 0000-0000, Vol. 1, No. 1, Desember 2016, 7-17 Gambar 2. Flowchart penentuan nilai σ pada grup Tower Crane HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Layout Proyek Lokasi Penelitian Sebelum melakukan analisis penempatan tower crane, maka perlu dilakukan analisa gambar lay out proyek yang akan dilaksanakan. Pada gambar lay out proyek tersebut dibuat grid-grid sebagai titik koordinat supply, demand dan penempatan TC. Adapun penentuan kordinat tersebut akan lebih mudah jika menggunakan pengolah gambar dengan menggunakan koordinat adalah titik tengah dari setiap grid tersebut. Pada penelitian ini site layout bangunan dibagi menjadi beberapa grid dengan ukuran grid 1 x 1 m. Hasil analisais layout dapat dilihat pada gambar 3. Pada proyek ini TC hanya digunakan untuk pekerjaan struktur, sehingga item pekerjaan yang dilayani adalah pengangkutan material besi, bekisting dan beton. Oleh karena itu dalam penelitian ini hanya membahas pengangkutan material sesuai data di lapangan. Gambar 3. Denah Koordinat Bangunan Yudha, Soetjipto, Nurtanto 11

Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Analisis Penempatan Tower Crane Untuk menganalisa penempatan tower crane maka dapat mengikuti langkah-langkah dan persamaan yang sudah dijelaskan pada metodologi di atas. Adapun penjelasan hasil analisa langkah tersebut adalah sebagai berikut: Langkah 1 Untuk menentukan waktu perjalanan TC, maka digunakan koordinat sebagai acuan seberapa besar nilai titik supply dan titik demand, lalu nantinya akan digunakan sebagai variabel dalam perhitungan. Titik koordinat dapat dilihat pada gambar denah koordinat bangunan pada gambar 3. Tabel 1. Lokasi awal Tower Crane TC 1 TC 2 TC 3 x y x y x y 64,778 39,119 103,38 99,32 21,281 91,886 Pada gambar 3 menunjukkan koordinat titik supply dan titik demand untuk mempermudah perhitungan waktu tempuh TC. Perencanaan koordinat pada gambar tersebut 1 satuan yang berarti 1 meter di lapangan. Dari observasi lapangan, terdapat 3 jenis titik supply yaitu supply besi, bekisting dan beton sedangkan titik-titik demand yang mengacu pada grid pada lantai kerja bangunan. Selanjutnya dihitung waktu jeda rata-rata angkut dan bongkarnya yang nilainya berbeda di setiap material. Sehingga setiap pekerjaan mempunyai waktu jeda yang bervariasi. Setelah itu dibuat garis-garis yang menunjukkan pekerjaan angkut dari supply menuju demand yang disusun menjadi 621 pekerjaan/task yang meliputi semua pekerjaan angkut pada site layout. Berikut contoh ilustrasi berupa garis dari pekerjaan pertama (Task 1) pada gambar 4. Task 1 Gambar 4. Denah Pendistribusian Task 1 Task 1 menunjukkan titik supply S1 (Pabrikasi besi) menuju titik demand A-1. Task 2 sampai dengan task 621 diuraikan berdasarkan titik supply (S1, S2 dan S3) dan titik demand sesuai grid yang sudah dibuat. Secara umum dapat lihat gambar 5 dimana setiap garis merupakan sebuah task. Pada gambar 5 dapat dilihat bahwa masih terdapat beberapa titik koordinat yang tidak terjangkau oleh semua TC, oleh karena itu dalam analisa perhitungan titik ini akan 12 Evaluasi Penempatan Tower Crane

ISSN 0000-0000, Vol. 1, No. 1, Desember 2016, 7-17 diberikan nilai penalti sebanyak 6 menit untuk asumsi kerja manual yang dilakukan guna memenuhi kebutuhan dari titik demand yang tidak terjangkau oleh TC. Selain itu, semua titik supply hanya bisa dijangkau oleh TC1, sehingga harus ada titik supply lanjutan (SL) yang melanjutkan pekerjaan TC1. Titik supply lanjutan diambil dari titik demand yang juga ada di dalam area kerja TC2 dan TC3. Sebagai contoh diambil ilustrasi pekerjaan angkut besi hasil pabrikasi yang titik supply lanjutannya ada pada SL1. Bisa dilihat pada gambar 5. Gambar 5. Denah Pendistribusian Besi Dengan cara yang sama seperti pada penentuan task untuk pekerjaan besi, maka dilakukan juga analisis penentuan task untuk pekerjaan bekisting dan beton dimana masing-masing mempunyai titik supply lanjutan yang beragam pula. Titik supply lanjutan ini nantinya dihitung terlebih dahulu dan hasilnya ditambahkan ke waktu pekerjaan yang menggunakan titik supply lanjutan tersebut. Dengan menggunakan persamaan-persamaan di atas maka dapat diperoleh hasil nilai total waktu kerja TC, rata-rata waktu dan keseimbangan beban kerja seperti berikut: Total Waktu Kerja TC = 10623 menit Rata-rata waktu = 3541 menit Keseimbangan Beban Kerja (σ) = 111,3 menit Langkah 2 Pada tahap ini, ditentukan lokasi baru untuk TC. Kemudian diperiksa keseimbangan beban kerjanya dengan cara yang sama seperti tahap sebelumnya. Pada langkah 2 ini selain merubah koordinat TC juga merubah koordinat distribusi materialnya karena tiap pekerjaan juga tergantung aksesibilitas TC yang dipakai. Koordinat lokasi baru TC dapat dilihat pada tabel 2. Yudha, Soetjipto, Nurtanto 13

Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Tabel 2. Lokasi baru Tower Crane TC 1 TC 2 TC 3 x y x y x y 38,303 41,934 87,681 40,794 99,856 99,586 Adapun titik supply lanjutan (dropping point) yang juga harus dipertimbangkan letaknya. Namun pada penelitian ini, titik supply lanjutan tidak dirubah lagi karena letak TC diatur sedemikian rupa agar tidak mengubah lokasi titik SL. Sebagai contoh, berikut pekerjaan distribusi besi setelah koordinat TC diubah pada gambar 6. Gambar 6. Denah Pendistribusian Besi dan koordinat baru Tower Crane Dengan memakai perhitungan dan pengaturan seperti tahap sebelumnya sambil memerhatikan kriteria yang diharuskan, maka akan didapatkan hasil seperti berikut: Total Waktu Kerja TC = 9925,2 menit Rata-rata waktu = 3308,4 menit Keseimbangan Beban Kerja (σ) = 96,937 menit Langkah 3 Dari hasil perhitungan langkah 1 dan 2, ternyata Keseimbangan Beban Kerja (σ) setelah lokasi TC dimodifikasi, hasilnya lebih kecil (96,937 < 111,3). Maka penempatan TC pada lokasi yang telah diperbaharui sudah lebih baik. Langkah 4 Perhitungan Selisih Waktu Pengangkutan Tower Crane per Lantai dilakukan untuk mengetahui seberapa besar selisih waktu pengangkutan TC per lantai. Setiap lantai mempuyai tinggi yang bervariasi seperti yang dapat dilihat pada gambar 7. 14 Evaluasi Penempatan Tower Crane

ISSN 0000-0000, Vol. 1, No. 1, Desember 2016, 7-17 Gambar 7. Potongan Bangunan Dalam proyek ini seluruh titik supply bersifat kondisional kecuali titik supply beton segar (S3) karena berada di luar bangunan yang otomatis tidak berada pada lantai kerja. Maka dari itu hasil perhitungannya seperti yang disajikan pada tabel 3. Tabel 3. Selisih Waktu Perjalanan Tower Crane untuk pengangkutan beton Lantai Elevasi (m) T (mnt) ΔT (mnt) 3 21 14,5564 0,2345 4 25 14,744 0,1876 5 29 14,9316 0,1876 6 32,5 15,0958 0,1641 7 36 15,2599 0,1641 8 39,5 15,4241 0,1641 9 43 15,5882 0,1641 10 47 15,7758 0,1876 11 50,5 15,9399 0,1641 12 54 16,1041 0,1641 13 57,5 16,2682 0,1641 14 61 16,4324 0,1641 15 64,5 16,5965 0,1641 Rata-rata 0,175 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat disipulkan bahwa : 1. Lokasi TC1 yang semula mempunyai koordinat di (64,778; 3,9119), TC2 di (103,38; 99,32), dan TC3 di (21,281; 91,886) lalu diperbaharui menjadi TC1 di (38,303; 41,934), TC2 di (87, 681; 40, 794), dan TC3 di (99,856; 99,586) dapat menekan nilai Yudha, Soetjipto, Nurtanto 15

Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan keseimbangan beban kerja (σ) menjadi lebih kecil yaitu sebesar 96,9 menit dari lokasi TC yang sebelumnya yaitu 111,3 menit. 2. Total waktu kerja seluruh TC dapat diminimalisir dari 10623 menit menjadi 9925,2 menit dengan rata-rata waktu setiap pekerjaan yang semula 3541 menit menjadi 3308,4 menit. Di samping itu, hanya pekerjaan beton saja yang dapat dihitung selisih waktunya terhadap pekerjaan per lantai karena titik supply beton berada di luar bangunan. Didapatkan rata-rata selisih waktu per lantai adalah 0,175 menit Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian tentang penentuan titik optimum lokasi grup TC yang memiliki keseimbangan beban kerja antar TC paling kecil pada proyek pembangunan Jember Icon, maka disarankan untuk penelitian selanjutnya: 1. Menambah atau mengarangi jumlah TC agar bisa dibandingkan efisiensinya. 2. Memodifikasi titik supply yang lain dan ditempatkan di luar bangunan agar dapat dihitung konflik indeks sebagai faktor penentu keoptimalannya. 3. Penentuan titik optimal TC menggunakan cara manual yang dihitung satu persatu menggunakan Microsoft Office Excel, maka untuk penelitian selanjutnya disarankan menggunakan proses iterasi menggunakan Algoritma Genetik atau software lain agar lebih cepat (Tam et al, 2008) [7]. 4. Menghitung biaya operasional TC sehingga dapat diketahui perbandingan biaya operasional aktual dengan biaya setelah dilakukan evaluasi. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada PT. Bangun Karya Semesta selaku kontraktor yang menangani proyek pembangunan Jember Icon yang telah memberikan informasi dan data pada penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Asiyanto. 2008. Manajemen Alat Berat Untuk Konstruksi : PT. Pradnya Paramita. Jakarta. Rostiyanti, Susy Fatena. 2008. Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. Edisi 2 : PT. Rineka Cipta. Jakarta. Rahman, Sofyan. 2012. Optimasi Lokasi Untuk Groop Tower Crane Pada Proyek Apartemen Guna Wangsa Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya (SKRIPSI). Sunur, Robertus R. dan Adi Kurniawan. 2007. Program Perhitungan Efektivitas Penggunaan Tower Crane Pada Bangunan Bertingkat, Universitas Kristen Petra, Surabaya (SKRIPSI). Winanda, Lila Ayu Ratna. 2005. Penentuan Lokasi Tower Crane Menggunakan Algoritma Genetika Pada Proyek Perkantoran Halim Sakti, Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil I 2005 Peran Rekayasa Teknik Sipil Dalam Menunjang Pelaksanaan Otonomi Daerah, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, C-1. Winanda, Lila Ayu Ratna. 2010. Evaluasi Penempatan Lokasi Group Tower Crane Terhadap Titik Layanan, Prosiding Seminar Nasional Teknologi Ramah Lingkungan dalam Pembangunan Berkelanjutan, Institut Teknologi Nasional, Malang. 16 Evaluasi Penempatan Tower Crane

ISSN 0000-0000, Vol. 1, No. 1, Desember 2016, 7-17 Tam and Arthur W T Leung. 2008. Genetic Algorithm Modeling Aided with 3D Visualization in Optimizing Construction Site Facility Layout. International Department of Building & Construction and Division of Building Science and Technology, City University of Hong Kong. Yudha, Soetjipto, Nurtanto 17